Anda di halaman 1dari 3

Jurnal GO-4 Polarimeter oleh kelompok XIV

POLARIMETER
Nurul Dwi Pratiwi (113184015), Sektiani Nur Annisa Oktaviani (113184029),
Seftyan Agustihana (113184047)

Abstrak
Telah dilakukan eksperimen mengenai polarimeter yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh besar konsentrasi larutan gula terhadap besar sudut putar jenis larutan gula,
serta besar sudut putar jenis larutan gula dalam eksperimen. Variabel-variabel dalam
eksperimen yaitu, massa gula (m) sebagai variabel bebas, sudut putar bidang polarisasi
(P) sebagai variabel terikat dan volume aquades (V), panjang kolom larutan (l) sebagai
variabel kontrol. Pada eksperimen ini dilakukan lima kali variasi konsentrasi larutan gula
dan satu kali menggunakan aquades. Pada eksperimen menggunakan aquades didapatkan
besarnya P1. Kemudian dicari P2 dengan mengganti aquades menjadi larutan gula. Nilai P
merupakan selisih dari P1 dan P2. Selanjutnya, dengan analisis data, diperoleh hasil
bahwa semakin besar konsentrasi larutan gula (C), semakin kecil sudut putar jenis
larutan gula (Bt). Besar Bt yang diperoleh dari eksperimen jauh berbeda dengan teori, hal
ini dikarenakan temperatur ruangan tidak 20OC, kolom udara tidak steril dan adukan
larutan kurang merata.
Kata Kunci : Polarimeter, polarisasi

A. PENDAHULUAN. ganguan ini berupa gerak bagian tali karena adanya


gelombang yang menjalar pada tali. Arah gerak bagian
Cahaya memiliki sifat dualisme yaitu sebagai
tali adalah dalam bidang tegaklurus terhadap arah jalar
gelombang dan sebagai partikel. Gelombang cahaya
gelombang. Gelombang tali merupakan bentuk dari
terbentuk karena terjadi geraka gelombang listrik dan
gelombang transversal karena arah geraknya yang
magnet yang saling tegak lurus kepada arah
tegaklurus dengan arah rambatannya.
penjalarannya, disebut gelombang elektromagnetik.
Peristiwa interferensi dan difraksi dapat dialami
Semua radiasi elektromagnetik adalah gelombang
oleh gelombang transversal maupun gelombang
transversal yang memiliki ciri dapat mengalami
longitudinal. Akan tetapi, peristiwa polarisasi hanya
polarisasi. Cahaya yang terpolarisasi dapat mengalami
dapat dialami oleh gelombang transversal. Fakta bahwa
putaran bidang polarisasi ketika melewati suatu zat optik
cahaya dapat mengalami polarisasi menunjukkan bahwa
aktif. Besarnya sudut putaran tersebut dapat diukur
cahaya merupakan gelombang transversal. Pada
dengan menggunakan alat yang disebut polarimeter.
umumnya, gelombang cahaya memiliki beberapa arah
Berdasarkan hal tersebut, dilakukan sebuah eksperimen
getar. Apabila suatu gelombang hanya memiliki satu arah
dengan kode GO-4, dengan judul Polarisasi yang
getar, maka disebut gelombang terpolarisasi. Oleh karena
bertujuan untuk menentukan sudut putar jenis (α) suatu
itu, polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian arah
larutan optic aktif yakni dalam eksperimen kami adalah
getar gelombang sehingga hanya tinggal memliki satu
larutan gula dengan kepekatan tertentu. Adapun
arah getar saja. Cahaya dapat terpolarisasi karena
permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana
peristiwa pemantulan, pembiasan dan pemantulan, bias
pengaruh konsentrasi larutan gula terhadap sudut putar
kembar, absorpsi selektif, dan hamburan.
polarisasi dan berapa besarkah nilai sudut putar jenis
suatu larutan optic aktif (larutan gula) dengan kepekatan
Polarisasi karena Penyerapan Selektif
tertentu? Dengan hipotesis bahwa semakin pekat larutan
Teknik yang umum untuk menghasilkan cahaya
optik aktif semakin besar sudut bidang polarisasinya (θ).
terpolarisasi adalah menggunakan polaroid yang akan
meneruskan gelombang – gelombang yang arah getarnya
B. DASAR TEORI.
sejajar dengan sumbu transmisi dan menyerap semua
gelombang pada arah getar lainnya.
Gambar 1. polarisator dan analisator
Pada gambar 1 tampak dua buah polaroid, polaroid
Gelombang merupakan suatu gangguan yang
pertama disebut polarisator dan polaroid kedua disebut
menjalar. Gelombang bisa dikatakan juga sebagai energi
analisator. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan
yang merambat pada suatu medium. Pada gelombang tali,
cahaya terpolarisasi dari cahaya tak terpolarisasi (cahaya
Jurnal Eksperimen Gelombang Optik. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012

C. METODE PERCOBAAN.
Untuk dapat melaksanakan percobaan ini ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dengan seksama,
yaitu :
1. Rancangan Alat Percobaan

alami). Analisatorberfungsi untuk mengurangi


intensitas cahaya terpolarisasi.
Prinsip kerja sistem adalah sebagai berikut,
seberkas cahaya alami menuju polarisator. Di sini cahaya
dipolarisasi secara vertikal, yaitu hanya komponen vektor
medan listrik E yang sejajar dengan sumbu transmisi saja
yang diteruskan sedangkan lainnya diserap. Cahaya
terpolarisasi yang masih mempunyai kuat medan listrik 2. Alat dan Bahan
belum berubah menuju analisator (sudut antara sumbu a. 1 set Polarimeter
transmisi analisator dan polarisator adalah P). Di b. Gula secukupnya
analisator, semua komponen E yang sejajar sumbu c. Neraca atau Timbangan.
analisator yang diteruskan, jadi, kuat medan listrik yang d. Hidrometer.
diteruskan oleh analisator adalah e. Aquades secukupnya
...........(1) f. Gelas ukur dan pipet.
Jika cahaya alami tak terpolarisasi yang jatuh 3. Variabel Percobaan
pada polaroid pertama (polarisator) memiliki intensitas Io, a.Variabel Manipulasi : massa gula (m)
maka cahaya terpolarisasi yang melewati polarisator, I1 b.Variabel Respon : Sudut putar bidang polarisasi
adalah (P)
..........(2) c.Variabel Kontrol : Panjang kolom larutan (l) dan
Cahaya dengan intensitas I1 ini kemudian datang volume aquades (V)
pada analisator dan cahaya yang keluar dari analisator
4. Langkah Percobaan
akan memiliki intensitas I2. menurut hukum Maulus,
Merancang alat seperti pada gambar rancangan
hubungan antara I2 dan I1 dapat dinyatakan
percobaan. Mengukur sudut bidang polarisasi
......(3)
aquades (P1). Selanjutnya mengganti aquades
Persamaan 3 menunjukkan bahwa analisator
dengan larutan gula, dimana konsentrasi larutan
berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya
dimanipulasi sebanyak lima kali dan didapatkan
terpolarisasi.
(P2). Sudut putar bidang polarisasi (P) merupakan
selisih dari P1 dan P2. Mengukur nilai sudut putar
jenis (Bt) dan membandingkan Bt yang didapat dari
Polarimeter
perhitungan dengan Bt dari teori.
Ada zat yang dapat memutar bidang polarisasi
yang disebut zat optic aktif atau zat Polaroid, diantaranya
adalah sodium sulfat, terpentil¸larutan gula, dan natrium HASIL DAN PEMBAHASAN
klorat. Pemutaran sudut polarisasi bergantung pada
panjang larutan, konsentrasi larutan dan sudut putar
Tabel 1. Data eksperimen polarimeter
jenisnya. Dalam persamaan matematis, dapat dinyatakan
No
dalam bentuk :
1 5,0 136 14
2 10,0 144 22
3 15,0 122 152 30
Dimana :
θ adalah sudut putar polarisasi
4 20,0 161 39
 adalah sudut putar jenis polarisasi (o cm2/gram) 5 25,0 172 50
C adalah konsentrasi larutan (gram/Liter) Volume aquades (V) = 25 ml
L adalah panjang tabung (cm) Panjang kolom larutan (l) = 20,0 cm
Keterangan :
Jurnal GO-4 Polarimeter oleh kelompok XIV

m : massa gula (gr) PENUTUP


P1 : sudut putar polarisasi aquades Simpulan
P2 : sudut putar polarisasi larutan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan,
P : sudut putar bidang polarisasi
diperoleh simpulan bahwa :
Pada percobaan polarimeter praktikan mencari
1. Semakin besar konsentrasi
besarnya sudut putar jenis larutan optis aktif (Bt). Disini larutan gula (C), semakin kecil sudut putar
larutan yang digunakan adalah larutan gula sebagai jenis larutan gula (Bt) yang dihasilkan.
fungsi konsentrasi. Pada percobaan ini dilakukan lima 2. Bt yang diperoleh dari
kali variasi konsentrasi larutan gula dan satu kali o
eksperimen sebesar (0,490+0,036) C/gr.
menggunakan aquades. Pada percobaan menggunakan
aquades didapatkan besarnya P1 yaitu sudut yang
Nilai ini jauh beda dengan teori 66,52 °
ditunjukan analisator pada saat gelap sempurna. Tapi C/gr.
pada percobaan ini sulit untuk mendapatkan keadaan Saran
gelap sempurna, sehingga praktikan menggunakan 1. Bersihkan kolom larutan setiap
keadaan yang paling redup. Setelah mengetahui P 1, akan mengganti dengan larutan baru.
berikutnya mencari P2. Cara mencari P2 sama dengan
mencari P1, tetapi aquades diganti dengan larutan gula.
2. Aduk larutan hingga merata.
Berdasarkan data yang diperoleh diatas, semakin
besar massa gula, semakin besar sudut bidang polarisasi DAFTAR PUSTAKA
(P). Dimana, keduanya dihubungkan dengan persamaan .
Konsentrasi larutan gula (C), diperoleh dari perumusan . Giancoli. 2001. Fisika/ Edisi Kelima. Jakarta;
Sehingga diperoleh nilai C dan Bt , Erlangga.
Tabel 2. Analisis data eksperimen polarimeter Tipler. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik/ Edisi
No C (mol/ml) o
Bt ( C/gr) Ketiga/ Jilid 2. Jakarta; Erlangga.

1 1,11 0,63
2 2,22 0,49
3 3,33 0,45
4 4,44 0,44
5 5,55 0,45

Dari analisis yang telah dilakukan diketahui


bahwa konsentrasi dan jenis larutan akan mempengaruhi
sudut putar bidang polarisasi tergantung dari besarnya
sudut putar jenis larutan tersebut. Pada saat konsentrasi
gula semakin tinggi, maka cahaya yang terlohan di
analisator menjadi lebih redup. Sehingga sudut putar
bidang polarisasi menjadi semakin besar. Ini menandakan
larutan gula dapat membelokan arah getar cahaya.
Dalam eksperimen ini diperoleh Bt
sebesar (0,490+0,036) oC/gr, dengan taraf
ketelitian sebesar 92,7%. Besar Bt yang
diperoleh, sangat jauh beda dengan teori yang
sebesar 66,52 ° C/gr. Hal ini dikarenakan,
temperatur tidak sebesar 20OC, kolom larutan
yang kurang steril, dan adukan larutan yang
kurang merata.

Anda mungkin juga menyukai