Anda di halaman 1dari 10

PENENTUAN RUMUS KIMIA

I. Tujuan Percobaan
Dapat menentukan dan menghitung rumus kimia dari endapan garam
Pb(NO3)2 dan BaCl2.2H2O yang terjadi dengan mengamati jumlah endapan
yang dihasilkan, dengan mencampurkan dalam perbandingan molar yang
berbeda pula.

II. Perincian Kerja


- Membuat larutan Pb(NO3)2 dan BaCl2.2H2O
- Menentukan rumus kimia dari endapan kromat dengan mereaksikan
K2CrO4 dengan larutan Pb(NO3)2 dan larutan BaCl2.2H2O dalam
perbandingan mol.

III. Alat Dan Bahan


1. Alat yang digunakan
- Gelas kimia 100, 250, 500, 1000 ml 1+1+1+1 buah
- Pipet ukur 5,10 dan 25 ml 1+1+1 buah
- Tabung reaksi 8 buah
- Tabung centrifuges 8 buah
- Penutup tabung 8 buah
- Rak tabung 1 buah
- Centrifuges 1 buah
- Pengaduk kaca 1 buah
- Spatula 1 buah
- Bola isap 1 buah
- Labu semprot 1 buah
- Hot plate 1 buah
- Neraca analitik 1 buah
2. Bahan yang aka digunakan
- Potasium kromat (K2CrO4)(aq) 0,02 M
- Timbal nitrat 0,4 gram (Pb(NO3)2)(s)
- Barium klorida dan hidrat 0,3 gram (BaCl2.2H2O)(s)
- Kertas timbang
- Air demineral (Aquadest)

IV. Dasar Teori


Rumus kimia suatu senyawa menyatakan lambang dan jumlah atom unsur
yang menyusun suatu senyawa tanpa menyebut senyawa tersebut termasuk
senyawa ionik atau kovalen. Rumus kimia sendiri terbagi menjadi rumus empiris
dan rumus molekul. Rumus molekul dan rumus empiris suatu senyawa hanya
terjadi perbedaan jumlah atom, sedangkan atom unsur penyusun senyawa tetap.
Misalnya glukosa memilik rumus C6H12O6, rumus ini merupakan rumus molekul
karena menunjukkan jumlah sebenarnya dari unsure yang menyusun sebuah
molekul glukosa tersebut dengan 6, sehingga rumusya menjadi CH2O.CH2O.
Inilah yang disebut dengan rumus empiris. Rumus empiris dapat ditentukan
dengan menghitung mol komponen penyusun zat dengan menggunakan massa
molar. Sedangkan rumus molekul dapat ditentukan jika rumus empiris dan massa
moleku relative (Mr) zat diketahui. Namun demikian beberapa senyawa memiliki
rumus molekul dan rumus empirisnya yang sama, misalnya H2O (air) dan NH3
(amoniak).
Jumlah atom dalam suatu rumus kimia menyatakan jumlah mol dari unsur
terkait, jadi rumus kimia suatu senyawa merupakan perbandingan mol atom unsur
penyusun senyawa tersebut. Dari perbandingan atom atau perbandingan mol ini
dapat ditentukan perbandingan massa dan % massa dari unsur-unsur yang
menyusun senyawa tersebut.
Bila suatu senyawa A bereaksi dengan senyawa lain B, untuk membentuk
senyawa ketiga C, persamaan untuk reaksi kimianya dapat ditulis sebagai berikut :

Aa + Bb   Cc ...............................(1)
Zat A dan B bisa berupa atom, molekul atau ion didalam larutan. Bilangan-
bilangan a, b, dan c merupakan bilangan bulat dan menunjukkan jumlah partikel
relatif yang terlibat di dalam reaksi. Bila mol suatu zat mengandung jumlah
partikel yang sama, baik berupa atom, molekul, atau ion, jumlah a, b, dan c
menunjukkan jumlah mol A dan B yang bereaksi membentuk C. Ada beberapa
reaksi yang mengikuti persamaan (1) termasuk contoh berikut :

2H2(g) + O2(g) 
 2 H2O(1) ................................ (2)

3Ca2+(aq) + 2PO43(aq) 
 Ca3(PO4)2 (s) ................................ (3)

Reaksi (3) akan terjadi apabila suatu larutan yang mengandung ion Ca2+
dicampur dengan senyawa yang ). Bila reaksi tersebut benar-benar-mengandung
ion-ion fosfat (PO43-) terjadi secara sempurna, biasanya didalam campuran
tersebut akan terdapat kelebihan salah satu ion yang bereaksi, dan yang satu lagi
akan habis terpakai.

V. Prosedur Kerja
1. Menimbang 0,4 gram Pb(NO3)2 diatas kertas timbang menggunakan neraca
analitik,
2. Memasukkan 0,4 gram Pb(NO3)2 ke dalam gelas kimia 100 ml, dan
menambahkan 20 ml aquades pada cuplikan. Lalu kocok menggunakan
pengaduk kaca hingga semua larut,
3. Menuangkan K2CrO4 0,02 M ke dalam gelas kimia 250 ml yang kering dan
bersih  2/3 penuh,
4. Memanaskan air dengan memakai gelas kimia 500 ml yang diisi aquades
2/3 dengan menggunakan hot plate,
5. Menyiapkan 6 tabung reaksi yang bersih (tidak perlu kering),beri label yang
bertuliskan nomor 1 sampai 6 dan letakkan dirak,
6. Menambahkan larutan Pb(NO3)2 sebanyak 1 ml pada masing masing tabung
reaksi menggunakan pipet ukur 5 ml,
7. Dengan menggunakan pipet ukur 10 ml, tambahkan pada masing-masing
tabung:
Test Tube no 1 2 3 4 5 6
Larutan garam
1 1 1 1 1 1
(ml)
0,02 M K2CrO4
1 2 3 4 5 6
(ml)
Air demineral
5 4 3 2 1 0
(ml)
Campuran no. 1 2 3 4 5 6

8. Mengocok masing-masing tabung reaksi  30 detik (gunakan tutup tabung),


letakkan semua tabung reaksi ke dalam gelas kimia 250 ml yang berisi air
mendidih, biarkan  5 menit untuk melancarkan terbentuknya kristal dari
endapan kromat,
9. Siapkan 6 tabung centrifuge yang berlabel nomor 1 sampai 6,
10. Pindahkan larutan yang telah direndam dalam air mendidih dari tabung
reaksi ke dalam tabung centrifuge sesuai nomor yang tertera dan letakkan
dirak tabung,jangan sampai tertukar,
11. Masukkan enam tabung centrifuge ke dalam centrifuge
12. Untuk mendapatkan endapan yang sempurna maka digunakan alat
centrifuge,
13. Nyalakan centrifuge dan atur kecepatan putar serta waktu sesuai kebutuhan,
14. Masukkan ke-6 tabung centrifuge dan pastikan penutup kuvet telah tertutup
rapat,agar centrifuge dapat bekerja,
15. Tekan tombol ON ,tunggu hingga proses pengendapan selesai dan tekan
OFF,
16. Setelah selesai, ambil tabung centrifuge dan atur dalam rak tabung (amati
perubahan yang terjadi),
17. Ulangi percobaan dengan sampel BaCl2.2H2O sebanyak 0,3 gram dengan
perlakuan yang sama.
VI. Data Pengamatan
Hasil perputaran centrifuge

Tabel 01: Pengamatan sampel Pb(NO3)2 dengan K2CrO4


Rpm : 10 x 100 rpm

Tabung Warna Reaksi


1 Bening Kelebihan timbal
2 Bening Kelebihan timbal
3 Bening Kelebihan timbal
4 Kuning Kelebihan kromat
5 Kuning Kelebihan kromat
6 Kuning Kelebihan kromat

Tabel 02: Pengamatan sample Bacl2.2H2O dengan K2CrO4


Rpm : 10 x 100 rpm

Tabung Warna Reaksi


1 Bening Kelebihan barium
2 Bening Kelebihan barium
3 Bening Kelebihan barium
4 Kuning Kelebihan kromat
5 Kuning Kelebihan kromat
6 Kuning Kelebihan kromat

VII. Data Perhitungan


1. Data perhitungan Pb(NO3)2
Diketahui : Massa : 0.4 g
BM Pb(NO3)2 : 331.2 g/mol
Volume : 20 ml
0.4 g
M (Pb(NO3)2 = 331.2 g/mol
20 x 10-3 l
= 6x10-2 mol/l
A. Tabung 3
Volume Pb(NO3)2 = 1 ml
Volume K2CrO4 = 3 ml
Pb(NO3)2 = 6x10-2 mol/l x 1 l/103 ml x 1 ml
= 6x10-5 mol
K2CrO4 = 2x10-2 mol/l x 1 l/103 ml x 3 ml
= 6x10-5
Maka perbandingan Pb2+ = CrO42-
6x10-5 = 6x10-5
1 : 1
B. Tabung 4
Volume Pb(NO3)2 = 1 ml
Volume K2CrO4 = 4 ml
Pb(NO3)2 = 6x10-2 mol/l x 10-3 l x 1 ml
= 6x10-5 mol
K2CrO4 = 2x10-2 mol/l x 10-3 l x 4 ml
= 8x10-5
Maka perbandingan Pb2+ = CrO42-
6x10-5 = 8x10-5
1 : 1,33
1 : 1

Maka rumus untuk sampel Pb x CrO4 y (x:y) 1:1 PbCrO4

2. Data perhitungan BaCl2.2H2O


Diketahui : Massa : 0.3 g
BM BaCl2.2H2O : 244 g/mol
Volume : 20 ml
0.3 g
M (Pb(NO3)2 = 244 g/mol
20 x 10-3 l
= 6x10-2 mol/l
A. Tabung 3
Volume BaCl2.2H2O = 1 ml
Volume K2CrO4 = 3 ml
BaCl2.2H2O = 6x10-2 mol/l x 10-3 l x 1 ml
= 6x10-5 mol
K2CrO4 = 2x10-2 mol/l x 10-3 l x 3 ml
= 6x10-5
Maka perbandingan Pb2+ = CrO42-
6x10-5 = 6x10-5
1 : 1
B. Tabung 4
Volume BaCl2.2H2O = 1 ml
Volume K2CrO4 = 4 ml
BaCl2.2H2O = 6x10-2 mol/l x 10-3 l x 1 ml
= 6x10-5 mol
K2CrO4 = 2x10-2 mol/l x 10-3 l x 4 ml
= 8x10-5
Maka perbandingan Pb2+ = CrO42-
6x10-5 = 8x10-5
1 : 1,33
1 : 1

Maka rumus untuk sampel Bax CrO4 y (x:y) 1:1 BaCrO4

VIII. Pembahasan

Pada praktikum penentuan rumus kimia bila senyawa a bereaksi dengan


senyawa b akan menghasilkan senyawa c. Senyawa senyawa ini merupakan
penggolangan kation anion hingga menjadi persamaan ion. Persamaan ini sangat
berpengaruh terhadap reaksi pengendapan. Pengendapan dapat terjadi jika
konsentrasi senyawa melebihi kelarutan. Pengendapan dapat terjadi dengan cepat
dari larutan jenuh. Untuk mempercepat proses pengendapan maka dipergunakan
centrifuge untuk membuat campuran homogen. Dalam meletakkan tabung harus
menyeimbangkan tempatnya, karena jika cantifuge tidak seimbang maka ada
campuran yang tidak homogen.
Dalam melakukan persamaan ion, terdapat syarat-syarat diantaranya
karena adanya kesamaan muatan ,terjadi penggantian ion (pindah silang) dan
memiliki warna khas. Misalnya pembentukan endapan PbCrO4 maka terlebih
dahulu menuliskan persamaan ionnya masing-masing dari senyawa Pb(NO3)2 dan
senyawa K2CrO4.

Kation Anion

Pb(NO3)2 Pb2+ 2NO3-

NO3- NO3-

Kation Anion

K2CrO4 2K+ CrO42-

K+ K+
Jadi dengan penggantian ion atau pindah silang jika senyawa akan direaksikan
maka kation dan anion dari senyawa tersebut mengikat satu sama lain sebagai
contoh
Percobaan pertama
K2CrO4 (aq) + Pb(NO3)2 (aq) PbCrO4 (s) + 2KNO3(aq)

Percobaan kedua
K2CrO4 (aq) + BaCl2(aq) BaCrO4(s) + 2KCl(aq)

Jadi dengan demikian pada percobaan pertama perbandingan molnya 1:1 yang
sesuai dengan persamaan reaksi diatas, begitu juga dengan percobaan kedua.
Dalam percobaan pertama akan terdapat campuran larutan yang berwarna
bening itu artinya campuran tersebut kelebihan ion timbal dan terdapat larutan
yang berwarna kuning yang artinya campuran tersebut kelebihan kromat.
Sedangkan untuk percobaan kedua campuran larutan yang berwarna bening
menandakan larutan tersebut kelebihan ion barium dan larutan yang berwarna
kuning kelebihan ion kromat.
IX. Kesimpulan
1. Endapan garam yang terjadi dalam pengamatan jumlah endapan yang
menghasilkan reaksi dari dua perekasi yang berbeda, dengan cara
menentukan dan menghitung jumlah mol pada sampel yang berbeda
(Pb(NO3)2 danBaCl2.2H2O) dan membandingkan mol tersebut pada
pelarut Kalium kromat (K2CrO4).
2. Senyawa yang terbentuk antara Pb(NO3)2 dan K2CrO4 menghasilkan
PbCrO4 dan 2KNO3, sedangkan BaCl2 dan K2CrO4 menghasilkan
BaCrO4 dan 2KCl.
3. Perbandingan Mol kedua senyawa tersebut adalah 1:1
4. Pada tabung reaksi 1,2, dan 3 membentuk warna bening berarti
memiliki timbale atau barium yang berlebih sedangkan pada tabung
reaksi 4,5, dan 6 membentuk warna kuning yang artinya memiliki
kromat yang berlebih.
Daftar Pustaka

1. Ilmu Kimia (Februari 2014).“Pengertian Reaksi Pengendapan”.


Diakses tanggal 9 Oktober 2017. https://www.ilmukimia.org/2014/02
/reaksi-pengendapan.html.
2. Praniko Ryan (April 2014).”Penentuan Rumus Kimia”.Di akses
tanggal 9 Oktober 2017 .http://che-micho.blogspot.co.id/2012/04/p
enentuan-rumus-kimia.html
3. Seran Emel (31 Oktober 2010).”Stokiometri”. Diakses tanggal 9
Oktober 2017.https://wanibesak.wordpress.com/2010/10/31/stoik iome tri-
rumus-kimia-rumus-empiris-dan-rumus-molekul-persamaan-reaksih ipotesis-
avogadro/.
4. Fernandes Andrian (Oktober 2016).”Menentukan Rumus Kimia
Zat”.Diakses tanggal 9 Oktober 2017. http://www.avkimia.com/20
16/10/menentukan-rumus-kimia-zat.html.

Anda mungkin juga menyukai