DIFRAKSI SINAR-X
NIM : 165090301111015
Kelompok :6
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengoperasian instrument difraksi sinar-
X PHYWE dalam karakterisasi bahan untuk menentukan ukuran butir ( grain size ) Kristal
LiF dengan prinsip sinar-X.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam karakteristik suatu material salah satu hal atau parameter yang penting yang
digunakan mengetahui mikrostruktur adalah dengan melihat ukuran butir. Dengan menggunakan
beberapa instrument yang dapat digunakan untuk melakukan karakterisasi adalah dengan
mengguakan XRD (X-Ray Diffraction). Kelebihan dari XRD dibandingkan dengan instrumen
lainnya adalah memiliki kelebihan yaitu dengan preparasi yang digunakan lebih sederhana dan
informasi dari lebar setengah puncak dapat dketahui besar rata-rata dari ukuran kristalin.
Berbagai model teoritis digunakan untuk menentukan ukuran dari kristalin dari hasil
karakteristik XRD (Rahman,2008).
Dari radiasi suatu elektroda logam yang ditembakkan dengan electron dengan kecepatan
tinggi didalam suatu tabung vakum akan dipancarkan berbagai macam energi dan jenis radiasi
salah satunya yang dihasilkan adalah sinar-X. Hamburan dari sinar-X tersebut adalah dapat
digunakan dalam melakukan karakterisasi material. Peristiwa difraksi berkas sinar-X
dikarenakan ada kesesuaian panjang gelombang tersebut dengan orde jarak antar atom dalam
suatu Kristal (Zulianingsih,2012). Karakterisasi menggunakan metode difraksi merupakan
metode dalam analisis suatu struktur Kristal.Metode dengan menggunakan untuk menentukan
jenis struktur, ukuran butir, konstanta kisi, dan FWHM. Dimana untuk sinar-X memiliki panjang
gelombang yang berkisar (400-800 nm) dan ini sesuai dengan jarak antar kisi (Smallman
&Bishop, 1999).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Pada praktikum ini digunakan beberapa alat dan bahan diantaranya X-Ray Diffraction
PHYWE, sebuah kristal LiF, dan kolimator dengan ukuran kecil, sedang, dan besar.
KOLIMATOR KECIL
70
60
50
Intensitas
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120 140
-10
Sudut (⁰)
KOLIMATOR SEDANG
600
500
400
Intensitas
300
200
100
0
0 20 40 60 80 100 120 140
-100
Sudut (⁰)
4.1.3 Kolimator Besar
KOLIMATOR BESAR
1400
1200
1000
Intensitas
800
600
400
200
0
0 20 40 60 80 100 120 140
-200
Sudut (⁰)
Grain Size (L) pada kristal LiF ditentukan dengan rumus Scherrer :
𝐾𝜆
𝐵(2𝜃) =
𝐿 cos 𝜃
atau
𝐾𝜆
𝐿=
𝐵(2𝜃) cos 𝜃
PUNCAK TERTINGGI 1
60
50
40
Intensitas
30
20
10
←B→
0
44 44.1 44.2 44.3 44.4 44.5 44.6 44.7 44.8 44.9 45 45.1 45.2 45.3 45.4 45.5 45.6 45.7 45.8 45.9 46
-10
Sudut (⁰)
PUNCAK TERTINGGI 2
50
40
30
Intensitas
20
10
←B→
0
99 99.1 99.2 99.3 99.4 99.5 99.6 99.7 99.8 99.9 100100.1100.2100.3100.4100.5100.6100.7100.8100.9101
-10
Sudut (⁰)
PUNCAK TERTINGGI 3
10
7
Intensitas
1 ←B→
0
80.6 80.8 81 81.2 81.4 81.6 81.8 82 82.2 82.4 82.6 82.8 83
Sudut (⁰)
Analisa Grafik:
PUNCAK TERTINGGI 1
600
550
500
450
Intensitas
400
350
300
250
200
150
100
50
←B→
0
99 99.2 99.4 99.6 99.8 100 100.2 100.4 100.6 100.8 101
Sudut (⁰)
PUNCAK TERTINGGI 2
150
130
110
Intensitas
90
70
50
←B→
30
10
Sudut (⁰)
PUNCAK TERTINGGI 3
50
40
30
Intensitas
20
10
0
←B→
86.686.786.886.9 87 87.187.287.387.487.587.687.787.887.9 88 88.188.288.388.488.588.688.788.888.9 89
-10
Sudut (⁰)
Analisa Grafik:
PUNCAK TERTINGGI 1
1300
1100
Intensitas
900
700
500
←B→
300
100
-100 98.8 99 99.2 99.4 99.6 99.8 100 100.2 100.4 100.6 100.8 101 101.2
Sudut (⁰)
PUNCAK TERTINGGI 2
150
140
130
120
110
100
Intensitas
90
80
70
60
←B→
50
40
30
20
10
0
-10 86.8 87 87.2 87.4 87.6 87.8 88 88.2 88.4 88.6 88.8 89 89.2
Sudut (⁰)
PUNCAK TERTINGGI 3
150
140
130
120
110
100
Intensitas
90
80
70
60
50
40
30
20
10
←B→
0
-10 43.8 44 44.2 44.4 44.6 44.8 45 45.2 45.4 45.6 45.8 46 46.2
Sudut (⁰)
Analisis Grafik:
Pada praktikum ini digunakan beberapa alat dan bahan diantaranya sebuah kristal sampel
LiF berfungsi sebagai materi yang akan ditentukan grain sizenya. Seperangkat alat XRD
PHYWE dan sistem komputer yang berfungsi untuk merepresentasikan data intensitas serta nilai
2 dan mengolah data yang dihasilkan. Terakhir, ada kolimator yang berungsi sebagai filter dari
sinar-X yang akan digunakan untuk menganalisa bahan.
Pertama, bahan dimasukkan ke XRD agar dapat dianalisa. Lalu, XRD ditutup dan dikunci
tujuannya agar program dapat berjalan dan proses analisa dalam XRD dapat berlangsung.
Kolimator dapat diganti- ganti (ukuran kecil, sedang dan besar) tujuannya agar membedakan
bagaimana jika perlakuan dan hasilnya menggunakan filter – filter tersebut. Kemudian, di klik
start measurement agar pengukuran dapat dimulai. Setelah selesai data disimpan tujuannya agar
dapat diolah dan ditentukan grain size-nya.
4.4 Pembahasan
Dari percobaan yang dilakukan pada Kristal LiF didapatkan 3 puncak tertinggi untuk masing-
masing keadaan kolimator kecil, sedang, dan besar. Dengan menggunakan kolimator yang
berbeda akan didapatkan nilai intensitas (puncak) yang berbeda. Dengan adanya puncak-puncak
yang muncul tersebut akan diketahui besarnya FWHM dan juga nilai dari ϴ. Sehingga nilai dari
masing-masing butir dapat diketahui. Dimana semakin besar butir akan memiliki nilai L yang
semakin besar juga.
Yang membedakan antara susunan Kristal dengan susunan yang lain adalah keteraturan
dari susunan atomnya, dimana untuk Kristal memiliki jarak antar atom dengan orde yang sama
dengan panjang gelombang sinar-X. Hal inilah yang menyebabkan bila ada seberkas cahaya
sinar-X yang ditembakkan dan mengenai suatu material kristalin maka sinar tersebut akan
memiliki pola difrkasi. Dengan munculnya pola difraksi tersebut dengan dilakukan pendekatan
yang dilakukan dengan Hukum Bragg, yaitu dengan melihat Kristal sebagai sebuah bidang-
bidang datar atau kisi Kristal yang prinsipnya mirip dengan kaca transparan. Maka jika sinar=X
mengenainya akan terjadi peristiwa pemantulan dan transmisi. Dengan melihat berkas hasil
pantulan dan yang ditransmisikan dapat diketahui jarak antar kisi. Dengan diketahui nilai jarak
kisi maka akan didapatkan juga hubungannya dengan besarnya butir-butir pada material.
Hukum Bragg secara gambar dapat dilihat dari gambar berdasarkan uraian diatas dapat
diilustrasikan seperti pada gambar berikut
Setelah dilakukan pengambilan data dan analisis dari hasil data percobaan dapat
diketahui bahwa X-Ray Diffraction (X-RD) merupakan alat atau instrument yang didasarkan
pada konsep difraksi sinar-X sehingga dengan adanay pola difraksi tersebut dapat diketahui.
Dengan menggunakan Hukum Bragg akan didapatkan beberapa variabel yang dapat digunakan
untuk melakukan analisis. Dari analisis yang dilakukan akan didapatkan nilai dari grain size
yang besarnya berbeda untuk masing-masing kolimator hal ini karena intensitas yang diterima
oleh LiF yang juga berbeda.
5.2 Saran
Pada saat percobaan yang dilakukan harap menggunakan sandal dan juga harap hati-hati
pada saat mengganti kolimator karena kolimator mengalirkan arus listrik
DAFTAR PUSTAKA