PERCOBAAN 4
Disusun Oleh :
Kelompok B7
Apriliani Sunadir M. 22030114120063
Nurmarita Jawi Riantari Kambu 22030119100171
Indah Wulandari 22030119130057
Nabila Ayu Fahreza 22030119130059
Sania Nindiaswin 22030119130061
Fadiah Adliah 22030119130065
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
DEPARTEMEN ILMU GIZI
LABORATORIUM KIMIA
2019
PERCOBAAN 4
I. TUJUAN PERCOBAAN
A. Titrasi
Hubungan Untuk
Zat Identifikasi Milimol Zat
Kualitatif
NaOH V2 = 0 M x V1
NaHCO3 M x V1
V1 = V1
Na2CO3 M x V2
V1 = 0
NaOH = M (V1-V2)
NaOH + Na2CO3
V1 > V2
Na2CO3 = M x V2
NaHCO3 = M (V2-V1)
NaHCO3 +
V1 < V2
NaCO3 Na2CO3 = M x V1
C. Asam-Basa Poliprotik
F. Analisa Bahan
1. Metil Oranye
Metil oranye (C14H14N3NaO3S) atau metil jingga
merupakan senyawa azo yang mempunyai cincin
aromatik yang bersifat stabil dan mempunyai warna
menyala. Metil oranye sering digunakan sebagai
indikator asam karena dapat berfungsi sebagai asam
lemah yang berbeda warna antara asam dan garamnya.
Metil oranye sering mengkontaminasi air dan sulit
terdegradasi. Metil oranye diserap melalui sistem
pencernaan dan akan mengalami metabolisme di usus
dan dibawa langsung ke hati sedangkan sebagian lagi
akan masuk ke jalur empedu. Metil oranye larut dalam
air sehingga secara kuantitatif akan diekresikan melalui
cairan empedu.
Metil oranye mengalami metabolisme di hati oleh
azo reduktase membentuk amina primer dan metabolit
lainnya yang dapat dihidrolisis dan diikat oleh protein
hati sehingga metil oranye dapat menyebabkan
terjadinya kanker hati. Dalam larutan yang agak asam,
metil jingga berubah dari merah menjadi jingga dan
akhirnya menjadi kuning dan sebaliknya jika keasaman
larutan bertambah. Seluruh perubahan warna terjadi
dalam kondisi asam. Dalam kondisi asam larutan
berwarna merah dan dalam kondisi basa larutan
berwarna kuning. Metil jingga memiliki pH 3,47 dalam
air pada 25 °C (77 °F).6
2. Natrium Karbonat Anhidrat
3. Fenolftalein / Indikator PP
Fenolftalein (C20H14O4) memiliki titik leleh 496-
504˚F dan tidak berbau. Fenolftalein adalah salah satu
indikator asam-basa sintetik yang memiliki rentang pH
antara 8,0-10,0. Larutan fenolftalein mejadi tidak
berwarna bila diberi larutan netral dan asam sedangkan
jika di masukkan di larutan basa berubah warna
menjadi merah. Senyawa ini digunakan sebagai
indikator pembatas larutan.8
4. Asam Klorida
Asam Klorida (HCl) merupakan suatu cairan yang
tidak bewarna, memiliki bau seperti klorin pada
konsentrasi yang lebih tinggi, bersifat korosif, berbau
menyengat, dan sangat iritatif. Larutan HCl juga
termasuk bahan kimia B3 atau berbahaya. Asam klorida
adalah larutan gas hidrogen klorida (HCl) dalam air.
Memiliki warna yang bervariasi dari tidak berwarna
hingga kuning muda. Perbedaan warna ini tergantung
pada kemurniannya. Dalam praktikum kali ini
digunakan untuk pembekuan larutan.8
A. Alat
1. Neraca analitik
2. Pipet paseur
3. Pipet volume
4. Pipet ukur
5. Gelas beker
6. Erlenmeyer
7. Gelas ukur
8. Gelas arloji
9. Pengaduk gelas
11. Buret
B. Bahan
1. Sampel karbonat-bikarbonat
2. HCl
3. Indikator fenolftalein
4. Indikator metil orange
5. Akuades
6. Natrium karbonat anhidrat
1. 201,8 mg 38 ml
Kuning Merah
2 203,5 mg 34 ml
Kuning Merah
Rata-rata: Rata-rata:
3
202,65 mg 36 ml
Kuning Merah
Merah muda Bening
2 25 ml 14,2 ml 6,5 ml
Kuning Merah
Rata- Rata-
Rata-rata :
3 rata: rata:
5,35 ml
25 ml 14,35 ml
Merah
Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa HCl1 > V HCl2, maka
dapat dihitung campuran ion karbonat dan ion hidroksida dalam sampel
dengan perhitungan seperti di bawah ini.
Kadar karbonat = ̅ Vol. HCl × NHCl × 60
X
25
= 14,35 mL× 0,1 N × 60
25
= 3,444 mg/mL
VII. KESIMPULAN
(22030114120063) (220301191100171)
(22030119130057) (2203011819130059)
(22030119130061) (22030119130065)
LEMBAR KONSULTASI