KIMIA ANALITIK I
D3 Analis Farmasi Dan Makanan
DISUSUN OLEH:
YADE METRI PERMATA, S.Farm., M.Si., Apt.
DRA. TUTY ROIDA PARDEDE, M.Si., Apt.
Prof.Dr. MASFRIA, MS., Apt.
Prof.Dr. MUCHLISYAM, M.Si., Apt.
Buku penuntun praktikum ini disusun untuk memudahkan para mahasiswa melakukan
percobaan pada analisa kualitatif senyawa Anorganik, terutama senyawa –senyawa yang
digunakan/ berkaitan dengan bidang farmasi.
Percobaan disusun secara bertahap dari percobaan pendahuluan (reaksi kering);
meliputi test nyala, test pirolisa (pemijaran) dan test sublimasi. Reaksi basah; meliputi reaksi
identifikasi untuk kation, anion dan campuran kation dan anion.
Untuk reaksi basah disusun percobaan-percobaan yang menggunakan pereaksi-
pereaksi umum yang mudah di dapat, dan memberi hasil positif untuk percobaan dalam skala
mikro dan semi mikro; ditambah dengan beberapa reaksi identifikasi spesifik dengan pereaksi
yang tersedia.
Pada terbitan ketiga ini, diadakan beberapa perbaikan yaitu: penggantian dan
penambahan beberapa percobaan yang dianggap perlu dan kurang penting, yang terdapat pada
buku penuntun praktikum terbitan kedua.
Dalam buku ini juga ditambahkan bab pemisahan secara skematis kation golongan I-V.
Kritik dan saran dari sejawat sangat diharapkan untuk lebih memperbaiki ini buku ini.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang menggunakannya.
Penyusun.
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Teknik percobaan dalam analisa kualitatif
Percobaan 1 Analisa kering (uji nyala, sublimasi, pirolisa)
Percobaan 2 Kation (Ag+, Pb+2, Hg+2, Bi+3, As+3, Cu+2, Cd+2, Fe+2, Fe+3)
Percobaan 3 Kation (Zn+2, Al+3, Ba+2, Ca+2, Mg+2, K+, Na+, NH4+)
Percobaan 4 Analisis Kation
Percobaan 5 Analisis Kation
Sistematika kerja pada analisa kation
Pemisahan kation dalam golongannya secara skematis
Klasifikasi anion
Percobaan 6 Anion (Cl-,Br-, I-, NO3- , NO2-, PO4-2, OCl-)
Percobaan 7 Anion (SO42- , SO3-2 , S2O3-2, CO3-2 , HCO3-, BO3 -3 , B4O7-2 ,)
Sistematika kerja dalam analisa anion
Percobaan 8 Analisis Anion
Percobaan 9 Analisis Anion
Percobaan 10 Praktikal Test
3
Teknik Percobaan Dalam Analisa Kualitatif
Pada cara kering, percobaan dilakukan terhadap sampel padat. Jika sampel berupa
cairan/larutan, lebih dahulu harus dikeringkan/diuapkan, yaitu dengan meletakkannya dalam
cawan penguap atau gelas arloji, lalu dipanaskan diatas penangas air sampai kering. Residu
digunakan untuk test nyala dan pembakaran (pirolisa).
Pada cara basah, percobaan dilakukan terhadap larutan sampel dalam air. Jika sampel tidak
larut dalam air, dicoba berturut-turut melarutkannya sebagai berikut :
a. dilarutkan dalam air dengan pemanasan
b. dilarutkan dalam asam asetat encer
c. dilarutkan dalam HCl encer dingin atau dengan pemanasan
d. dilarutkan dalam HNO3 encer dingin atau dengan pemanasan
e. dilarutkan dalam HNO3 pekat
Untuk setiap percobaan digunakan larutan encer sampel dalam air( ± 10 – 50 mg
dalam 5 ml); untuk setiap kali melakukan percobaan digunakan hanya sedikit larutan (
beberapa tetes sampai ½ ml atau 1ml). Penambahan pereaksi dilakukan setetes demi setetes;
jika diperlukan pereaksi berlebihan, penambahannya tidak boleh terlalu banyak.
- Untuk reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan atau pembentukan gas, percobaan
dilakukan dalam tabung reaksi. Reaksi yang menghasilkan endapan dapat diulangi
pada objek glass untuk pengamatan bentuk kristal.
- Untuk reaksi yang menghasilkan warna, umumnya percobaan lebih baik dilakukan
pada plat tetes (spot plate), kecuali jika senyawa yang berwarna akan diekstraksi.
- Bila diperlukan kertas reagensia untuk menguji gas yang terbentuk pada suatu reaksi,
gunakan kertas saring (dengan ukuran sedikit lebih besar dari mulut tabung reaksi)
yang sudah dibasahi dengan 1 tetes air.
- Jika diperlukan pemisahan endapan, sebaiknya tidak dilakukan penyaringan,
melainkan disentrifuge; dan cairan di atas endapan diambil dengan pipet tetes (atau
dituang dengan hati-hati ke dalam tabung lain, atau dibuang bila tidak diperlukan).
- Hasil percobaan yang menggunakan asam-asam pekat, jika akan dibuang harus
diencerkan lebih dulu dengan banyak air, dan bak cuci harus disiram dengan air yang
banyak.
4
Percobaan 1
Adalah : uji nyala dengan kawat Ni/Cr, kawat Cu, pirolisa dan sublimasi.
1. Uji nyala dengan kawat Ni/Cr.
Tujuan : untuk mengetahui warna nyala yang spesifik dari beberapa kation.
Caranya: Kawat Ni/Cr dibersihkan dengan cara mencelupkan kawatnya kedalam HCl
pekat (dalam tabung atau gelas arloji), lalu dibakar. Dilakukan berulang-ulang sampai
nyala Bunsen pada pembakaran kawat tersebut tidak memberikan warna nyala khusus.
Lalu kawat dibasahi dengan HCl pekat dan dicelupkan pada sampel, sehingga ada
sedikit sampel melekat pada ujung kawat, lalu dibakar kembali, amati warna nyala.
Percobaan diulangi untuk sampel yang lain setelah kawat dibersihkan. Bandingkan
hasil dengan teori yang saudara ketahui.
Sampel : K+, Ba+2, Ca+2, Cu+2, As+3, Na+ .
2. Uji nyala dengan kawat Cu (test beilstein).
Tujuan: untuk mengetahui warna nyala dari halogen/halogenida.
Caranya: kawat tembaga dibersihkan dengan menggosoknya menggunakan kertas
pasir, lalu dibakar. Dilakukan berulang-ulang sampai nyala Bunsen pada pembakaran
kawat tersebut tidak memberikan warna nyala khusus. Celupkan ujung kawat pada
sampel/larutan sampel, bakar dan amati warna nyala.
Percobaan diulangi untuk sampel lain setelah kawat dibersihkan.
Sampel: Cl-, Br-, I-.
3. Uji Pirolisa.
Tujuan: 1. Untuk mengetahui apakah ada sisa pirolisa atau tidak, jika
senyawa anorganik dibakar.
2. Untuk melihat warna sisa pirolisa yang spesifik dari bebera
pa oksida logam.
Caranya: sediakan cawan/krus porselin yang bersih.
Letakkan sedikit sampel padat dalam cawan, panaskan di
atas api, mula-mula dengan api kecil, amati dan catat peru-
bahan warna yang terjadi. Lalu api dibesarkan dan pemba-
karan diteruskan sampai tidak terjadi perubahan/ tidak ada
warna hitam pada cawan. Catat warna sisa pirolisa untuk
tiap-tiap sampel .
Sampel : NH4+, Zn+2, Pb+2, Bi+3, Fe+3, Hg+2.
4. Uji Sublimasi.
Tujuan : untuk mengetahui senyawa yang mudah menyublin.
Caranya: sediakan ring sublimasi dan objek glass yang sudah bersih. Letakkan sedikit
sampel padat kedalam ring sublimasi yang telah diletakkan diatas diatas objek glass,
kemudian tutup ring dengan objek glass lagi dan diatasnya diberi kapas yang telah
ditetesi dengan air. Lalu dipanasi dengan api yang tidak terlalu besar. Lihat bentuknya
dibawah mikroskop dan digambar.
Sampel: H3BO3, As2O3.
5
1. Uji Nyala Kawat NiCr
Sampel Pengamatan Keterangan
KI
Ba(NO3)2
CaCl2
Cu(CH3COO)2
As2O3
NaNO3
3. Uji Pirolisa
Sampel Pengamatan Keterangan
Api kecil Api Besar
NH4Cl
Hg(NO3)2
Zn(CH3COO)2
Pb(CH3COO)2
Bi(NO3)3
FeSO4
4. Uji Sublimasi
Sampel Pengamatan Keterangan
H3BO3
As2O3
Asisten:
Paraf :
6
Percobaan 2
Kation yang diuji: Ag+, Pb+2, Hg+2, Bi+3, As+3, Cu+2, Cd+2, Fe+2, Fe+3
Reaksi identifikasi:
Dalam perdagangan terdapat dalam bentuk garam AgNO3
1. Dengan penambahan HCl encer: terbentuk endapan putih AgCl. Endapan tidak larut
dalam air dan asam, tetapi larut dalam larutan amonia membentuk garam kompleks dan
jika diasamkan akan mengendap kembali. AgCl juga larut dalam KCN dan Na2S2O3
2. Dengan penambahan larutan KI: terbentuk endapan kuning AgI. Endapan tidak larut
dalam ammonia pekat, tetapi larut dalam larutan KCN dan larutan tiosulfat.
3. Dengan penambahan larutan K2CrO4 : terbentuk endapan merah Ag2CrO4 berupa kristal
jarum. Endapan tidak larut dalam asam asetat encer, tetapi larut dalam asam nitrat dan
larutan ammonia.
4. Dengan penambahan larutan sulfida (dalam suasana netral atau asam), terjadi endapan
berwarna hitam AgS. Endapan tidak larut dalam air , NH4OH, ammonium sulfida dan
kalium sianida. Tetapi larut dalam HNO3 encer panas.
5. Dengan penambahan larutan Na2HPO4 : dalam larutan netral terjadi endapan kuning
Ag2PO4. endapan larut dalam asam nitrat dan larutan ammonia.
6. Reaksi spesifik dengan rodanin membentuk endapan warna merah ungu dalam larutan
sedikit asam.
7. Dengan penambahan larutan NaOH akan menghasilkan endapan coklat yang tidak larut
dalam pereaksi berlebih.
8. Dengan penambahan larutan NH4OH akan menghasilkan endapan coklat. Endapan larut
dalam pereaksi berlebih.
9. Dengan penambahan larutan NaBr akan menghasilkan endapan kuning
muda AgBr. Endapan tidak larut dalam NH4OH encer, tetapi larut
dalam NH4OH pekat.
7
Kation : Pb+2 (timbal)
8
KATION GOLONGAN I
Hg+, Pb+2, Ag+
9
LAPORAN PERCOBAAN 2 – 1 Tanggal:
Sampel 1 : AgNO3
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/Pengamatan
1 dengan HCl encer
a. end + NH4OH encer
+ HNO3 encer
b. end + air, panaskan
amati setelah dingin
2 dengan KI
a. end + NH4OH pekat
b. end +KCN,
3.dengan KCrO4
4.larutan sulfida
5.dengan Na2HPO4
7.dengan NH4OH
end + NH4OH berlebih
8.dengan NaBr
a. end + NH4OH p
b. end + air, panaskan
Asisten :
Paraf :
10
LAPORAN PERCOBAAN 2-2 Tanggal
Sampel 2 : Pb(CH3COO)2
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/Pengamatan
2.dengan KI
a. end + air, panaskan
b. end + KI berlebihan
3. dengan H2SO4
4. dengan K2CrO4
5. larutan sulfida
6.dengan NaOH
end + NaOH berlebih
7. dengan NH4OH
end + NH4OH berlebih
8.dengan Na2HPO4
9. dengan NaBr
end + NH4OH p
end + air, panaskan
Asisten :
Paraf :
11
Kation Hg+2 (merkuri)
12
Kation: Bi+3 (bismuth)
13
Kation : Cu+2 (kupri)
14
Kation : Cd +2 (kadmium)
15
KATION GOL. IIA
Hg +2, Bi+3, Cu+2, Cd+2.
16
LAPORAN PERCOBAAN 2 -3 Tanggal ;
Sampel 3 : HgCl2
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/Pengamatan
1. larutan sulfida
+ Na2S berlebihan
2. dengan SnCl2
+ SnCl2 berlebih
3. dengan NaOH
+ NaOH berlebih
4. dengan NH4OH
+ NH4OH berlebih
5. dengan KI
+ KI berlebih
Asisten :
Paraf :
17
LAPORAN PERCOBAAN 2-4 Tanggal:
Sampel : Bi(NO3)3
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/Pengamatan
1. larutan sulfida
+ HCl encer
2.dengan NaOH
a. end + air, dipanaskan
b. end + H2O2
3. dengan KI
+ KI berlebih
6.dengan Na2HPO4
7.dengan KCN
+ KCN berlebih
Asisten :
Paraf :
18
LAPORAN PERCOBAAN 2 – 5 Tanggal
Sampel : CuSO4
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/Pengamatan
1. larutan sulfida
end + HNO3 panaskan
2. dengan NaOH
a. end + NaOH berlebih
b. end + air, panaskan
3. dengan NH4OH
end+ NH4OH berlebih
4. dengan K4[Fe(CN)6]
5. dengan KCN
6. dengan KI
Asisten :
Paraf :
19
LAPORAN PERCOBAAN 2 – 6 Tanggal
Sampel : CdSO4
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil /Pengamatan
1. larutan sulfida
2. dengan NH4OH
+ NH4OH berlebih
3. dengan NaOH
+ NaOH berlebih
4. dengan KCN
5. dengan Difenilkarbazid
Asisten :
Paraf :
20
ARSENIK
Arsenik adalah zat padat berwarna abu-abu, mengkilap seperti logam, jika dipanaskan akan
menyublin dan menimbulkan bau yang karakteristik seperti bawang putih dengan nyala
berwarna abu-abu, semua senyawa arsenik bersifat racun.
Hasil sublimasi dapat dilihat dibawah mikroskop berbentuk segitiga.
Kation : As+3.(arsenit)
Digunakan larutan dari serbuk As2O3 dalam bentuk AsCl3 atau Na3AsO3.
Reaksi identifikasi:
1. Dengan penambahan larutan sulfida (dalam suasana asam klorida) terbentuk endapan
kuning As2S3. Bila tidak dalam suasana asam akan terjadi koloid berwarna kuning
As2O3.
Endapan tidak larut dalam HCl pekat tetapi larut dalam HNO 3 pekat panas. Juga
mudah larut dalam larutan alkali hidroksida, ammonia dan
ammonium sulfida.
2. Dengan penambahan larutan AgNO3 dalam suasana netral terbentuk endapan kuning
Ag3AsO3 . Larut dalam ammonia dan asam nitrat.
3. Dengan penambahan larutan CuSO4 (dalam larutan netral): terbentuk endapan hijau
(hijau Scheele’s) dari campuran CuHAsO3 dan Cu(AsO3)2 . Endapan larut dalam asam
dan amonia dalam bentuk larutan berwarna biru
4. Dengan penambahan campuran dari SnCl2 dan HCl pekat (test Bettendoff’s) : terbentuk
arsen yang berwarna coklat tua sampai hitam.
Caranya: beberapa tetes larutan garam arsen di tambahkan 2 ml HCl pekat dan 0,5 ml
larutan SnCl2. larutan menjadi coklat kehitaman dan terakhir hitam As .
5. Gutzeit test
Di dalam tabung reaksi masukkan As2O3 lalu tambahkan serbuk Zn dan H2SO4 encer dan
tabung reaksi disumbat dengan kapas yang telah dibasahi dengan larutan Pb asetate dan
mulut tabung di tutup kertas saring yang sudah dibasahi dengan AgNO 3. Bila ada As akan
terbentuk warna kuning sampai hitam pada kertas saring.
6. Dengan penambahan solutio iodii : akan menghilangkan warna coklat dari Iod dan
terbentuk asam arsenat.
21
KATION GOL. IIB
As+3, As+5, Sb+3, Sb+5
22
LAPORAN PERCOBAAN 2 - 7 Tanggal
2. dengan AgNO3
end + HNO3
3. dengan CuSO4
end + NH4OH
5. test Gutzeit
Asisten :
Paraf :
23
Kation Fe+2 (fero)
Digunakan larutan FeSO4 yang baru dibuat umumnya berwarna hijau pucat.
Reaksi identifikasi:
1. Dengan penambahan larutan NaOH: terbentuk endapan putih Fe(OH)2 dalam keadaan
bebas udara,yang berubah menjadi hijau kotor. Tidak larut dalam reagensia berlebih, tapi
larut dalam asam. Bila terkena udara dengan cepat dioksidasi menjadi Fe(OH)3 yang
berwarna coklat kemerahan.
2. Dengan penambahan larutan (NH4)2S: terbentuk endapan hitam FeS yang larut dalam
asam, dengan melepaskan H2S. Endapan yang basah akan berubah menjadi coklat setelah
kena udara karena dioksidasi menjadi Fe2O(SO4)2.
3. Dengan penambahan larutan KCN : terjadi endapan coklat kekuningan Fe(CN)2. Endapan
yang larut dalam reagensia berlebihan membentuk larutan kompleks yang berwarna
kuning K4[Fe(CN)6].
4. Dengan penambahan larutan K4[Fe(CN)6: akan terbentuk endapan putih.
5. Dengan penambahan larutan K3[Fe(CN)6]: terbentuk endapan biru tua atau biru tumbul.
6. Dengan reagensia α.α’dipiridil dan asam mineral : terbentuk komplek berwarna merah
tua.
Cara: pada plat tetes diletakkan 1 tetes sample dan 1 tetes HCl encer,lalu tambahkan 1
tetes pereaksi, akan terbentuk warna merah.
7. Dengan reagensia dimetilglioksim: larutan uji di tambahkan sedikit kristal asam tartrat +
reagensia dan 2 tetes amonia terbentuk larutan berwarna merah.
Catatan: garam-garam Fe(III) tak berwarna dengan pereaksi ini. Reaksi ini terganggu
oleh adanya nikel, kobalt, dan sejumlah besar garam tembaga.
8. Dengan reagensia o-fenantrolin: terbentuk warna merah.
24
Kation Fe+3 (feri)
Digunakan larutan FeCl3 yang berwarna kuning kemerahan atau coklat kuning.
Reaksi identifikasi:
1. Uji kering: sisa pirolisa berwarna coklat.
2. Dengan penambahan larutan NH4OH: terbentuk endapan coklat kemerahan seperti
gelatin, yang tidak larut dalam reagensia berlebihan, tetapi larut dalam asam.
3. Dengan penambahan larutan NaOH: terbentuk endapan coklat kemerahan, yang tidak
larut dalam reagensia berlebihan.
4. Dengan penambahan larutan H2S : dalam larutan asam ion ferri direduksi menjadi ferro,
dan terbentuk endapan belerang berwarna putih kekuningan.
5. Dengan penambahan larutan (NH4)2S: dalam larutan asam terbentuk endapan hitam FeS
dan belerang (S).
Dalam suasana basa, terbentuk endapan hitam dari Fe2S3, bila diasamkan dengan asam
klorida, ferri direduksi menjadi ferro klorida, endapan belerang dan gas hidrogen sulfida.
6. Dengan penambahan larutan K4[Fe(CN)6] : terbentuk endapan biru tua (biru prussia).
Endapan tidak larut dalam asam klorida encer, tapi larut dalam asam oksalat dan HCl
pekat. Endapan juga larut dalam reagensia berlebih membentuk larutan biru.
7. Dengan penambahan larutan K3[Fe(CN)6] : terbentuk larutan berwarna coklat dari ferri
ferrisinida.
Dengan penambahan H2O2 atau sedikit SnCl2 terbentuk larutan biru atau endapan biru
Prussia (ferrisianida direduksi menjadi ferrosianida).
8. Dengan penambahan larutan natrium asetat: terbentuk larutan coklat, jika larutan
diencerkan dan dididihkan, terbentuk endapan coklat kemerahan.
9. Dengan NH4CNS : terbentuk larutan warna merah tua atau merah darah ferri tiosianat.
Catatan:
- larutan berwarna merah dapat ditarik dengan eter atau amil alcohol.
- Reaksi ini merupakan perbedaan dengan kation Fe +2, karena ion Fe+2 tidak bereaksi
dengan NH4CNS.
25
KATION GOL. III
26
LAPORAN PERCOBAAN 2 – 8 Tanggal
2. larutan sulfida
3. dengan KCN
+ KCN berlebih
4. dengan K4[Fe(CN)6]
5. dengan K3[Fe(CN)6]
6. dengan α α’ dipiridil
7. dengan dimetilglioksim
8. dengan o-fenantrolin
9. dengan KCNS
Asisten :
Paraf :
27
LAPORAN PERCOBAAN 2-9 Tanggal
2. dengan NaOH
+ NaOH berlebih
3. larutan sulfida
4. dengan K4[Fe(CN)6]
5.dengan K3[Fe(CN)6]
+ end H2O2
6. dengan Na.Asetat
7. dengan NH4CNS
8. dengan dimetilglioksim
9. dengan α α’ dipiridil
10 dengan o- fenantrolin
Asisten :
Paraf :
28
Percobaan 3
Kation yang diuji : Al+3 , Zn+2, Ba+2, Ca+2, Mg+2, K+ , Na+ , NH4+.
29
Kation Zn+2 (zink)
Reaksi Identifikasi:
Digunakan larutan ZnSO4.
1. Dengan penambahan larutan NaOH: terbentuk endapan putih seperti gelatin, larut dalam
reagensia berlebihan.
2. Dengan penambahan larutan NH4OH: terbentuk endapan putih, yang larut dalam
reagensia berlebih membentuk komplek tidak berwarna.
3. Dengan penambahan larutan Ammonium Sulfida: terbentuk endapan putih ZnS dalam
larutan netral atau alkali, endapan tidak larut dalam reagensia berlebih, asam asetat dan
larutan basa alkali, tapi larut dalam asam mineral encer.
4. Dengan penambahan larutan K2Hg(CNS)4 atau (NH4)2Hg(CNS)4: akan menghasilkan
endapan kristal putih keabuan yang dapat dilihat dibawah mikroskop seperti pakis.
Jika ada garam Cu, akan terbentuk endapan ungu.
Caranya: pada plat tetes diletakkan 2 tetes larutan zat, tambah 1 tetes
H2SO4 encer + 1 tetes CuSO4, tambah 1 tetes pereaksi akan terbentuk warna ungu.
5. Dengan penambahan larutan dinatrium hidrogen fosfat dalam suasana NH4Cl membentuk
endapan putih yang larut dalam ammonia dan asam encer.
6. Dengan penambahan larutan K4[Fe(CN)6]: akan terbentuk endapan putih, jika reagensia
berlebih akan terbentuk endapan dari K2Zn3[Fe(CN)6]2, endapan tidak larut dalam asam
encer, tapi larut dengan mudah dalam natrium hidroksida.
7. Pirolisa : sisa pemijaran waktu panas berwarna kuning, sedangkan pada waktu dingin
berwarna putih.
30
KATION GOL. III
31
LAPORAN PERCOBAAN 3-1 Tanggal
Sampel : Al2(SO4)3
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/pengamatan
1. dengan NH4OH
+ NH4OH berlebih
2. dengan NaOH
+ NaOH berlebih
3. larutan sulfida
4. dengan Na.Acetat
+ berlebih, panaskan
5. dengan Aluminon
6. dengan Alizarin
7. dengan Na2CO3
+ Na2CO3 berlebih
32
LAPORAN PERCOBAAN 3 –2 Tanggal
Sampel : ZnSO4
2. dengan NH4OH
+ NH4OH berlebih
3. larutan sulfida
4. dengan K2Hg(CNS)4
5. dengan Na2HPO4
6. dengan K4[Fe(CN)6]
+ K4[Fe(CN)6 berlebih
Asisten :
Paraf :
33
Kation Ba+2 (barium)
34
Kation Ca+2 (kalsium)
35
Kation Mg+2 (magnesium)
36
KATION GOL. IV DAN V
37
LAPORAN PERCOBAAN 3-3 Tanggal
Sampel : BaCl2
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/pengamatan
1. dengan (NH4)2CO3
end + HNO3 e
2. dengan (NH4)2(COO)2
(gambar kristal)
end + HNO3 e
3. dengan H2SO4 e
(gambar kristal)
4. dengan K2Cr2O4
7. dengan Na2HPO4
Asisten :
Paraf :
38
LAPORAN PERCOBAAN 3 – 4 Tanggal
Sampel : CaCl2
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/pengamatan
1. dengan (NH4)2COO3
end + HNO3 e
2. dengan H2SO4
(gambar kristal)
3. dengan (NH4)2(COO)2
(gambar kristal)
4. dengan K4[Fe(CN)6]
6. dengan Meditren
(gambar kristal)
7. dengan K2CrO4
Asisten :
Paraf :
39
LAPORAN PERCOBAAN 3-5 Tanggal
Sampel : MgSO4
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/ pengamatan
1. dengan NH4OH e
end + NH4Cl
2. dengan NaOH
end + NaOH berlebih
3. dengan (NH4)2CO3
end + NH4Cl
4.dengan Na2CO3
5. dengan Na2HPO4 +
NH4Cl + NH4OH
7. dengan (NH4)2(COO)2
(gambar kristal)
8. dengan Meditren
(gambar kristal)
Asisten :
Paraf :
40
Kation K+ (kalium)
41
Kation Na+ (natrium)
42
Kation NH4+ (ammonium)
43
KATION GOL. V
NH4+ , K+ , Na+
Pereaksi golongan : -
Reaksi identifikasi NH4+ K+ Na+
1. + NaOH, panaskan NH3 ↑ -
2. + Nessler ↓ kuning atau -
coklat
3. +Na.kobaltinitrit ↓ kuning -
4. + Asam perklorat - -
44
LAPORAN PERCOBAAN 3 - 6 Tanggal
Sampel : KCl
P e r e a k si Persamaan reaksi Hasil/ pengamaan
1. dengan Na Cobaltinitrit
5. dengan AgNO3 +
Na.Cobaltinitrit
Asisten :
Paraf :
45
LAPORAN PERCOBAAN 3 – 7 Tanggal
Sampel : NaCl
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/ pengamatan
1. dengan Zink uranil asetat
(gambar kristal)
Sampel : NH4Cl
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil / pengamatan
1. dengan NaOH
a. test dengan lakmus
b.test dengan batang
pengaduk yang di
tetesi HCl
2. dengan Nessler
3. dengan Na.cobaltinitrit
Asisten :
Paraf :
46
Percobaan 4 & 5
Analisis Kation
Nama :
Hari Praktikum/Grup :
Judul : Analisis Kation
Hari/tanggal :
2. Test nyala
Beilstein
Ni/Cr
3. Reaksi Penggolongan
4. Reaksi Spesifik
47
SISTEMATIKA KERJA PADA ANALISA KATION
Untuk memperoleh hasil yang memuaskan pada analisa kation, ada beberapa tahapan kerja
yang perlu dilakukan, antara lain:
I. Test pendahuluan, meliputi:
1. test organoleptis: dilihat warna sampel (beberapa kation yang berwarna antara lain:
Fe+2; putih kehijauan, Fe+3; kuning kecoklatan, Co+2; rosa, Cu+2; biru, dll)
2. test nyala dengan kawat Ni/Cr: beberapa kation memberi warna nyala spesifik, mis;
+ + +2 +2 +2 +3
Na , K , Ba , Ca , Cu , As .
3. test pirolisa : beberapa kation meninggalkan sisa pirolisa yang mempunyai warna
spesifik, mis : Bi+3 , Pb+2 , Zn+2 , Cu+2 , Fe+3.
Kation: NH4+ , Hg+ , As+3 , As+5 , tidak meninggalkan sisa pirolisa.
48
Pemisahan kation dalam golongannya secara skematis.
Dalam suatu campuran larutan kation ditambahkan beberapa tetes HCl encer dalam keadaan dingin,
jika terbentuk endapan, terus tambah HCl encer sampai tidak terjadi pengendapan, saring (1)
Endapan: putih Filtrat: ditambahkan 1 ml H2O2 3%, asamkan filtrat dengan HCl menjadi 0,3N.
mengandung Panaskan sampai hampir mendidih, dan jenuhkan dengan H2S, saring (2)
kation Gol. I: Endapan: Filtrat: didihkan dalam cawan porselin sampai kira-kira 10 ml
AgCl, PbCl2, berwarna untuk menghilangkan semua H2S (uji dengan kertas yang telah
Hg2Cl2, mengandung: dibasahi Pb Ac).tambahkan 1-2 ml HNO3 pekat dan panaskan
pisahkan sesuai HgS,PbS,Bi2S3, untuk mengoksidasikan garam Fe+2 → Fe+3, tambahkan 1-2 g
untuk gol. I CdS,CuS,SnS2, NH4Cl padat, panaskan sampai hampir mendidih, tambahkan
Sb2S3,As2S3, larutan NH4OH encer sampai campuran menjadi basa, didihkan
Gol IIA&IIB, selama 1 menit dan saring dengan segera. (3)
Pisahkan sesuai Endapan: Filtrat: tambahkan 2-3 ml larutan NH4OH,
gol. II Berwarna, panaskan, di alilrkan gas H2S selama 1 menit,
mengandung saring dan cuci. (4)
Fe(OH)3, Endapan: Filtrat: Pindahkan ke cawan
Cr(OH)3, Berwarna, porselin + as.setat, uapkan
Al(OH)3 mengandung sampai seperti pasta,
MnO2, CoS, NiS, dinginkan, + 2-3 ml HNO3
Gol.IIIA, MnS, ZnS, pekat, panaskan sampai
pisahkan Gol. III B, garam ammonium telah
sesuai dengan pisahkan menguap, dinginkan,
gol. III a. sesuai dengan tambahkan 3 ml HCl encer
gol. dan 10 ml air: panaskan dan
III b. aduk untuk melarutkan
garam-garam, saring,
tambahkan 0,25 g NH4Cl
padat atau 2,5 ml NH4Cl,
dibasakan dengan larutan
NH4OH pekat dan tambahkan
larutan (NH4)2CO3 sedikit
berlebih, aduk dan panaskan
pada 50-60oC selama 3-5
menit, saring ,dan cuci
dengan air panas (5).
Endapan: Filtrat:
Putih mengandung
yang Mg+2,Na+,K+,
mengandu Uapkan sp
ng seperti pasta +
BaCO3, HNO3 pekat,
SrCO3, uapkan sp
CaCO3, kering, residu
Gol. IV, putih. pisahkan
pisahkan gol V msg-msg
sesuai kation.
dgn.
Gol.IV .
Catatan: untuk kation NH4+ di periksa langsung dari sampel asli/ larutan zat.
49
KLASIFIKASI ANION
Sampai kini belum ada skema yang memuaskan, yang dapat digunakan untuk
memisahkan anion ke dalam beberapa golongan tertentu, mengingat ada anion yang
memberikan reaksi terhadap pereaksi golongan yang satu, juga memberikan reaksi
terhadap pereaksi untuk golongan yang lain.
Vogel membagi anion atas dua kelas yaitu:
Kelas A : anion yang menghasilkan gas, jika direaksikan dengan asam- asam.
1. Anion yang melepaskan gas jika direaksikan dengan HCl atau H2SO4 encer;
mis : karbonat (CO3-2), bikarbonat (HCO3-), sulfit (SO3-2), tiosulfat (S2O3-2),
sulfida (S-2), nitrit (NO2-), hipochlorit (OCl-), sianida (CN-), sianat (OCN-).
2. Anion yang melepaskan gas jika direaksikan dengan H2SO4 pekat. Yaitu ion-
ion yang termasuk kelas A1. ditambah ion-ion : chlorida (Cl-), bromida (Br-),
iodida (I-), nitrat (NO3-), klorat, perklorat, permanganat, dll.
Kelas B : anion yang menghasilkan endapan dengan pereaksi tertentu,
serta anion-anion yang mereduksi/mengoksidasi.
1. anion yang diidentifikasikan dengan reaksi pengendapan,
mis : sulfat (SO4-2), posfat (PO4-3), posfit (PO3-3), arsenat, arsenit dll.
2. anion yang bersifat oksidasi reduksi dalam larutan,
mis : permanganat(MnO4)-, kromat (CrO4)-2, dikromat (Cr2O7)-2
50
Percobaan 6
Anion-anion yang diuji: Cl- , Br- , I-, NO2-, NO3-, PO4-2, OCl-
51
ANION Br- (bromida)
52
ANION I- ( Iodida )
53
LAPORAN PERCOBAAN 6-1 Tanggal
Sampel : NaCl
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil / pengamatan
1. dengan AgNO3
end + NH4OH e
larutan + HNO3 e
3. dengan H2SO4 p
- test dengan lakmus biru
- test dengan NH4OH
Asisten :
Paraf :
54
LAPORAN PERCOBAAN 6-2 Tanggal
Sampel : KBr
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil / Pengamatan
1. dengan AgNO3
a. end + NH4OH e
b. end + NH4OH p
3. dengan H2SO4 p
a. test dengan lakmus
b. test dengan kertas kanji
4. dengan KMnO4+H2SO4
test dengan kertas kanji
Asisten :
Paraf :
55
LAPORAN PERCOBAAN 6-3 Tanggal
Sampel : KI
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/pengamatan
1.dengan AgNO3
a. end + NH4OH e
b. end + NH4OH p
3. dengan H2SO4 p
- test dengan kertas kanji
7. dengan CuSO4
8. dengan HgCl2
end + KI berlebih
Asisten :
Paraf :
56
ANION NO2- (nitrit)
Semua garam nitrit larut dalam air, kecuali AgNO2, sangat sedikit larut (sukar larut) dalam
air. Digunakan larutan NaNO2 atau KNO2 0,1 N yang baru dibuat .
Reaksi identifikasi:
1. Dengan penambahan HCl encer kedalam larutan nitrit, terbentuk larutan berwarna biru
pucat yang tidak stabil, dan terbentuk gas berwarna coklat (NO2 ↑ ).
2. Dengan penambahan larutan difenil amin dalam H2SO4 pekat kedalam larutan nitrit, akan
terbentuk warna biru. Reaksi ini juga diberikan oleh zat-zat oksidator yang lain
3. Jika ke dalam larutan nitrit ditambahkan 2 tetes H2SO4 pekat dan 1 tetes larutan KMnO4,
warna ungu dari KMnO4 akan hilang.(sifat reduktor dari nitrit).
4. Jika ke dalam larutan KI yang diasamkan (dengan beberapa tetes asam asetat encer atau
asam sulfat encer) ditambahkan larutan nitrit, larutan menjadi berwarna kuning sampai
coklat, karena terbentuk iodium. Iodium yang terbentuk dapat ditest dengan cara: a)
menambahkan larutan kanji kedalam larutan, akan terbentuk warna biru . b) pada larutan
ditambahkan kloroform, maka lapisan kloroform berwarna ungu.
5. Dalam tabung reaksi dimasukkan beberapa tetes larutan FeSO4 (25%) dan beberapa tetes
H2SO4 encer atau asam asetat encer. Ke dalamnya diteteskan hati-hati larutan nitrit
melalui dinding tabung. Terbentuk cincin coklat pada batas kedua larutan. Jika
penambahan tidak hati-hati, terbentuk larutan yang berwarna coklat.
Catatan : Adanya anion-anion yang membentuk senyawa berwarna dengan Fe +2
mempengaruhi hasil reaksi.
6. Jika pada larutan pekat nitrit ditambahkan beberapa tetes larutan AgNO 3, akan terbentuk
endapan kristal putih.
7. Dengan penambahan larutan Antipirin dan HCl encer akan terbentuk warna hijau.
57
ANION NO3- (nitrat)
58
LAPORAN PERCOBAAN 6-4 Tanggal
Sampel : NaNO2
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil / pengamatan
1. dengan HCl e
3. dengan KMnO4/H2SO4
5. dengan FeSO4/H2SO4
6. dengan AgNO3
Asisten :
Paraf :
59
LAPORAN PERCOBAAN 6 – 5 Tanggal
Sampel : KNO3
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/pengamatan
1. dengan H2SO4 p
2.dengan FeSO4/H2SO4 p
4.dengan difenilamin/H2SO4
5.dengan Zn/NaOH
test dengan Lar.tanin dan
AgNO3
Asisten :
Paraf :
60
ANION PO4-3 (Ortofosfat)
61
ANION OCl- (Hipoklorit)
Semua garam hipoklorid larut dalam air, dalam larutan terurai menjadi ClO 3- dan Cl-.
Digunakan larutan hipoklorit yang baru dibuat.
Reaksi identifikasi:
1. Dengan penambahan asam klorida encer kedalam larutan hipoklorid ,pada larutan mula-
mula berubah menjadi kuning, kemudian timbul pembuihan (karena terbentuk gas klor).
Gas ini dapat diidentifikasi: a. Warnanya hijau kekuningan dan baunya merangsang.
a. sifatnya memutihkan kertas lakmus yang basah.
b. menyebabkan kertas kalium iodide-kanji yang berubah menjadi hitam kebiruan
c. + larutan KI → I2 ( test dengan beberapa tetes larutan kanji)
2. Larutan hipoklorit diteteskan pada kertas saring yang sudah dibasahi kalium iodide-kanji
akan terbentuk warna hitam kebiruan dalam larutan yang netral atau sedikit basa.
3. Larutan hipoklorit ditambahkan larutan Pb acetate atau Pb(NO3)2, lalu dididihkan akan
terbentuk endapan coklat PbO.
4. Pada larutan hipoklorit ditambahkan beberapa tetes larutan Co(NO 3)2, akan terbentuk
endapan hitam Co(OH)3.
62
LAPORAN PERCOBAAN 6-6 Tanggal
Sampel : Na2HPO4
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil / pengamatan
1. dengan AgNO3
a. end + NH4OH e
b. end + HNO3 e
2.dengan BaCl2
end + HCl e
3. dengan Amonium
molibdat
4. dengan FeCl3
a. end + CH3COOH
b. end + HNO3 e
Asisten :
Paraf :
Sampel : NaOCl
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil / pengamatan
1. dengan HCl e
test dengan kertas kanji
3. dengan Co(NO3)2
Asisten :
Paraf :
63
Percobaan 7
Anion-anion yang diuji: SO4-2, SO3-2 , S2O3-2, CO3-2 , HCO3-, BO3-3 , B4O7-2
Kelarutan garam-garam sulfat dari barium, strontium dan timbel praktis tidak larut dalam air,
sulfat dari kalsium dan merkuri larut sedikit.
Digunakan larutan sulfidaO4 0,1 M
Reaksi identifikasi:
1. Dengan penambahan larutan BaCl2 menghasilkan endapan putih BaSO4 yang tidak larut
dalam HCl dan HNO3 encer, tapi dapat larut dalam HCl pekat mendidih.
2. Dengan penambahan larutan Pb asetat menghasilkan endapan putih PbSO4, yang larut
dalam H2SO4 panas.
3. Dengan penambahan larutan AgNO3 pada larutan sulfat yang pekat akan terbentuk
endapan kristal putih Ag2SO4 (kristalnya berbentuk permata mirip kristal Na, dengan zink
uranil acetat.
4. Dengan penambahan larutan Hg(NO3)2 menghasilkan endapan kuning.(Reaksi ini sangat
peka, hasil positif untuk jumlah ion SO4-2 yang sedikit.
5. Dengan penambahan larutan KMnO4 dan BaCl2 menghasilkan endapan merah ungu atau
merah jambu.
Cara: dalam tabung reaksi letakkan 3 tetes sampel, tambahkan 2 tetes KMnO4 dan 1
tetes BaCl2, terbentuk endapan merah jambu. Hilangkan kelebihan warna KMnO 4 dengan
beberapa tetes H2O2 atau asam oksalat.
64
ANION SO3-2 (sulfit)
Garam sulfit dari logam alkali dan ammonium larut dalam air, sulfit dari logam lainnya larut
sangat sedikit atau tidak larut.
Digunakan larutan sulfidaO3 0,5 M
Reaksi identifikasi:
1. Larutan garam sulfite dipanaskan dengan HCl atau H2SO4 encer akan mengeluarkan gas
SO2 yang dapat dikenal:
a. Dari baunya seperti belerang terbakar dan menyesakkan.
b. Jika gas ditampung pada kertas K2Cr2O7 menghasilkan noda hijau pada kertas.
c. Jika gas ditampung pada kertas KIO3 kanji terbentuk warna biru pada kertas.
2. Dengan penambahan larutan BaCl2 menghasilkan endapan putih.
- Endapan larut dalam HCl encer.
- Jika pada endapan ditambahkan HNO3 pekat dan dipanaskan
terbentuk endapan putih BaSO4 yang tidak larut dalam asam
mineral.
3. Dengan penambahan larutan AgNO3 berlebih, terbentuk endapan kristal putih. Endapan
larut dalam NH4OH.
4. Dengan penambahan larutan KMnO4 dan H2SO4 encer maka warna ungu dari KMnO4
hilang.
5. Dengan penambahan larutan K2Cr2O7 dan H2SO4 encer, terbentukwarna hijau.
6. Dengan penambahan larutan Pb asetat atau Pb nitrat terbentuk endapan putih. Endapan
larut dalam HNO3 encer.
7. Jika direduksi dengan Zn dan H2SO4 encer akan menghasilkan gas H2S yang dapat ditest
dengan kertas Pb asetat.
Cara: beberapa tetes sampel dalam tabung reaksi ditambahkan sedikit serbuk Zn dan
beberapa tetes H2SO4 encer, tutup mulut tabung dengan kertas saring yang dibasahi
dengan Pb.asetat, akan terbentuk noda hitam pada kertas tersebut.
8. Jika sampel diteteskan pada larutan fuchsin, maka warna dari pereaksi hilang.
Cara : 1 tetes fuchsin pada spot plate ditambahkan 1 tetes larutan
sampel netral → warna fuchsin hilang.
65
ANION S2O3-2 (tiosulfat)
66
LAPORAN PERCOBAAN 7-1 Tanggal
Sampel : Na2SO4
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil / pengamatan
1. dengan BaCl2
a. end + HCl e
b. end + HNO3 e
2. dengan Pb.acetat
3. dengan AgNO3
(gambar kristal)
4. dengan Hg(NO3)2
67
LAPORAN PERCOBAAN 7-2 Tanggal
Sampel : Na2SO3
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/pengamatan
1. dengan HCl e
a test dengan K2Cr2O7
b test dengan kertas kanji
2. dengan BaCl2
a. end + HCl e
b. end + HNO3 p
3. dengan AgNO3
end + NH4OH e
5. dengan K2Cr2O7+H2SO4
6.dengan Pb.Acetat
end + HNO3 e
Asisten :
Paraf :
68
LAPORAN PERCOBAAN 7-3 Tanggal
Sampel : Na2S2O3
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil / pengamatan
1. dengan HCl e
a. test dengan K2Cr2O7
b. test dengan lar. Kanji
3. dengan BaCl2
4. dengan AgNO3
5. dengan Pb.Acetat
end + air panaskan
6. dengan NaOH+KCN,
pnskan + HCl +FeCl3
Asisten :
Paraf :
69
ANION CO3-2 (karbonat)
Semua garam karbonat (kecuali garam kalium, natrium dan ammonium), tidak larut dalam air.
Digunakan larutan Na2CO3 0,5 M.
Reaksi identifikasi :
1. Jika ke dalam larutan karbonat ditambahkan HCl encer, akan menghasilkan buih karena
keluarnya gas CO2. Gas yang terbentuk jika dialirkan ke dalam air barit [Ba(OH) 2] atau
air kapur [Ca(OH)2] akan menyebabkan kekeruhan.
2. Kedalam larutan karbonat ditambahkan larutan BaCl2 atau CaCl2 akan menghasilkan
endapan putih BaCO3 atau CaCO3, Endapan larut dalam HCl encer atau HNO3 encer.
dengan mengeluarkan gas CO2.
3. Dengan penambahan larutan AgNO3 menghasilkan endapan putih.Endapan larut dalam
HNO3 dan NH4OH. Pada penambahan larutan AgNO3 berlebih endapan berubah menjadi
kuning atau coklat, karena terbentuk Ag2O.
4. Jika kedalam larutan karbonat ditambahkan larutan MgSO4, akan menghasilkan endapan
putih. Reaksi juga terjadi dengan larutan Pb(CH3COO)2 , ZnSO4 dan kation-kation lain
membentuk garam karbonat yang tidak larut dalam air. Endapan dapat larut dalam asam
mineral encer.
5. Jika kedalam larutan karbonat ditambahkan larutan HgCl2 menghasilkan endapan coklat
kemerahan.
70
ANION HCO3- (bikarbonat)
71
LAPORAN PERCOBAAN 7 – 4 Tanggal
Sampel : Na2CO3
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil / pengamatan
1. dengan HCl e
test btg pengaduk yg
ditetesi Ba(OH)2
2.dengan BaCl2
+ HCl e
3. dengan AgNO3
a. end + NHOH
b. end + HNO3 e
4. dengan MgSO4
- panaskan
5. dengan HgCl2
6. dengan CaCl2
+ NH4OH
+ HCl e
Asisten :
Paraf :
72
LAPORAN PERCOBAAN 7-5 Tanggal
Sampel : NaHCO3
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/ pengamatan
1. sampel dipanaskan
test dengan air kapur
2. dengan MgSO4
- panaskan
3. dengan HCl e
test dengan Ba(OH)2
4. dengan CaCl2
+ NH4OH
+ HCl e
5. dengan HgCl2
+ HCl e
6. dengan AgNO3
a. end + NH4OH
b. end + HNO3 e
73
ANION BO3-3 (orto borat)
Anion B4O7-2 (piroborat = boraks / tetraborat)
Terdapat dalam bentuk asam H3BO3 (asam borat) atau garam alkali Na2B4O7 (boraks=
natrium tetra borat).
Reaksi identifikasi:
1. Uji kering : jika asam borat (H3BO3) padat dipanaskan, akan menyublim, hasil sublimasi
jika dilihat dibawah mikroskop berbentuk segi enam. Na2B4O7 tidak dapat menyublim.
2. Jika sedikit kristal asam borat atau boraks dicampur dengan beberapa tetes H2SO4 pekat
dan 1-2 ml metanol atau etanol dalam cawan porselin, lalu dinyalakan, maka metanol
akan terbakar dengan nyala berwarna hijau.
3. Jika larutan borat (yang sudah diasamkan dengan HCl encer) diteteskan pada kertas
kunyit, akan terbentuk warna coklat kemerahan.
Cara : Buat kertas kunyit dengan merendam kertas saring dalam larutan kunyit, lalu
keringkan di udara terbuka. Pada kertas tersebut teteskan 1 atau 2 tetes larutan sample
yang sudah diasamkan, dengan HCl encer, lalu keringkan pada 100o C,terbentuk warna
coklat kemerahan : jika pada kertas tersebut diteteskan NaOH encer, warna berubah
menjadi hitam kebiruan atau hitam kehijauan.
Catatan : Adanya oksidator-oksidator mengganggu reaksi karena akan menghilangkan
warna kunyit.
4. Jika larutan Boraks (Na2B4O7) yang pekat direaksikan dengan larutan AgNO3, terbentuk
endapan putih yang larut dalam NH4OH encer dan asam asetat. Reaksi ini tidak terjadi
pada ion BO3-3. Jika endapan dididihkan dengan air, warna berubah menjadi coklat.
5. Jika larutan boraks yang cukup pekat direaksikan dengan BaCl 2, akan terbentuk endapan
putih yang larut dalam pereaksi berlebihan. Reaksi ini tidak terjadi pada ion BO -3.
endapan dapat larut dalam asam encer atau larutan NH4Cl.
6. Dengan penambahan senyawa polihidroksi (mis; gliserin atau mannitol), keasaman borat
atau boraks akan bertambah.
Cara 1 : larutan sample (BO3-3) dalam tabung, tambahkan 1 tetes fenolftalein dan 1 atau
2 tetes NaOH sampai bereaksi basa lemah (larutan berwarna merah rosa). Lalu
tambahkan 1 tetes gliserin, warna merah akan hilang.
Cara 2 : pada larutan boraks (B4O7-2) dalam tabung, tambahkan 1 tetes fenolftalein,
larutan berwarna merah rosa, lalu tambahkan 1 tetes gliserin, warna merah akan hilang.
74
LAPORAN PERCOBAAN 7-6 Tanggal
Sampel : H3BO3
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/pengamatan
1. dengan lakmus merah
dengan lakmus biru
3. dengan AgNO3
a. panaskan
b. end + CH3COOH
4. dengan BaCl2
+ HNO3 e
5. dengan Fenolftalein +
gliserin
+ NaOH
Asisten :
Paraf :
75
LAPORAN PERCOBAAN 7-7 Tanggal
Sampel : Na2B4O7
Pereaksi Persamaan reaksi Hasil/pengamatan
1. dengan lakmus merah
dengan lakmus biru
3. dengan AgNO3
a. panaskan
b. end + CH3COOH
4. dengan BaCl2
+ HNO3 e
5. dengan Fenolftalein +
gliserin
+ NaOH
Asisten :
Paraf :
76
SISTEMATIKA KERJA DALAM ANALISA ANION
Untuk memperoleh hasil yang memuaskan, pada analisa anion ada beberapa tahapan kerja
yang harus dilakukan antara lain:
I. Test organoleptis : dilihat warna sampel yang diperiksa. Anion-anion yang berwarna antara
lain:
MnO4- : ungu
-3
[Fe(CN)6] : kuning jingga
[Fe(CN)6]-4 : kuning
CrO4-2 : kuning
-2
Cr2O7 : kuning jingga
77
2. Larutan sampel ditambahkan larutan Pb Acetat akan menghasilkan endapan, antara
lain:
a. Anion yang menghasilkan endapan berwarna putih antara lain: klorida,
bromida, sianida, karbonat, sulfat, sulfit, tiosulfat, dan fosfat.
b. Anion yang menghasilkan endapan berwarna kuning; iodida dan kromat.
c. Anion yang menghasilkan endapan berwarna hitam: sulfida.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan-percobaan diatas, dapat diduga ion
apa yang terdapat dalam sampel yang diperiksa. Kemudian dilakukan reaksi-reaksi
identifikasi lain terhadap ion yang diduga untuk memastikan adanya ion tersebut.
78
Percobaan 8 & 9
Analisis Anion
Nama :
Hari Praktikum/Grup :
Judul : Analisis Anion
Hari/tanggal :
2. Test nyala
Beilstein
Ni/Cr
3. Reaksi Penggolongan
4. Reaksi Spesifik
79
Percobaan 10
Praktikal Test
Nama :
Hari Praktikum/Grup :
Judul : Praktikal Test
Hari/tanggal :
2. Test nyala
Beilstein
Ni/Cr
3. Reaksi Penggolongan
4. Reaksi Spesifik
80