Anda di halaman 1dari 4

Nama : Devy Febriana

Kelas :B
Nim : A1A019053
Prodi : IESP

Jawab:

 Usaha Tempe
Tempe, merupakan salah satu makanan tradisional khas Indonesia. Tempe ini merupakan
makanan yang dihasilkan dari proses pemfermentasiaan biji kedelai menggunakan ragi.
Tempe ini pun kian hari semakin menjadi bisnis yang menjanjikan, sebab faktanya tempe
semakin hari semakin mendunia namanya.
Target pemasaran bisa dilakukan dengan berbagai cara dan untuk saat ini yang sedang
ngetrend dikalangan masyarakat adalah pemasaran dengan menggunakan medis sosial.

 Resep Membuat Tempe :


 Bahan – Bahan
 2 gelas (400g) kacang kedelai kering kupas/tanpa kulit.
 2 sendok makan cuka apel
 ¾ sendok dari jamur rhizopus/ragi tempe,

 Cara Membuat :
 Cara membuat tempe yang pertama dilakukan adalah rebus kacang kedelai kupas, selama 1
jam.
 Setelah 1 jam, tiriskan air dan kedelai setelah direbus. Jika perlu, gunakan handuk agar bisa
menyerap air dengan baik.
 Sebelum ke langkah cara membuat tempe selanjutnya, pastikan kedelai kering saat
disentuh, jangan terlalu lembab.
 Letakkan kedelai di dalam mangkuk kering, pastikan temperatur kedelai sama seperti
temperatur pada kulit normal manusia (lukewarm temperature).
 Tambahkan cuka dan aduk.
 Tambahkan jamur ragi tempe, aduk rata.
 Letakkan kedelai di wadah yang sudah dilubangi. Bisa dengan kantong plastik/daun
pisang.
 Lubangi seukuran jarum dengan jarak 1 inchi atau sekitar 2,5 cm.
 Tebal kacang di dalam wadah sekitar ½-1 inchi saja.
 Inkubasikan kedelai di dalam temperatur 85-91°F selama 24 jam atau 48 jam.
 Gunakan temperatur yang diukur langsung dari kedelai tersebut. Periksa kedelai setelah 12
jam.
 Proses fermentasi ini akan mengakibatkan kedelai mengeluarkan panas, pastikan ruangan
tidak terlalu panas.
 Setelah 24 jam, tumbuh miselia putih, hasil ragi tempe mulai menutup permukaan kedelai.
 Kemudian kedelai akan menjadi padat yang diikat jamur putih.
 Setelah proses selesai, tempe bisa ditaruh di dalam kulkas.
 Tempe sudah bisa diolah, baik digoreng, direbus, dan lainnya.

 Asumsi
 Lama penggunaan => etalase/gerobak dalam jangka selama 5 tahun
 Lama penggunaan => kompor dan tabung gas dalam jangka selama 4 tahun
 Lama penggunaan => panci dalam jangka selama 4 tahun
 Lama penggunaan => pengaduk dalam jangka selama 3.5 tahun
 Lama penggunaan => wadah dalam jangka selama 3.5 tahun
 Lama penggunaan => serbet dalam jangka selama 4 tahun\
 Lama penggunaan => piring dalam jangka selama 4 tahun
 Lama penggunaan => sendok dalam jangka selama 4 tahun
 Lama penggunaan => garpu dalam jangka selama 4 tahun
 Lama penggunaan => pisau dalam jangka selama 3.5 tahun
 Lama penggunaan => telenan dalam jangka selama 3.5 tahun
 Lama penggunaan => nampan dalam jangka selama 3.5 tahun
 Lama penggunaan => timba dalam jangka selama 3 tahun
 Lama penggunaan => meja dalam jangka selama 4 tahun
 Lama penggunaan => kursi dalam jangka selama 4 tahun
 Lama penggunaan => peralatan tambahan lain dalam jangka selama 3 tahun

 Peralatan  Harga 
      
 Etalase atau gerobak
Rp. 1,500,000
        
 Kompor dan gas
 Rp. 400,000
        
 Panci
 Rp. 100,000
          
 Pengaduk
 Rp. 25,000
          
 Wadah
 Rp. 75,000
          
 Serbet
 Rp. 25,000
        
 Piring
 Rp. 100,000
          
 Sendok
 Rp. 50,000
          
 Garpu
 Rp. 50,000
          
 Pisau
 Rp. 50,000
 
 Telanan
 Rp. 50,000
          
 Baskom
 Rp. 50,000
          
 Nampan
 Rp. 50,000
          
 Timba
 Rp. 25,000
    
 Meja dan Kursi
 Rp. 1,000,000
          
 Peralatan tambahan
 Rp. 50,000
    
 Jumlah Investasi
 Rp. 3,600,000
 Biaya Operasional per Bulan

 Biaya Tetap
            
 Penyusutan etalse 1/50 x Rp. 1.500.000
Rp. 30,000
 Penyusutan kompor dan gas 1/50 x Rp.             
400.000  Rp. 8,000
            
 Penyusutan panci 1/50 x Rp. 100.000
 Rp. 2,000
                
 Penyusutan pengaduk 1/50 x Rp. 25.000
 Rp. 500
            
 Penyusutan wadah 1/50 x Rp. 75.000
 Rp. 1,500
                
 Penyusutan serbet 1/50 x Rp. 25.000
 Rp. 500
            
 Penyusutan piring 1/50 x Rp. 100.000
 Rp. 2,000
            
 Penyusutan sendok 1/50 x Rp. 50.000
 Rp. 1,000
            
 Penyusutan garpu 1/50 x Rp. 50.000
 Rp. 1,000
            
 Penyusutan pisau 1/50 x Rp. 50.000
 Rp. 1,000
            
 Penyusutan telenan 1/50 x Rp. 50.000
 Rp. 1,000
            
 Penyusutan baskom 1/50 x Rp. 50.000
 Rp. 1,000
            
 Penyusutan nampan 1/50 x Rp. 50.000
 Rp. 1,000
                
 Penyusutan timba 1/50 x Rp. 25.000
 Rp. 500
 Penyusutan meja dan kursi 1/50 x Rp.           
1.000.000  Rp. 20,000
            
 Penyusutan alat tambahan 1/50 x Rp. 50.000
 Rp. 1,000
          
 Total Biaya Tetap
 Rp. 72,000

 Biaya Variabel
           
 Kedelai
Rp. 200,000  x  30  =  Rp. 6,000,000
               
 Air
 Rp. 10,000  x  30  =  Rp. 300,000
                   
 Ragi tempe
 Rp. 15,000 x  30 =  Rp. 450,000
 Total Biaya       
Variabel  Rp. 6,750,000

 Total Biaya Operasional


Biaya tetap + biaya variabel = Rp. 6,822,000

 Pendapatan per Bulan


 Penjualan rata – rata
75 Potong x Rp. 5,000 = Rp. 375,000
Rp. 375,000 X 30 Hr = Rp. 11,250,000

 Keuntungan per Bulan


 Laba = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional
 Rp.    11,250,000  –     6,822,000  =  Rp.   4,428,000

 Lama Balik Modal


Total Investasi /
 Rp.     3,600,000  :     4,428,000  =   1  bln
Keuntungan =

 
 Kesimpulan :
Dari penjelasan di atas maka dapat kami simpulkan, bisnis Tempe ini rata – rata penjualan
perbulan nya sebanyak 75 potong dengan harga perpotong nya Rp. 5000, jadi penjualan
perharinya sebesar Rp. 375.000 dan perbulannya sebesar Rp. 11.250.000, kemudain total
pendapatan dikurangi biaya operassional Rp. 6.822.000, dan hasilnya Rp. 4.4.28.000, dan dari
data diatas dapat disimpulkan lama balik modal pada analisa ini menjadi 1 bulan.

Anda mungkin juga menyukai