Anda di halaman 1dari 9

.

I. TUJUAN PERCOBAAN
Dapat menentukan dan menghitung rumus kimia dari endapan garam-garam yang
terjadi dengan mengamati jumlah endapan yang dihasilkan dari reaksi dua pereaksi yang
berbeda, dengan mencampurkannya dalam perbandingan molar yang berbeda pula.

II. PERINCIAN KERJA


 Membuat larutan 0,02M K2CrO4
 Membuat salah satu larutan dari Pb(NO 3)2 atau BaCl2 .2H2O atau AgNO3 dalam
konsentrasi molar yang akan diberikan.
 Menentukan rumus kimia (komposisi) dari endapan kromat dengan mereaksikan
K2CrO4 dan salah satu dari Pb(NO3)2 atau BaCL2 .2H2O atau AgNO3 dalam
perbandingan molar yang berbeda.

III. ALAT YANG DIPAKAI


 Gelas kimia 50 ml dan 250 ml  Gelas ukur 25 ml
 Tabung reaksi + rak tabung  Tutup tabung
 Tabung centrifuges  Pipet ukur
 Pengaduk kaca  Spatula
 Termometer  Hot plate
 Selang karet  Bola isap
 Kacamata

IV. BAHAN YANG DIGUNAKAN


 Timbal nitrat, (Pb(NO3)2)
 Potasium kromat (K2CrO4)
 Air demineral (Aquadest)

V. DASAR TEORI
Bila suatu senyawa A bereaksi dengan senyawa lain B, untuk membentuk senyawa
ketiga C, persamaan untuk reaksi kimianya dapat ditulis sebagai berikut :
Aa + Bb  Cc ................................ (1)
Zat A dan B bisa berupa atom, molekul atau ion didalam larutan. Bilangan-bilangan
a, b, dan c merupakan bilangan bulat dan menunjukkan jumlah partikel relatif yang terlibat
didalam reaksi. Bila mol suatu zat mengandung jumlah partikel yang sama, baik berupa
atom, molekul, atau ion, jumlah a, b, dan c menunjukkan jumlah mol A dan B yang
bereaksi membentuk C.
Ada beberapa reaksi yang mengikuti persamaan (1) termasuk contoh berikut :
2H2(g) + O2(g)  2 H2O(1) ................................ (2)
3Ca2+(aq) + 2PO43(aq)  Ca3(PO4)2 (s) ................................ (3)
Reaksi (3) akan terjadi apabila suatu larutan yang mengandung ion Ca 2+ dicampur
dengan senyawa yang mengandung ion-ion fosfat (PO43). Bila reaksi tersebut benar-
benar terjadi secara sempurna, biasanya didalam campuran tersebut akan terdapat
kelebihan salah satu ion yang bereaksi, dan yang satu lagi akan habis terpakai.
Contoh, misalnya suatu larutan yang mengandung ion fosfat (Po43) ditambahkan
secara pelan-pelan kedalam larutan yang mengandung ion Ca2+, maka segera ion fosfat
tersebut akan bereaksi membentuk Ca3(PO4)2, sehingga hanya sedikit PO43 yang
tertinggal dan terjadilah kelebihan ion Ca2+
Bila kita melanjutkan penambahan ion PO43, akan terbentuk endapan Ca3(PO4)2
dalam jumlah yang lebih besar sampai akhirnya semua ion Ca2+ yang ada bereaksi.
Setelah, penambahan ion fosfat lebih lanjut (sekarang berlebihan) akan menaikkan
konsenterasi ion fosfat tersebut, sementara konsentrasi ion Ca2+ tetap nol.
Bila reaksi 3 terjadi mengikuti pola yang diterangkan diatas, kita bisa menghentikan
penambahan fosfat bila semua ion Ca2+ telah terkonversi menjadi Ca3(PO4)2.
Kita dapat membuktikan rumus untuk Ca(PO4)2 dengan mencatat jumlah mil Ca2+
relatif yang mula-mula ada didalam larutan dan PO43 yang ditambahkan. Didalam hal ini
kita memerlukan 2 mol PO43 untuk setiap 3 mol Ca2+ didalam larutan aslinya. Ini
menunjukkan bahwa rumus untuk kalsium fosfat adalah Ca3(PO4)2. didalam percobaan
ini kita akan menjumpai bahwa rumus kimia untuk garam tidak larut yang mengandung
kation logam dan anion kromat (CrO42) dengan menggunakan pendekatan ini.
Didalam prosedur ini, pertama kita menimbang sampel garam yang larut yang
mengandung suatu kation yang membentuk kromat tak larut, contohnya adalah
Pb(NO3)2. Garam ini berlaku sebagai sumber kation logam. Dengan mengetahui massa
dan rumus molekul dari sampel, kita dapat menghitung jumlah mol garam, didalam
sampel dan jumlah mol kation logam yang dikandungnya.
Misal, kita anggap ada Pb(NO3)2 didalam sampel, dan beratnya 0,4518 gram, maka
perhitungannya sebagai berikut :
Massa molar Pb(NO3)2 = (BA Pb + 2 x BA N + b x BA O) gram
= (207,2 + 2. 14,0067 + 6. 15.9994) gram
= 331,2 gram
massa sampel
Jumlah mol Pb(NO3)2 =
massa molar Pb( NO 3 ) 2
0,4518 g
= 331,2 g / mol

= 1,364 . 103 mol


Jumlah mol Pb2+ = Jumlah mol Pb(NO3)2
= 1,364 . 103 mol
Setelah menimbang sampel, larutkan kedalam air hingga volume larutan 20 ml.
Didalam larutan, Pb(NO3)2 akan terurai secara sempurna menjadi ion-ion Pb2+ dan NO3.
Kita dapat menghitung jumlah mol Pb2+ yang terdapat didalam satu milli liter (ml)
larutan dengan mudah.

Jumlah mol Pb 2 
Jumlah mol Pb2+ per ml larutan =
Volume laru tan dalam ml

1,34.10 3 mol
=
20ml

= 6,82 . 105 mol/ml


Kita tambahkan dengan tepat 1ml larutan yang telah disiapkan, masing-masing pada
6 tabung reaksi kecil setelah dinomori dari 1 sampai 6. tabung reaksi nomor 1
ditambahkan ml larutan 0,02M K2CrO4. larutan ini mengandung 0,02 mol K2CrO4 per
liter dari garam ini, semua garam ini, diionisasi dalam larutan juga 0,02 mol CrO 42- per
liter atau 2.105 mol CrO42 per ml. Segera Pb2+ dan CrO42 bereaksi membentuk endapan
kuning dari PbCrO4. Dalam beberapa tabung reaksi Pb2+ berlebihan sehingga tidak cukup
CrO42 yang ditambahkan untuk membentuk endapan semuanya.
Kita dapat menentukan mana ion yang berlebihan dalam masing-masing tabung
dengan mencentrifuge untuk mengendapkan padatan kedasar tabung. Warna kuning yang
kuat dari ion kromat jelas kelihatan dalam kedua tabung reaksi dimana CrO42
berlebihan. Bila Pb2+ yang berlebihan larutan pada dasarnya tidak berwarna.
Jika dalam eksperimen ini dengan sampel Pb(NO 3)2 yang digunakan dalam contoh.
Kita mendapatkan campuran no.1, 2 dan 3 yang tidak berwarna setelah dicentrifuge dan
campuran no. 4, 5 dan 6 berwarna kuning ini boleh dikatakan dalam campuran no. 3,
Pb2+ berlebihan sementara dalam campuran no. 4, CrO42 yang berlebihan. Campuran
yang dipakai dalam kedua tabung dapat dihitung dan diselesaikan sbb :
Dalam campuran no. 3 :
Jumlah mol Pb2+ = 6,82.105 mol
Jumlah mol CrO42 = 3 ml . 2.105 mol/ml
= 6.105 mol
Perbandingan mol
CrO42 dengan Pb2+ = (6.10-5 mol) : (6,8.10-5 mol)
= 0,88 : 1,00
Dalam campuran no.4
Jumlah mol Pb2+ = 6,82.105 mol
Jumlah mol CrO42 = 4 ml . 2.105 mol/ml
= 8.105 mol
Perbandingan mol
CrO42 dengan Pb2+ = (8.105) mol : (5,82.105 mol)
= 1,20 : 1,00
Jika dalam campuran no. 3 dan 4, kita perkirakan bahwa semua Pb 2+ dan CrO42 yang
ada sebagai timbal kromat maka senyawanya mempunyai rumus
Pb(CrO4) 0,88 dalam campuran no. 3 dan
Pb(CrO4) 1,20 dalam campuran no.4
Rumus yang benar harus berada antara bilangan-bilangan ini, antara campuran no.3
dengan Pb2+ yang berlebihan dan campuran no. 4 dengan CrO 42 yang berlebihan.
Perbandingan mol Pb2+ : CrO42 diharapkan merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Maka diperkirakan yang baik adalah 1 : 1 dan rumus yang diasosiasikan untuk timbal
kromat adalah PbCrO4.

VI. PROSEDUR KERJA


 Ditimbang dalam beaker gelas 50 ml yang kering dan bersih cuplikan :  0,4 gram
Pb(NO3)2,
 Ditambahkan 20 ml air demineral pada cuplikan tadi. Dikocok dengan
menggunakan pengaduk kaca sampai larut semua,
 Dituang sejumlah 0,020M K2CrO4 kedalam beaker 50 ml yang kering dan bersih
sampai  2/3 penuh. Kemudian gunakan larutan ini sebagai sumber dari ion
kromat,
 Disiapkan waterbath panas (dengan memakai beaker gelas 250 ml yang diisi
dengan air 2/3). Kemudian air dipanaskan dengan menggunakan pembakar bunsen,
 Disiapkan tabung centrifuge 6 buah yang bersih (tidak perlu kering), nomori
dari 1 sampai dengan 6 dan taruh dirak,
 Ditambahkan 1 ml larutan garam tadi pada masing-masing tabung dengan
menggunakan pipet graduate 5 ml.
 Kemudian dengan menggunakan pipet graduate 10 ml, ditambahkan lagi :
1 ml 0,02 K2CrO4 pada tabung I + 5 ml air demineral
2 ml 0,02 K2CrO4 pada tabung II + 4 ml air demineral
3 ml 0,02 K2CrO4 pada tabung III + 3 ml air demineral
4 ml 0,02 K2CrO4 pada tabung IV + 2 ml air demineral
5 ml 0,02 K2CrO4 pada tabung V + 1 ml air demineral
6 ml 0,02 K2CrO4 pada tabung VI + 0 ml air demineral
 Masing-masing tabung digoyang, minimal selama 30 detik (menggunakan tutup
gelas), kemudian tabung tersebut diletakkan dalam waterbath yang panas sampai
mendidih. Dibiarkan tabung dalam waterbath  5 menit untuk melancarkan
terbentuknya kristal yang besar dari endapan kromat. Dijaga waterbath pada
temperatur titik didihnya.
 Setelah itu tabung reaksi/centrifuge diatur dalam rak menurut tingkatan nomor
dari kiri ke kanan. Tabung dengan nomor lebih rendah pada dasarnya tidak berwarna
menunjukkan bahwa kation yang berlebihan sementara sisa campuran menghasilkan
larutan kuning, disebabkan adanya kelebihan ion kromat. Dua tabung yang
berdekatan dari 6 tabung lainnya, yang satu mengandung larutan tak berwarna,
sedangkan lainnya berwarna kuning dengan kelebihan ion kromat. Dicatat nomor
dari kedua tabung tersebut. Kemudian dibandingkan kandungan campuran tabung
tersebut dengan 1 ml larutan 0,02 kromat. Dalam 1 volume larutan kromat
membutuhkan endapan dari kation dalam 1 ml larutan garam tabung reaksi yang
mempunyai larutan tak berwarna disebut tabung A dan yang mempunyai larutan
kuning disebut tabung B.

VII. DATA PENGAMATAN


 Berat beaker kosong = 42,8665 gram
 Berat beaker + garam = 43,2288 gram
 Berat garam = 0,4423 gram
 Jumlah ml garam dalam sampel = 1 ml
 Jumah mol garam dalam larutan (1 ml) = 1,33 . 103 mol
 Jumlah mol kation (Pb2+) didalam 1 ml larutan = 1,33 . 105 mol
 Jumlah tabung uji yang berisi larutan tak berwarna (tab. A) = 3
 Jumlah tabung uji yang berisi larutan berwarna kuning (tab. B) = 3
Tabung A Tabung B
Jumlah kation yang ditambahkan 6,65.105 mol 6,65.105 mol
Volume larutan kromat yang ditambahkan 3 ml 4 ml
Jumlah mol kromat yang ditambahkan 6,0.105 mol 8,105 mol
Rasio mol CrO42 dan Pb2+ 0,88 : 1,11 1,20 : 1,00
Rumus molekul kromat didalam tabung A,
Pb(CrO4) 0,88
dengan menganggap pengendapan sempurna
Rumus molekul kromat didalam tabung B Pb(CrO4) 1,20
Kemungkinan rumus garam kromat PbCrO4

VIII. PERHITUNGAN
 Massa molar Pb(NO3)2 = (BA Pb + 2 x BA N + b x BA O) gram
= (207,2 + 2. 14,0067 + 6. 15.9994) gram
= 331,2 gram

massa sampel
 Jumlah mol Pb(NO3)2 =
massa molar Pb( NO 3 ) 2
0,4423 g
= 331,2 g / mol

= 1,33 . 103 mol


 Jumlah mol Pb2+ = Jumlah mol Pb(NO3)2
= 1,364 . 103 mol

1,33.10 3 mol
 Jumlah mol Pb2+ per ml larutan =
20 ml

= 6,65 . 105 mol/ml

Dalam campuran no. 3 :


 Jumlah mol Pb2+ = 6,65.105 mol

 Jumlah mol CrO42 = 3 ml . 2.105 mol/ml


= 6.105 mol
 Perbandingan mol
CrO42 dengan Pb2+ = (6.10-5 mol) : (6,65.10-5 mol)
= 0,88 : 1,11

Dalam campuran no. 4 :


 Jumlah mol Pb2+ = 6,65.105 mol

 Jumlah mol CrO42 = 4 ml . 2.105 mol/ml


= 8.105 mol

 Perbandingan mol
CrO42 dengan Pb2+ = (8.105) mol : (6,65.105 mol)
= 1,20 : 1,00

 Maka rumus untuk sampel Pb x CrO4 y (x:y) 1:1 PbCrO4

IX. PEMBAHASAN
 Untuk mempercepat proses pengendapan maka dipergunakan centifuge untuk
membuat campuran homegen, dengan jalan menset waktu serta kecepatan berputar
setiap satuan waktu.
 Dalam meletakkan tabung kita harus menyeimbangkan tempatnya, karena jika tidak
seimbang maka akan ada campuran yang tidak homogen.

X. KESIMPULAN
Campuran nomor 3 dengan Pb2+ berlebihan sedangkan campuran nomor 4 memiliki
CrO42- yang berlebihan. Kemungkinan rumus garam timbal adalah PbCrO4.

XI. DAFTAR PUSTAKA


 Emil J. Slowinski, Wayne Walsey, William L. Masterton, “Chemical Principle
in the laboratory with Qualitatives Analysis”, Holt – Saunders Int. Ed. Japan.
 R. Day, A. Underwood, “Qualitatives Analysis”. Hall of India 1981.

Anda mungkin juga menyukai