Kalor Pembakaran Bahan Bakar, Contoh Reaksi Pembakaran Sempurna dan Tidak, Nilai
Kalor, Kimia- Reaksi kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah reaksi
pembakaran, yaitu reaksi yang cepat antara bahan bakar dengan oksigen yang disertai
terjadinya api. Bahan bakar utama dewasa ini adalah bahan bakar fosil, yaitu gas alam,
minyak bumi, dan batu bara. Bahan bakar fosil terutama terdiri dari senyawa hidrokarbon,
yaitu senyawa yang hanya terdiri dari unsur karbon dan hidrogen. Gas alam terdiri dari
alkana suku rendah, terutama metana, dan sedikit etana, propana, dan butana.
Gasifikasi batu bara dilakukan dengan mereaksikan batu bara panas dengan uap air panas.
Hasil proses itu berupa campuran gas CO2, H2, dan CH4.
Arang ini bereaksi dengan uap pada proses endoterm reaksi gas-air (juga dikenal sebagai
reaksi karbon-uap) untuk membentuk bahan bakar campuran CO dan H2 yang disebut singas.
C(s) + H2O(g) CO(g) + H2(g)
H = 131 kJ
Bagaimanapun, sin-gas memiliki nilai bahan bakar yang lebih rendah daripada metana.
Sebagai contoh, campuran terdiri dari 0,5 mol CO dan 0,5 mol H2 (1 mol sin-gas)
membebaskan energi sebesar sepertiga dari energi dari 1 mol metana. (Hc = 802 kJ/mol).
H2(g) + O2(g) H2O(g)
H = 121 kJ
H = 142 kJ
H = 263 kJ
Untuk menaikkan nilai bahan bakar sin-gas, sin-gas dapat diubah menjadi bahan bakar lain,
misalnya sebagai metana. Pada reaksi perubahan CO (juga disebut sebagai perubahan
gasair), sebagian CO bereaksi dengan uap berlebih untuk membentukCO2 dan H2O .
CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2(g)
H = 41 kJ
CO2 menguap dan H2 memperkaya campuran reaksi untuk membentuk metana dan uap air.
CO(g) + 3H2(g) CH4(g) + H2O(g)
H = 206 kJ
Bahan bakar sintetis lainnya yang juga banyak dipertimbangkan adalah hidrogen. Hidrogen
cair bersama-sama dengan oksigen cair telah digunakan pada pesawat ulang-alik sebagai
bahan bakar roket pendorongnya. Pembakaran hidrogen sama sekali tidak memberi dampak
negatif pada lingkungan karena hasil pembakarannya adalah air. Hidrogen dibuat dari
penguraian air dengan listrik:
2H2O(l) 2H2(g) + O2(g)
H = 286 kJ
Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau industri tidak terbakar sempurna.
Pada pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk karbon
dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon monoksida
dan uap air.
Contoh :
Pembakaran sempurna isooktana :
C8H18(l) + 25/2 O2(g) 8 CO2(g) + 9 H2O(l)
H = 5.460 kJ
H = 2.924,4 kJ
Entalpi
Pembakaran
Standar
(Hc =
Standard
Enthalphy
of
Combustion)
Hc adalah besarnya perubahan entalpi yang dibebaskan untuk membakar 1 mol unsur
atau senyawa. Contohnya pada pembakaran gas asetilen (C2H2) yang menimbulkan entalpi
sebesar 1256 kJ/mol. Persamaan termokimianya adalah sebagai berikut.
C2H2(g) + 5/2 O2(g) 2 CO2(g) + H2O(g)
Hc = -1256 kJ/mol
Hc (kJ/mol)
-1256
- 297
- 2218
- 2877
-1371
- 285,85
-5460
-393,5
- 283
- 802
- 638
Contoh Soal :
Berapa kJ panas yang dihasilkan oleh 1 tangki kendaraan bermotor yang bervolume 3,5 L,
jika berat jenis bensin setelah dihitung secara kasar adalah 0,7 kg/L. (Hc isooktana = -5460
kJ/mol, Mr isooktana = 114 kg/mol)
Diketahui
Perlu kita ketahui bahwa besarnya entalpi tergantung dari jumlah mol zat pereaksi, wujud zat
padat, cair atau gas, dan keadaan dari sistem (dilakukan pada kondisi tertutup atau terbuka).
Artinya, perbedaan jumlah mol, perbedaan wujud zat, serta perlakuan terhadap sistem
tertutup maupun terbuka menentukan perbedaan entalpinya.
Pengukuran terhadap perubahan entalpi dapat dilakukan pada kondisi standar dan nonstandar. Kondisi standar dilakukan pada suhu 25 C atau 298 K dan tekanan 1 atm.
Pengukuran pada kondisi standar dinotasikan dengan H atau H298, sedang di luar kondisi
standar dinyatakan dengan H saja. Perubahan entalpi dinyatakan dengan satuan kilo joule
(kJ) atau joule (J).
Apabila pengukuran H dilakukan untuk 1 mol zat pada kondisi standar, maka H tersebut
dinamakan sebagai entalpi molar dengan satuan kJ/mol. Dalam termokimia dikenal ada
beberapa jenis entalpi molar, yaitu:
1. Entalpi Pembentukan Standar (Hf)
Hf adalah besarnya perubahan entalpi (kalor) yang dibebaskan atau diserap pada
pembentukan satu mol senyawa dari unsur-unsurnya. Sebagai contoh, entalpi pembentukan
metanol cair atau CH3OH(l) adalah -238,6 kJ/mol. Artinya, untuk membentuk satu mol
metanol cair dari karbon, gas hidrogen, dan gas oksigen, dibebaskan kalor scbesar -238,6
kJ. Adapun reaksinya dituliskan sebagai berikut.
C(s) + 2 H2(g) + O2(g) CH3OH(l)
Hfo
Hfo
(kkal/mol)
(kkal/mol)
Al2O3(s)
-400,5
-1673
Br(g)
+ 26,73
C(s)
Zat
Hfo
Hfo
(kkal/mol)
(kkal/mol)
CaO (s)
- 151,6
- 634,3
+ 111,84
Ca(OH)2 (s)
-235,71
-986,2
+ 0,45
+ 1,88
CaCO3 (s)
- 288,4
-1206,7
CH3OH(g)
-47,96
- 200,7
HCI(g)
- 22,06
- 92,31
CO (g)
-26,42
--- 110,53
H2O (g)
- 57,80
- 241,81
CO2(g)
- 94,05
- 393,51
H2O(1)
-68,323
- 285,8
CaC2(s)
- 14,2
- 59,4
H2O2(1)
-44,88
- 187,8
Hc adalah besarnya perubahan entalpi yang dibebaskan untuk membakar 1 mol unsur
atau senyawa. Contohnya pada pembakaran gas asetilen (C2H2) yang menimbulkan entalpi
sebesar 1256 kJ/mol. Persamaan termokimianya adalah sebagai berikut.
C2H2(g) + 5/2 O2(g) 2 CO2(g) + H2O(g)
Hc = -1256 kJ/mol
Persamaan Termokimia
Hc (kJ/mol)
Asetilena
-1256
- 297
- 2218
- 2877
-1371
- 285,85
-5460
-393,5
- 283
- 802
- 638
(C2H2(g))
Belerang
S(s)
Propana
(C3H8(g))
Butana
(C4H10(g))
Etanol
(C2H5OH(l))
Hidrogen
(H2(g))
Isooktana
(C8H18 (g))
Karbon
(C(s))
Karbon monoksida
(CO(g))
Metana
(CH4(g))
Metanol
(CH3OH(l))
Oxtoby, 2001, hlm. L31-L38 (dengan pengembangan)
Hno adalah banyaknya kalor yang dibebaskan atau diperlukan untuk menetralkan 1 mol
asam dengan basa atau 1 mol basa dengan asam. Contohnya pada reaksi natrium
hidroksida dan asam sulfat berikut.
2 NaOH(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4(aq) + H2O(aq) Hno = - 57,27 kJ
Artinya, untuk menetralkan 1 mol H2SO4 dengan NaOH, dilepaskan kalor sebesar 57,27 kJ,
atau untuk menetralkan 1 mol NaOH dengan H2SO4 dilepaskan kalor sebesar x (57,27)
kJ = - 28,635 kJ.
Tabel 3. Beda antar H
H
1 mol zat
tanda
Hof
terbentuk
+ atau -
Hod
terurai
+ atau -
Hoc
terbakar
1. Pembakaran Sempurna
Pembakaran sempuna terjadi apabila pada saat terjadinya proses oksdiasi ini
terdapat oksigen yang cukup dan pada bahan bakar, terdapat bilangan oktan yang tinggi.
Hasil dari permbakaran sempurna ini, asap yang ditimbulkan tidak cukup banyak bila
dibandingkan dengan hasil dari pembakaran tidak sempurna. Setiap senyawa hidrokarbon
yang dibakar sempurna (terdapat cukup oksigen) akan menghasilkan karbondioksida dan
air.
2.