I. DASAR TEORI
Metode titrimetri atau yang juga dikenal dengan metode volumetri secara
garis besar diklasifikasikan dalam empat kategori berdasarkan jenis reaksinya,
yaitu : titrasi asidi-alkalimetri, titrasi reduksi oksidasi, titrasi pengendapan dan
titrasi kompleksometri.
1
harga pH tertentu. Perjalanan titrasi dengan penambahan titran yang akan
menyebabkan perubahan pH.
Pemilihan indikator yang tepat merupakan syarat utama saat titrasi. Jika
indikator yang digunakan berubah warna pada saat titik ekiuvalen,maka titik akhir
titrasi akan sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna
indikator terletak pada pH di mana zat penitrasi sedikit berlebih, maka titik akhir
titrasi berbeda dengan titik ekuivalen.Indikator yang lebih dianjurkan yaitu
fenolftalein (PP) karena memberikan perubahan warna yang lebih jelas yaitu
warna merah muda dari yang tidak berwarna (trayek pH=8,2-10,0).
Asam asetat atau asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia
asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma pada
makanan. Asam cuka memiliki rumus kimia yaitu CH 3COOH, asam asetat murni
(asam asetat glacial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik
beku 16.7°C. Larutan CH3COOH dalam air merupakan asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi menurut reaksi:
CH3COOH H+ + CH3COO-
II. TUJUAN
2
IV. ALAT-ALAT DAN REAGENSIA
A. Alat-Alat
1. Neraca analitik merck Sartorius
2. Buret volume 50,00 ml dan statif
3. Labu erlenmeyer volume 250 ml
4. Labu ukur volume 250,0 ml dan tutup asah
5. Gelas beker volume 500 ml dan 100 ml
6. Gelas ukur volume 25,0 ml
7. Pipet gondok volume 10 ml
8. Pipet tetes
9. Pipet filler
10.Corong
11. Botol
timbang 12.Botol
semprot
13.Tissue
B. Reagensia
1. Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1000 N
2. Asam Oksalat (H2C2O4.2H2O ) 0,1000 N
3. Cuka Makan dengan etiket 20%
4. Indikator Phenol Phtalein
5. Aquadest
V. CARA KERJA
A. Pembuatan Larutan Cuka Makan Sebanyak 250,0 ml
1. Ditimbang secara seksama 3 sampai 5 gram cuka makan.
2. Dimasukkan ke dalam labu ukur volume 250,0 ml dengan menggunakan
corong.
3. Bilas sisa zat kemudian masukkan bilasan ke dalam labu ukur.
4. Ditambahkan dengan aquadest hingga larut.
5. Diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas volume labu ukur.
3
B. Standarisasi Larutan NaOH dengan Baku Primer Larutan H2C2O4.2H2O
1. Masukkan larutan NaOH ke dalam buret dengan menggunakan corong
hingga skala batas volume 00,00 ml. Jangan lupa memperhatikan
miniskus larutan. Karena larutan NaOH merupakan larutan tidak
berwarna maka miniskus yang digunakan adalah miniskus dasar atau
bawah.
2. Dipipet 10,0 ml larutan H2C2O4.2H2O kemudian masukkan ke dalam
labu erlenmeyer volume 250 ml.
3. Ditambahkan dengan aquadest 25 ml.
4. Tambahkan 3 sampai 5 tetes indikator Phenol Phtalein dengan
menggunakan pipet tetes.
5. Titrasi larutan H2C2O4.2H2O dengan larutan NaOH hingga larutan
berubah warna menjadi merah muda (end point) kemudian hentikan
titrasi.
6. Hitung normalitas larutan NaOH tersebut.
N ×V
1 1
N2 NaOH = Vt
2. Kadar CH3COOH
4
Vt × N NaOH ×Vbp× BE ×100
% CH3COOH = w (mg ) ×V 2
Keterangan:
Vt : Volume titrasi asam cuka
N NaOH : Normalitas rata-rata
NaOH
Vbp : Volume baku primer (CH3COOH)
BE : Nomor atom relatif
W : Massa baku primer (CH3COOH)
V2 : Volume baku primer yang dipipet (CH3COOH)
A. Data Penimbangan
Dari hasil penimbangan, ditemukan massa NaOH adalah 4,1360 gram
dan massa asam oksalat adalah 1,5775 gram serta massa larutan cuka makan
yang akan diencerkan adalah 4,0273 gram.
B. Data Titrasi
1. Data titrasi pada saat standarisasi
VIII. PERHITUNGAN
A. Diketahui:
w = 1,5775 gram
BE = 63
V0 = 250,0 ml
Jawab:
5
W
NBp = BE×V 0
1,5775
= 63 × 0,25
= 0,1001 N
Jawab:
N 1 ×V
1) N2 = 1
Vt 1
0,1001 × 10,0
= 9,50
= 0,1053 N
N 1 ×V 1
2) N2 = Vt 2
0,1001 × 10,0
= 9,90
= 0,1011 N
N 1 ×V 1
3) N2 =
Vt 3
0,1001 × 10,0
= 9,6 0
= 0,1042 N
Data 1+ Data 2 + Data3
N2 rata-rata = 3
0,1053+ 0,1011+0,1042
= 3
= 0,1035 N
6
B. Kadar CH3COOH
7
Diketahui: Vt1 = 1,50 ml, Vt2 = 1,80 ml, Vt3 = 0,20 ml
N2 rata-rata = 0,1035 N
VBP = 250,0 ml
BE = 60,05
W (mg) = 4027,3 mg
V2 = 10,0 ml
Ditanya: % CH3COOH =
….? Jawab:
Vt × N NaOH ×Vbp ×BE× 100
1) % CH3COOH = w ( mg ) ×V 2
1,50 × 0,1035 × 250,0 × 60,05 × 100
= 4027,3 × 10,0
= 5,78 %
= 4027,3 × 10,0
= 6,94 %
= 0,77 %
= 4,5 %
8
B. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa pada saat end point
titrat berubah warna, dari tidak berwarna menjadi warna merah
muda.Dan dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa kadar asam
asetat (CH3COOH) sebenarnya adalah 4,5 %.Sehingga kadar asam
asetat 4,5 % < 20 %.
C. PEMBAHASAN
warna dari larutan indikator yang mulanya tidak berwarna menjadi merah
muda. Reaksi: 2NaOH + H2C2O4 Na2C2O4+ 2H2O
NaOH + CH3COOH CH3COONa+ H2O
Dari data-data yang ada, dapat dihitung normalitas dari larutan NaOH
yaitu 0,1035 N dan kadar asam asetat (CH3COOH) sebenarnya adalah 4,5 %.
9
4. Setelah membilas sisa zat dalam wadah. Bilasan tersebut dimasukkan
ke dalam wadah tempat zat akan dilarutkan. Hal ini dimaksudkan agar
massa zat tidak berkurang.
5. Dalam menggunakan alat harus tetap menjaga kebersihan alat. Hal ini
dilakukan agar alat-alat tidak cepat rusak.
B. DOKUMENTASI
B.1 Gambar setelah titrasi standarisasi
(Larutan Asam Oksalat Sebelum titrasi1 2Larutan Asam Oksalat Sesudah Titrasi1
2Larutan Asam Cuka Sebelum titrasi1 2Larutan Asam Cuka Sesudah Titrasi1
1
0