Anda di halaman 1dari 8

Nama : Shinta Nurika

NIM : 202210101011
Kelas : Praktikum Farmasi Fisik A2

RESUME MIKROMERITIK
 Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari bentuk dan ukuran partikel. Dimensi partikel
serbuk dapat ditentukan menurut sifat-sifatnya seperti luas permukaan, volume, daerah
proyeksi atau kecepatan sedimentasinya.
 Ukuran partikel dalam bidang farmasi sangat penting karena berhubungan dengan kestabilan
suatu sediaan. Ukuran partikel juga menentukan sistem dispersi farmasetik. Secara klinik,
ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasannya dari bentuk – bentuk sediaan
yang diberikan secara oral, parenteral, rektal, dan topikal.
 Pentingnya mengetahui ukuran partikel dalam bidang farmasi:
1. Ukuran partikel berhubungan dengan luas permukaan dan tegangan antarmuka karena sifat
iini sangat mempengaruhi sifat fisika (aspek termodinamika), kimia (aspek kelarutan
(ionisasi)) dan farmakologi (efek kerja dari zat).
2. Ukuran partikel mempengaruhi pelepasannya dari bentuk – bentuk sediaan yang diberikan
secara oral, topikal, parental, dan rektal
3. Ukuran partikel mempengaruhi kekompakan tablet, kestabilan emulsi, dan suspensi
(kamudahan digojog)
4. ukuran partikel memegang peranan dalam laju pengendapan pada sediaan suspensi
(suspensi flokulasi dan suspensi deflokulasi)
5. Pada tablet dan kapsul, ukuran partikel menentukan sifat alir serta pencampuran yang benar
dari granul. (Sinila, 2016)
 Tabel ukuran partikel

Diskusi
1. Ukuran partikel berhubungan dengan sediaan suspensi dan juga sukar tidaknya saat di
gojog. Apakah mungkin ukuran partikel yang kecil pada suspensi akan mengalami laju
pengendapan yang lambat? Untuk sediaan suspensi yang baik ukuran partikel yang
dibutuhkan bagaimana?
Semakin kecil ukuran partikel maka semakin besar luas permukaan. Dengan ukuran
partikel yang kecil maka daya tekan keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan
partikel untuk mengendap. Berdasarkan tabel yang ada, ukuran partikel yang baik berkisar
antara 0,5 - 10 mikrometer
 Macam-macam diameter menurut Edmundson:
- Persamaan umum untuk partikel rata-rata:
∑𝒏𝒅𝒑+𝒇 1/p
d rata rata = ( )
∑𝒏𝒅𝒇

Keterangan:
d = diameter / garis tengah ekuivalen
n = jumlah partikel
p = indeks yang berhubungan dengan masing-masing ukuran partikel
p = 1, menyatakan panjang partikel
p = 2, menyatakan permukaan partikel
p = 3, menyatakan volume partikel
f = indeks frekuensi
f = 0, menyatakan distribusi ukuran pada jumlah total partikel
f = 1, menyatakan distribusi ukuran pada panjang partikel
f = 2, menyatakan distribusi ukuran pada permukaan partikel
f = 3, meyatakan distibusi ukuran pada volume partikel
- Macam-macam diameter
1) Diameter nilai tengah angka-panjang (dln)
∑𝒏.𝒅
dIn = , p=1, f=0
∑𝒏

Diameter ini dianggap memuaskan apabila kisaran ukuran partikelnya sempit dan
memiliki distribusi normal
2) Diameter nilai tengah angka-permukaan (dsn)
∑𝒏𝒅𝟐
dsn = √ , p=2, f=0
∑𝒏

Diameter ini mengacu pada partikel yang memiliki luas permukaan rata-rata.
3) Diameter nilai tengah angka-vomue (dvn)
𝟑 ∑𝒏𝒅𝟑
dvn = √ , p=3, f=0
∑𝒏

Diameter yang mengacu pada partikel yang memiliki berat rata-rata dan berbanding
terbalik dengan N (jumlah partikel per gram material)
4) Diameter nilai tengah panjang-permukaan, atau panjang terbobot (dsl)
∑𝒏𝒅𝟐
dsl = , p=1, f=2
∑𝒏𝒅

5) Diameter nilai tengah volume-permukaan atau permukaan terbobot (dvs)


∑𝒏𝒅𝟑
dvs = , p= 1, f=2
∑𝒏𝒅𝟐

Diameter ini penting atau berguna secara farmasi karena berbanding terbalik dengan
Sw (luas permukaan spesifik).
6) Diameter nilai tengah momen berat= atau volume terbobot (dwm)
∑𝒏𝒅𝟒
Dwm = ∑𝒏𝒅𝟑 , p= 1, f = 3

Signifikansi farmasi terbatas


Diskusi
1. Contoh Soal diameter nilai tengah angka panjang (dIn)

∑𝑛.𝑑 17600
dIn = = = 8 𝜇𝑚
∑𝑛 2200

2. Mengapa pada diameter nilai tengah panjang tidak memiliki signifikasi partikel?
Karena diameter nilai tengah panjang berbanding lurus dengan luas permukaan spesifik
sehingga kurang signifikan jika digunakan dalam farmasi, tidak seperti diameter nilai
tengah volume-permukaan yang berbanding terbalik dengan luas permukaan spesifik
sehingga penting/berguna dalam bidang farmasi.
 Prinsip pengukuran partikel
1) Metode perhitungan coulter
Merupakan salah satu contoh metode pengukuran partikel dengan menentukan volume
partikel. Prinsip dari pengukuran partikel melalui metode perhitungan coulter yaitu suatu
partikel yang tersuspensi dalam cairan konduktor melewati lubang kecil di kedua sisinya
yang merupakan elektroda, maka akan terjadi perubahan hambatan listrik. Saat partikel
melewati lubang akan memindahkan sejumlah elektrolit sesuai dengan volumenya, yang
kemudian terjadi suatu perubahan tahanan listrik.
2) Metode pengayakan
Merupakan salah satu contoh metode pengukuran partikel dengan menentukan berat
partikel. Metode ini menggunakan serangkaian saringan standar yang dikalibrasi oleh
National Bureau of Standards. Penggoyangan sampel serbuk secara mekanis melalui suatu
seri urutan pengayakan yang lebih halus pada waktu tertentu dan bagian sampel yang
tertinggal pada masing-masing ayakan yang lebih halus di bawahnya dikumpulkan
kemudian dilakukan penimbangan. Pengayakan ini hanya untuk serbuk yang memiliki
ukuran partikel minimal 44 μm (ayakan nomor 325)
3) Sedimentasi (pengendapan)
Merupakan salah satu contoh metode pengukuran partikel dengan menentukan berat
partikel. Salah satu metode metode pengukuran diameter yang didasarkan pada prinsip
ketergantungan laju sedimentasi partikel pada medium cair yang disebabkan oleh pengaruh
gravitasi. Mengasumsikan bahwa kecepatan pengendapan partikel tergantung pada
ukurannya dan ini diterangkan dalam hukum stokes. Sedimentasi partikel ditentukan saling
sering menggunakan metode pipet andreasen.
 Kelebihan : alat murah, teknik sederhana, hasil presisi.
 Kerugian : analisis terpisah diperlukan, gerakan brown partikel kecil.
 Metode alternatif : metode sentrifugal, neraca sedimentasi.
4) Metode mikroskop
a. Mikroskop optik
Merupakan salah satu contoh metode pengukuran partikel dengan menentukan jumlah
partikel. Biasanya digunakan pada partikel yang berkisar dari 0,2 mikrometer sampai
kirakira 100 mikrometer. Dapat digunakan untuk menghitung partikel pada suspensi
dan emulsi.
b. Mikroskop electron
Transmission Electron Microscope (TEM)
Scanning Electron Microscope (SEM)
Kesamaan :
• Sumber electron
• Serangkaian lensa elektromagnetik dan elektrostatik untuk mengendalikan bentuk
dan lintasan berkas electron
• Elektron Apertur
 Prosedur kerja percobaan metode mikroskopis
1) Kaliberasi mikrometer okuler terhadap obyektif
 Mikrometer okuler yang akan dikaliberasi dipasang di dalam lensa okuler
 Mikrometer obyektif dipasang di bawah lensa obyektif
 Skala 0,0 pada mikrometer obyektif dihimpitkan hingga segaris dengan salah satu skala
pada skala okuler
 Sejumlah skala pada skala obyektif yang segaris dengan sejumlah skala pada skala
okuler dicatat, lakukan 3 replikasi
 Mikrometer obyektif dilepas
2) Pembuatan Preparat
 Amylum solani + aquadest, diaduk hingga homogen
 Teteskan pada gelas obyek
3) Amati ukuran partikel sebanyak 500 kali, catat hasilnya
4) Catat ukuran partikel terbesar dan terkecil untuk membuat interval kelas
5) Hitung diameter tengahnya yang berupa dln, dsn, dvn, dsl, dvs, dan dwm.
Gambar Miskroskop

 Prosedur kerja percobaan metode pengayakan


- Metode pengayakan merupakan metode yang sederhana dengan menggunakan alat/mesin
seperti ayakan, tetapi memiliki aturan kecepatan dan ukuran ayakan (mesh) tertentu dan
telah dikalibrasi. Metode ayakan ini hanya bisa untuk bahan-bahan yang mempunyai
ukuran minimal 44 mikrometer (ayakan nomor 325).
- Prinsip dasar: metode pengayakan adalah pemisahan partiker berdasarkan ukurannya,
didasarkan pada ukuran diameter partikel yang melewati ukuran mesh tertentu. Rentang
analisis metode pengayakan berada sekitar 5-1000 µm. Semakin sedikit jumlah lubang
mesh tiap incinya maka akan diletakkan pada susunan paling atas atau sebaliknya
- Prosedur:
1. Susun beberapa ayakan dengam nomor tertentu berurutan dari atas ke bawah makin
besar nomor ayakan yang bersangkutan
2. Masukkan sejumlah gram yang diperlukan pada garnul bahan tertentu ke dalam ayakan
paling atas pada bobot tertentu yang ditimbang seksama
3. Diayak serbuk yang bersangkutan selama +- 3 menit pada getaran tertentu pada alat
shaker
4. Ditimbang serbuk yang terdapat pada masing-masing ayakan
5. Buat kurva distribusi %bobot di atas atau di bawah ayakan
- Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengayakan
a) Waktu atau lama pengayakan
Biasanya pengayakan dilakukan selama 5 menit. Pengayakan yang terlalu lama dapat
membuat sampel jadi pecah karena saling bertumbukan satu dengan yang lain,
sehingga bisa lolos melalui mesh selanjutnya. Jika kurang dari lima menit, biasanya
proses pengayakan akan kurang sempurna.
b) Massa sampel
Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak. Jika sampel sedikit maka akan
lebih mudah untuk turun dan terayak.
c) Intensitas getaran.
Semakin tinggi intensitas getaran maka akan semakin banyak terjadi tumbukan antar
partikel yang menyebabkan terkikisnya partikel. Dengan demikian partikel tidak
terayak dengan ukuran tertentu.
- Keuntungan dan Kerugian Metode Pengayakan
a) Keuntungan:
1. Sederhana, praktis, mudah, dan cepat.
2. Tidak membutuhkan keahlian tertentu dalam melakukan metodenya.
3. Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar.
4. Lebih mudah diamati
b) Kerugian:
1. Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti seperti pada metode
mikroskopi.
2. Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok (berdasarkan
keseragaman). Tidak dapat menentukan diameter partikel karena ukuran partikel
diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan.
3. Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga memengaruhi validasi data.
4. Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi pada bahan-
bahan granul.

Diskusi
1. Pada pembuatan kurva distribusi % bobot, lalu %bobot diplotkan dengan apa?
Pada kurva diplotkan antara % bobot kumulatif bobot atas dan bobot bawah. Bobot
kumulatif atas untuk mengetahui bobot sampel yang ada pada pegayakan paling atas atau
menghitung seluruh jumlah % partikel berada di atas ayakan sedangkan bobot kumulatif
bawah dihitung berdasarkan perhitungan 100 nomor mesh.
2. Apa hubungan antara erosi pada bahan- bahan granul dengan waktu atau lama
pengayakan?
Hubungan antara erosi pada bahan- bahan granul dengan waktu atau lama pengayakan
adalah semakin lama waktu pengayakan dapat menimbulkan erosi pada bahan dan tidak
dapat dilihat atau di ukur dalam bentuk partikelnya

Anda mungkin juga menyukai