Anda di halaman 1dari 8

Panas Pembakaran Standar

satuan panas = kalori ; joule (1 joule = 0.24 kal); kJ ; Kkal


LPG Propan 30% dan butane 70%. propana (C3H8) dan butana (C4H10)

Kalor Pembakaran Bahan Bakar, Contoh Reaksi Pembakaran Sempurna dan Tidak, Nilai
Kalor, Kimia- Reaksi kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah reaksi
pembakaran, yaitu reaksi yang cepat antara bahan bakar dengan oksigen yang disertai
terjadinya api. Bahan bakar utama dewasa ini adalah bahan bakar fosil, yaitu gas alam,
minyak bumi, dan batu bara. Bahan bakar fosil terutama terdiri dari senyawa hidrokarbon,
yaitu senyawa yang hanya terdiri dari unsur karbon dan hidrogen. Gas alam terdiri dari
alkana suku rendah, terutama metana, dan sedikit etana, propana, dan butana.
Gasifikasi batu bara dilakukan dengan mereaksikan batu bara panas dengan uap air panas.
Hasil proses itu berupa campuran gas CO2, H2, dan CH4.
Arang ini bereaksi dengan uap pada proses endoterm reaksi gas-air (juga dikenal sebagai
reaksi karbon-uap) untuk membentuk bahan bakar campuran CO dan H2 yang disebut singas.
C(s) + H2O(g) CO(g) + H2(g)

H = 131 kJ

Bagaimanapun, sin-gas memiliki nilai bahan bakar yang lebih rendah daripada metana.
Sebagai contoh, campuran terdiri dari 0,5 mol CO dan 0,5 mol H2 (1 mol sin-gas)
membebaskan energi sebesar sepertiga dari energi dari 1 mol metana. (Hc = 802 kJ/mol).
H2(g) + O2(g) H2O(g)

H = 121 kJ

CO(g) + O2(g) CO2(g)


H2(g) + CO(g) + O2(g) H2O(g) + CO2(g)

H = 142 kJ
H = 263 kJ

Untuk menaikkan nilai bahan bakar sin-gas, sin-gas dapat diubah menjadi bahan bakar lain,
misalnya sebagai metana. Pada reaksi perubahan CO (juga disebut sebagai perubahan
gasair), sebagian CO bereaksi dengan uap berlebih untuk membentukCO2 dan H2O .
CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2(g)

H = 41 kJ

CO2 menguap dan H2 memperkaya campuran reaksi untuk membentuk metana dan uap air.
CO(g) + 3H2(g) CH4(g) + H2O(g)

H = 206 kJ

Bahan bakar sintetis lainnya yang juga banyak dipertimbangkan adalah hidrogen. Hidrogen
cair bersama-sama dengan oksigen cair telah digunakan pada pesawat ulang-alik sebagai
bahan bakar roket pendorongnya. Pembakaran hidrogen sama sekali tidak memberi dampak
negatif pada lingkungan karena hasil pembakarannya adalah air. Hidrogen dibuat dari
penguraian air dengan listrik:
2H2O(l) 2H2(g) + O2(g)

H = 286 kJ

Tabel 1. Nilai kalor dari berbagi jenis bahan bakar.


Komposisi (%)
Nilai Kalor (kJ g-1)
C
H
O
Gas alam
70
23
0
49
Batu bara (Antrasit)
82
1
2
31
Batu bara (Bituminos)
77
5
7
32
Minyak mentah
85
12
0
45
Bensin
85
15
0
48
Arang
100
0
0
34
Kayu
50
6
44
18
Hidrogen
0
100
0
142
Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter and Change, Martin S.
Silberberg, 2000.
Jenis Bahan Bakar

Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau industri tidak terbakar sempurna.
Pada pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk karbon
dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon monoksida
dan uap air.
Contoh :
Pembakaran sempurna isooktana :
C8H18(l) + 25/2 O2(g) 8 CO2(g) + 9 H2O(l)

H = 5.460 kJ

Pembakaran tak sempurna isooktana :


C8H18(l) + 17/2 O2(g) 8 CO(g) + 9 H2O(l)

H = 2.924,4 kJ

Pembakaran tak sempurna menghasilkan kalor lebih sedikit dibandingkan pembakaran


sempurna. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi bahan bakar. Kerugian lain
pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas karbon monoksida (CO) yang beracun
sehingga mencemari udara.

Entalpi

Pembakaran

Standar

(Hc =

Standard

Enthalphy

of

Combustion)

Hc adalah besarnya perubahan entalpi yang dibebaskan untuk membakar 1 mol unsur
atau senyawa. Contohnya pada pembakaran gas asetilen (C2H2) yang menimbulkan entalpi
sebesar 1256 kJ/mol. Persamaan termokimianya adalah sebagai berikut.
C2H2(g) + 5/2 O2(g) 2 CO2(g) + H2O(g)

Hc = -1256 kJ/mol

Tabel 2. Kalor Pembakaran Beberapa Senyawa Kimia


Senyawa
Persamaan Termokimia
Asetilena
C2H2(g) + 5/2 O2(g) 2 CO2(g) + 2 H2O(l)
(C2H2(g))
Belerang
S(s) + O2(g) SO2(g)
S(s)
Propana
C3H8(g) + 5 O2(g) 3 CO2(g) + 2 H2O(l)
(C3H8(g))
Butana
C4H10(g) + 13/2 O2(g) 4 CO2(g) + 5 H2O(l)
(C4H10(g))
Etanol
C2H5OH(l) + 3 O2(g) 2 CO2(g) + 3 H2O(l)
(C2H5OH(l))
Hidrogen
H2(g) + 1/2 O2(g) 2 H2O(l)
(H2(g))
Isooktana
C8H18(g) + 25/2 O2(g) 8 CO2(g) + 9 H2O(l)
(C8H18 (g))
Karbon
C(s) + O2(g) CO2(g)
(C(s))
Karbon monoksida
CO(g) + O2(g) CO2(g)
(CO(g))
Metana
CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(l)
(CH4(g))
Metanol
CH3OH(l) + 3/2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(l)
(CH3OH(l))
Oxtoby, 2001, hlm. L31-L38 (dengan pengembangan)

Hc (kJ/mol)
-1256
- 297
- 2218
- 2877
-1371
- 285,85
-5460
-393,5
- 283
- 802
- 638

Contoh Soal :
Berapa kJ panas yang dihasilkan oleh 1 tangki kendaraan bermotor yang bervolume 3,5 L,
jika berat jenis bensin setelah dihitung secara kasar adalah 0,7 kg/L. (Hc isooktana = -5460
kJ/mol, Mr isooktana = 114 kg/mol)

Diketahui

Volume tangki kendaraan (v)= 3,5 L


Berat jenis bensin () = 0,7 kg/L
Hc isooktana = -5460 kJ/mol
Ditanyakan : Hc pada tangki kendaraan.
Jawaban

massa tangki kendaraan = 3,5 L 0,7 kg/L = 2,45 kg


Hc tangki = mol (-5450) kJ/mol = 117127,19 kJ
Jadi, panas yang dihasilkan adalah 117127,19 kJ
Terdapat bermacam-macam jenis pembakaran yang dapat dijelaskan pada poinpoin
berikut ini :
1. Complete combustion
Pada pembakaran sempurna, reaktan akan terbakar dengan oksigen, menghasilkan
sejumlah produk yang terbatas. Ketika hidrokarbon yang terbakar dengan oksigen,
maka hanya akan dihasilkan gas karbon dioksida dan uap air. Namun kadang kala akan
dihasilkan senyawa nitrogen dioksida yang merupakan hasil teroksidasinya senyawa
nitrogen di dalam udara. Pembakaran sempurna hampir tidak mungkin tercapai pada
kehidupan nyata.
2. Incomplete combustion
Pembakaran tidak sempurna umumnya terjadi ketika tidak tersedianya oksigen dalam
jumlah yang cukup untuk membakar bahan bakar sehingga dihasilkannya karbon
dioksida dan air. Pembakaran yang tidak sempurna menghasilkan zat-zat seperti karbon
dioksida, karbon monoksida, uap air dan karbon. Pembakaran yang tidak sempurna
sangat sering terjadi, walaupun tidak diinginkan, karena karbon monoksida merupakan
zat yang sangat berbahaya bagi manusia. Kualitas pembakaran dapat ditingkatkan
dengan perancangan media pembakaran yang lebih baik dan optimisasi proses.
3. Smouldering combustion
Smouldering merupakan bentuk pembakaran yang lambat, bertemperatur rendah, dan
tidak berapi, yang dipertahankan oleh panas ketika oksigen menyerang permukaan dari
bahan bakar pada fasa yang terkondensasi. Pembakaran ini dapat dikategorikan sebagai
pembakaran yang tidak sempurna. Contoh pembakaran ini adalah inisiasi kebakaran
yang dikarenakan rokok, dan sisa kebakaran hutan yang masih menghasilkan hawa
panas.
4. Rapid combustion
Rapid combustion merupakan pembakaran yang melibatkan energi dalam jumlah yang
banyak dan menghasilkan pula energi cahaya dalam jumlah yang besar. Jika dihasilkan
volume gas yang besar dalam pembakaran ini dapat mengakibatkan peningkatan
tekanan yang signifikan, sehingga terjadi ledakan.
5. Turbulent combustion
Pembakaran yang menghasilkan api yang turbulen sangat banyak digunakan untuk
aplikasi industri, misalnya mesin berbahan bakar bensin, turbin gas, dll, karena
turbulensi membantu proses pencampuran antara bahan bakar dan pengoksida.
6. Slow combustion
Pembakaran yang terjadi pada temperatur yang rendah. Contoh pembakaran ini adalah
respirasi seluler.

Perlu kita ketahui bahwa besarnya entalpi tergantung dari jumlah mol zat pereaksi, wujud zat
padat, cair atau gas, dan keadaan dari sistem (dilakukan pada kondisi tertutup atau terbuka).
Artinya, perbedaan jumlah mol, perbedaan wujud zat, serta perlakuan terhadap sistem
tertutup maupun terbuka menentukan perbedaan entalpinya.
Pengukuran terhadap perubahan entalpi dapat dilakukan pada kondisi standar dan nonstandar. Kondisi standar dilakukan pada suhu 25 C atau 298 K dan tekanan 1 atm.
Pengukuran pada kondisi standar dinotasikan dengan H atau H298, sedang di luar kondisi
standar dinyatakan dengan H saja. Perubahan entalpi dinyatakan dengan satuan kilo joule
(kJ) atau joule (J).

Apabila pengukuran H dilakukan untuk 1 mol zat pada kondisi standar, maka H tersebut
dinamakan sebagai entalpi molar dengan satuan kJ/mol. Dalam termokimia dikenal ada
beberapa jenis entalpi molar, yaitu:
1. Entalpi Pembentukan Standar (Hf)
Hf adalah besarnya perubahan entalpi (kalor) yang dibebaskan atau diserap pada
pembentukan satu mol senyawa dari unsur-unsurnya. Sebagai contoh, entalpi pembentukan
metanol cair atau CH3OH(l) adalah -238,6 kJ/mol. Artinya, untuk membentuk satu mol
metanol cair dari karbon, gas hidrogen, dan gas oksigen, dibebaskan kalor scbesar -238,6
kJ. Adapun reaksinya dituliskan sebagai berikut.
C(s) + 2 H2(g) + O2(g) CH3OH(l)

Hfo = -238,6 kJ.

Tabel 1. Entalpi Pembentukan Standar Beberapa Zat


Zat

Hfo

Hfo

(kkal/mol)

(kkal/mol)

Al2O3(s)

-400,5

-1673

Br(g)

+ 26,73

C(s)

Zat

Hfo

Hfo

(kkal/mol)

(kkal/mol)

CaO (s)

- 151,6

- 634,3

+ 111,84

Ca(OH)2 (s)

-235,71

-986,2

+ 0,45

+ 1,88

CaCO3 (s)

- 288,4

-1206,7

CH3OH(g)

-47,96

- 200,7

HCI(g)

- 22,06

- 92,31

CO (g)

-26,42

--- 110,53

H2O (g)

- 57,80

- 241,81

CO2(g)

- 94,05

- 393,51

H2O(1)

-68,323

- 285,8

CaC2(s)

- 14,2

- 59,4

H2O2(1)

-44,88

- 187,8

2. Entalpi Penguraian Standar (Hd = Standard Enthalpy of Dissociation)


Hd adalah adalah besarnya perubahan entalpi yang diperlukan atau dibebaskan untuk
menguraikan 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya. Reaksi penguraian merupakan
kebalikan dari reaksi pembentukan, sehingga harga entalpinya merupakan harga negatif dari
entalpi pcmbentukan. Bandingkan antara reaksi pembentukan dcngan reaksi penguraian dari
molekul air berikut. Perhatikan baik-baik H-nya.
H2(g) + O2(g H2O(1) Hf H2O(1) = -285,8 kJ/mol
H2O(1) H2(g) + O2(g) Hd H2O(1) = +285,8 kJ/mol
AH bernilai negatif pada reaksi pembentukan dan bernilai positif pada reaksi pcnguraian.

3. Entalpi Pembakaran Standar (Hc = Standard Enthalphy of Combustion)

Hc adalah besarnya perubahan entalpi yang dibebaskan untuk membakar 1 mol unsur
atau senyawa. Contohnya pada pembakaran gas asetilen (C2H2) yang menimbulkan entalpi
sebesar 1256 kJ/mol. Persamaan termokimianya adalah sebagai berikut.
C2H2(g) + 5/2 O2(g) 2 CO2(g) + H2O(g)

Hc = -1256 kJ/mol

Tabel 2. Kalor Pembakaran Beberapa Senyawa Kimia


Senyawa

Persamaan Termokimia

Hc (kJ/mol)

Asetilena

C2H2(g) + 5/2 O2(g) 2 CO2(g) + 2 H2O(l)

-1256

S(s) + O2(g) SO2(g)

- 297

C3H8(g) + 5 O2(g) 3 CO2(g) + 2 H2O(l)

- 2218

C4H10(g) + 13/2 O2(g) 4 CO2(g) + 5 H2O(l)

- 2877

C2H5OH(l) + 3 O2(g) 2 CO2(g) + 3 H2O(l)

-1371

H2(g) + 1/2 O2(g) 2 H2O(l)

- 285,85

C8H18(g) + 25/2 O2(g) 8 CO2(g) + 9 H2O(l)

-5460

C(s) + O2(g) CO2(g)

-393,5

CO(g) + O2(g) CO2(g)

- 283

CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(l)

- 802

CH3OH(l) + 3/2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(l)

- 638

(C2H2(g))
Belerang
S(s)
Propana
(C3H8(g))
Butana
(C4H10(g))
Etanol
(C2H5OH(l))
Hidrogen
(H2(g))
Isooktana
(C8H18 (g))
Karbon
(C(s))
Karbon monoksida
(CO(g))
Metana
(CH4(g))
Metanol
(CH3OH(l))
Oxtoby, 2001, hlm. L31-L38 (dengan pengembangan)

4. Entalpi Netralisasi Standar (Hno = Standard Enthalpy of Netralization)

Hno adalah banyaknya kalor yang dibebaskan atau diperlukan untuk menetralkan 1 mol
asam dengan basa atau 1 mol basa dengan asam. Contohnya pada reaksi natrium
hidroksida dan asam sulfat berikut.
2 NaOH(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4(aq) + H2O(aq) Hno = - 57,27 kJ
Artinya, untuk menetralkan 1 mol H2SO4 dengan NaOH, dilepaskan kalor sebesar 57,27 kJ,
atau untuk menetralkan 1 mol NaOH dengan H2SO4 dilepaskan kalor sebesar x (57,27)
kJ = - 28,635 kJ.
Tabel 3. Beda antar H
H

1 mol zat

tanda

Hof

terbentuk

+ atau -

Hod

terurai

+ atau -

Hoc

terbakar

1. Pembakaran Sempurna
Pembakaran sempuna terjadi apabila pada saat terjadinya proses oksdiasi ini
terdapat oksigen yang cukup dan pada bahan bakar, terdapat bilangan oktan yang tinggi.
Hasil dari permbakaran sempurna ini, asap yang ditimbulkan tidak cukup banyak bila
dibandingkan dengan hasil dari pembakaran tidak sempurna. Setiap senyawa hidrokarbon
yang dibakar sempurna (terdapat cukup oksigen) akan menghasilkan karbondioksida dan
air.
2.

Pembakaran Tidak Sempurna

Pembakaran tidak sempurna menghasilkan uap air , gas CO yang beracun


dan mengandung Pb. Pembakaran ini bisa menyebabkan pembentukan karbon atau karbon
monoksida. Hal ini dapat terjadi apabila tidak terdapatnya oksigen yang cukup selama
berlngsungny proses oksidasi. Penjelasan sederhana untuk raksi pembakaran ini adalah,
hidrogen dalam hidrokarbon mendapatkan kesempatan pertama untuk bereaksi dengan
oksigen, dan karbon hanya mendapatkan oksigen yang tersisa. Keberadaan partikel-partikel
karbon yang berpijar pada sebuah nyala menyebabkan nyala tersebut berubah menjadi
warna kuning, dan karbon hitam sering terlihat dalam asap. Karbon monoksida dihasilkan
sebagai sebuah gas beracun yang tidak berwarna.

Anda mungkin juga menyukai