Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH 0,1 M DAN

PENENTUAN KADAR ASAM CUKA PERDAGANGAN

KIMIA DASAR

KELOMPOK 4

NAMA KELOMPOK:

1. Ida Ayu Putu Sasmitha Dewi (2309482010061)


2. Gek Diah Dewi Stiati (2309482010062)
3. Ni Nengah Sindy Maharani Putri (2309482010063)
4. I Putu Gede Ari Guna Pradnyana (2309482010064)
5. I Gusti Ayu Ratih Pramiari (2309482010065)

Fakultas Farmasi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

2023/2024
PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH 0,1 M DAN PENENTUAN
KADAR ASAM CUKA PERDAGANGAN

I. TUJUAN
1. Menentukan molaritas larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalat
2. Menetapkan kadar asam cuka pedagangan
II. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
• Labu ukur 100 ml
• Buret 50/25 ml
• Erlenmeyer
• Pipet ukur
• Pipet volume
• Pipet tetes
• Gelas Ukur
2. Bahan :
• Asam oksalat
• Asam cuka perdaganan
• NaOH
• Indikator pp

III. DASAR TEORI


Asidi dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion
hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk
menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi
antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton. (basa) (Shochichah,2010)
Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan
baku basa, sedangkan alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan
menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut juga sebagai
titrasi asam-basa.
Titrasi adalah proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret
yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi
reaksi sempurna. Atau dengan perkataan lain untuk mengukur volume titran yang
diperlukan untuk mencapai titik ekivalen.
Titik ekivalen adalah saat yang menunjukkan bahwa ekivalen perekasi-
pereaksi sama. Di dalam prakteknya titik ekivalen sukar diamati, karena hanya
meruapakan titik akhir teoritis atau titik akhir stoikometri. Hal ini diatasi dengan
pemberian indikator asam-basa yang membantu sehingga titik akhir titrasi dapat
diketahui. Titik akhir titrasi meruapakan keadaan di mana penambahan satu tetes zat
penitrasi (titran) akan menyebabkan perubahan warna indikator.
Titrasi asidi-alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam kuat-basa kuat, asam
kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari asam lemah, basa kuat-
garam dari basa lemah. Titrasi ini menggunakan indikator pH atau indikator asam-
basa sebagai penanda karena memiliki sifat dapat berubah warna apabila pH
lingkungannya berubah. Warna asam ialah sebutan warna indikator ketika dalam
keadaan asam dan warna basa ketika dalam keadaan basa (Harjadi, 1986).
Analisa titrimetri atau analisa volumetric adalah analisis kuantitatif dengan
mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah
diketahui konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan
standar tersebut berlangsung secara kuantitatif. Larutan baku (standar) adalah larutan
yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya. biasa dinyatakan
dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas).
Larutan standar biasanya kita teteskan dari suatu buret ke dalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai reaksi
selesai. Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadi perubahan warna
Perubahan ini dapat dihasilkan oleh larutan standarnya sendiri atau karena
penambahan suatu zat yang disebut indikator. Titik di mana terjadinya perubahan
warna indikator ini disebut titik akhir titrasi. Secara ideal titik akhir titrasi seharusnya
sama dengan titik akhir teoritis (titik ekuivalen). Dalam prakteknya selalu terjadi
sedikit perbedaan yang disebut kesalahan titrasi (Sukmariah, 1990).
Untuk analisis titrimetri atau volumetri lebih mudah kalau kita memakai
sistem ekivalen (larutan normal) sebab pada titik akhir titrasi jumlah ekivalen dari zat
yang dititrasi = jumlah ekivalen zat penitrasiBerat ekivalen suatu zat sangat sukar
dibuat definisinya, tergantung dari macam reaksinya. Pada titrasi asam basa, titik
akhir titrasi ditentukan oleh indikator. Indikator asam basa adalah asam atau basa
organik yang mempunyai satu warna jika konsentrasi hidrogen lebih tinggi daripada
sutau harga tertentu dan suatu warna lain jika konsentrasi itu lebih rendah
(Sukmariah, 1990).
Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi
telah di capai. Umumnya indikator yang digunakan adalah indicator azo dengan
warna yang spesifik pada berbagai perubahan pHTitik Ekuivalen adalah titik dimana
terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan
standar.
Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indikator
yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan
standar. Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan
titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi
hasil analisis pada suatu senyawa

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


a. Penentuan Molaritas NaOH
1. Sebanyak 1,26 g asam oksalat ditimbang dengan timbangan analitik
2. Asam oksalat yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam labu ukur 100
mL dan ditambahkan dengan akuades hingga volume 100 mL.
3. Satu buret disiapkan dan dicuci, diisi larutan asam oksalat yang telah
disiapkan. 4. Sebanyak 10 mL larutan NaOH dituangkan ke dalam
erlenmeyer, ditambahkan 10 mL air suling dan 1-2 tetes indikator pp,
kemudian dititrasi dengan larutan asam oksalat hingga warna merah
jambu hilang.
4. Dilakukan pengulangan titrasi sebanyak 3 kali.
b. Penetapan Kadar Asam Cuka Perdagangan
1. Sebanyak 10 mL larutan cuka perdagangan dengan pipet ukur diambil,
kemudian dimasukkan dalam labu ukur kapasitas 100 mL dan diencerkan
hingga volume 100 mL.
2. Sebanyak 10 mL larutan encer (cara kerja no.1) diambil, dimasukkan ke
dalam erlenmeyer ukuran 125 mL dan ditambah 2 tetes indikator pp.
3. Larutan ini dititrasi dengan larutan NaOH standar hingga terjadi
perubahan warna.
4. Dilakukan Titrasi dengan pengulangan sebanyak 3 kali.
5. Setelah selesai buret harap dicuci dengan bersih.

V. HASIL PENGAMATAN
A. Pengamatan 1
Massa asam oksalat yang ditimbang 1,261 g
Titrasi I Titrasi II Titrasi III V rata-rata

VNaOH 10 ml 10 ml 10 ml 20 ml (10 ml
NaOH+ 10 NaOH+ 10 NaOH+ 10 NaOH+ 10
ml air suling ml air suling ml air suling ml air suling)

VH2C2)4.2H2O 7 ml 5 ml 5 ml 5,7 ml

B. Pengamatan 2
Merk asam cuka yang digunakan DIXI (25%)
Titrasi I Titrasi II Titrasi III

VNaOH Vol. NaOH (47,3 Vol. NaOH (64,5 Vol. NaOH (68
ml) ml) ml)

Volume rata-rata NaOH yang digunakan : 59,93 ml


VI. PEMBAHASAN
A. Penentuan Molaritas NaOH
1. Molaritas Asam Oksalat (C2H2O4)
Rumus:
𝑔𝑟 1000
MC2H2O4 = ×
𝑀𝑟 𝑉𝐻2𝐻2𝑂4
1,261 𝑔 1000
MC2H2O4 = ×
90 100 𝑚𝑙
MC2H2O4= 0,14 M
Jadi, didapatkan MC2H2O4 adalah sebesar 0,14 M
2. Molaritas Natrium Hidroksida (NaOH)
Rumus:
M1×V1=M2×V2
M1×20 ml = 0,14 M ×5,7 ml
0,14 𝑀 ×5,7 𝑚𝑙
M1=
20 𝑚𝑙
M1= 0,0399 M
Jadi, didapatkan MNaOH sebesar 0,00399 M
3. MNaOH sebenarnya
Rumus:
MNaOH sebenarnya= MNaOH × fp ( faktor pengenceran)
Dicari faktor pengenceran terlebih dahulu:
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Fp=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙
20 𝑚𝑙
Fp= = 2 ml
10 𝑚𝑙
Tinggal dimasukan ke rumus:
MNaOH sebenarnya= MNaOH × fp
MNaOH sebenarnya= 0,0399 M × 2 ml
MNaOH sebenarnya= 0,07 M

B. Penetapan Kadar Asam Cuka Perdagangan


1. Molaritas Asam Cuka (CH3COOH)
Rumus:
M1×V1=M2×V2
M1×10 ml=0,07 M × 59,93 ml
0,07 𝑀 ×59,93 𝑚𝑙
M1=
10 𝑚𝑙
M1= 0,419 M
Jadi, MCH3COOH yang didapatkan adalah 0,419 M
2. MCH3COOH Sebenarnya
MCH3COOH sebenarnya= MCH3COOh × fp ( faktor pengenceran)
Dicari faktor pengenceran terlebih dahulu:
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Fp=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙
100 𝑚𝑙
Fp= = 10 ml
10 𝑚𝑙
Tinggal dimasukan ke rumus:
MCH3COOH sebenarnya= MCH3COOH × fp
MCH3COOH sebenarnya= 0,419 M × 10 ml
MCH3COOH sebenarnya= 4,19 M
Jadi, MCH3COOH sebenarnya adalah 4,19 M
3. Persentase 𝒃⁄𝒗
Rumus:
𝑔𝑟 1000
MCH3COOH = ×
𝑀𝑟 10 𝑚𝑙
𝑔𝑟 1000
4,19 M = ×
60 100 𝑚𝑙
4,19 𝑀×60 ×10 𝑚𝑙
Massa (gr) =
1000
Massa (gr) = 2,514 gram → 2,51 gram
4. Kadar (%)
Rumus:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎(𝑔𝑟𝑎𝑚)
Kadar (%) = × 100%
𝑉𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙
2,51 𝑔𝑟𝑎𝑚
Kadar (%) = × 100%
10 𝑚𝑙
Kadar (%) = 25,1%
5. Perbandingan Kadar
Kadar (%) yang di dapatkan : Kadar (%) yang tertera di kemasan
25,1% : 25%

Pada percobaan ini dilakukan analisa kuantitatif untuk menstandarisasi larutan


baku sekunder dengan larutan baku. dimana pada percobaan kali ini larutan baku yang
digunakan adalah NaOH (natrium hidroksida) dan larutan baku primer C₂H₂O4 (asam
oksalat).
Sebelum digunakan untuk mentitrasi asam cuka, larutan NaOH distandarisasi
terlebih dahulu karena NaOH merupakan zat yang mudah terkontaminasi, bersifat
higroskopis sehingga mudah menarik uap air dari udara dan juga mudah bereaksi
dengan CO₂ dalam udara. Dengan demikian apabila menggunakan NaOH sebagai
pereaksi dalam suatu titrasi maka zat tersebut harus distandarisasi sebelumnya.
Untuk menstandarisasi larutan NaOH ini digunakan larutan asam oksalat,
larutan ini digunakan sebagai larutan standar primer karena larutan ini tidak bersifat
higroskopis dan memiliki berat ekuivalen yang tinggi sehingga dapat mengurangi
kesalahan dalam penimbangan zat.
Standarisasi larutan NaOH dilakukan dengan titrasi menggunakan 2 tetes
indikator fenolftalein. Pemilihan indikator felnolftalein karena pada standarisasi ini
merupakan titrasi asam lemah (C₂H₂O4) dan basa kuat (NaOH) sehingga titik
ekivalennya diatas 7 dan berada pada trayek indikator fenolftalein.
Pada standarisasi ini NaOH digunakan sebagai titran sementara asam
oksalatnya sebagai titrat karena mengingat indikator yang digunakan adalah
fenolftalein sehingga ketika PP ditambahkan pada asam oksalatakan menunjukkan
warna bening. Ketika pada titik ekivalen, akan terjadi perubahan dari bening menjadi
merah muda. Jika asam oksalat yang digunakan sebagai titran dan NaOH sebagai
titrat maka akan terjadi perubahan warna dari merah muda ke bening. Pada dasarnya,
perubahan warna dari bening ke merah muda lebih mudah diamati daripada
perubahan warna dari merah muda ke bening. Setelah terjadi perubahan warna untuk
yang pertama kali, titrasi langsung dihentikan dan NaOH yang berkurang langsung
dicatat.
Selanjutnya dilakukan penetapan asam cuka perdagangan untuk mengetahui
apakah kadar yang tertera pada etiket cuka perdagangan sudah sesuai dengan kadar
yang sebenarnya. Analisis dilakukan secara alkalimetri yaitu dengan cara menitrasi
larutan asam asetat perdagangan dengan larutan baku NaOH.
Untuk menganalisis asam cuka dalam cuka perdagangan dapat dilakukan
dengan titrasi netralisasi. Titrasi ini merupakan titrasi alkalimetri, proses titrasi
dengan larutan standar basa untuk mentitrasi asam bebas.
Setelah kita mengetahui normalitas dari larutan NaOH, maka dilakukan
langkah selanjutnya yaitu menetapkan kadar asam cuka perdagangan dengan cara
mengambil 10 ml asam cuka perdagangan dengan pipet volume, lalu dimasukkan ke
dalam labu ukur berkapasitas 100 mL dan diencerkan hingga volume 100 mL.
Kemudian diambil 10 mL dari larutan tersebut dan dimasukkan kedalam erlenmeyer
ukuran 125 mL, kemudian ditambah dengan 2 tetes indikator PP.
Larutan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan baku NaOH hingga diperoleh
perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah jambu. Bila sudah terjadi
perubahan warna tersebut maka titrasi langsung dihentikan dan catat volume NaOH
yang digunakan, percobaan dilakukan dua kali untuk mendapatkan angka rata-rata
NaOH yang digunakan.
VII. LAMPIRAN

• Percobaan 1

• Percobaan 2
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka simpulan dari praktikum kali ini, yaitu:
Jadi kadar asam cuka yang didapat adalah sebanyak 25%, Asam juga digunakan
merek di DIXI dengan kadar 25%, sehingga memang benar sudah kadar yang
tercantum pada asam cuka merak DIXI yang dibuktikan dalam perhitungan kelompok
kami pada saat praktikum yang telah dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA

Padmanigrum, R. 2006. Titrasi Asidimetri. Tersedia online di


http://staff.uny.ac.id>sites>files>pengabdian. Diakses pada 21 November 2023
Santika, M. A. W. dan I. W. M. (2022). Penetapan Kadar Tablet Asetosal
Dengan Metode Asidi-Alkalimetri. Scientific of Mandalika, 4(1), 88–100.
Yurida, M., Afriani, E., & R, S. A. (2013). Asidi-Alkalimetri Asidi-Alkalimetri. Jurnal
Teknik Kimia, 19(2), 1–8.

Anda mungkin juga menyukai