Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

JENIS – JENIS REAKSI KIMIA

Dosen Pengampu :

Dr. Galuh Yuliani, M.Si.


Dr. Soja Siti Fatimah, M.Si.

Tanggal Praktikum: Awal : Senin, 14 November 2022


: Akhir : Senin, 14 November 2022

Disusun Oleh :
Kelompok 8

Khairin Kusuma Dewi (2200693)


Muhammad Faiz Satrya (2205211)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
JENIS – JENIS REAKSI KIMIA

Tanggal Praktikum : Awal : Senin, 14 November 2022


: Akhir : Senin, 14 November 2022

A. Tujuan Praktikum
1. Dapat mengobservasi reaksi – reaksi kimia dan menentukan jenisnya
2. Dapat terampil menuliskan persamaan reaksi total, ion dan ion bersih
3. Dapat menerapkan Teknik dan keterampilan dasar laboratorium dalam percobaan jenis-
jenis reaksi kimia

B. Prinsip Dasar
Reaksi kimia adalah suatu proses perubahan zat kimia menjadi unsur atau senyawa
kimia yang baru. Pengertian lainnya adalah proses penataulangan atom-atom dalam suatu ion
atau molekul. Zat kimia awal disebut reaktan atau pereaksi, sedangkan zat kimia baru yang
terbentuk disebut produk. Percobaan kimia yang dapat diamati dari suatu reaksi kimia adalah
adanya perubahan warna, bau, dan suhu atau terbentuknya endapan dan gas sampai saat ini
sudah jutaan reaksi kimia yang telah diketahui. Supaya dapat mempelajari reaksi kimia secara
sistematis perlu dikelompokkan ke dalam reaksi kombinasi, dekomposisi, pergantian
(displacement), dan pertukaran (metathesis), selain itu juga dikenal adanya reaksi redoks.
(Tim Praktikum Kimia Dasar UPI, 2022)
Pengkodean reaksi kimia mengacu pada perilaku dinamis yang melibatkan pemutusan
dan pembentukan ikatan kimia, dimana senyawa kimia diubah dari reagen menjadi produk.
Dengan demikian reaksi kimia mengubah sistem ikatan atom dalam molekul. (Polanski,
2019)
Perubahan kimia dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi kimia. Persamaan reaksi
adalah simbol-simbol kimia yang menyatakan perubahan reaktan menjadi produk. Dalam
perubahan kimia bagian yang penting untuk dipelajari adalah penggunaan unsur kimia untuk
menjelaskan reaksi dan menentukan jumlah zat yang terlibat dalam reaksi. Oleh karena itu,
untuk menentukan jumlah zat yang terlibat dalam reaksi dapat menggunakan persamaan
reaksi. (Sari, 2019)
Beberapa jenis reaksi kimia yang umumnya dapat terjadi berdasarkan apa yang terjadi
saat reaktan berubah menjadi produk, reaksi-reaksi yang lebih umum dapat terjadi adalah
penggabungan, penguraian, penggantian tunggal, penggantian rangkap, pembakaran dan
redoks. (Moore, 2004 :126)
Reaksi kombinasi adalah reaksi dimana dua reaktan digabungkan menjadi satu
produk. Reaksi kombinasi disebut juga reaksi sintesis. Reaksi ini memiliki bentuk umum :
x+y xy, mengenali reaksi kombinasi dengan memeriksa jumlah reaktan dan produk.
Dalam reaksi ini dua reaktan menjadi produk tunggal. (Heimenstine, 2019)
Reaksi dekomposisi adalah jenis reaksi kimia dimana satu reaktan menghasilkan dua
atau lebih produk. Bentuk umum reaksi dekomposisi : AB A+B. Reaksi penguraian
kimia. Kebalikan dari jenis sintesis dimana reaktan yang lebih sederahana bergabung untuk
membentuk produk yang lebih kompleks, mengenali jenis reaksi ini dengan mencari reaktan
tunggal dengan banyak produk. (Heimenstine, 2019)
Reaksi penggantian dapat dibedakan menjadi dua macam penggantian tunggal terjadi
apabila sebuah unsur menggantikan kedudukan unsur lain dalam suatu reaksi kimia, misalnya
pada reaksi antara kawat tembaga yang dicelupkan kedalam larutan perak nitrat, karena
tembaga lebih aktif daripada perak. Maka tembaga pengganti kedudukan perak membentuk
larutan tembaga (II) nitrat berwarna biru. (Fanny, 2012)
Metathesis (pemindahan tunggal) adalah yang mana dua senyawa saling berganti ion
atau ikatan untuk membentuk senyawa yang berbeda. AgNO3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (s) +
NaNO3 (aq). (Petrucci, 1989)
Reaksi reduksi-oksidasi adalah reaksi yang mengandung peristiwa reduksi dan
oksidasi, atau reaksi perubahan bilangan oksidasi, reaksi ini tidak dapat terjadi sendiri-sendiri
jika electron dilepaskan maka harus ada yang menerima electron. Reduksi adalah suatu
proses yang mengakibatkan diperolehnya suatu elektron atau lebih dalam suatu zat jadi suatu
zat pereduksian adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses ini adakah zat oksidasi.
Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya suatu elektron atau lebih dalam
suatu zat atom, ion, atau molekul. Suatu zat pengoksidasian adalah zat yang memperoleh
elektron dan dalam proses itu adalah zat tereduksi. (Sandya, 1998)
Dalam reaksi oksidasi-reduksi atau redoks, elektron berpindah diantara spesies-
spesies yang bereaksi sewaktu mereka berkombinasi membentuk produk. Pertukaran ini
sebagai perubahan bilangan oksidasi reaktan. Semula, istilah oksidasi hanya merujuk kepada
reaksi dengan oksigen sekarang istilah ini digunakan untuk menjelaskan setiap proses yang
bilangan oksidasinya spesiesnya meningkat, meskipun oksigen tidak terlibat. (Oxtoby, 2001)

C. Alat dan Bahan


Alat
No Nama Alat Jumlah
1. Kertas pH Secukupnya
2. Pembakar Bunsen 1 Unit
3. Tabung Reaksi 1 Set
4. Rak Tabung Reaksi 1 Unit

Bahan
No Nama Bahan Wujud Warna Jumlah Rumus
kimia
1. Kalsium Padat Abu metalik Secukupnya Ca
2. Kalsium Oksida Padat Putih Secukupnya CaO
3. Tembaga (II) Padat Abu-abu secukupnya CuCO3
Karbonat
4. Tembaga Sulfat Padat Biru muda secukupnya CuSO4.5H2O
Pentahidrat
5. Larutan CuSO4 Cair Tak secukupnya CuSO4
berwarna
6. Larutan Pb(NO3)2 Cairr Tak secukupnya Pb(NO3)2
berwarna
7. Pita Magnesium Padat Abu Metalik secukupnya Mg
8. Larutan KI Cair Tak Secukupnya KI
berwarna
9. Larutan AgNO3 Cair Tak secukupnya AgNO3
berwarna
10. Larutan NaCl Cair Tak secukupnya NaCl
berwarna
11. Seng Padat Abu silver Secukupnya Zn
12. Natrium Asetat 1 M Cair Tak secukupnya C2H3NaO2
berwarna
13. Kalium Klorida cair Tak secukupnya KCl
0,1 M berwarna
14. Natrium Karbonat Cair Tak secukupnya Na2CO3
1M berwarna
15. Natrium Fosfat Cair Tak secukupnya Na3PO4
0,1 M berwarna
16. Asam Klorida 1 M Cair Tak secukupnya HCl
berwarna
17. Nikel Klorida 0,1 Cair Hijau secukupnya NiCl2
M
18. Plumbum Nitrat Cair Tak secukupnya Pb(NO3)2
0,1 M berwarna
19. Tembaga Sulfat Cair Biru Muda secukupnya CuSO4
0,1 M
20. Asam Sulfat 1 M Cair Tak Secukupnya H2SO4
berwarna
21. Perak Nitrat Cair Tak secukupnya AgNO3
0,1 M berwarna
22. Kadmium Klorida Cair Tak Secukupnya CdCl2
0,1 M berwarna
23. Natrium Hidroksida Cair Tak secukupnya NaOH
1M berwarna
24. Amonium Klorida Cair Tak Secukupnya NH4Cl
1M berwarna

Spesifikasi Bahan
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
1. Aquades (H2O) Wujud: Cair Pelarut polar
Warna: Tidak berwarna Oksidator kuat
Bau: Tidak berbau ΔGo = −237,14 kJ/mol
Titik didih: 100oC
Densitas : 1,04-1,10 g/cm3
Massa molar: 18,02 g/mol

Bahaya Penanggulangan
Menyebabkan ledakan Jauhkan dari logam alkali
bilakontak langsung
dengan logam reaktif
No Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
2. Kalsium Warna: Abu metalik Rumus Molekul: Ca;
Massa Molar: : 40.08 Bereaksi keras dan/atau
g/mol eksplosif dengan air, uap
Densitas: 1,55 g/cm3 atau uap air; Dapat
Titik Didih: 1484°C meledak bila terkena panas
Titik Lebur: 839°C atau api; Mungkin terbakar
Kelarutan dalam air: - atau meledak pada kontak

dengan udara lembab.


Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Berbahaya saat basah; Hindari terkena air;
iritan terhadap mata, Apabila terkena mata dan
kulit, dan saluran kulit bilas dengan air
pernapasan selama 15 menit, apabila
terhirup pindahkan ke
udara segar, serta dapatkan
bantuan medis.

No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia


3. Kalsium Warna: Putih Rumus Molekul: CaO;
Oksida Massa Molar: 56.08 Larut dalam asam,
g/mol gliserol, larutan gula,
Densitas: 3,34 g/cm3 secara praktis tidak larut;
Titik Didih: 2850 ° C Stabil secara kimiawi di

Titik Lebur: 2572 ° C bawah kondisi ruangan


Kelarutan dalam air: - standar (suhu kamar);
Bereaksi dengan asam,
halogen, air, oksidator.
reaktif dengan bahan
organik, asam;
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Iritan terhadap mata dan Basuh mata dan kulit
kulit; dengan air bersih selama
15 meni, serta dapatkan
bantuan medis;
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
4. Tembaga (II) Warna: Abu-abu Rumus Molekul: CuCO3;
Karbonat Massa Molar: 123.55 Bereaksi dengan air pada
g/mol kondisi normal; Tidak
Densitas: - reaktif dalam kondisi
Titik Didih: 333.6°C normal; Stabil di bawah
Titik Lebur: - kondisi normal.
Kelarutan dalam air:
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Iritan terhadap mata, Bilas menggunakan air
kulit, dan pernapasan; bersih apabila terkena
berbahaya jika tertelan mata dan kulit, hirup udara
segar apabila terhirup,
serta hubungi tenaga
medis; Minum air putih
dan dapatkan perhatian
medis.
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
5. Tembaga (II) Warna: Biru Rumus Molekul:
Sulfat Massa Molar: 249,68 CuSO4.5H2O; Tidak
Pentahidrat g/mol mudah terbakar; Stabil
Densitas: 2,284 g/m3 secara kimiawi di bawah
(20 °C) kondisi ruangan standar
Titik Didih: 330 °C (suhu kamar); Reaksi
Titik Lebur: 147 °C eksotermik dengan
Kelarutan dalam air: 317 oksidator kuat
g/l (20 °C)
Bahaya Penanggulangan/
Pencegahan
Sangat toksik bagi Hindarkan pelepasan ke
kehidupan perairan; lingkungan; Minum air
Berbahaya jika tertelan; putih yang banyak,
Iritan pada mata dan hubungi tenaga medis;
kulit; Bilas dengan air selama
beberapa menit, hubungi
tenaga medis.
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
6. Larutan Warna: Biru Rumus Molekul: CuSO4;
Tembaga (II) Massa Molar: 159.62 Beracun; Larut dalam air
Sulfat g/mol
Densitas: 1.02 g/m3
(20 °C)
Titik Didih: -
Titik Lebur: -
Kelarutan dalam air: -
pH: 4.2 (H₂O, 20 °C)
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Berbahaya bagi Jangan membuang
lingkungan; Dapat limbahnya sembarangan;
menyebabkan iritasi Bilas dengan air banyak;
mata; Berbahaya apabila Jangan merangsang
tertelan. muntah, segera hubungi
tenaga medis.
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
7. Larutan Warna: Tidak berwarna Rumus Molekul: Pb(Pb3)2;
Timbal (II) Massa Molar: 331,2 Oksidator kuat; Stabil dalam
Nitrat 1M g/mol suhu ruangan; Beresiko

Densitas: 1,00 g/cm3 meledak dengan senyawa

Titik Didih: - organik yang mudah


menyala, senyawa
Titik Lebur: -
ammonium, asetat, alkohol,
Kelarutan dalam air: ester; Ketika dipanaskan
Larut sampai dekomposisi,
mengeluarkan asap tajam
dari timbal oksida dan NOx.
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Dapat menyebabkan Penanganan: Gunakan
iritasi jaringan tubuh dan dengan ventilasi yang
kemungkinan memadai dan jangan
karsinogen; menghirup debu atau uap;
Dapat merusak janin dan Hindari kontak dengan
kesuburan; Berbahaya kulit, mata, atau pakaian;
jika tertelan atau bila Mencuci tangan dengan
terhirup; Menyebabkan seksama setelah
kerusakan mata yang penanganan; Simpan di
serius; Sangat toksik ruang penyimpanan yang
pada kehidupan perairan sejuk, kering, berventilasi
dengan efek jangka baik, dan terkunci, jauh
panjang. dari bahan yang tidak
cocok.
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
8. Pita Warna: Abu metalik Rumus Molekul: Mg;
Magnesium Massa Molar: 24,30 Reaktivitas resiko ledakan
g/mol debu; Stabil dalam kondisi
Densitas: 1,75 g/cm3 standar/STP
Titik Didih: 1.107 °C
Titik Lebur: 651°C
Kelarutan dalam air: -
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Mudah terbakar Hindari dari
panas/percikan api;
Simpan dalam wadah
kering dan tertutup; Bila
terkena mata/kulit segera
bilas menggunakan air
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
9. Larutan Warna: Tidak berwarna Rumus Molekul: KI;
Kalium Iodida Massa Molar: 166,01 Stabil secara kimiawi di
0,1M g/mol bawah kondisi ruangan
Densitas: - standar; Mudah bereaksi
Titik Didih: - dengan logam alkali, asam
Titik Lebur: - ,oksidator, bromin;
Kelarutan dalam air: -
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Berbahaya jika terkena Hindari kontak dengan
mata dan kulit; iritan kulit, mata; Simpan pada
tempat sejuk dan kering.
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
10. Larutan Perak Warna: Tidak berwarna Rumus Molekul: AgNO3 ;
Nitrat 0,1M Massa Molar: 169,87 Tidak mudah terbakar,
g/mol Oksidator; Korosif
Densitas: 1,01 g/cm3 terhadap logam; bersifat
pada 20°C iritan
Titik Didih: -
Titik Lebur: -
Kelarutan dalam air: -
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Menyebabkan iritasi Cuci dengan sabun dan air
kulit; Menyebabkan apabila terkena kulit;
iritasi mata yang serius; Hindarkan pelepasan ke
Sangat toksik pada lingkungan
kehidupan perairan
dengan efek jangka
panjang.
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
11.. Larutan Warna: Tidak berwarna Rumus Molekul: NaCl;
Natrium Massa Molar: 58.443 Larut dalam air, methanol,
Klorida g/mol gliserol, ammonia; Tidak
Densitas: 1,112 g/cm³ mudah terbakar/meledak;
Titik Didih: - Tidak bersifat oksidator
Titik Lebur: -
Kelarutan dalam air: -
pH: 7
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Perih apabila terkena Bilas dengan air bersih.
mata.
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
12. Logam Seng Warna: Abu-abu silver Rumus Molekul: Zn(s);
Massa Molar: 65,39 Tidak larut dalam air;
g/mol Mudah menyala; Tidak
Densitas: 7,14 g/cm3 (20 mudah meledak;
°C)
Titik Didih: 908 °C
Titik Lebur: 420 °C
Kelarutan dalam air: -
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Berbahaya bagi Hindarkan pelepasan ke
lingkungan perairan. lingkungan.
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
13. Natrium Asetat Warna: Tidak berwarna Rumus Molekul:
1M Massa Molar: 82,03 CH3COONa; Bersifat
g/mol reaktif; Stabil secara
Densitas: 1,42 g/cm3 kimiawi di bawah kondisi
Titik Didih: -
Titik Lebur: - ruangan standar; Beresiko
Kelarutan dalam air: - meledak dengan
Nitrat.
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Berbahaya jika terhirup, Hirup udara segar apabila
terkena mata, dan terhirup; Bilas kulit yang
tertelan terkontak menggunakan
air mengalir; Jika tertelan
minum air (2 gelas)
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
14. Kalium Klorida Warna: Tidak berwarna Rumus Molekul: KCl;
0,1M Massa Molar: 74.55 Bereaksi hebat dengan
g/mol oksidator kuat
Densitas: -
Titik Didih: -
Titik Lebur: -
Kelarutan dalam air: 347
g/l pada 20 °C
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Bukan bahan atau Menghirup udara segar
campuran berbahaya apabila terhirup; bilas
menurut Peraturan (EC) dengan air apabila terkena
No 1272/2008. kulit/mata.
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
15. Natrium Karbonat Warna: Tidak berwarna Rumus Molekul: Na2CO3 ;
1M Massa Molar: 105,99 Reaksi yang hebat dapat
g/mol terjadi dengan aluminium,
Densitas: - logam alkali tanah,
Titik Didih: - senyawa nitro organik,
Titik Lebur: - Fluorin, logam basa; Stabil
Kelarutan dalam air: -
di bawah kondisi ruangan
standar;
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Menyebabkan iritasi Bilaslah menggunakan air
mata serius bersih dan segera hubungi
tenaga medis
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
16. Natrium Fosfat 0,1M Warna: Tidak berwarna Rumus Molekul: Na3PO4;
Massa Molar: Tidak bereaksi di bawah
163,94 g/mol proses normal; Stabil di
Densitas: - bawah kondisi ruangan
Titik Didih: - standar
Titik Lebur: -
Kelarutan dalam air: -
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Dapat menyebabkan Gunakan sarung tangan
iritasi dan sakit kepala; dan pakaian pelindung;
Hindari kontak dengan
kulit, mata, dan pakaian;
Cuci tangan setelah selesai
bekerja; Simpan dalam
wadah tertutup rapat dan
kering.
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
17. Asam Klorida1M Warna: Tidak Rumus Molekul: HCl;
Berwarna(larutan) Kelarutan dalam airnya
Massa Molar: tercampur penuh; Bersifat
36,46 g/mol korosif pada logam; Tidak
Densitas: bersifat oksidator
1,18 g/cm3
Titik Didih: 110 °C
Titik Lebur: −27,32 °C
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Menyebabkan luka bakar Cuci dan bilas
atau gangguan pada kulit menggunakan sabun dan
dan mata berat; Bisa air; Bilas secara hati-hati
berakibat fatal jika dengan air selama
dihirup/tertelan beberapa menit; Jangan
dihirup
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
18. Nikel Klorida0,1M Warna: Hijau Rumus Molekul: NiCl2 ;
Massa Molar: 129,5994 Larut dalam air; Ketika
g/mol dipanaskan sampai
Densitas: - dekomposisi, maka akan
Titik Didih: - mengeluarkan asap klorida
Titik Lebur: - beracun; Beracun dan
Kelarutan dalam air: larut korosif apabila
bersentuhan dengan asam
kuat/gas asam.
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Beracun jika tertelan; Bila terkena mata/kulit
Menyebabkan iritasi bilas dengan air selama 15
kulit; Menyebabkan menit; Bila tertelan,
reaksi alergi pada kulit; minum air yang banyak;
Bercun bila terhirup. Jika terhirup maka hirup
Menyebakan alergi atau udara segar.
gejala asma bila terhirup;
Menyebabkan kerusakan
genetik.
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
19. Plumbum Warna: Tidak berwarna Rumus Molekul:
Nitrat 0,1M Pb(NO3)2; Kontak dengan
Massa Molar: 331,2 senyawa organik dapat
g/mol menimbulkan percikan
Densitas: 1.00 g/mL api; Tidak mudah
Titik Didih: - meledak/terbakar;
Titik Lebur: -
Kelarutan dalam air: 0,7
g/l
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Toksisitas akut bagi Hindari pelepasan ke
kehidupan perairan; lingkungan; Bila terkena
Iritan; Karsinogentas; mata dan kulit segera bilas
Menyebabkan kerusakan menggunakan air (untuk
mata serius; mata) dan sabun

No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia


20. Tembaga (II)Sulfat Warna: Tidak berwarna Rumus Molekul: CuSO4 ;
0,1M Massa Molar: 159.62 Beracun; Larut dalam air
g/mol
Densitas: 1.02 g/m3
(20 °C)
Titik Didih: -
Titik Lebur: -
Kelarutan dalam air: -
pH: 4.2 (H₂O, 20 °C)
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Berbahaya bagi Jangan membuang
lingkungan; Dapat limbahnya sembarangan;
menyebabkan iritasi Bilas dengan air banyak;
mata; Berbahaya apabila Jangan merangsang
tertelan. muntah, segera hubungi
tenaga medis.
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
21. Asam Sulfat 1M Warna: Tidak berwarna Rumus Molekul: H2SO4;
Massa Molar: 98,08 Korosif; Reaksi hidrasi
g/mol sangat eksotermik; Cairan
Densitas: 1,84 g/cm3 higroskopis
Titik Didih: 337 °C
Titik Lebur: 10 °C
Kelarutan dalam air:
Larut
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Menyebabkan kulit Jika terkena kulit, bilaslah
terbakar; Menyebabkan kulit tersebut dengan air
kerusakan mata; selama 10 hingga 15
menit; Jika terkena mata
bilas dengan air dan
hubungi tenaga medis

No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia


22. Perak Nitrat0,1M Warna: Tidak berwarna Rumus Molekul:
Massa Molar: 169,87 AgNO3.;Larut dalam
g/mol. etanol dan aseton; Bersifat
Densitas: - korosif terhadap logam;
Titik Didih: -
Titik Lebur: -
Kelarutan dalam air: -
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Menyebabkan kulit Jika terkena kulit dan mata
terbakar yang parah serta segera bilas dengan air
kerusakan mata; Sangat mengalir, serta hubungi
toksik bagi kehidupan tenaga medis; Hindarkan
perairan. pelepasan ke lingkungan
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
23. Kadmium Klorida Warna: Tidak berwarna Rumus Molekul: CdCl2 ;
0,1M Massa Molar: Beracun; Stabil dalam
183,31 g/mol keadaan STP;
Densitas: -
Titik Didih: -
Titik Lebur: -
Kelarutan dalam air:
Larut
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Beracun; Berbahaya bagi Jangan ditelan, dihirup;
lingkungan Bila kontak dengan kulit
segera bilas dengan air;
Hindarkan pelepasan
langsung ke lingkungan
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
24. Natrium Hidroksida Warna: Tidak berwarna Rumus Molekul: NaOH;
1M Massa Molar: 39,99 Tidak mudah terbakar;
g/mol Stabil dalam keadaan STP;
Densitas: -
Titik Didih: -
Titik Lebur: -
Kelarutan dalam air: larut
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Berbahaya bagi kulit; Dapat Bila terkena kulit dan mata
merusak mata segera bilas dengan air;
Bila terkena mata segera
hubungi tenaga medis
No. Nama Zat Sifat Fisika Sifat Kimia
25. Ammonium Warna: Tidak berwarna Rumus Molekul: NH4Cl;
Klorida 1M Massa Molar: Tidak mudah terbakar;
Densitas: 1 g/cm3 Larut dalam air, metanol;
Titik Didih: Tidak mudah terbakar
Titik Lebur:
Kelarutan dalam air: 4,7
pada 25°C
Penanggulangan/
Bahaya
Pencegahan
Berbahaya jika terkena Bila terkena kulit dan mata
mata dan kulit segera bilas dengan air;
Bila terkena mata segera
hubungi tenaga medis

D. Prosedur dan Pengamatan


No. Prosedur Pengamatan

1. Reaksi Pertukaran Tunggal


1. Siapkan plat tetes Sebelum reaksi :
- Menyimpan sedikit logam Zn di 1. Logam Zn dan Larutan
CuSO4
salah satu plat tetes yang telah
Zn : Padatan berwarna silver
disiapkan.
- Menambahkan larutan CuSO4
kemudian mengamatinya.
- Menyimpan reaksi beberapasaat lalu
mengamatinya kembali.
CuSO4 : larutan berwarna biru
Hasil Laut

2. Siapkan plat tetes


2. Logam CaO dan Air
- Menyimpan sedikit logam CaO di CaO : Serbuk berwarna putih
salah satu plat tetes yang telah
disiapkan.
- Menambahkan larutan H2O
kemudian mengamatinya.
- Menyimpan reaksi beberapasaat lalu H2O : tidak berwarna
mengamatinya kembali
Hasil
Setelah Reaksi :
1. Logam Zn dan Larutan
CuSO4, setelah Zn ditetesi
oleh CuSO4 terjadi perubahan
warna menjadi warna hitam

2. Logam CaO dan Air, setelah


CaO ditetesi oleh air terdapat
endapan berwarna putih

2. Reaksi Kombinasi Sebelum reaksi


1. Pita Mg : Padatan berwarna
1. Ambil pita magnesium, amati silver
2. CaO : Serbuk berwarna
- Menyalakan pembakar Bunsen putih
hingga diperolehnyala api biru. 3. H2O : Cairan tidak berwarna
- Mencapit pita magnesium
menggunakan pencapit besi. Setelah reaksi
- Membakar pita magnesiumdi atas
1. Pembakaran pita Mg,
nyala api biru pembakar Bunsen.
Ketika pita Mg dibakar oleh
- Mengamati perubahan yangterjadi. api Bunsen berwarna biru
dihasilkan pita berwarna
Hasil merah pada satu titik
mengeluarkan pijar berwarna
putih, sisa pembakaran
berwarna putih keabuan
2. Masukan satu ujung spatula kalsium
oksida ke plat tetes, amati 2. Pelarutan CaO dalam air,
menghasilkan perubahan
- Menambahkan 1-2 tetes air dan pada kertas lakmus dan ada
endapan putih. Perubahan
mengaduk menggunakanbatang
lakmus merah menjadi biru,
pengaduk. dan lakmus biru tetap
- Menguji larutan tersebut berwarna biru
menggunakan kertas lakmus merah
dan biru.

- Mengamati perubahan yangterjadi.

Hasil

3. Reaksi Dekomposisi
1. Memasukan satu ujung spatula Kristal Sebelum reaksi
tembaga (II) Sulfat pentahidrat ke tabung CuSO4.5H2O : padatan
reaksi, amati berwarna biru
H2O : cairan tak berwarna
- Memanaskan tabung reaksidi atas
pembakar Bunsen dalam posisi Saat Bereaksi
miring menggunakan penjepit. CuSO4 dibakar berubah
menjadi serbuk berwarna
- Mengamati perubahan yang putih,
terjadi. Setelah di tetesi air CuSO4
- Mendiginkan padatan yang berubah lagi menjadi padatan
serbuk berwarna biru
sudah dipanaskan di rak
tabung.
- Menambahkan 3-5 tetes air
setelah didinginkan.
- Mengamati perubahan yang
terjadi dan suhu pada tabung
reaksi.
Hasil
2. Masukan satu ujung spatula Kristal Sebelum Reaksi :
Nyala api : biru
tembaga (II) Karbonat ke tabung reaksi,
CuCO3 : padatan berwarna
amati hijau
- Memanaskan tabung reaksidi atas
pembakar Bunsen dalam posisi Saat Reaksi :
Saat dipanaskan CuCO3
miring menggunakan penjepit.
berubah menjadi hitam dan
- Mengamati perubahan yang berwujud padat
terjadi.
- Mendiginkan padatan yang
sudah dipanaskan di rak
tabung.
- Menambahkan 3-5 tetes air
setelah didinginkan.
- Mengamati perubahan yang
terjadi dan suhu pada tabung
reaksi.
Hasil

4 Reaksi Metatesis Sebelum Reaksi


KI : larutan tidak berwarna
1) KI Pb(NO3)2 : larutan tidak
berwarna
NaCl : larutan tidak berwarna

KI+Pb(NO3)2 Saat Reaksi


KI + Pb(NO3)2 campurannya
 Diteteskan larutan KI pada plat tetes berubah warna menjadi
 Ditambahkan beberapa tetes larutan
kuning
Pb(NO3)2

 Diamati dan dicatat perubahannya

Hasil

KI + AgNO3 Saat Reaksi


KI+AgNO3 campurannya
 Diteteskan larutan KI pada plat tetes berubah warna menjadi hijau
 Ditambahkan beberapa tetes larutan kekuninngan
AgNO3

 Diamati dan dicatat perubahannya

Hasil

KI + NaCl
Saat Reaksi
 Diteteskan larutan KI pada plat tetes
KI+NaCl campurannya tidak
 Ditambahkan beberapa tetes larutan mengalami perubahan warna
NaCl

 Diamati dan dicatat perubahannya

Hasil

2) Air Kapur
Sebelum Reaksi
Kapur CaO : serbuk berwarna
Larutan Air Kapur broken white

 Ambil setengah gelas larutan air kapur ( Saat Reaksi


bagian jernih) Air +Kapur campurannya
 Dimasukan selang plastic/ pipa kaca berubah warna menjadi keruh
kedalam gelas berisi air kapur setelah diendapkan, larutan
 Ditiup larutan air kapur melalui dilakukan dekantasi antara
selang/pipa endapan dan larutan.
 Didiamkan beberapa saat
Hasil setelah
 Diamati dan dicatat perubahannya diendapkan
larutan menjadi
Hasil tidak berwarna,
lalu dilakukan
peniupan setelah
ditiup larutan
menjadi keruh,
karena adanya campuran CO2
dengan CaO yang tersisa
3) NaOH 0,1 M + CuSO4 0,05 M
Sebelum Reaksi
Larutan NaOH : larutan tidak berwarna
CuSO4 : larutan tidak
berwarna
 Dimasukan I ml larutan NaOH kedalam
tabung reaksi
 Ditetesi larutan CuSO4 kedalam larutan Saat Reaksi
 Diamati dan dicatat perubahannya Setelah
dicampurkan
Hasil hasil larutan
menjadi biru

4) NaCl 0,1 M + AgNO3 0,1 M


Sebelum reaksi
Larutan AgNO3 : larutan tidak
berwarna
 Dimasukan I ml larutan NaCl kedalam NaCl : larutan tidak berwarna
tabung reaksi
 Ditetesi larutan AgNO3 kedalam larutan Saat Reaksi
Setelah
 Diamati dan dicatat perubahannya
direaksikan
AgNO3 dan
Hasil NaCl larutan
berubah
warna
menjadi putih

5) Nasi + Larutan I2 Sebelum Reaksi :

Larutan Nasi : padatan berwarna putih


I2 : larutan berwarna kuning
 Diletakan nasi putih pada cawan petri
Setelah direaksikan,
 Diteteskan larutan I2 pada nasi nasi dan
 Diamati dan dicatat peruhbahannya larutan I2,
nasi berubah
warna
Hasil menjadi ungu
kehitam-
hitaman/
ungu gelap
6) KMnO4
Sebelum Reaksi
Larutan KMnO4 : larutan berwarna
ungu
H2SO4 : larutan tidak
 Dimasukan 10 tetes larutan KMnO4
kedalam gelas kimia 100 ml
berwarna
C2H2O4 : larutan tidak
 Ditambahkan 5 tetes larutan H2SO4 berwarna
 Diencerkan dengan 25 ml air
 Ditambahkan tetes demi tetes larutan
Saat Reaksi
C2H2O4 sehingga berubah warna
Saat KMnO4
 Diamati dan dicatat perubahannya
dan H2SO4
Hasil
dicampurkan
larutan
berubbah
warna
menjadi
ungu, Ketika ditambahkan air
larutan menjadi ungu muda,
KMnO4 dan H2SO4 yang
sudah diencerkan air, lalu
ditambahkan larutan C2H2O4
warnanya jadi magenta

7) K2CrO4 0,1 M + HCl 0,1 M Sebelum Reaksi


K2CrO4 : larutan berwarna
Larutan kuning cerah
HCl : larutan tidak berwarna
 Memasukkan masing-masing1 mL
larutan ke dalam tabung.
Setelah Reaksi
K2CrO4 +
 Mengamati perubahan yangterjadi untuk HCl setelah
setiap reaksi. dicampurkan
 Ditulis NR jika tidak terjadi reaksi berubah
warna
Hasil menjadi
kuning pekat

8) CaO + H2O Sebelum Reaksi


T ruang : 26°C
Larutan Akuades : cairan tidak
berwarna
 Dimasukan akuades ke dalam gelas kimia
100 ml hingga setengah volume (Catat CaO : padatan berwarna putih
sebagai T1)
 Ditambahkan sebongkah CaO (catat
T1 Akuades : 25°C
sebagai T2)
 Dibandingkan antara T1 Dan T2 Setelah reaksi
 Dihitung perubahan suhu (T2-T1)
Campuran CaO+ H2O
Hasil mempunyai suhu T2 : 28,5°C

Perubahan Suhu = T2-T1


28,5°C - 25°C = 3,5 °C

9) H2SO4 0,1 M + NaOH 0,1 M Sebelum Reaksi


T ruang : 26°C
Larutan Suhu H2SO4 : 28,5 °C

 Dicatat suhu awal H2SO4 dan NaOH 0,1


H2SO4 : larutan tidak
M (T1) berwarna
 Ditambahkan 1 ml larutan H2SO4 Suhu NaOH : 28°C
kedalam tabung reaksi
NaOH : larutan tidak berwarna
 Ditambahkan I ml larutan NaOH
 Diukur suhu campuran T2 Saat Reaksi
 Dibandingkan antara suhu T1 dan T2 H2SO4 + NaOH suhu
 Dihitung perubahan suhu (T2-T1)
campurannya 32,5 °C

Perubahan Suhu = T2-T1


Hasil
32,5 °C – 28,5°C = 4 °C

10) BaOH + NH4Cl Sebelum reaksi


T ruang : 26°C
Larutan
T1 BaOH : 26 °C
 Dicatat suhu awal BaOH dan NH4Cl (T1)
T1 NH4Cl : 26°C
 Ditambahkan 1 ml larutan BaOH kedalam
tabung reaksi BaOH : larutan tidak berwarna
NH4Cl : larutan tidak
 Ditambahkan I ml larutan NH4Cl
berwarna
 Diukur suhu campuran T2
 Dibandingkan antara suhu T1 dan T2 Setelah reaksi
 Dihitung perubahan suhu (T2-T1) T2 (BaOH + NH4Cl ): 27°C
Campuran BaOH + NH4Cl :
Hasil larutan tidak berwarna
Perubahan
suhu : T2-
T1
27,5°C -
26°C =
1,5°C

11) NaHCO3 + H2SO4


Sebelum Reaksi
Larutan Larutan H2SO4 : larutan tidak
berwarna
Soda Kue : Serbuk berwarna
 Dimasukan soda kue ke dalam gelas putih
kimia berisi air
 Diaduk hingga homogen Setelah reaksi
Soda kue +
 Diteteskan larutan H2SO4 air : larutan
 Diamati dan dicatat perubahannya berwarna
putih keruh
Hasil Ketika
campuran
soda kue +
air ditetesi
H2SO4 menimbulkan
gelembung-gelembung kecil
yang berada pada area tetesan

12) Na2CO3 0,1 M + HCl 0,1 M Sebeleum reaksi


HCl : larutan tak berwarna
Larutan Na2CO3 : larutan tak berwarna
 Dimasukan 1 ml larutan Na2CO3 Saat Reaksi
0,1 M ke dalam tabung reaksi HCl + Na2CO3 ketika
 Ditambahkan 2 ml larutan HCl dicampurkan tidak terjadi
perubahan warna, namun saat
 Diamati dan dicatat perubahannya diteteskan HCl muncul
Hasil gelembung paada larutan

13) Zn + H2SO4 Sebelum Reaksi


Zn : padatan berwarna silver
Larutan H2SO4 : larutan tak berwarna
 Dimasukan serbuk atau satu potong
kecil Zn ke dalam tabung reaksi
Saat Reaksi
 Ditambahkan tetes demi tetes
Ketika
larutan H2SO4 1M
padatan Zn
 Diamati dan dicatat perubahannya ditetesi oleh
H2SO4
Hasil sampel di
tabung
reaksi
berubah
menjadi berwarna putih dan
muncul banyak gelembung

E. Data Pengamatan
Percobaan Jenis Reaktan Reaksi Produk
Reaksi (reaksi (saat reaksi) (sesudah
sebelum) reaksi)
Zn dan CuSO4 Reaksi Zn : Ketika Zn Logam Zn
Pertukaran Wujud : ditambahkan berubah warna
Tunggal padatan logam CuSO4 terjadi menjadi warna
Warna : abu- perubahan hitam
abu warnanya menjadi
CuSSO4 hitam gilap pada
Wujud : larutan bagian yang
Warna : biru terkena tetesan
CuSO4
CaO dan H2O Reaksi CaO Terbentuk Dihasilkan
Kombinasi Wujud : serbuk endapan berwarna Ca(OH)2 dalam
Warna : putih putih saat CaO benntuk
H2O : ditetesi air endapan
Wujud : cair berwarna putih
Warna : Tak
berwarna
Mg dan O2 Reaksi CaO : Ketika dibakar, Dihasilkan
Kombinasi Wujud : logam Mg logam MgO
padatan logam mengeluarkan berwarna putih
Warna : silver pijar warna putih keabuan
O2 :nyala api
berwarna biru
CaO dan H2O Reaksi CaO Ketika CaO dan Dihasilkan
Kombinasi Wujud : serbuk H2O dicampurkan perubahan
Warna : putih menghasilkan pada kertas
H2O : endapan berwarna lakmus, kertas
Wujud : cair putih lakmus
mengalami
Warna : tidak perubahan
berwarna warna. Lakmus
merah jadi
warna biru,
lakmus biru
tetap biru
CuSO4.5H2O Reaksi CuSO4.5H2O -saat dipanaskan -Dihasilkan
(dipanaskan) Dekomposisi Wujud :kristal terbentuk zat putih padatan CuSO4
Warna : biru berwarna putih berwarna putih
-saat diteteskan air
zat berubah lagi
menjadi berwarna -Dihasilkan
biru padatan
CuSO4.5H2O
berwarna biru
CuCO3 Reaksi CuCO3 : Saat dipanaskan Dihasilkan
(dipanaskan) Dekomposisi Wujud : terbentuk zat CuO berwujud
padatan berwarna hitam padat dan
(serbuk) berwarna
Warna : hijau hitam
KI dan Reaksi KI : Saat ditambahkan Dihasilkan
Pb(NO3)2 Metatesis Wujud : cair Pb(NO3)2 larutan gumpulan
Warna : tidak KI pada plat tetes berwarna
berwarna terjadi gumpalan kuning yang
Pb(NO3)2 berwarna kuning tidak larut
Wujud : cair
Warna : tidak
berwarna
KI dan NaCl Reaksi KI : Saat ditambahkan Dihasilkan
Metatesis Wujud : cair NaCl pada larutan larutan tidak
Warna : tidak KI, larutan tidak berwarna
berwarna terjadi perubahan
NaCl : warna
Wujud : cair
Warna : tidak
berwarna
KI dan Reaksi KI : Saat ditambahkan Dihasilkan
AgNO3 Metatesis Warna : cair AgNO3 pada endapan
Wujud : tidak larutan KI, berwarna hijau
berwarna terbentuk endapan
AgNO3 berwarna hijau
Wujud : cair
Warna : tidak
berwarna
Air Kapur Reaksi Kapur Saat ditambahkan Dihasilkan
Metatesis Wujud : serbuk air, air kapur larutan tak
Warna : putih menjadi keruh, berwarna,
Air Kapur lalu dilakukan karena saat
Wujud : larutan proses dekantasi ditiup keruh
Warna : putih sehingga terbentuk yang terbentuk
keruh emdapan warna menghilang
putih dan cairan lagi
tidak berwarna.
Saat cairan tak
berwarna ditiup
larutan tersebut
menjadi keruh
NaOH dan Reaksi NaOH : Saat CuSO4 Dihasilkan
CuSO4 Metatesis Wujud : larutan ditambahkan larutan
Warna : tidak NaOH larutan berwarna biru
berwarna tidak saling setelah
CuSO4 melarut, didiamkan
Wujud :larutan larutannya beberapa saat
Warna : biru berwarna biru

NaCl dan Reaksi NaCl : Saat NaCl Dihasilkan


AgNO3 Metatesis Wujud : larutan ditambahkan endapan
Warna : tidak AgNO3 terbentuk berwarna putih
berwarna endapan berwarna
AgNO3 putih
Wujud : larutan
Warna : tidak
berwarna
Nasi Reaksi Nasi Saat nasi Dihasilkan nasi
(C6H12O6) Reduksi- Wujud : padat diteteskan I2, nasi yang berwarna
dan I2 Oksidasi Warna : putih berubah warna ungu tua
(redoks) I2 menjadi ungu tua kehitaman
Wujud : larutan dibagian yang
Warna : kuning terkena tetesan
KMnO4 dan Reaksi KMnO4 -saat KMnO4 -dihasilkan
H2C2O4 Reduksi- Wujud : larutan ditambahkan larutan
Oksidasi Warna: ungu H2SO4 terbentuk berwarna ungu
(redoks) H2C2O4 : larutan berwarna muda
Wujud : larutan ungu muda -dihasilkan
Warna : tidak -saat ditambahkan larutan
berwarna 100 tetes larutan berwarna
H2SO4 : magenta
H2C2O4 berubah
Wujud : larutan
warna menjadi
Warna : tidak
berwarna magenta
K2CrO4 dan Reaksi K2CrO4 : Saat K2CrO4 Dihasilkan
HCl Metatesis Wujud : larutan ditambahkan HCl larutan
Warna : kuning terjadi perubahan berwarna
HCl orange
Wujud : larutan warna dari kuning
Warna : tidak menjadi orange
berwarna

H2O dan CaO Reaksi H2O Saat CaO Dihasilkan


Kombinasi Wujud : cair dilarutkan dengan suspense
Warna : tidak air terbentuk berwarna putih
berwarna suspensi berwarna dan terjadi
CaO putih keruh dan kenaikan suhu
Wujud : padat terjadi kenaikan
Warna : putih suhu menjadi
28,5°C
H2SO4 dan Reaksi H2SO4 : Saat H2SO4 Dihasilkan
NaOH Metatesis Wujud : cair ditambahkan larutan tidak
Warna : tiidak NaOH tidak berwarna
berwarna terjadi perubahan
NaOH warna tapi terjadi
Wujud : cair kenaikan suhu dari
Warna :tidak 28,5°C jadi
berwarna
Suhu awal : 32,5°C
28,5°C
NaHCO3 dan Reaksi NaHCO3 Saat larutan Setelah
H2SO4 Metatesis Wujud : padat NaHCO3 diteteskan
Warna : putih diteteskan H2SO4 hanya
H2SO4 terbentuk gas, lalu terbentuk gas
Wujud : cair menghilang tanpa terjadi
Warna : tidak kembali perubahan
berwarna warna
Larutan
NaHCO3
Wujud : larutan
Warna : tidak
berwarna
Ba(OH)2 dan Reaksi Ba(OH)2 Saat Ba(OH)2 Dihasilkan
NH4Cl Metatesis Wujud : larutan ditambahkan larutan tidak
Warna :tidak NH4Cl tidak berwarna
berwarna terjadi perubahan
NH4Cl : warna, tetapi
Wujud : larutan terjadi kenaikan
Warna : tidak suhu 26°C jadi
berwarna
Suhu sebelum 27,5°C
reaksi 26°C
Na2CO3 dan Reaksi Na2CO3 Saat Na2CO3 Dihasilkan
HCl Metatesis Wujud : cair ditambahkan HCl larutan tidak
Warna : tidak tidak terjadi berwarna
berwarna perubahan warna
HCl tapi terbentuk
Wujud : cair gelembung
Warna : tidak
berwarna
Zn dan H2SO4 Reaksi Zn Saat Zn ditambah Dihasilkan
Pertukaran Wujud : padat H2SO4 terbentuk larutan
Tunggal Warna : abu- gelembung dan berwarna putih
abu larutannya warna dan terdapat
H2SO4 putih gelembung
Wujud : larutan
Warna : tidak
berwarna

F. Perhitungan
Perubahan Suhu CaO + H2O = T2-T1

= 28,5 °C -25°C

= 3,5 °C

Perubahan Suhu Ba(OH)2 +NH4Cl = T2-T1

=27,5°C-26°C

=1,5 °C

Perubahan Suhu H2SO4 + NaOH = T2-T1

= 32,5 °C – 28,5 °C

= 4°C

G. Persamaan Reaksi

1. Reaksi Pertukaran Tunggal


a) Zn (s) + CuSO4 (aq) ZnSO4 (aq) + Cu (s)
(silver) (biru muda) (biru muda) (hitam)
r) Zn (s) + H2SO4 (aq) ZnSO4 (aq) + H2 (g)
(silver) (tb) (putih keruh) (tb)

2. Reaksi Kombinasi
b) 2Mg (s) + O2 (g) 2MgO (s)
(coklat keemasan) (tb) (silver)

c) CaO (s) + H2O (l) Ca(OH)2


(putih) (tb) (putih susu)

m) CaO (s) + H2O (l) Ca(OH)2 (aq)


(putih) (tb) (putih susu)

3. Reaksi Dekomposisi
d) CuSO4.5H2O (s) CuSO4 + H2O
(biru muda) (putih) (putih tipis)

e) CuCO3 (s) CuO (s) + CO2 (g)


(hijau muda) (hijau tua) (putih tipis)

4. Reaksi Metatesis
f) 2KI (aq) + Pb(NO3)2 (aq) PbI2 (s) + 2KNO3 (aq)
(tb) (tb) (kuning) (kuning)

KI (aq) + AgNO3 (aq) AgI (s) + KNO3 (aq)


(tb) (putih tipis) (putih) (putih keruh)

KI (aq) + NaCl (aq) NaI (aq) + KCl (l)


(tb) (tb) (putih keruh) (putih keruh)
g) Ca(OH)2 + CO2 (g) CaCO3 (s) + H2O (l)
(putih keruh) (putih) (putih keruh)

h) NaOH (aq) + CuSO4 (aq) Cu(OH)2 (s) + Na2SO4


(tb) (biru muda) (biru) (putih agak keruh)

i) NaCl (aq) + AgNO3 AgCl (s) + NaNO3 (aq)


(tb) (putih tipis) (putih) (putih susu)

l) 2K2CrO4 (aq) + 2HCl (aq) K2Cr2O7 (aq) + 2KCl (aq) + H2O (l)
(kuning) (tb) (kuning keemasan) (kuning keemasan) (tb)

n) H2SO4 (aq) + 2NaOH (aq) Na2SO4 (aq) +2H2O (l)


(tb) (tb) (tb) (tb)

o) Ba(OH)2 (aq) + 2NH4Cl (aq) BaCl2 (aq) + 2NH4OH (aq)


(tb) (tb) (tb) (tb)

p) NaHCO3 (aq) + H2O (l) NaOH (aq) + H2CO3 (aq)


(putih) (tb) (putih) (putih)

q) Na2CO3 (aq) + 2HCl (aq) 2NaCl (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
(tb) (tb) (tb) (tb) (tb)

5. Reaksi Reduksi – Oksidasi


j) C6H12O6 (s) + I2 (aq) C6H10O6 (s) + 2HI (aq)
(putih) (kuning) (hitam/biru tua) (hitam/biru tua)
k) 2KMnO4 (aq) + 3H2SO4 (aq) + 5H2C2O4 K2SO4(aq) + 2MnSO4 +10CO2(g) + H2O (l)

(ungu) (tb) (tb)


H. Pembahasan
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat kimia menjadi unsur atau
senyawa kimia baru. Reaksi kimia juga merupakan proses penataulangan atom-
atom dalam suatu ion atau molekul. Sedangkan persamaan reaksi kimia
merupakan suatu pernyataan yang ditulis dengan memakai rumus-rumus kimia
yang dimana berfungsi untuk memberikan informasi mengenai identitas zat
dalam reaksi kimia.
Pada percobaan Jenis-Jenis Reaksi Kimia, dilakukan percobaan dengan
tujuan untuk mengetahui perubahan reaksi yang terjadi, besarnya perubahan
suhu yang terjadi, dan menentukan jenis reaksi kimia. Perubahan reaksi kimia
dapat diamati dan suatu reaksi kimia mengalami perubahan berupa warna, suhu,
bau dan endapan. Jenis reaksi kikia pula dikelompokkan berdasarkan kesamaan
karakteristik reaksinya, seperti reaksi kombinasi, reaksi dekomposisi, reaksi
pergantian tunggal, reaksi pertukaran, dan reaksi redoks.
Pada percobaan ini, dapat diketahui perubahan reaksi kimia berdasarkan
perubahan warna melalui beberapa proses. Pada percobaan sampel Zn (seng)
Ketika ditetesi oleh CuSO4 mengalami perubahan warna yang berasal warna
abu-abu berubah menjadi warna hitam. Hal ini menunjukan bahwa CuSO4
mengalami reduksi menjadi Cu, dan Zn mengalami oksidasi menjadi ZnSO4.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa reaksi dalam percobaan ini adalah reaksi
redoks sekaligus reaksi pergantian tunggal. Pada percobaan Pita Magnesium
yang dibakar dalam api Bunsen yang berwarna biru, menghasilkan perubahan
Pita Magnesium yang asalnya berwarna abu berubah menjadi MgO berwarna
putih. Sehingga jenis reaksi kimia pada percobaan ini merupakan jenis reaksi
kombinasi. Pada percobaan larutan Kalsium Oksida dapat merubah warna kertas
lakmus, Ketika kertas lakmus merah dimasukan dalam larutan mengalami
perubahan warna menjadi biru, sedangkan Ketika lakmus biru dimasukan
warnanya tidak mengalami perubahan. Hal ini menunjukan bahwa Ketika CaO
dilarutkan dalam H2O membentuk Ca(OH)2 yang bersifat basa. Sehingga, jenis
reaksi kimia pada percobaan ini adalah reaksi kombinasi. Pada percobaan
CuSO4.5H2O yang asalnya berwarna biru, berubah warna menjadi warna putih,
namun Ketika perubahan warna tersebut ditetesi oleh air, CuSO4.5H2O berubah
Kembali menjadi warna biru. Hal itu menunjukan bahwa CuSO4.5H2O berubah
menjadi CuSO4 dan H2O terurai dalam bentuk gas. Namun Ketika ditambahkan
air akan berubah Kembali menjadi bentuk semula, Sehingga reaksi pada
percobaan ini merupakan reaksi dekomposisi.
Pada percobaan perubahan reaksi – reaksi kimia juga dapat dilihat
melalui perubahan warna dan terbentuknya endapan. Pada percobaan ini
perubahan warna pada larutan KI Ketika ditetesi oleh Pb(NO3) mengalami
perubahan warna menjadi kuning dan terbentuk endapan yang berwarna kuning.
Hal ini menunjukan bahwa Ketika Pb(NO3) direaksikan dengan KI akan
menghasilkan endapan PbI2 berwarna kuning dan KNO3. Pada percobaan
lainnya di larutan AgNO3 ketika ditetesi oleh NaCl akan menghasilkan zat
berwarna ungu dan terbentuk endapan berwarna ungu. Hal ini menunjukan
bahwa Ketika AgNO3 direaksikan dengan NaCl akan menghasilkan endapan
AgCl berwarna ungu dan NaNO3. Sehingga, jenis reaksi kimia pada percobaan
ini adalah reaksi metatesis. Pada percobaan pembentukan endapan sampel
Ba(OH)2 yang ditiup, awalnya tidak berwarna dan setelah ditiup berubah
menjadi keruh dan terbentuk endapan putih. Hal ini menunjukan bahwa CO2
diserap dalam larutan Ba(OH)2 dan menghasilkan endapan BaCO3 dan H2O.
Sehingga jenis reaksi pada percobaan ini merupakan jenis reaksi metatesis.
Pada percobaan kimia, reaksi juga dapat dianalisis melalui perubahan
suhunya. Pada percobaan CaO direaksikan dengan H2O mengalami perubahan
suhu, Ketika H2O diukur sebesar 25°C, suhu CaO awal sebesar 28,5°C dan
Ketika CaO dan air dicampurkan suhunya menjadi 32,5 °C . Sehingga
perubahan suhunya sebesar 4°C. Jenis reaksi kimia pada proses ini adalah jenis
reaksi kombinasi.
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa perubahan reaksi kimia
dapat dilihat melalui pembentukan gas. Pada percobaan pada sampel soda kue
yang ditetesi oleh H2SO4. Dimana reaksi kimia tersebut menghasilkan gas
berupa gelembung.

I. Kesimpulan
Pada percobaan Jenis-Jenis reaksi kimia yang bertujuan untuk megetahui
jenis-jenis reaksi kimia, yaitu reaksi pertukaran tunggal, reaksi dekomposisi,
reaksi metatesis dan reaksi kombinasi. Dapat menentukan jenis- jenis reaksi
kimia yang terjadi, serta dapat menuliskan persamaan reaksi yang terjadi.
Berdasarkan hasil percobaan reaksi yang termasuk reaksi pertukaran tunggal
adalah reaksi antara Zn dan CuSO4, Zn da H2SO4. Reaksi yang termasuk reaksi
kombinasi adalah reaksi antara Mg dan O2, CaO dan H2O. Reaksi yang
termasuk reaksi dekomposisi adalah pemanasan CuSO4.5H2O dan pemanasan
CuCO3. Reaksi yang termasuk reaksi metatesis adalah reaksi antara KI dan
Pb(NO3)2, KI dan NaCl, KI dan AgNO3, pelarutan air kapur, NaOH dan
CuSO4, NaCl dan HCl, Al2O dan CaO, H2SO4 dan NaOH, NaHCO3 dan
H2SO4, Ba(OH)2 dan NH4Cl, Na2CO3 dan HCl, sedangkan nasi dan I2
termasuk reaksi reduksi - oksidasi (redoks)
J. Post Lab
1. Apakah bukti yang mengindikasikan bahwa warna kristal tembaga (II) sulfat
pentahidrat berasal dari adanya molekul air yang terikat pada Kristal tersebut?
Jawaban: Karena ketika massa kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat sebelum dan
sesudah dipanaskan menjadi berubah, yaitu menjadi berkurang dari massa sebelum
kristal tersebut dipanaskan, sehingga warna pada kristal berubah jad i berwarna
putih. Lalu, setelah kristal berubah warna menjadi putih dan menjadi kristal tembaga
(II) sulfat anhidrat dapat mengujinya kembali dengan menambahkan beberapa
tetes air, maka akan dihasilkan kembali warna biru seperti sebelum dipanaskan.

2. Prediksikan apakah ‘abu’ yang dihasilkan pada pembakaran magnesium memiliki


massa yang lebih besar atau lebih kecil dari logam magnesium awal? Mengapa?
Jawaban: Karena massa yang dihasilkan pada pembakaran magnesium memiliki
massa yang lebih besar dari pita magnesium awal. Hal itu disebabkan karena
terbentuknya senyawa dari dua unsur yang berbeda, yakni magnesium oksida dari
proses reaksi (penggabungan) antara oksien dengan molekul magnesium.

3. Bukti apa yang dapat digunakan untuk mengonfirmasi bahwa kalsium oksida dan air
akan menghasilkan larutan yang bersifat basa dan bukan asam atau netral?
Jawaban : Dapat dibuktikan melalui uji asam basa larutan, yaitu dengan menguji
menggunakan indikator asam basa, contohnya phenolftalein (pp) atau kertas lakmus
baik merah maupun biru. Sifat larutan asam basa akan dapat terlihat dimana larutan
basa akan berubah warna keunguan ketika ditambahkan indikator pp dan akan berubah
warna kertas lakmus merah menjadi biru dan lakmus biru akan menjadi warna biru
jika diuji dengan kertas lakmus.

4. Berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan serta persamaan reaksi ion bersih
yang dituliskan, tarik kesimpulan mengenai reaksi metatesis.
Jawaban: Reaksi metatesis merupakan reaksi yang melibatkan pertukaran bagian
antara dua senyawa dimana kation dan anion pada dua senyawa saling bertukar
berdasarkan kelarutan atau tingkat keelektrolitan zat dengan pola umum sebagai
berikut.
AB + CD → AD + CB
Hasil dari reaksi metatesis ini dapat menghasilkan senyawa baru dalam fasa yang
berbeda, baik solid, gas, liquid (bereaksi secara keseluruhan) maupun aqueous (tidak
terlibat dalam reaksi secara keseluruhan dan tetap tersebar dalam bentuk ionnya

K. Referensi

Fanny. (2012). Reaksi Kimia. (online). Diakses di https://www.scribd.com


pada 12 November 2022
Helmenstine. (2019). Combination Reaction Definition. (online). Diakses di
https://www.thoughtco.com pada 12 November 2022
Helmenstine. (2018). Decomposition Reaction Definition. (online). Diakses di
https://www.thoughtco.com pada 12 November 2022
Oxtoby, Jaroslaw. (2019). Encylopedia Of Bioformeties. Elsevier Science
Sandya, Hadi. (1995). Kimia Dasar I. Jakarta : Erlangga
Sari. (2019). Pengembangan Modul Perhitungan Rumus Kimia dan Persamaan
Reaksi berbasis Inkuiri Terstruktur dengan Tiga level Representasi.
Edukimia Journal.
ScienceLab. (2012). Safety Data Sheet. (online). Diakses di
https://sciencelab.com pada 12 November 2022
Smartlab. Lembar Data Keselamatan Bahan. (online). Diakses di
https://www.smartlab.co.id pada 12 November 2022
Tim Praktikum Kimia Dasar. (2022). Panduan Praktikum Kimia Dasar. Bandung :
UPI
L. Dokumentasi
No Gambar Keterangan
1.

CuSO4 + H2SO4

2.

Larutan NaOH

3.

NaHCO3 + H2SO4

4.

Nasi sebelum
direaksikan
5.

Nasi + I2

6.

KMnO4 + H2SO4

7.

KMnO4 + H2SO4 saat


ditambah air (akuades)

8.

KMnO4 + H2SO4 +
H2C2O4
9.

K2CrO4

10.

K2CrO4 + HCl

11.

NaCl +AgNO3

11.

T2 H2SO4 + NaOH :
32,5°C
12.

NaOH + H2SO4 lakmus


jadi merah

13.

T1 H2SO4 +NaOh : 28,5


°C

14.

Logam Zn

15.

Zn + CuSO4
16.

CaO

17.

CaO + H2O

18.

CaO lakmus merah

19.

CaO lakmus biru


20.

KI +Pb(NO3)

21.

Percampuran KI + NaCl
Dan KI dan AgNO3

22.

NaOH + CuSO4

23.

NaCl + AgNO3
24.

CaO + CO2 ditiup

25.

NaCO3 + HCl ada


gelembung soda

26.

Zn + H2SO4

27.

Na2CO3+HCl
28.

Cu

29.

Suhu H2SO4

Anda mungkin juga menyukai