Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

Oleh:

Nama : Ririn Hawari

Hari/tanggal : Kamis, 17 Oktober 2013

Kelompok :D

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM 2013
PRAKTIKUM 1

STANDARISASI LARUTAN NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH)

TERHADAP LARUTAN ASAM OKSALAT (H2C2O4)

I. METODE
Titrasi Alkalimetri

II. PRINSIP KERJA DAN REAKSI


Larutan baku sekunder Natrium Hidroksida (NaOH) direaksikan dengan
larutan baku primer Asam Oksalat (H2C2O4) akan terbentuk garam Natrium
Oksalat + air. Titik akhir titrasinya ditandai dengan perubahan warna larutan
yang ditambahkan dengan indikator Phenoel Phatalien (PP) dari tidak
berwarna menjadi merah muda.
Reaksi: 2NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2H2O

III. ALAT-ALAT DAN BAHAN-BAHAN


ALAT:
- Neraca digital analitik (Sartorius)
- Labu ukur 250,0 mL (1 buah)
- Labu Erlenmeyer 250 mL (1 buah)
- Buret dan stand (1 buah)
- Beaker glass 500 mL (1 buah)
- Beaker glass 100 mL (1 buah)
- Pipet volume 10,0 mL
- Pipet tetes (1 buah)
- Corong gelas (1 buah)
- Botol semprot (1 buah)
- Batang pengaduk (I buah)
- Cawan petri (2 buah)
- Filler (1 buah)

BAHAN-BAHAN:
- Larutan NaOH 0,10 N
- Larutan H2C2O4 0,10 N sebanyak 10,0 mL
- Indikator PP
- Aquades
- Tissue

IV. CARA KERJA


A. Pembuatan Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 0,10 N
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Ditimbang 1,0916 gram Kristal NaOH menggunakan cawan petri
3. Dimasukkan ke dalam beaker glass 500 mL yang telah diisi dengan
aquades sebanyak 200 mL
4. Diaduk dengan batang pengaduk sampai semua Kristal NaOH larut
dalam aquades tersebut dan menjadi larutan homogen
5. Ditambahkan aquades sampai tanda batas 250 mL dan diaduk kembali
agar tercampur

B. Pembuatan Larutan Asam Oksalat (H2C2O4 ) 0,10 N


1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Ditimbang Asam Oksalat sebanyak 1,5741 gram menggunakan cawan
petri
3. Dimasukkan ke dalam labu ukur yang bervolume 250,0 mL
4. Dilarutkan dengan aquades dan kocok pelan-pelan hingga larutan
menjadi homogen
5. Ditambahkan dengan aquades sampai tanda batas kemudian tutup dan
kocok labu ukur agar larutan menjadi homogen

C. Standarisasi Larutan Natrium Hidroksida (NaOH ) 0,10 N dengan


Larutan Asam Oksalat (H2C2O4 ) 0,10 N
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Mengisi buret dengan larutan NaOH sebanyak 50 mL
3. Dipipet sebanyak 10,0 mL larutan H2C2O4 0,10 N
4. Dimasukan ke dalam labu Erlenmeyer volume 250 mL
5. Ditambahkan 2-3 tetes indikator PP
6. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,10 N hingga berubah warna menjadi
merah muda
7. Dlihat volume NaOH yang dibutuhkan hingga titik akhir titrasi (titik
ekivalen) tersebut dan dicatat hasilnya
8. Dihitung normalitas larutan NaOH dan H2C2O4 yang sebenarnya

V. DATA PERCOBAAN
A. Data Penimbangan
Dari penimbangan yang telah dilakukan, diperoleh:
1. Penimbangan zat baku sekunder (NaOH)
Berat zat sebenarnya = 0,0916 gram
2. Penimbangan zat baku primer (H2C2O4)
Berat zat sebenarnya = 1,5741 gram
B. Data Titrasi

No. Titrasi Volume Larutan Pembacaan Buret (volume Volume


ke- H2C2O4 yang dipipet NaOH yang dibutuhkan Titran
untuk titrasi)
1. 1 10,0 mL 0,00 –10,00 mL 10,00 mL

2. 2 10,0 mL 10,00 – 20,20 mL 10,20 mL

VI. RUMUS PERHITUNGAN DAN PERHITUNGANNYA


RUMUS:
1
1. BE= Mr
2

W
2. N=
BE/ Mr x V

3. N 1 x V 2=N 2 x V 2

V titrasi 1+V titrasi 2


4. V t=
2

V 1 x N1
5. N 2=
Vt

Keterangan:
- N1 : Normalitas larutan Baku Primer (H2C2O4)
- V1 : Volume larutan Baku Primer (H2C2O4)
- N2 : Normalitas larutan Baku Sekunder (NaOH)
- V2 : Volume larutan Baku Sekunder (NaOH)
- BE : Berat Ekivalen
- Mr : Massa molekul relatif
- Vt : Volume rata-rata

PERHITUNGAN:
 Berat perkiraan Asam Oksalat (H2C2O4) 0,10 N dan Natrium Hidroksida
(NaOH) 0,10 N
Diketahui:
- N H2C2O4 = 0,10 N
- N NaOH = 0,10 N
- V H2C2O4 = 250 ml = 0,25 Liter
- V NaOH = 250 ml = 0,25 Liter
- Mr NaOH = 40
- Mr H2C2O4 = 126
1 1
- BE H2C2O4 = 2 x Mr = 2 x 126 = 63

Ditanyakan:
Berat perkiraan H2C2O4 dan NaOH = …?

Jawab:
W
- N H2C2O4 = BE x V
W
0,10 = 63 x 0,25

W = 0,10 x 63 x 0,25
= 1,5750 gram

Jadi, berat perkiraan H2C2O4 adalah 1,5750 gram


W
- N NaOH = Mr x V
W
0,10 = 40 x 0,25

W = 0,10 x 40 x 0,25
= 1,0000 gram
Jadi, berat perkiraan NaOH adalah 1,0000 gram
 Normalitas larutan Asam Oksalat (H2C2O4) dan larutan Natrium
Hidroksida (NaOH)
Diketahui:
- W H2C2O4 sebenarnya = 1,5741 gram
- V H2C2O4 = 250 mL = 0,25 L (yang dibuat)
- N H2C2O4 = 0,10 N
- V1 (H2C2O4) = 10,00 mL (yang dipipet)
- V2 (NaOH) = 10,00 mL (titrasi 1)
- V2 (NaOH) = 10,20 mL (titrasi 2)

Ditanyakan:
- N1 (H2C2O4) yang sebenarnya = …?
- N2 (NaOH) yang sebenernya = …?

Jawab:
- N1 (H2C2O4) sebenarnya
W sebenarnya
N1 (H2C2O4) sebenarnya = BE x V
1,5741
= 63 x 0,25
1,5741
= 15,75

= 0,0999 N

Jadi, normalitas larutan H2C2O4 yang sebenernya adalah


0,0999 N
- N2 (NaOH) sebenernya
V titrasi 1+V titrasi 2
 Vt =
2
10,00+10,20
= 2
20,20
= 2

= 10,10 mL

 N1 x V1 = N2 x Vt
N 1X V
N2 = V 1

0,0999 x 10,00
= 10,10
0,9990
= 10,10

= 0,0989 N

Jadi, normalitas larutan NaOH yang sebenernya adalah 0,0989 N

VII. HASIL PERCOBAAN DAN KESIMPULAN


HASIL PERCOBAAN:
Dari praktikum standarisasi larutan baku sekunder Natrium Hidroksida
(NaOH) terhadap larutan baku primer Asam Oksalat (H2C2O4) dan
penambahan indikator Phenoel Phatalien (PP) pada Titrasi Alkalimetri ini
dihasilkan garam Natrium Oksalat dan air dengan titik ekivalen yang ditandai
dengan perubahan warna larutan dari tidak berwarna menjadi merah muda.
KESIMPULAN:
Berdasarkan hasil standarisasi larutan baku sekunder Natrium Hidroksida
(NaOH) terhadap larutan baku primer Asam Oksalat (H 2C2O4) dari proses
titrasi Alkalimetri dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan baku primer
Asam Oksalat (H2C2O4) adalah 0,0999 N dan konsentrasi larutan baku
sekunder Natrium Hidroksida (NaOH) adalah 0,0989 N serta terjadi
perubahan warna larutan setelah titrasi yaitu dari tidak berwarna menjadi
merah muda.

VIII. DOKUMENTASI

Gambar 1 sebelum Titrasi Gambar 2 sesudah Titrasi


PRAKTIKUM 2

STANDARISASI LARUTAN ASAM KLORIDA (HCL)

TERHADAP LARUTAN NATRIUM TETRABORAT (Na2B4O7)

I. METODE
Titrasi Asidimetri

II. PRINSIP KERJA DAN REAKSI


Larutan baku sekunder Asam Klorida (HCl) direaksikan dengan larutan baku
primer Natrium Tetraborat (Na2B4O7) akan terbentuk garam Natrium Klorida
+ Asam baru. Titik akhir titrasinya ditandai dengan perubahan warna larutan
yang ditambahkan dengan indikator Metil Jingga (MJ) dari kuning menjadi
jingga (kuning kemerahan).
Reaksi: Na2B4O7 + 2HCl + 5H2O 2NaCl + 4H3BO3

III. ALAT-ALAT DAN BAHAN-BAHAN


ALAT:
- Neraca digital analitik (Sartorius)
- Labu ukur 250,0 mL (1 buah)
- Labu erlenmeyer 250 mL (1 buah)
- Buret dan stand (1 buah)
- Beaker glass 500 mL (1 buah)
- Beaker glass 100 mL (1 buah)
- Pipet volume 10,0 mL
- Pipet tetes (1 buah)
- Corong gelas (1 buah)
- Botol semprot (1 buah)
- Batang pengaduk (I buah)
- Cawan petri (2 buah)
- Filler (1 buah)

BAHAN-BAHAN:
- Larutan HCl 37 % 0,10 N, BJ = 1,90
- Larutan Na2B4O7 0,10 N sebanyak 10,0 mL
- Indikator Metil Jingga (MJ)
- Aquades
- Tissue

IV. CARA KERJA


A. Pengenceran Larutan Asam Klorida (HCl) Pekat 12,00 N menjadi
0,10 N
1. Di dalam lemari asam, diambil HCl pekat 37 % sebanyak 2,1 mL
2. Dimasukkan ke dalam beaker glass 500 mL yang telah diisi aquades
sebanyak 200 mL
3. Diaduk menggunakan batang pengaduk hingga larut dan menjadi
larutan homogen
4. Ditambahkan aquades hingga tanda batas 250 mL dan aduk kembali
agar tercampur semua

B. Pembuatan Larutan Natrium Tetraborat (Na2B4O7) 0,10 N


1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Ditimbang Natrium Tetraborat (Na2B4O7) sebanyak 4,7622 gram
menggunakan cawan petri
3. Dimasukkan ke dalam labu ukur yang bervolume 250,0 mL
4. Dilarutkan dengan aquades dan kocok pelan-pelan hingga larutan
menjadi homogen
5. Ditambahkan dengan aquades sampai tanda batas kemudian tutup dan
kocok labu ukur agar larutan menjadi homogen

C. Standarisasi larutan Asam Klorida (HCl) 0,10 N dengan larutan


Natrium Tetraborat (Na2B4O7) 0,10 N
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Mengisi buret dengan larutan HCl
3. Dipipet sebanyak 10,0 mL larutan Na2B4O7 0,10 N
4. Dimasukan ke dalam labu Erlenmeyer volume 250 mL
5. Ditambahkan 2-3 tetes indikator Metil Jingga
6. Dititrasi dengan larutan HCl 0,10 N hingga larut dan berubah warna
menjadi jingga atau orange
7. Dlihat volume HCl yang dibutuhkan hingga titik akhir titrasi (titik
ekivalen) tersebut dan dicatat hasilnya
8. Dihitung normalitas larutan HCl dan Na2B4O7 yang sebenarnya

V. DATA PERCOBAAN
A. Data Penimbangan
Dari penimbangan yang telah dilakukan diperoleh zat baku primer
(Na2B4O7) sebanyak 4,7622 gram

B. Data Titrasi

No. Titras Volume Larutan Pembacaan Buret (volume Volume


i ke- Na2B4O7 yang dipipet HCl yang dibutuhkan Titran
untuk titrasi)
1. 1 10,0 mL 0,00 – 10,50 mL 10,50 mL
2. 2 10,0 mL 10,50 – 21,10 mL 10,60 mL
VI. RUMUS PERHITUNGAN DAN PERHITUNGANNYA
RUMUS:
1
1. BE= Mr
2

W
2. N=
BE/ Mr x V

3. N 1 x V 2=N 2 x V 2

V titrasi 1+V titrasi 2


4. V t=
2

V 1 x N1
5. N 2=
Vt

Keterangan:
- N1 : Normalitas larutan Baku Primer (Na2B4O7)
- V1 : Volume larutan Baku Primer (Na2B4O7)
- N2 : Normalitas larutan Baku Sekunder (HCl)
- V2 : Volume larutan Baku Sekunder (HCl)
- BE : Berat Ekivalen
- Mr : Massa molekul relatif
- Vt : Volume rata-rata

PERHITUNGAN:
 Berat perkiraan Natrium Tetraborat (Na2B4O7) dan Volume perkiraan
Asam Klorida (HCl)
Diketahui:
- N Na2B4O7 = 0,10 N
- N1 (HCl pekat) = 12,00 N, diencerkan menjadi N2 = 0,10 N
- V Na2B4O7 = 250 ml = 0,25 Liter
- V2 (HCl) = 250 ml = 0,25 Liter
- Mr Na2B4O7 = 381,37
1 1
- BE Na2B4O7 = 2 x Mr = 2 x 381,37 = 190,685

Ditanyakan:

Berat perkiraan Na2B4O7 dan volume perkiraan HCl (setelah


pengenceran = …?

Jawab:

W
- N Na2B4O7 = BE x V
W
0,10 = 190,685 x 0,25

W = 0,10 x 190,685 x 0,25


= 4,7671 gram

Jadi, berat perkiraan Na2B4O7 adalah 4,7671 gram

- N1 x V1 = N2 x V2
N 2X V
V1 = N 2

0 ,10 x 250
= 12 ,00

25 ,00
= 12 ,00

= 2,0833 mL

Jadi, volume perkiraan HCl adalah 2,0833 mL

 Normalitas larutan Natrium Tetraborat (Na 2B4O7) dan larutan Asam


Klorida (HCl)
Diketahui:
- V Na2B4O7 = 250 mL = 0,25 L (yang dibuat)
- N Na2B4O7 = 0,10 N
- V1 (Na2B4O7) = 10,00 mL (yang dipipet)
- V2 (HCl) = 10,50 mL (titrasi 1)
- V2 (HCl) = 10,60 mL (titrasi 2)

Ditanyakan:
- N1 (Na2B4O7) yang sebenarnya = …?
- N2 (HCl) yang sebenernya = …?

Jawab:
- N1 (Na2B4O7) sebenarnya
W sebenarnya
N1 (Na2B4O7) sebenarnya = BE x V
4,7671
= 190,685 x 0,25
4,7671
= 47,6712

= 0,0999 N

Jadi, normalitas larutan Na 2B4O7 yang sebenernya adalah


0,0999 N
- N2 (HCl) sebenernya
V titrasi 1+V titrasi 2
 Vt =
2
10,50+10,60
= 2
21,10
= 2

= 10,55 mL

 N1 x V1 = N2 x Vt
N 1X V
N2 = V 1

0,0999 x 10,00
= 10,55
0,9990
= 10,55

= 0,0946 N

Jadi, normalitas larutan HCl yang sebenernya adalah 0,0946 N

VII. HASIL PERCOBAAN DAN KESIMPULAN


HASIL PERCOBAAN:
Dari praktikum standarisasi larutan baku sekunder Asam Klorida (HCl)
terhadap larutan baku primer Natrium Tetraborat (Na2B4O7) dan penambahan
indikator Metil Jingga (MJ) pada Titrasi Asidimetri ini dihasilkan larutan dan
asam baru dengan titik ekivalen yang ditandai dengan perubahan warna
larutan dari kuning menjadi jingga atau orange (kuning kemerahan).
KESIMPULAN:
Berdasarkan hasil standarisasi larutan baku sekunder Asam Klorida (HCl)
terhadap larutan baku primer Natrium Tetraborat (Na 2B4O7) dari proses titrasi
Asidimetri dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan baku primer Natrium
Tetraborat (Na2B4O7) adalah 0,0999 N dan konsentrasi larutan baku sekunder
Asam Klorida adalah 0,0946 N serta terjadi perubahan warna larutan setelah
titrasi yaitu dari kuning menjadi jingga atau orange (kining kemerahan).

VIII. DOKUMENTASI

Gambar 1 sebelum Titrasi


Gambar 2 setelah ditambahkan indikator MJ Gambar 3 sesudah Titrasi

Mataram, 21 Oktober 2013

Praktikan Dosen Pembimbing

Ririn Hawari H. Haerul Anam, SKM

Anda mungkin juga menyukai