Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM II

PENETAPAN KADAR CH3COOH DALAM CUKA MAKAN


METODE ALKALIMETRI

Hari/Tanggal : Jumat, 15 Maret 2013


Nama : Anis Syakiratur Rizki

Nim : P07134012 005

I. DASAR TEORI

Titrasi merupakan suatu metode analisis kuantitatif untuk menentukan


konsentrasi dari suatu larutan menggunakan larutan lain yang telah distandarisasi
atau larutan yang konsentrasinya telah diketahui. Dalam metode titrimetri ini,
larutan yang akan ditentukan konsentrasinya disebut titran sedangkan larutan
yang diketahui konsentrasinya disebut titrat. Penambahan titran ke dalam titrat
dilakukan hingga tercapainya titik ekuivalen (artinya secara stoikiometri titran dan
titrat tepat habis bereaksi) dimana akan terjadi perubahan warna dari larutan
indikator. Larutan indikator yang digunakan disesuaikan dengan metode titrimetri
yang dilakukan.

Metode titrimetri atau yang juga dikenal dengan metode volumetri secara
garis besar diklasifikasikan dalam empat kategori berdasarkan jenis reaksinya,
yaitu : titrasi asidi-alkalimetri, titrasi reduksi oksidasi, titrasi pengendapan dan
titrasi kompleksometri.

Alkalimetri adalah (Alkali = basa, metri = pengukuran) diartikan sebagai titrasi


untuk penetapan asam dengan standar basa sebagai alat ukurnya dengan
menggunakan metode larutan baku sekunder basa dan larutan baku primer asam.
Titrasi alkalimetri adalah titrasi larutan yang bersifat asam (asam bebas dan
larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari basa lemah) dengan larutan
standar basa. Reaksi ini melibatkan bersenyawanya ion hidrogen untuk
membentuk air. Dalam titrasi alkalimetri, didalam titrat asam sudah mempunyai

1
harga pH tertentu. Perjalanan titrasi dengan penambahan titran yang akan
menyebabkan perubahan pH.

Pemilihan indikator yang tepat merupakan syarat utama saat titrasi. Jika
indikator yang digunakan berubah warna pada saat titik ekiuvalen,maka titik akhir
titrasi akan sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna
indikator terletak pada pH di mana zat penitrasi sedikit berlebih, maka titik akhir
titrasi berbeda dengan titik ekuivalen.Indikator yang lebih dianjurkan yaitu
fenolftalein (PP) karena memberikan perubahan warna yang lebih jelas yaitu
warna merah muda dari yang tidak berwarna (trayek pH=8,2-10,0).

Asam asetat atau asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia
asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma pada
makanan. Asam cuka memiliki rumus kimia yaitu CH 3COOH, asam asetat murni
(asam asetat glacial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik
beku 16.7°C. Larutan CH3COOH dalam air merupakan asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi menurut reaksi:

CH3COOH H+ + CH3COO-

II. TUJUAN

Mengetahui kadar CH3COOH dalam cuka makan menggunakan metode titrasi


alkalimetri.

III. PRINSIP KERJA


Sampel larutan cuka makan dititrasi dengan NaOH mengunakan indicator Phenol
Phtalein akan terbentuk garam Natrium Asetat + air. Titik akhir titrasi ditandai
dengan perubahan warna larutan indikator Phenol Phtalein dari tidak berwarna
menjadi warna pink (merah muda).

Reaksi: 2NaOH + H2C2O4 Na2C2O4+ 2H2O


NaOH + CH3COOH CH3COONa+ H2O

2
IV. ALAT-ALAT DAN REAGENSIA
A. Alat-Alat
1. Neraca analitik merck Sartorius
2. Buret volume 50,00 ml dan statif
3. Labu erlenmeyer volume 250 ml
4. Labu ukur volume 250,0 ml dan tutup asah
5. Gelas beker volume 500 ml dan 100 ml
6. Gelas ukur volume 25,0 ml
7. Pipet gondok volume 10 ml
8. Pipet tetes
9. Pipet filler
10.Corong
11. Botol
timbang 12.Botol
semprot
13.Tissue

B. Reagensia
1. Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1000 N
2. Asam Oksalat (H2C2O4.2H2O ) 0,1000 N
3. Cuka Makan dengan etiket 20%
4. Indikator Phenol Phtalein
5. Aquadest

V. CARA KERJA
A. Pembuatan Larutan Cuka Makan Sebanyak 250,0 ml
1. Ditimbang secara seksama 3 sampai 5 gram cuka makan.
2. Dimasukkan ke dalam labu ukur volume 250,0 ml dengan menggunakan
corong.
3. Bilas sisa zat kemudian masukkan bilasan ke dalam labu ukur.
4. Ditambahkan dengan aquadest hingga larut.
5. Diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas volume labu ukur.

3
B. Standarisasi Larutan NaOH dengan Baku Primer Larutan H2C2O4.2H2O
1. Masukkan larutan NaOH ke dalam buret dengan menggunakan corong
hingga skala batas volume 00,00 ml. Jangan lupa memperhatikan
miniskus larutan. Karena larutan NaOH merupakan larutan tidak
berwarna maka miniskus yang digunakan adalah miniskus dasar atau
bawah.
2. Dipipet 10,0 ml larutan H2C2O4.2H2O kemudian masukkan ke dalam
labu erlenmeyer volume 250 ml.
3. Ditambahkan dengan aquadest 25 ml.
4. Tambahkan 3 sampai 5 tetes indikator Phenol Phtalein dengan
menggunakan pipet tetes.
5. Titrasi larutan H2C2O4.2H2O dengan larutan NaOH hingga larutan
berubah warna menjadi merah muda (end point) kemudian hentikan
titrasi.
6. Hitung normalitas larutan NaOH tersebut.

C. Penetapan Kadar CH3COOH di dalam Cuka Makan

1. Dipipet 10,0 ml larutan cuka makan kemudian masukkan ke dalam labu


erlenmeyer volume 250 ml.
2. Ditambahkan dengan aquadest 25 ml.
3. Tambahkan 3 sampai 5 tetes indikator Phenol Phtalein dengan
menggunakan pipet tetes.
4. Titrasi larutan cuka makan dengan larutan NaOH hingga larutan
berubah warna merah muda (end point) kemudian hentikan titrasi.
5. Hitung kadar CH3COOH dalam cuka makan tersebut.

VI. RUMUS PERHITUNGAN

1. Normalitas Baku Sekunder

N ×V
1 1
N2 NaOH = Vt

Keterangan: N1 : Normalitas larutan baku primer (H2C2O4.2H2O)


V1 : Volume larutan baku primer (H2C2O4.2H2O)
N2 : Normalitas baku sekunder
(NaOH) Vt : Volume titrasi

2. Kadar CH3COOH

4
Vt × N NaOH ×Vbp× BE ×100
% CH3COOH = w (mg ) ×V 2

Keterangan:
Vt : Volume titrasi asam cuka
N NaOH : Normalitas rata-rata
NaOH
Vbp : Volume baku primer (CH3COOH)
BE : Nomor atom relatif
W : Massa baku primer (CH3COOH)
V2 : Volume baku primer yang dipipet (CH3COOH)

VII. DATA PERCOBAAN

A. Data Penimbangan
Dari hasil penimbangan, ditemukan massa NaOH adalah 4,1360 gram
dan massa asam oksalat adalah 1,5775 gram serta massa larutan cuka makan
yang akan diencerkan adalah 4,0273 gram.

B. Data Titrasi
1. Data titrasi pada saat standarisasi

No Volume Bp dipipet (ml) Pembacaan buret (ml) Volume Titrasi (ml)


1 10,0 00,00−09,50 9,50
2 10,0 09,50−19,40 9,90
3 10,0 19,40−29,00 9,60

2. Data titrasi pada saat penetapan kadar

No Volume Bp dipipet (ml) Pembacaan buret (ml) Volume Titrasi (ml)


1 10,0 − 1,50
2 10,0 0 5 2 0
02 ,0 0 − 03 ,8 0 1,80
3 10,0 03,80−04,00 0,20

VIII. PERHITUNGAN
A. Diketahui:
w = 1,5775 gram
BE = 63
V0 = 250,0 ml

Ditanya: NBp = ….?

Jawab:
5
W
NBp = BE×V 0

1,5775
= 63 × 0,25

= 0,1001 N

A. Normalitas Baku Sekunder


Diketahui: N1 = 0,1001 N
V1 = 10,0 ml
Vt1 = 9,50 ml, Vt2 = 9,90 ml, Vt3 = 9,60 ml
Ditanya: N2 = ….?

Jawab:

N 1 ×V
1) N2 = 1
Vt 1

0,1001 × 10,0
= 9,50

= 0,1053 N

N 1 ×V 1
2) N2 = Vt 2
0,1001 × 10,0

= 9,90

= 0,1011 N

N 1 ×V 1
3) N2 =
Vt 3
0,1001 × 10,0
= 9,6 0

= 0,1042 N
Data 1+ Data 2 + Data3
N2 rata-rata = 3

0,1053+ 0,1011+0,1042
= 3

= 0,1035 N
6
B. Kadar CH3COOH

7
Diketahui: Vt1 = 1,50 ml, Vt2 = 1,80 ml, Vt3 = 0,20 ml
N2 rata-rata = 0,1035 N
VBP = 250,0 ml
BE = 60,05
W (mg) = 4027,3 mg
V2 = 10,0 ml

Ditanya: % CH3COOH =
….? Jawab:
Vt × N NaOH ×Vbp ×BE× 100
1) % CH3COOH = w ( mg ) ×V 2
1,50 × 0,1035 × 250,0 × 60,05 × 100

= 4027,3 × 10,0

= 5,78 %

Vt × N NaOH ×Vbp ×BE× 100


2) % CH3COOH = w (mg ) × V 2
1,80 × 0,1035 × 250,0 × 60,05 × 100

= 4027,3 × 10,0
= 6,94 %

Vt × N NaOH ×Vbp ×BE× 100


3) % CH3COOH = w ( mg ) ×V 2

0,20× 0,0135 ×250,0 ×60,05 ×100


= 4027,3 ×10,0

= 0,77 %

Data 1+ Data 2+ Data3


% CH3COOH rata-rata = 3

5,78 + 6,94 + 0,77


= 3

= 4,5 %

B. HASIL PERCOBAAN DAN KESIMPULAN


A. Hasil Per0obaan

Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa normalitas NaOH


yang diperoleh adalah 0,1035 N dan kadar asam asetat (CH3COOH)

sebenarnya adalah 4,5 %.

8
B. Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa pada saat end point
titrat berubah warna, dari tidak berwarna menjadi warna merah
muda.Dan dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa kadar asam
asetat (CH3COOH) sebenarnya adalah 4,5 %.Sehingga kadar asam
asetat 4,5 % < 20 %.

C. PEMBAHASAN

Kadar Natrium Hidroksida dapat diketahui dengan menggunakan metode


titrasi alkalimetri. Larutan NaOH adalah larutan yang akan ditentukan kadarnya
(baku sekunder) dan larutan H2C2O4.2H2O dan larutan asam cuka adalah larutan
yang telah diketahui kadarnya (baku primer). Penambahan titran ke dalam titrat
dilakukan hingga tercapainya titik ekuivalen dimana akan terjadi perubahan

warna dari larutan indikator yang mulanya tidak berwarna menjadi merah
muda. Reaksi: 2NaOH + H2C2O4 Na2C2O4+ 2H2O
NaOH + CH3COOH CH3COONa+ H2O

Dari data-data yang ada, dapat dihitung normalitas dari larutan NaOH
yaitu 0,1035 N dan kadar asam asetat (CH3COOH) sebenarnya adalah 4,5 %.

D. CATATAN DAN DOKUMENTASI


A. Catatan
1. Timbangan yang digunakan harus diperhatikan posisi dan letak
penempatannya karena dapat mempengaruhi hasil penimbangan.
2. Pada saat menimbang perlu memperhatikan zat yang akan ditimbang
dan wadah yang akan digunakan pada saat penimbangan misalnya,
apabila zat yang akan ditimbang adalah zat yang hygroskopis maka
wadah yang digunakan adalah botol timbang.
3. Pada saat memasukkan kristal NaOH dan Asam Oksalat, perhatikan
tehnik atau cara memasukkan zat agar zat tidak tercecer karena hal itu
dapat membahayakan lingkungan sekitar dan membuat neraca menjadi
berkarat atau rusak.

9
4. Setelah membilas sisa zat dalam wadah. Bilasan tersebut dimasukkan
ke dalam wadah tempat zat akan dilarutkan. Hal ini dimaksudkan agar
massa zat tidak berkurang.
5. Dalam menggunakan alat harus tetap menjaga kebersihan alat. Hal ini
dilakukan agar alat-alat tidak cepat rusak.

B. DOKUMENTASI
B.1 Gambar setelah titrasi standarisasi

(Larutan Asam Oksalat Sebelum titrasi1 2Larutan Asam Oksalat Sesudah Titrasi1

2Larutan Asam Cuka Sebelum titrasi1 2Larutan Asam Cuka Sesudah Titrasi1

1
0

Anda mungkin juga menyukai