Tedy Gunawan
1906309
B. Dasar teori
Gravimetri adalah metode analisis kuantitatif unusr atau senyawa berdasarkan bobotnya
yang diawali dengan pengendapan dan diikuti dengan pemisahan dan pemanasan endapan
dan diakhiri dengan penimbangan. Untuk memperoleh keberhasilan pada analisis secara
gravimetri, maka harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : unsur atau senyawa yang
ditentukan harus terendapkan secara sempurna, bentuk endapan yang ditimbang harus
diketahui dengan pasti rumus molekulnya dan endapan yang diperoleh harus murni dan
mudah ditimbang.
Persyaratan yang harus dipenuhi agar metode gravimetri berhasil adalah sebagai berikut:
Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang terendapkan
secara analitis tidak dapat terdeteksi (biasanya 0,1mg atau kurang, dalam menetapkan
penyusunan utama dari suatu). Zat yang ditimbang hendaklah mempunyai susunan yang pasti
dan hendaknya murni, atau sangat hampir murni. Bila tidak diperoleh hasil yang galat.
Persyaratan kedua itu lebih sukar dipenuhi oleh para analis. Galat-galat yang disebabkan oleh
faktor-faktor seperti kelarutan endapan umumnya dapat diminimumkan dan jarang
menimbulkan galat yang signifikan. Misalnya memperoleh endapan murni dan dapat disaring
itulah yang menjadi problem utama. Banyak penelitian telah dilakukan mengenai
pembentukan dan sifat-sifat endapan, dan telah diperoleh banyak pengetahuan yang
memungkinkan analisis serta meminimumkan masalah kontaminasi endapan.
Dalam prosedur gravimetri apa saja yang melibatkan pengendapan, orang akhirnya harus
mengubah zat yang dipisahkan menjadi suatu bentuk yang cocok untuk ditimbang. Hal ini
perlu bahwa zat yang ditimbang murni, stabil, dan susunanya pasti agar hasil analisis itu
tepat. Bahkan jika kopresipitasi telah diminimalkan, masih tinggal masalah penyingkiran air
dan elektrolit apa saja yang ditambahkan ke dalam air pencuci. Beberapa endapan ditimbang
dalam bentuk kimia yang sama dengan waktu diendapkan. Endapan lain mengalami
perubahan kimia selama pemanggangan, dan reaksi-reaksi ini haruslah berjalan sempurna
agar hasilnya tidak salah. Prosedur yang digunakan dalam tahap terakhir ini bergantung baik
pada sifat-sifat endapan maupun pada kuatnya molekul-molekul air yang diikat oleh zat padat
itu.
Untuk menghitung analit dari berat endapan sering diperlukan suatu faktor gravimetri.
Faktor ini di definisikan sebagai jumlah gram (atau ekivalen dari 1 g) dari endapan. Perkalian
berat endapan P dengan faktor gravimetri memberikan jumlah gram analit di dalam, contoh :
Berat A = berat P x faktor gravimetri
Maka,
% A= (berat P x faktor gravimetri)/(berat contoh) x 100%
Garam tembaga yang paling dikenal adalah terusi atau kaprisulfat pentahidrat,
CuSO4.5H2O. Penentuan tembaga secara gravimetri dapat dilakukan dengan cara
menambahkan asam ke dalam larutan kupri dari larutan tembaga dalam suasa asam, yang
akan menghasilkan endapan biru pucat yaitu kupri hidroksida. Endapan ini tidak melarut lagi
dalam pereaksi berlebih. Bila campuran yang mengandung endapan tersebut dididihkan,
kupri hidroksida akan diubah menjadi kupri oksida yang berwarna hitam.
-Cawan Krus
Memanaskan sampai pijar
Mendinginkan dalam desikator
Menimbang
Mengulangi pekerjaan ini sampai
diperoleh berat cawan krus tetap
Hasil
Larutan Cuplikan
Hasil
Hasil
berat endapan Mm A
%A¿ × ×100 %
berat sampel Mm senyawa
g
118,7
berat endapan mol
Sn ↔ 9,20% ¿ × × 100 %
0,600 gram g
150,7
mol
Berat endapan = 0,070 gram
g
207,2
berat endapan mol
Pb ↔ 5,45% ¿ × × 100 %
0,600 gram g
303,3
mol
Berat endapan = 0,047 gram
g
63,5
berat endapan mol
Cu ↔ 4,30% ¿ × × 100 %
0,600 gram g
79,5
mol
Berat endapan = 0,032 gram
g
130,76
berat endapan mol
Zn ↔ 81,05% ¿ × × 100 %
0,600 gram g
304,7
mol
Berat endapan = 0,451 gram
F.
F. Daftar Pustaka