Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 2015 1-5 1

Polarimeter
Puji Kumala Pertiwi, Setiawan A, Khoirotul Y, Nibras F.M, Amalia M.M, dan Dr. M. Zainuri,M.Si
Jurusan Fisika,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: dosen_pembimbing@jurusan.its.ac.id

Abstrak Percobaan polarimeter telah selesai dilakukan. listrik, sebaliknya perubahan medan listrik dapat
Percobaan ini Tujuan percobaan polarimeter ini adalah untuk menimbulkan perubahan medan magnet. Perubahan medan
mempelajari prinsip pada polarimeter. Untuk mengukur sudut magnet dan medan listrik secara serentak saling tegak lurus
putar jenis larutan gula sebagai fungsi konsentrasi dan untuk
menentukan konsentrasi larutan gula dengan polarimeter. dan yang satu timbul oleh perubahan lainnya. Perubahan
Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini yakni prinsip kedua medan itu merambat dengan cepat rambat yang sama
polarimeter. Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini dengan cepat rambat cahaya. Arah rambatan gelombang
adalah polarimeter, sumber cahaya natrium, gelas ukur 10 mL, elektromagnetik tegak lurus terhadap getaran-getaran yang
beaker glass 100 mL, pipet, batang pengaduk, dan gula pasir. ditimbulkan oleh medan listrik dan medan magnet. Maxwell
Langkah kerja dalam praktikum ini yakni mengisi tabung
mendapatkan bahwa kecepatan perambatan gelombang
larutan dengan air kran selanjutnya ditentukan titik nol
dengan melihat pada teropong. Selanjutnya mengganti larutan elektromagnetik, bergantung pada dua besaran yaitu
dengan larutan 0.85 gram gula dengan volume air 50 ml, permitivitas listrik (o) dan permeabilitas magnet (o) pada
dipastikan tidak ada gelembung didalamnya. Selanjutnya suatu medium. Berikut adalah arah perambatan gelombang
diamati pola yang terbentuk dan dicatat sudutnya ketika elektromagnetik.
terlihat pola terang-terang dan pola gelap-terang. Langkah ini
diulang sebanyak 4 kali dan dilakukan langkah yang sama
untuk larutan 1,35 gram dan 1,85 gram dengan volume air
50ml dan larutan unknown dengan volume air 50 ml. setelah
didapatkan data tersebut maka dapat dicari nilai sudut putar
jenis larutan gula serta nilai konsentrasi larutan unknown.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa prinsip kerja polarimeter adalah
meneruskan sinar yang mempunyai arah getar yang sama
dengan arah polarisator. Dari percobaan Polarimeter yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip kerja
polarimeter adalah meneruskan sinar yang mempunyai arah
getar yang sama dengan arah polarisator. Seperti ditunjukkan
pada hasil percobaan bahwa yang memiliki sudut putar
terbesar adalah saat menggunakan gula 1,85 kg dan hasilnya Gambar 1. Arah rambat gelombang elektromagnetik.
yaitu 42,203 derajat.
Cahaya sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari
Kata Kunci konsentrasi, polarimeter, polarisasi , sudut panjang gelombang cahaya adalah 400nm sampai 700nm,
putar. jadi dapat dilihat mata[5].
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang bersifat
I. PENDAHULUAN dapat merambat ke ruang hampa, merupakan gelombang
transversal, dapat mengalami polarisasi, dapat mengalami
D alam kehidupan sehari-hari banyak sekali fenomena
yang berhubungan dengan gelombang elektromagnetik.
Salah satu fenomena gelombang elektromagnetik adalah
pemantulan atau refleksi, dapat mengalami
pembiasan(refraksi), dapat mengalami interferensi, dapat
cahaya. Cahaya merupakan kebutuhan vital bagi makhluk mengalami lenturan atau difraksi dan arah perambatnya
hidup. Cahaya merupakan gelombang elektro yang sifatnya lurus. Bila cahaya dipancarkan atau diserap maka akan
dapat di pantulkan, dibiaskan, berinterferensi dan dapat terlihat juga sifat-sifat partikelnya. Cahaya dipancarkan oleh
terpolarisasi. Polarisasi merupakan sifat cahaya yang dimana muatan listrik yang dipercepat yang telah diberi kelebihan
cahaya tersebut bergerak ke arah tertentu. Sedangkan selama energy oleh kalor atau oleh pengosongan muatan listrik. Bila
ini yang diketahui bahwa cahaya itu bergetar ke segala arah. cahaya ditransmisikan dari suatu material ke material yang
Oleh sebab itu maka dilakukan percobaan polarimeter untuk lain, maka frekuensi cahaya itu tidak berubah, tetapi laju dan
mengetahui proses polarisasi. panjang gelombang dapat berubah[2].
Cahaya merupakan energy yang berbentuk gelombang Polarisasi adalah superposisi dari dua getaran harmonic
elektromagnetik. Cahaya adalah paket partikel yang biasa yang tersusun vertikal. Polarisasi hanya terjadi pada
disebut foton. Cahaya merupakan gelombang transversal dan gelombang transversal. Gelombang longitudinal tidak
dalam perambatannya tidak memerlukan zat perantara. mengalami polarisasi. Gelombang elektromagnetik
Cahaya sebagai gelombang elektromagnetik dapat terdiri merupakan gelombang transversal. Cahaya merupakan salah
dari getaran medan magnet dan getaran medan listrik. satu bentuk gelombang elektromagnetik. Ketika gelombang
Perubahan pada medan magnet dapat menimbulkan medan cahaya mengalami proses polarisasi maka merupakan
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 2015 1-5 2

terjadinya proses osilasi yang terjadi pada medan listrik


dengan titik yang melewati kurva berbentuk sinusoidal, yang
terjadi saat gelombang bergerak[3].
Teori Maxwell menyatakan bahwa gelombang
elektromagnetik pada cahaya dapat terpolarisasi karena
gelombang elektromagnetik merupakan gelombang
transversal. Arah polarisasi pada gelombang
elektromagnetik ditunjukkan dari arah medan listriknya.
Cahaya dapat mengalami polarisasi dan cahaya juga dapat
tidak terpolarisasi. Cahaya yang terpolarisasi berarti jika
cahaya itu bergerak merambat ke arah tertentu. arah
polarisasi gelombang ini dicirikan dari arah vector bidang
medan magnet dan arah vector bidang medan listriknya. medan listrik vector adalah linear. Polarisasi lingkaran yaitu
Untuk menganalisis peristiwa polarisasi maka dapat diteliti ketika dua gelombang elektromagnetik yang tegak lurus
dengan menggunakan polarimeter. Untuk mengetahui cahaya yang sama dengan 90 derajat beda fase medan listrik searah
yang terpolarisasi dapat dicoba dengan menggunakan jarum jam. Dan polarisasi ellips yaitu polarisasi yang terjadi
Kristal-kristal kepada cahaya yang tidak terpolarisasi atau ketika 2 plane bidang tidak sefase karena adanya amplitude
cahaya yang rambatanya ke segala arah, atau bisa juga atau beda fase lebih dari 90 derajat dan hasil polarisasi
menggunakan lembar Polaroid. Polaroid berfungsi sebagai bidang ellips[1].
serangkaian celah pararel untuk memungkinkan satu Zat optic aktif adalah zat yang bersifat dapat memutar
polarisasi untuk lewat hamper tanpa berkurang dan arah bidang polarisasi cahaya. Salah satu zat optic aktif adalah
tersebut adalah sumbu Polaroid. larutan gula. Larutan gula dapat memutar bidang polarisasi
Jika cahaya tidak terpolarisasi itu jika vector medan cahaya sehingga terjadi pergeseran sudut polarisasi. Semakin
listrik bergetar ke berbagai arah. Sumber cahaya memiliki besar konsentrasi gula dalam larutan semakin besar pula
getaran ke segala arah. Sumber cahaya memiliki getaran ke sudut putar sumbu polarisasi. Salah satu penyebab polarisasi
segala arah. Polarisasi dapat terjadi pada peristiwa adalah aktivitas optic atau pemutaran bidang polarisasi .
pemantulan cahaya. Jika cahaya menyinari sebuah fenomena pemutaran bidag getar atau polarisasi adalah
permukaan non logam dengan sudut bukan sudut 90 apabila seberkas cahaya terpolarisasi dan diteruskan melalui
derajat, maka berkas pantulan akan terpolarisasi terlebih jenis Kristal atau larutan tertentu, maka arah getarnya akan
dahulu pada bidang permukaan yang telah diserap atau yang terpolarisasi, arah getar keluarannya tidak akan sama dengan
telah ditransmisikan. Besarnya hasil polarisasi yang arah awalnya. Ada dua macam fenomena pemutaran zat
dihasilkan pada berkas pantulan bergantung pada sudut optic aktif yaitu efek yang memutar bidang polarisasi ke
dating cahaya. Sudut tersebut dinamai sudut polarisasi. kanan atau yang disebut dengan dextrorotatory dengan
Persamaan sistematisnya sebagai berikut : symbol (d) atau kadang ditulis dengan symbol (+) searah
Tan = n2 / n1(1.1) jarum jam dan efek yang memutar bidang polarisasi ke kiri
n1 merupakan indeks bias materi dimana cahaya dating disebut dengan levorotatory dengan simbul (L) atau symbol
dan n2 adalah indeks bias diluar materi. Apabila berkas (-) berlawanan dengan arah jarum jam. Aktifitas optic bisa
berjalan di udara maka n1=1, lalu persamaannya menjadi : terjadi karena ketidaksimetrian molekul zat atau karena sifat
Tan p = n.(2.2) senyawa Kristal yang memiliki sudut putar. Besarnya sudutb
Sudut polarisasi (p) adalah sudut Brewster dan pesmaan perputaran cahaya terpolarisasi dapat diukur dengan
2.2 merupakan hukum Brewster. Menurut david Brewster polarimeter dan harganya dipengaruhi oleh konsentrasi zat
adalah berkas yang terpantal dan tertransmisi membentuk 90 optic aktif[4].
derajat satu sama lain, sehingga persamaannya adalah Prinsip kerja polarimeter adalah ketika sinar
p+r = 90o..(2.3) monokromatis yang bersumber dari cahaya (lampu natrium)
dan kemudian dinyatakan sebagai berikut : akan melewati lensa kolimator, sehingga berkas cahaya yang
n2=n1 tan p=n1 sin p / cos r(2.4) dihasilkan akan sejajar dengan arah rambatnya. Lalu cahaya
digunakan hukum snell: diteruskan melewati sampel larutan zat optic aktif dan
n1 sin p = n2 sin r(2.5) kemudian di teruskan ke prisma analisator setengah nicol
sehingga didapatkan : untuk mendapatkan bayangan gelap dan terang[4].
cos p = sin r.(2.6) Sifat gelombang dapat dipantulkan, dibiaskan difokuskan
sehingga berlaku persamaan berikut : da dipolarisasikan. Gelombang bergerak dalam medium atau
p = 90o r..(2.7) jenis bahan isotropic yang homogen(sama). Dengan
dan digambarkan sebagai berikut : mengamati proses yang dialami gelombang yang dibiaskan
kita mendapatkan besarnya nilai kecepatan gelombang
Gambar 2. Cahaya pantulan terpolarisasi bidang parallel dengan V = c / n(2.8)
permukaan
.
C merupakan hampa udara yaitu 3.108 m/s dan n adalah
Terdapat jenis-jenis polarisasi yaitu polarisasi linear, indeksi bias. Sehingga kita dapat menentukan besar nilai
polarisasi lingkaran dan polarisasi ellips. Polarisasi linear kecepatan gelombang yang dibiaskan[2].
yakni mempolarisasikan gelombang datar secara linear, jalan
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 2015 1-5 3

II. METODOLOGI PERCOBAAN Gambar 3. Skema prinsip operasi polarimeter dan penampakan dari ketiga
posisi pada analisator : P polarisator, P polarisator setengah gelap, A
analisator, S sampel.
Peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan
ini adalah sumber cahaya natrium, gelas ukur 10 ml berfunsi Dan berikut adalah langkah kerja yang ditulis dengan
untuk pengukuran pengambilan aquades, beaker glass 100 model flowchart.
ml untuk mengadu larutan gula, pipet untuk memasukkan
aquades ke tempat sampel, batang pengaduk digunakan
untuk mengaduk larutan gula dan set polarimeter yang terdiri
dari polarisator, analisator, sampel zat optik aktif dan lensa
kolimator. Gambar 4. Flowchart langkah kerja
Pada percobaan ini pertama yang dilakukan adalah
menyusun alat sesuai gambar 3. Tabung larutan di isi dengan
air keran, sehingga terisi penuh dan tidak ada gelembung III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
udara di dalamnya dan dimasukkan kedalam polarimeter.
Titik nol ditentukan dengan memperhatikan teropong sambil Setelah melakukan percobaan polarimeter selesai
mengatur alat putar. Pada pemutaran akan terlihat pada dilakukan maka telah didapatkan data hasil percobaan
gambar 3. Pengamatan dilakukan sebanyak 4 kali. Air sebagai berikut :
diganti dengan larutan gula 10 gram dalam 50 ml larutan.
Posisi skala analisator dicatat pada saat keadaan 3 didapat. Tabel 1. Data hasil percobaan polarimeter saat gula yang
Selisih pembacaan skala pada 3 dan 4 menyatakan besar dilarutkan diketahui massanya
sudut putar bidang polarisasi (). Percobaan diulangi
dengan menggunakan variasi massa gula yang digunakan
pada larutan gula. Temperature ruang dan panjag tabung No
Massa Gula (gr) terang- gelap-
larutan dicatat untuk menentukan ()Dr. Lalu untuk + 50mLair terang () terang ()
menentukan konsentrasi larutan gula, maka ()Dr digunakan 1 36.10 62.00
untuk menghitung konsentrasi larutan gula. 2 38.90 76.40
0.85
3 36.40 68.70
4 35.30 64.90
1 -24.10 167.70
2 -25.20 172.20
1.35
3 -23.50 168.90
4 -22.30 186.20
1 120.60 -59.40
2 113.10 -58.20
1.85
3 115.80 -57.40
4 113.40 -56.10

Merangkai alat
Tabel 2. Data hasil percobaan polarimeter saat gula yang
Tabung diisi dilarutkan tidak diketahui massanya
dengan air kran
Massa Gula (gr) terang- gelap-
No
Menentukan titik nol + 50mLair terang terang
dan mengatur alat putar 1 134.40 -16.50
2 141.41 -12.40
X
3 147.80 -13.80
Ganti air dengan
4 147.70 -18.80
larutan gula
setelah didapatkan data percobaan, kemudian dilakukan
Catat posisi perhitungan untuk mencari nilai . Contoh perhitungannya
skala analisator sebagai berikut :
terang-terang = 36,1
Catat temperature ruang gelap-terang = 62
dan panjang tabung larutan Massa gula = 0,85 gram
untuk mencari ()Dr Volume air = 50 mL
Panjang tabung = 20 cm
Ditanya ; ?
Gunakan ()Dr yang didapat Jawab :
untuk menghitung dimana C =
konsentrasi larutan gula

Ulangi percobaan dengan


variasi larutan gula
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 2015 1-5 4

= (0,5/ 180)(1000/50) sehingga hasilnya tidak akurat. Oleh karena itu jika masih
= 0,0944 Molar terdapat gelembung kecil maka diusahakan agar gelembung
Maka, tersebut berada di ujung tabung yang berbentuk cembung.
= Apabila terdapat gelembung pada tabung, akan mengganggu
jalannya cahaya yang akan terpolarisasi pada tabung
= 36,1- 62/ 20.0,0944 tersebut. Sehingga adanya gelembung ini dapat
= 25,90/ 1,888 mempengaruhi hasil percobaan.
= -13,712cm2 C/gr Dalam percobaan ini sumber cahaya yang terdapat pada
polarimeter adalah cahaya natrium. Panjang gelombang
Berikut adalah tabel hasil perhitungannya : lampu natrium adalah 589.3nm. Cahaya natrium dapat
menghasilkan cahaya monokromatis. Proses yang terjadi
Tabel 3. Data hasil perhitungan polarimeter saat gula yang pada polarimeter yakni, sumber cahaya natrium yang
dilarutkan diketahui massanya menghasilkan sinar monokromatis melewati lensa cembung
Massa
Gula C (lensa tersebut berfungsi untuk membuat berkas cahaya
cm rata-
No (gr) + gelap (mol menjadi sejajar dengan arah rambatnya) dari lensa terus ke
terang- -terang C/gr) rata
50mLai ar) polarisator untuk mendapatkan cahaya yang tepolarisasi.
r terang () () Lalu diteruskan ke prisma setengah nicol untuk mendapatkan
1
36.10 62.00 -25.90 -13.712
bayangan gelap dan terang. Kemudian melewati larutan
optic aktif yang berada dalam tabung polarimeter. Bila
2
0.85
38.90 76.40 -37.50 0.09 -19.853 - cahaya melewati zat optis seperti gula(glukosa), maka
4444 16.584 cahaya itu akan dibelokkan. Selanjutnya sinar akan menuju
3
36.40 68.70 -32.30 -17.100
analisator yang berfungsi untuk menganalisa sudut yang
4 terpolarisasi akibat adanya larutan optis aktif. Lalu sinar
35.30 64.90 -29.60 -15.671
- akan melewati lensa cembung kedua dan akan membentuk
1
-24.10 167.70 191.80 -63.933 pola gelap-terang atau terang-terang.
- Pada percobaan ini, dilakukan dengan mengisi tabung
2
-25.20 172.20 197.40 0.15 -65.800 -
1.35
- 0000 65.842
larutan dengan air kran. Tidak diketahui secara pasti zat
3 yang terkandung pada air kran tersebut apakah bisa memutar
-23.50 168.90 192.40 -64.133
- polaritas cahaya atau tidak. Karena dengan pemutaran
4
-22.30 186.20 208.50 -69.500 polaritas pada air kran, maka dapat mempengaruhi hasil
1 percobaan ini. Sedangkan larutan yang digunakan pada
120.60 -59.40 180.00 43.784
percobaan ini adalah larutan gula yang merupakan larutan
2 optis aktif. Diketahui bahwa larutan gula memiliki ikatan
113.10 -58.20 171.30 0.20 41.668
1.85 42.203
3
5556 carbon yang dapat memutar polarisasi. Zat optis aktif
115.80 -57.40 173.20 42.130 ditandai oleh adanya atom karbon tak asimetris (atom
4
113.40 -56.10 169.50 41.230
karbon yang mengikat empat atom/gugus yang berbeda)
- dalam struktrunya. Molekul dengan satu atom karbon
13.407 asimetris merupakan molekul kiral (tidak simetris), molekul
percobaan 1 596 tersebut dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi.
Tabel 4. Data hasil perhitungan polarimeter saat gula Dapat diketahui bahwa semakin banyak molekul pada
yang dilarutkan tidak diketahui massanya larutan tersebut maka semakin kental larutan tersebut dan
Massa semakin banyak molekul molekul gula yang berikatan
massa
Gula
No C guladengan air pada larutan gula tersebut. Molekul-molekul pada
(gr) + terang- gelap-
"X" (gr)
larutan ini lah yang mengakibatkan terjadinya polarisasi.
50mLair terang terang
1 -0.56274071
Sehingga dapat diketahui bahwa semakin banyak molekul
134.40 -16.50 150.90 -5.065
gula pada larutan maka semakin besar juga sudut putarnya.
2 -0.57359277 Seperti ditunjukkan pada hasil percobaan bahwa yang
141.41 -12.40 153.81 -5.162
X memiliki sudut putar terbesar adalah saat menggunakan gula
3 -0.60264346 1,85 kg dan hasilnya yaitu 42,203 derajat.
147.80 -13.80 161.60 -5.424
4 -0.62091669
147.70 -18.80 166.50 -5.588
IV. KESIMPULAN
Telah dilakukan percobaan yang bertujuan untuk
mempelajari prinsip pada polarimeter. Untuk mengukur Dari percobaan Polarimeter yang telah dilakukan, maka
sudut putar jenis larutan gula sebagai fungsi konsentrasi dan dapat disimpulkan bahwa prinsip kerja polarimeter adalah
untuk menentukan konsentrasi larutan gula dengan meneruskan sinar yang mempunyai arah getar yang sama
polarimeter. Polarimeter merupakan suatu alat yang dapat dengan arah polarisator. Seperti ditunjukkan pada hasil
mengukur sudut putar cahaya terpolarisasi oleh zat optik percobaan bahwa yang memiliki sudut putar terbesar adalah
aktif apabila zat tersebut dilewati oleh sinar monokromatis saat menggunakan gula 1,85 kg dan hasilnya yaitu 42,203
yang terpolarisir tersebut. Saat memasukkan air ataupun derajat.
larutan gula pada tabung polarimeter diusahakan agar tidak
terdapat gelembung air. Hal ini dikarenakan dapat
mempengaruhi sudut putar dari sampel yang diamati
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 2015 1-5 5

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten


laboratorium, serta untuk semua pihak yang telah membantu
dalam percobaan ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi ke lima Jilid 2 . Jakarta ;


Erlangga.
[2] Halpern, Alvin. PhD and Erlbach, Erick. PhD. 1998. Theory and
Problem of Beginning Physics II, Waves, Electromagnetic, Optics
and Modern Physics . New York ; Mc Graw-Hill.
[3] Pain, H.J. 2005. The Physics of Vibration and Waves 6 th Edition .
London ; John Willey and Sons-Ltd.
[4] Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik . Jakarta ;
Erlangga.
[5] Surya, Yohannes. 2009. Listrik dan Magnet . Serpong-Tangerang ;
PT. Kandar.
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 2015 1-5 6

Anda mungkin juga menyukai