Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

PRAKTIKUM IV MIKROMERITIK

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1 /2B

I Gede Bagus Satria Ananda (2309482010046)


Adinda puspita elisabet lian (2309482010047)
Ni Komang Ayu Sukma Dewi (2309482010048)
Ni Putu Giska Yunika Putri (2309482010049)
Ni Luh Nadia Intan Saputri (2309482010050)
I Gusti Ngurah Yudhis Prayatna Putra (2309482010051)
Ni Komang Triya Wijani (2309482010052)
Putu Dinda Budipratiwi (2309482010053)
Ni Luh Komang Ayu Sri Arsani (2309482010054)
I Putu Arya Damar Wicaksana Putra (2309482010055)
Komang Diska Avrilianza Aisuarya (2309482010056)

SARJANAFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2024
PRAKTIKUM IV
MIKROMERITIK

A. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
a. Menentukan distribusi ukuran partikel zat dengan metode mikroskopik
b. Menentukan distribusi ukuran partikel zat dengan pengayakan

B. Dasar Teori
Mikromeritik merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
khusus tentang ukuran suatu partikel , dimana ukuran partikel ini sangat kecil. Hal
seperti ukuran partikel ini sangat diperhitungkan dan sangat penting dalam bidang
farmasi (Than Puti ,2013). Ukuran partikel akan menjadi penentu untuk sifat fisika,
kimia dan farmakologik, hal ini menyebabkan ukuran partikel akan sangat berpengaruh
pada pembuatan sediaan-sediaan obat terutama : kapsul, tablet dan sedian obat padat
lainnya. (Than Puti, 2013)
Dalam bidang farmasi, informasi tentang partikel kecil diperoleh melalui mikromeritik.
Informasi tentang ukuran dan bentuk pertikel terdiri dari diameter (ukuran) partikel dan bentuk
spesifik partikel serta konduktornya (keadaan kasar atau halus permukaan partikel).
(Sudjaswadi, 2002).
Ukuran diameter rata-rata dan beberapa cara pengukuran partikel yaitu:
1. Metode mikroskopik menggunakan partikel yang lebih kecil, yaitu partikel dengan ukuran
Angstrom. Mikroskop ini memiliki jelajah ukur dari 10 1000 Angstrom (1 Angstrom = 0,001
mikrometer) hingga kurang lebih 100 mikrometer (Effendy, 2003).
2. Metode Pengayakan: Metode ini mengukur ukuran partikel secara kasar. Setelah bahan
yang akan diukur ukuran partikelnya diletakkan di atas ayakan dengan nomor mesh rendah,
ayakan dengan nomor mesh yang lebih tinggi diletakkan di bawahnya. Perlu diingat bahwa
ayakan dengan nomor mesh rendah memiliki ukuran lubang yang lebih besar daripada
ayakan dengan nomor mesh tinggi. Dengan kata lain, partikel melalui ayakan dengan nomor
mesh 30 memiliki ukuran partikel yang lebih kecil (Effendy, 2011)
C. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan Bahan
 Alat :
1. Mikoskop
2. Micrometer
3. Beker glass
4. Batang pengaduk
5. Timbangan
6. Ayakan
 Bahan
1. Avicel pH 101
2. Avicel pH 102
b. Cara Kerja
 Penentuan ukuran partikel dengan metode pengayakan

Timbang bobot Susun pengayak dari


masing-masing atas ke bawah (susun Timbang 50gr avicel
pengayak dari nomor terkecil ke pH 101
terbesar)

50 g Avicel pH Pengayak ditutup dan Timbang masing-


diletakan pada mesin pengayak masing ayakan tanpa
pengayak paling atas dihidupkan selama 10 dibersihkan terlebih
menit dahulu

Hitung fraksi yang Buat grafik antara


Hitung diameter (d) ukuran partikel pada
tersisa pada masing-
rata-rata partikel sumbu-x (µm)
masing ayakan
terhadap bobot (%)
pada sumbu-y

Buat grafik antara Buat grafik antara Buat grafik antara


log ukuran partikel ukuran partikel bobot kumulatif (%)
(sumbu-x) terhadap (sumbu-x) terhadap pada sumbu-x
bobot (%) pada bobot kumulatif (%) terhadap log ukuran
sumbu-y pada sumbu-y. partikel (sumbu-y)

Tentukan diameter
Ulangi percobaan
(d) rata-rata
dengan bahan Avicel
geometris dan
pH 102
standar deviasi
geometrisnya
Menghitung diameter (d) rata-rata partikel dengan persamaan berikut:

(d) rata-rata =
Keterangan:
d1 = diameter lubang ayakan ke-1
d2 = diameter lubang ayakan ke-2
dn = diameter lubang ayakan ke-n
W1 = bobot serbuk yang tertahan pada ayakan ke-1
W2 = bobot serbuk yang tertahan pada ayakan ke-2
Wn = bobot serbuk yang tertahan pada ayakan ke-n

D. Hasil Praktikum
1) Data hasil pengamatan dan perhitungan untuk (50 gram) Avicel PH-101
No. Ayakan Bobot Ayatan Bobot Bahan
Awal (g) Akhir (g) yang Tertahan
20 427,8 427,9 0,1
40 404,7 404,8 0,1
60 422,8 422,9 0,1
80 424,7 424,8 0,1
100 389,5 390,9 0,5
Cath Pan 345,8 394,9 49,1
Total Bobot Bahan Yang Tertahan 50

Tabel 1, Bobot dan selisih dari bobot ayakan diakhir dan diawali Untuk Avicel PH-
101

Nomor Ukura Bobot Ukuran Bobot Bobot Log


Ayakan n Yang Partikel (%) Kumulati Ukuran
Luban Tertahan (D x W) f Partikel
g (G) (W) (%)
(μm)
(D)
20 850 0,1 85 11,1 11,1 1,929
40 425 0,1 42,5 11,1 22,2 1,628
60 250 0,1 25 11,1 33,3 1,397
80 180 0,1 18 11,1 44,4 1,255
100 150 0,5 75 55,5 99,9 1,875
Cath Pan - 49,1 - - 99,9 -
Total 50

Tabel 2, Ukuran lubang pengayak, bobot yang tertahan, Ukuran partikel, bobot (%),
bobot komulatif (%) dan log ukuran partikel untuk avicel PH-101

2) Perhitungan Diameter rata-rata partikel Avicel PH-101

W 1 d 1+W 2 d 2+ ⋯ +Wndn
(d ) rata−rata=
W 1+W 2+ ⋯ Wn

85+ 42 ,5+25+ 18+75


(d ) rata−rata=
0 , 1+ 0 ,1+ 0 ,1+0 , 1+0 , 5
( d ) rata−rata=272 ,7 μm
3) Gambar kurva dari Avicel PH-101

Weight Distribution Frequency Curve


60

50

40
Bobot (%)

30

20

10

0
10 20 30 40 50 60 70 80 90

Ukuran Partikel (μm)

Grafik 1, Weight Distribution Frequency Curve


Grafik Antara Log Ukuran Partikel Terhadap Bobot (%)
60

50

40
Bobot (%)

30

20

10

0
1 2 2
Log Ukuran Partikel
Grafik 2, Grafik Antara Log Ukuran Partikel Terhadap Bobot (%)

Cumulative Frequency Distribution Curves


120

100
Bobot Komulatif (%)

80

60

40

20

0
10 20 30 40 50 60 70 80 90

Ukuran Partikel (μm)

Grafik 3, Cumulative Frequency Distribution Curves


Log-probability Curve
2.5

2
Log Ukuran Partikel

1.5

0.5

0
0 20 40 60 80 100 120

Bobot Komulatif (%)

Grafik 4, Log-probability Curve

1) Data hasil pengamatan dan perhitungan untuk (50 gram) Avicel PH-102

No. Ayakan Bobot Ayatan Bobot Bahan


Awal (g) Akhir (g) yang Tertahan
20 427,8 427,9 0,1
40 404,7 404,8 0,2
60 422,8 422,9 0,2
80 424,7 424,8 2
100 389,5 390,0 5
Cath Pan 345,8 388,4 42,6
Total Bobot Bahan Yang Tertahan 50,1
Tabel 3, Bobot dan selisih dari bobot ayakan diakhir dan diawali Untuk Avicel PH-
102

Nomor Ukura Bobot Ukuran Bobot Bobot Log


Ayakan n Yang Partikel (%) Kumulatif Ukuran
Luban Tertahan (D x W) (%) Partikel
g (G) (W)
(μm)
(D)
20 850 0,1 85 1,3 1,3 1,929
40 425 0,2 85 2,6 3,9 1,929
60 250 0,2 50 2,6 6,5 1,698
80 180 2 360 26,6 33,1 2,556
100 150 5 750 66,6 99,7 2,875
Cath Pan - 42,6 - - 99,7 -
Total 50,1
Tabel 4, Ukuran lubang pengayak, bobot yang tertahan, Ukuran partikel, bobot (%),
bobot komulatif (%) dan log ukuran partikel untuk avicel PH-102

2) Perhitungan Diameter rata-rata partikel Avicel PH-102

W 1 d 1+W 2 d 2+ ⋯ +Wndn
(d ) rata−rata=
W 1+W 2+ ⋯ Wn

85+85+ 50+360+75 0
(d ) rata−rata=
0 ,1+ 0 ,2+0 , 2+2+5
( d ) rata−rata=177 ,3 μm

3) Gambar kurva dari Avicel PH-102


Weight Distribution Frequency Curve
70

60

50
Bobot (%)

40

30

20

10

0
0 100 200 300 400 500 600 700 800

Ukuran Partikel (μm)

Grafik 5, Weight Distribution Frequency Curve

Grafik Antara Log Ukuran Partikel Terhadap Bobot (%)


70

60

50

40
Bobot (%)

30

20

10

0
1 2 3
Log Ukuran Partikel
Grafik 6, Grafik Antara Log Ukuran Partikel Terhadap Bobot (%)
Cumulative Frequency Distribution Curves
120

100
Bobot Komulatif (%)

80

60

40

20

0
0 100 200 300 400 500 600 700 800

Ukuran Partikel (μm)

Grafik 7, Cumulative Frequency Distribution Curves

Log-probability Curve
3.5

3
Log Ukuran Partikel

2.5

1.5

0.5

0
0 20 40 60 80 100 120

Bobot Komulatif (%)

Grafik 8, Log-probability Curve


E. Pembahasan

DAFTAR PUSTAKA

Aisah, N. (2012). Pengaruh Ukuran Ayakan Granul Terhadap Sifat Fisik Tablet Ekstrak Daun
Kemangi (Ocimum Sanctum L.) Secara Granulasi Basah.
Gledys, T. (2013). Laporan Mikromeritik. Tersedia di:
https://id.scribd.com/doc/118626935/LAPORAN-MIKROMERITIK(Diakses: 3
Maret 2024)
M. Idris Effendi. (2003). Materi Kuliah Farmasi Fisika Jurusan farmasi
UniversitasHasanuddin. Makassar

Anda mungkin juga menyukai