Anda di halaman 1dari 29

Zat Padat

Zat padat mempunyai volume dan bentuk yang tetap, ini


disebabkan l<arena rnolekul-molekul dalam zat padat men-
ducluki tempat yang tetap di dalanr kristal. Molekul-molekul zat
padat juga mengalami gerakan tetapi sangat terbatas.
Zat paclat dapat dibedakan antara zat padat kristal dan
amorf . Di dalam kristal, ator,"r atau molekul penyusunnya mem-
punyai struktur tetap tetapi dalam zat amorf, tidak. Zat padat
amorf dapat dianggap sebagai cairan yang membeku terlambat
dengan viskositas sangat besar. Keduanya dapat dibedakan
dengan berrrracanr-macam cara rnisalnya dari titik leburnya..,
Kristai mempunyai titik lebur pasti, sedang zat padat amorf
titik leburrrya ticlak pasti, tetapi terdapat ilalanr sftu inter''val
tem per at u r.

1. SIFAT-SIFAT ZAT PADAT


1.1. Kristalisasi dan.Peleburan
Bila zat cair didingrnkan, gerakan translasi molekul-rnole-
kul menjadi ,lebih kecii dan gaya tarik mblekul semakin besar,
hingga setelah mengkristal molekul mempunyai kedudukan
tertentu di dalam kristal. Panas yang terbentuk pada kristalisasi
d isebut panas pengkristalan :

AH"=Hr-H,
Hs = entalpi zat padat.
Ht = entalpi zat caii.
temperatur tetap' di sini
Selama terjadi pengkristalatr
rerjadi kesetimbanganr "
zat cair -.--=' zat Padat

pengkristaian selesai- '


Temperatur akan tu.run'lagi setelah
I
pengkristalan ialah pelebrrran:
Feristiwa kebalikan dari
zat Padat ,--z zal cair
1 rnole zat padat disebut
yang.diperlukan untrrk melebur
i F-anas
dengan panas pengkr istalan
I panas. peteburan ' besarnya sama
irtnianya tandanYa berlawanan
:

AHr = H,- H. = -AHc


tekan2rn ruar, per'
Titik rebur zat padat berubah terhadap
Clapeyron:
pcrsamaan
@ahanlini dinyatakan oleh
dP
or AH
alt d-l-
- r(Y1_--.trr-l
AU
dP AH
dT T(Vr-V')
dT T (Vt - V,)
dP AHt :
d T = perubahan titik lebur'
volume molar cairan,
\flu =
d P = perub'ahan tekanan,
us- volume molar zat Padat'

di atas,'T dan AH1 selalu positif'


maka:
Pada rumus

dFpositif,dTpositifbilaV')%(misal:CO2)
( V' (misal: H2O)'
d P positif , d T negatif bila V1
pada persalraan di atas harus
Untuk dapat diintegrasikan'
ahui funssi t"*p"'uiui auti
a H1 dan
-fr'*rnuun
di ry1;^y-'] :::Ii
atas tetap dipakai
xffiH;;";;;;.
bentuk diferensial'
Contoh:
Untuk asam asetat titik lebur : 16,60"C
AHt = 46'42kal'
- (V, - V,) = 0,1601 cc/gram
ar = r(v, -%) = aP-gleJ9eu_l{
a P AH, 146,42 X 41,2) M
1 kal = 41,2 cc atm/mole. M = berat molekul.
' AT
---_ = O.O242 der/atm.
AP
Pada tekanan total 11 atm, AP = 10, hingga:
titikrebur x 10
= 13,31t0,0242
Ternyata pengaruh tekanan terhadap titik lebur sangat
kecil hingga untuk perubahan tekanan yang kecil dapat diabai-
kan.

1.2. Tekanan Sublimasi TatPad,at


Beberapa zat padat seperti iodium dan naftalena, dapat
langsunq berubah dari zat padat menjadi uapnya'
Pada temperatur yang tetap'-tekanan uap zat ini
juga tetap
dan disebut tekamn sublimasi. untuk sublimasi ini diperlukan
panas sublimasi, yang besarnYa:

AHr=Hr-H"
Tekanan sublimasi bertannbah bila temperatur naik, hal ini juga
dinyatakan oleh rumus ClaPeYron:
dP AH.
=
dr T(vo-u
sublimasi Vs = Volume molar uap
P = tekanan
-
T temperatur Vr = Volume molar zat padat
@-
Gb. 5.1. PenguaPan l2

vr(Vn
dP _ AH.
dT T.Vn
..
Bila uaP dianggaP ideal:
RT
PVn=RT+Vs= P

ql= AHs
=oH,._l
dr T.Vn RT2

dlri P
=3t-!:.
dT RT2

Bila AH, dianggap tetap terhadap temperatur:


AH. +C
log P =_ 2,303 R 1!1
'T',
atau
P2 AH' (JF,
Tr-- Tr
rosE= -Z5*E ,
'
Clasius'Clapeyron'
Rumus ini tidak lain adalah rumus
penguaryn'
,par4 juga berlaku untuk

!"& KaPasitas Panas 7at'Padal


temperatur' untuk
Kapasitas panas berubah terhadaP
er*.t;;;.t dapat dilihat dalam grafik berikut;
0
o loo 3o
rr,p€rfrJ.. (rl 'oo

Gb. 5.2, Variasi Cp terhadaP


tem peratur.

Untuk Al, Cu,dan Ag Cp = 0 pada OoK dan naik dengan cepat


dengan naiknya temperatur. Harga ini mencapai 3 R = 5,97 kal
mole -r pada temperatur kamar. Untuk Si dan C kenaikan ter-
sebut sangat lambat, C baru mencapai 3 R pada temperatur
> 1.300'c.
Albert Einstein (1907) memberikan hubungan antara C, untuk
zat padat kristal mono atomik

C..= 3kN (-hql) ehu/kr-


' 'kT' (shu/rr-1)2-
C,= kapasitas panas pada volume tetap
N = bilangan Avogadro
k = '$ = 1,380 x tro-r6 erg/der.
e = bilangan alam
h = tekanan Planck, 6,625 X 1.0-2? erg.
u = frekuensi dari vibrasi atom-atom.
Dari persa:raan tersebut dapat diambil kesimpulan:
Cu=0padaT=Q
C, - 3 R pada T kamar (dicapai secara :lsimptot).

Namun demikian pada temperatur interrnecliate, C, lebih


rendah ciaripada hasil eksperimen.
Pieter Debye (1912) memberikan persarnaan yang lebih
lengkap dari kapasitas panas zat padat. Debye menganggap
bahwa zat padat tidak bergetar dengan frekuensi tertentu, tetapi
bergetar dari 0 * urn . Persamaan Debye jauh lebih sulit daripada
persamaan Einsteirr.

9R um ohul*r hu
t'= (* )' v2 'du
; { (unr* -i),
Debye juga mendapatkan bahwa Cu = 0 pada T = 0 dan
-endekati harga 3 R secara asimptot pada temperatur kamar.
Pacia ternperatur sangat rendah:

C, = A. T3 A= tetapan.
Rumus ini dipakai untuk menetapkan secara kira-kira C,
l bawah 20"K, karena Cv tidak mungkin ditentukan secara
::rcobaan di bawah temperatur 15 atm 20ok.

r,4. Kristalografi
Kristalografi mernpelajari geometri, sifat-sifat, dan stri;ktur
":!stal serta zat-zat yang mengkristal" Kristalografi geornetri
*empelajari bidanE-bidang kristal serta bentuk geometri
kristal.
-ai ini berdasarkan tiga hukum:
- hukum ketetapan sudut antar muka kristal.
- hukum perbandingan indeks.
- hukum sirnetri"
Hukum ketetapan sudut antar muka mengatakan bahwa
u:ut antar muka suatu kristal selalu tetap, bagaimanapun
kr tersebut terbentuk. Bentuk luar kristal atau "habit"
. senyawa unsur dapat berubah, tergantung kondisi peng-
kristalan. uk kristal zat pada Gb. 5.3. berbeda-beda tetapi
sudut antar A selalu tetap. Besarnya sudut ini dapat
ditentukan alat yang d isebut gon iometer.

\fi\II
d^\{. | ,{\
(/ Lkt--/t".,
Gb. 5.3. Bentuk luar\ristal.

Untuk tiap-tiap kristal dapat dipilih inat salib sumbu


x, y, dan z hingga semua permu kaan kristal n memotong
atau pnlel derrgan sumbu-sumbu ini.
Menurut hukum perbandingan indeks (Haiiy-l ) maka
dapat dipilih jarak-jarak sepanjang tiga koordinat di
demikian hingga perbandingan perpotongan dari tiap-tiap bidapg
di dalam kristal, merupakan bilangan-bilangan tertentu. Ka
jarak yang dipilih: a, b, dan c maka perpotongan dengan sumbu !
koordinat adalah: m a, n b, p c dan m, n, serta p dapat berupa
bilangan bulat, pecah atau oo.
Topaz dengan rumus Al2 (FOH), Si o4 mempunyai 4
bidang permukaan dengan parameter:
nl= 1 n=1 p=I
m=l n=l p=e
m=l n=l p=3
m= 2 n= I p = oo
Perpotongannya dengan sumbu*umbu x, y dan z mefir
purtyai perbandingan:
a. b: c
a : b: ooc
u,, b : ic
2a: 1 : 6c
a, b, c = indeks Weiss.

Harga kebalikan koefisien dari perpotongan dengan sumbu-


sr.rmbu ini disebut indeks
Miller, hingga notasi untuk:
bidangl a : b: c atau (111.).
--->
bidang'l ----> a : b: FI c
atau (110).
bidangJ -------+ a : b: -a c atau (223).
2
bidang4 ---+ |a: b z
€I c.atau (120).
Jadi indeks Mil.ler berbanding terbalik dengan perpotongan
: lang kristal dengan sumbu yang dipilih
Hukum simetri mengatakan bahwa kristal dari zat yang
;dra mempunyai unsur simetri sama.
Suatu kristal di5ebut mempunyai bidang sirnetri bira kristar
:e.sebut dapat dibagi oleh bidang,s_emu menjadi dua
bagian
m.:ernikian rupa, hingga bagian yang satu merupakan-bayangan
:n :,,in yang lain. Sumbu simetri ialah garis atau sumbu putaran
qri,.'al, setelah putaran beberapa
kali, kristal harus menunjuk-
nxnr sentuk yang sama
seperti semula:
tsila bentuk yang sama diperoleh setelah putaran sebesar
r,
; -$l'-'- maka sumbu dikatakan mempunyai simetri ripat dua atau
lu,urrrcu diad. Bila bentuk sama diperoleh setelah putaran
[ *. sumbu 120",
disebut sumbu triad atau terdapat simetri lipat
[ -.,m- 3ila putarannya
! mmc"r dan untuk 60o 90o dikatakan sumbu tetrad atau lipat
disebut sumbu.heksodat atau lipat enam.
I (.istal juga dapat.'mempunyai punt simetri, yaitu, titik
[
I ffiil,''ry :apatsama
dilalui garis yang memotong permukaan kristar pada
.iang dari kedua arah. Kristal dapat mempunyai lebih
I^,+
dari satu bidang dan sumbu simetri, tetapi hanya satu pusat
simetri. Banyak kristal yang tidak mempunyai pusat simetri,
karena pertumbuhannya berbeda-beda pada kedua ujungnya.
Jumlah unsur simetri tergantung jenis kristalnya. Untuk
kristal kubik terdapat 23 unsur simetri yaitu:
3 bidang simetri jenis (a).
6 bidang simetri jenis (b).
3 sumbu simetri lipat empat (c).
4 sumbu simetri lipat tiga (d).
6 sumbu simetri lipat dua (e).
I pusat simetri.

(d) (e) U) I
I

Gb. 5.4. Simetri kristal kubus.

1.5. Sistenn Kristal


Jumlah kristal yang mungkin ada 230 buah, secara praktis
semua jenis kristal ini telah diketahui. Atas dasar simetrinya
kristal ini dapat digolongkan menjadi 32 kelas dan dari ini dapat
digolongkan dalam 6 sistem kristal. Perbedaan sistem kristal
satu dan lainnya terletak pada sumbusumbu kristal yang dapat
dibuat dglam kristal dan sudut antara sumbu-sumbu ini.
Tebel5.1. Sistem Kristat dan SiTatnya.

Sistem Sifat sumbu Maksimal Contoh


Simetri

l. Regular, a=b=c 9 bidang Na Cl, K Cl, tawas


kubik q.= 9= ?=90 l3 sumbu diamond, Ca F2
atau iso.
metrik {flourspar)

2" Tetrago- a=b*c 5 bidang TiO2 (Rutite),


nal c=0=?=90o 5 sumbu Zr SiOa (Zircon),
Sn O. (Casiterite)
3. Heksa- a=b*c 7 bidang Pb lr, Mg, Beryl,
gonal c=0=90o 7 sumbu Cd S (Greenoc-
? = 120o kite)
Zn O (zincite)
*- Rhom- a*b*c 3 bidang KNO3, 516,
bik/orth u.=P= ?= 9oo 3 sumbu K2SO{, BaSO"
rhombik
(Baryte),
Pb CO3 (Cerrusite)
15" Mono- a;ab*c I bidang Na2 SOa. 10H2O.
klinik a=?=90o I sumbu NarBa 07.lOH2O
p+90q CaSOa. 2H2 O, Sm
fi, Triklinik a*b#c CuSOa. 5 Fl2O
s*9*t* K2 Cr2 O7
l 900 H3 BO3
Gb. 5.5. Sumbu-sumbu kristal dan
sudut-sudut kristal'

1.6.' Sifat-sifat Kristal


. Untuk gas, cairan, dan zdt padat amorf' sifat'sifat
lrefraksi, .koef isien penggmbangan, daya hantar
seperti indeks"
pula
panas dan listrik, tidak tergantung kepada arah' Demikian
untukkrista|golongankubik.Untuksemuakristalkecuali
golongan kubik, mempunyai sifat-sifat tertentu yang berubah
i"ngu;1 arah. Sifat semacam itu disebut anisotrop' sedangkan
t<risia{ kubik din iat amorf mempunyai silat isotrap,
yaitu sdma
ke segala arah.
Salah satu s[fat yang tergantung pada arah ialah kecepatan
cahaya.Bilaseberkascahayajatuhpadakristalanisotrop,
cahaya tersebut akan terurai menjadi dua'komponen" dengan
kecepatanterbedasertaarahyangberlainan.PeristiwaSemacam
polarimeter).
ini disebutp embiasan rangkap (prisma nicol dalam
Sifat lain ialah daya larut' Beberapa kristal mempuhyai
daya larut belbeda pada permukaannya' Hal ini dapat
dipakai
sebagaidasaridentifikasidanperkiraandalamanalisametalo.
sraf il
1.7. Polimorfisme
Ada beberapa zat yang dapat mempunyai lebih dari satu
jenis kristal atau bentuk kristalnya berubah pada pemanasan
ataupenekanan.Keadaaninidisebutpolimorfisme.Misalnya
kalsium karbonat mempdnyai dua macam bentuk kr.istal, yaitu
calcite (heksagonal) dan aragonite (rhombik). Karbon: intan
(reguler) dan gr.afit (heksagonal). Beler:a,ng: rhombik dan mono-
klin. Polimorfisme pida unsur-qnsu"r ini juga disebut alotropi.
Polimorfisme dapat berupa modifikasi suatu sistem kristal,
seperti pada NHa Cl yang dua-duanya sistem kubik tetapi dapat
luga dari sistem.yang bqrlainan,seperti:" *:. :l

Belerbni; i rhombik dan rnonokl'in.


Perak yodida ; heksagonaldanlkubik.
-iap bentuk polimorfisme stabilpada suatu interval temperatur
:an tekanan, perubahan bentuk satu ke bentuk lain terjadi pada
:emperatur dan tekanan tertentu. Tdmperatur ini disebut
:emperatur transisi.
Perubahan-perubahan ini bersifat reversibel, namun demi-
{ an ada pula yang tidak reversibel seperti pada aragonite
:a CO3) yang lebih suka membentuk ealcite (Ca CO3) yang
ecih stabil-
Contoh:
Belerans: :thgt.h:
Tlr1ah: , , $n abu-ab, a-l+ Sn putih (tetragonal)
I 7oo
Sn Putih *:* Sn rh
.tlo
NH,NO.: Tetraqonat # J
Rhombik 1

l It I #'I*
Rhombik Rrromuit< z
';r ' -

.'Rhombik 2 :!!4 Rhombohedral

Rhombohedral PE- Kubik

:Rhombik
KNo3,-.' #q+ Rhom.bohedral
Ag l: Heksagonal #0'{' Kubik
-
Ag NOr: Rhombik +ryS, Rhombohedrat
Rhombohedralltrigonal a= b= c
a=g=7*9Oo.
1.8. Variasi Temperatur Transisi terhadep Telcanan
Perubahan temperatur transisi terhadap tekanan, jugn
diberikan oleh rumus Clapeyron.

e--+ B
A
dT=T(Vg-Ve)_TAV
dP AH, AH,

Al-lt = panas transisi


VA, Vs = volume molar B dan A.

2. STRUKTUR KRISTAL

2.I. Kisi Ruang dan Satuan riSi'-iGistil


(Space Lattices and Unit CrystalLattice atau Sprce Group)
Secara geometri, kristal dibagi menjadi 32 ketas atas darar
simetri yang ada dan ini dapat dibagi menjadi 6 sistem kristal
berdasarkan sumbu-sumbu dari sudut*udut yang ada. Pembagi-
an ini tidak dapat memberikan gambaran struktur bagian dalam
dari kristal.
Suatu'bentuk kristal tersusun dari ulangan dan perluasln.
ke semua arah dari struktur dasar yang disebut &Unn kN
kristal. Tiap-tiap satuan kisi kristal tersusun olah atom, nplckul,
atau ioa sedemikian hingga memberikan struktur tortentu dari
kisi kristal.
Geometri dari satuan kisi kristal sama dengan gnomctri
kristal sebagai keseluruhan. Jadi bila satuan kisi kristalnyr
kubik, kristal sebagai keseluruhan juga kubik. Dari ini daprt
lrlelaskan bahwa kristal tersusun
dari bidang-bidang atom,
atau molekul yang saling sejajar. ion,

;dro{
dro= o
dtrr=*
Gb. 5.6. Bidang atom pada
kristal kubik sederhana.

Analisis matematis,
tentang satuan kisi kristal digabung
rrmgan hukum-hukum dasar
kriitarografi menghasirkan bahwa
14 struktur dasal yans diseb"t *'iii'ru*g"rirg",
H,lirto'
Gabungan dari kisi-kisi ruang
,k.srar' Dari sistem
ini menghasirkan satuan kisi
kubik ada 3 iiri ,.rung dan 36
urmal. satuan kisi
Dalam Tabel S-2
illll*' prongan kristar diberikan sistem kristal (6), k/s/ ruang
atas oasar ri*"ir, (32) dan ntuan
ilrffi@ (230). kisi

Itl l Defraksi Sinar'X


Rontgen pada tahun 1g95 mendapatkan
sinar X, dengan
ffi I:::y?10",
j
rosam uerat seoasai
s ina r
- "o
,;;;;;;";;.;1,:il:
ffi , ^TL.: *:l: et e kt'o-u
r.o.,i' r11" o;::::
sn it
H;'I-;f:f1m ::-n"l:'nb..nsnya sansat o;;J"i, ;;ir'.ri., ,'iJl:
atau Ansstrom. Ukuran ini sesuaiJ#ilj:L#:;
I dalam kristal.

d6l di atas menimbulkan pikiran bagi Max von


Laue (1g12)
il Trenggunakan kristar sebagai kisi defraksi untuk
imn Jibulctikan secara
,i"*;,.
eksperimen oleh t*aue (Gb. 5.7).
Tabel5.2. Iisi ruang dan satuan kisi kristal.

Kisi Bravais Golongan kristal Satuan kisi


Sistem (kisi ruang) (Atas ilasar sime- Kristal
; tri)

| - sederhana
l. Kubik I
- berpusat
36
muka
I

| - berpusat
ruang

2. Tetragonal - sederhana 68
- berpusat
rua ng

3. Ortho- pflsrna seg


-
rhombik empat se-
derhana
- berpusat
muka 59
- berpusat
rua ng

- prisma
rhombik
:

4. Monoklin - sederhana 13
- berpusat
dasar

5- Trikli.n * triklin a
L 2
6. Heksagona I
- Heksagona I2 52
- Rhombo-
hedral.

l4 32 230 I
I

I
bintik pantul

kristal ntik pusat


kalorimeter tungga I

=bung sinar X
Gb. 5.7. Difraksi sinar X.

Kristal terdiri atss lapisan:lapisan bidang atorh


atau ion
."zng sejajar satu dengan lainnya.
seberkas sinar X merarui kristar akan dipanturkan oreh tiap
: dang atom dalam kristal yang mungkin ada, sudut datang sama
:engan sudut yang dipantulkan. Karena terdapat
!:lm yang tersusun pada berbagai sudut, makabanyak hidang
bertas sinai

Kenyataannya ialah bahwa sinar yang dipantulkan


hanya
; rbulpada sudut-sudut tertentu dan menghasilkan pola
yang
: sebut pola Laue. Har ini disebabkan karena bidang atom craram
"'stal banyak yang sejajar dan sinar yang dipantulkan oleh
:,dang-bidang sejajar ini saling meniadakan, hingga
hanya di_
::=atkan beberapa titik.

Keterangan yang lebih sederhana tentang hal di


atas diberi-
+ar oleh Bragg. Menurut Bragg karena kristal
tersusun dari
r 'dang-bidang. atom -yang berjarak sama, maka kristal
kecuari
mrsifat sebagai kisi defraksi bagi sinar,X, juga bersifat
sebagai
t,.si defleksi. Jadi bidang-bidang atom iapat
memr.rtrtXrn
-,-ar X.
Syarat yang harus dipenuhi agar sinar yang dipantulkan
u m bidang-bidanE yang sejajar
saling menguatkan dan dapat
m,mimbulkan bintik, dapat diturunkan sebagai
berikut. pada
,ic. 5.8. tertera ,beberapa bidang atom dalam kristal dengan
jarak sebesar d. sudut antara bidang dan arah sinar ialah
sudut
datang 0- sinar LM dipantulkan oleh bidang pertama menghasil-
kan MN dan sinar PQ dipantulkan oleh bidang kedua menghasil-
kan OR.

Gb. 5.8. Pimantulan sinar X oleh bidang-bidang sejajar"

Agar MN dan QR saling memperkuat, kedua sinar tersebut


harus mempunyai fase yang sama. lni dipenuhi bila jarak
tambahan yang harus ditemsuh oleh sinar peR merupakan
kelipatan gelombang sinar X, yang dinyatakan dengan bilangan
bulat.

Jarak tambahan tersebut ialah 2 x, hingqa:

?X = nI' n = bilangan bulat


X = dsin0
2dsin0=n)r n=1,2,3 dst.
--+
Persamaan di atas disebut perffimaan Bragg. Hukum ini :

menerangkan terjadinya bintik_bintik pada


poii t-u*, yaitu
bintik-bintik yang dihasilkan oreh bidang-bidang
vang m;neirl,i
hukum Bragg' Jadi pora Laue rnmunlrt t uo simetri
kristar,
tetapi interpretasi hasir-hasirnya ternyata sangat
sukar, Arat
untuk ini disebut spektrometer.
Pada spektrometer sinar X dari Bragg berkas
sinar X dari
anti katode A jatuh pada kristal C yang dipasang pada meja
yang borputar, yang sudut rotrtinyi dapat diukur pada skala
dal tersebut.

Alr
-r-r

Gb. S.9. Speltromater Bragg.

Skrrr yang dipantulkan oleti kristrl mrsuk dalam ruang pen.


G€ksi E {rnis. kamar pengion atau pencacah Geig€it. e.Oa
rrnulran rudut jatuh 0 kecir yang rnakin tama mit in bosar,
*ibrt rotrsi. Arat disusun sedemikian hingga sinar yang dh
nrtulkan *lalu memasuki runng pendotekri E.
lntensitas sinar x yang diprnturkan pada berbagni sudut
btrdirn ditentukan. Sudut 0 yar\ menghrsilkan peirantulan
F! tcrkuat irlah yang mernonuhi Hukum Bragg" cara panontu-
n yrng brru diterangkrn di ata* diurangi untuk rsmui hidang
H.f yang penting, misrtnya pada kubur untuk UiOanf iOO,
lll.
rro den Penyeridikan kristar dengan cara ini ,"r"iruk"n
E l yang besar dergrn bidang yarlg dipotong baik, hingga
nnulukrn waktu lamr untuk membuatnya
C.:ra yang lebih :ederhena untuk mendapatka n iat* arrfir
5u ielah can bubuk Debyoscherrar. saberkas sinar x A B
tr, $reg.m dijatuhkan prda bubuk halus yang rkrn diperiksa
yang ditempatkan daiam suatu tabun.g
C. Sinar yang ter:deffaksi
jatuh' pada secarik film yang merupuXu,
lingkaran :dengan C
sebaEai pusatnya. Dalam bubuk halus tersebut,
kristal tersusun
dalam segala arah, sehingga terdapat banyak bidang
kisi yang
tepat kedudukannya, untuk pemgntulan maksimal
sinar X.
Jadi semua partikel kristal padq.bidang (100) yang
sudutnya
tepat dengan sinar yang.jatuh padanya, akan menghasilkan
maksimal tingkat pertar.n"b berupd kerucut'seperti teriera pada
Gb. 5'10. Bidang-bidang macam rain akan membentuk
kerucut
yang lain lagi, kerucut-kerqcut _ini menghasitk.;-;;;;;;r-
pasangan garis lengkung;'iiata film'FiFr.
0 sesuai a""gun ii"qkut
bidangtertentu. 't .

'I .garis;ga1is
Jarak antarb data'm f ilm diukur dengan teiiti,
d,emj,kian pula ukuran tarera, yaitu jarak
C B. D;;;i.t;';f a
bidpng dapat ditentukan oun
:l^i:::9Tt^T::T iurJJaubut
orlrtulg d-gngelmengsu.nekan hukumprigg, '
a
"
,, '
Cara ini biasa digunakan,untuk rnenyelidiki
toqain'O;n.
i d ida qat ka n sebasa
i krista r tunssa r.
i:,'-i:1.ei::u,ful1:.i:
Juga lukar
"untuk merideteksi'zit
4ristar; karena setihp zat .xrlitat
me_inpuly'ai
':'.:,.-
foto bu6uk sinar X;;;;,in;r. , ; ,,. ,. : _ .:r1:.,
1.3. AnalisaSinarXuntuk.NaCl
. , : : :
Natrium klcricra mengkristar
dengan sistem kubik, mem-
:unyai simetri terbanyak Aun pufinq
iruOah untuk dipelajari.
:atuan kisi kristat aari
-:rus,.berbentuk kubik. ^a a,,?r"1,, juga makro kristalnya,
Namun deqnikian. seperti tefah
- :rr, bentuk
ini ada 3 macam. dijelas_

Ketiga bentuk kili ryang (Space


lattice)
-:mpunyai britjanq densan j;,;;""n';ter, di atas sama_sama
yaitu bidahs: I00,
- I0 dan l l l. Namu.n demikian
;urrX_jurrL antara bidang ter_
-.:ut untuk ketiga kisi ruang di aias
-' -J,,,
O"LeOa. Bila jarak antara
"i:;,';'
,,:i#, jf.'n,?11x,
"o ",r,
unu J, ;:# l:,,
[1?'

kubik sederhana
100 110 111
:a a_
\/2 G d

k'ubik berpusat muka .: a


a_
:,i 2
2\/i v3
kubik berpusat ruang ,4. a .4.
:
2 v2 2\6

rlroik sederhana
Kubik Kubik berpusat
uerpusal riruka
i
irang/tiadan

Gb. 5.t1. Kisi ruang sistem


kubik.
Perbandingnn jrrak jarak pada masing-rnesirrg bentuk kisi ruang:

kubik rcderhana
ata
aa::z:=tt0,To|t
v2 v3 0,577
kubikberpusatmuka -*,I +rf, = \t},lll;
2V2 V3 1.154
= 3 t*
kubikberpusatruang
t Y2 ,+- 1:1,414:
2V3 0,577
Dengan menstaplon iarak anten bidrng.bidang .atom
dalam Na Cl dapat ditentukan, termaiuk kiri ruang atau space
lattice yang mana menurut hukum Bngg:

d?sine = nI
o.nI
=
,;;;
droo : d116 : d1rr= n)t' nl' nh
rrt^o,'Zlii.[trI.6
Dengan menetaplan tudut pcdr oat terJadinyr ittrnritr
m.kilmal dln pemantulan untuk kctlgr irnis bidrng rtom
di6tas, dapat ditentul$n jenis kisi ruang Nr Cl.

TS€l t.$. Eudut prda ter.iadinya pemantulrn dmgnn


intensitEr m*$mal Nr Cl.

Ords I Ordsr ll Orde lll


Bidang
0r sin 01 0z rin d1 0t sin f1

100 5,9 0,I03 11,9 0,206 16,2 0,312


110 8.4 0,146 17,0 .0,292
1r1 0,0906 0,@06 I0,50 0,192
Untuk order l:

droo : drro : drrr =


0,103 oJ46 'eo9o6
=1: O,705: 1,14
Perbandingan ini sesuai dengan perbandingan bidang atom
pada face centered cubic, hingga NaCl termasuk sistem
ini.

2.4. Kedudukan Relative ion Na+ dan Cl- dalam kisi

Dengan analisis sinar X dapat ditetapkan, bahwa kisi ruang


atau space lattice dari Nacl berupa kubik berpusat muka. oari
jenis kisi r-uang ini saja belum dapat ditetapkan, bagaimana
kdudukan relatif dari Na+ dan-Cl- di dalam kisi ruang.
Hal ini dapat ditentukan dengan memperajari intensitas
,Cari pemantulan maksimal untuk berbagai
tirgkatan dan
bi&ng. Dalam Tabel 5.4 berikut diberikan intensitas relatif
dari bidang-bidang: (100), (ll0), (111) dengan mengambil
,ntensitas maksimal untuk bidang (100) diambil lO0.

Tabel 5.4. lntensitas relatif bidang 100, 110 dan 111.

lntensitas lntensitas lntensitas


Order
bidans (100) bidans (110) bidans (111)

Pertama 100 50,4 900


Kedua 19,g0 6,10 33,1
Ketiga 4,87 ,:, 0,58
Keempat 0,79 n,82
Kelima o,t2 0,14

nrtensitas dari sinar yang


didefralsi tergantung dua faktor:
mass partikel-partikel, makin besar partikelnya nrakin
tajam atau besar intensitasnya.
tingkat atau order dari defraksi, makin besar order
makin
rendah intensitas.

Dari Tabel 5.4 terlihat bahwa pada bidang (100) dan


bidang (110) intensitas makin kecir bira order' ,.nulin
L"rur.
Penurunan yang secara teratur juga menyatakan,
bahwa bidang_
bidang tersebut terdiri atas ion-ion Na dan Cl yang
,rr" Orrv"t.
,\
Pada bidang (t l1), perubahan intensitas tidak
teratur, brti-
nya- selang-seling. lni beiarti bahwa bidang (ril)
terdiri oari
' Dari data ' di
atas dapat digambarkan bentuk susunan
Na dan cl daram kristar Nacr. Di sini ternyata, bahwi
xrirtur
tersebut terdiri atas dua kristal kubik yang saling *.r"*L*
(interpenetrating)dengan bentuk face centered. satu berupa
face centered cubic Na, yang lain face centered
cubic dari Cl.

Gb. 5.12. Kisi kristat NaCt.

Dalam kristal tersebut.tiaptiap ion


Na* dikelilingi 6 ion
densan bentuk'okta!3dral iun iiup io;'i,- Ji,..iir',r'r,
dengan bentuk yang sama.
i"n'u
2.5. perhitrrgin d dan L
Gambar 5.12 di atas
natrium klorida, dan menyatakan satuan kisi
rusuk-r;;;iffi: kristal dari
dua ion wj atau cr
lah dua kati jarak,?,9:*
v..,nl",r"i.iffi:,[fl:nX::i:ilTli:::
(tdi M;;ro,ur,r,u, terdiridari urans-
il,'ilili:X:1.*,:, rn,i,tu r ol'.i,,.' si t iketah
r

I :rah d u i *trun

rihff ;,,i *#:il ili jt 3i T:,irji *#*hl.* ;


riap.tia,,"" *"Jo,
;:':,f::;[T:::.,;
i..i:,:,,.,J.,,,1" * o*
io" r'ru. x]lJnu ua, e ion
; ;;;r,,.
NIIi,,o,t,
-;l.Tli;.1'ffi111';'
r ap onNa+ffii-#
ry-;l: ;I*;;,,,
;;;;;#;.
tu6us
ion Na+. Adanya 6 sisi,
"
-ad tiap kubus,",i,"J.f
i,::ffi ill';;: ;:*;l:"
:,;:[: o,s i ke da m 4 ku
:.;:{'i{ri; :i ; t, fJlff j,
ra
,,,ono iil,i
rrdp KuDus mendapat
b us,
= 3 ion Cl_. .[ X tZ ion Cl_
Ditenqah-tengah kubus
ada I ion Cl_.
uadl tiap kubus terdapat
(l + 3) ion Cl1
.loau:

Tiap-tiap satuan
kristal terdapat 4 ion
w-"at ekivalen dengan 4-kisi Na+ dan 4 ion cr-
mol- ,vut,."'""".
VolumemolarNaCl qM 59,45
= = = 26,93 cc
d Tn
d = rapat (gr/cc).
Volume 4 mole
= 4XVm=4X26,93cc.
Volume L molekul Vm _ 26,93
=
N o,oe xloE
26,93
Volume 4 molekul
(Volume kubus) Opr r ro, X4=178'9 X 10-2acc'
Jt- J/-
Rusuk-rusuk kubus dr=vV=vl78,gxlo-24
-

= 5,63 X lO-8 cm.

Jarak bidang (100) : d =


r .r
:d'= 5.63 X 10-E
cm

2,815 X 10-E cm.


Harga yang diterima : d= 2,8140 I 0,0010 X l0-8 cm.
Dengan ini dapat ditentukan L dari sinar X yang di,pakai,
yaitu dengan mempergunakan iumus Bragg:
fr
-A=+ 2 d sin d
untuk fl=1,0=0,103
n

,, _ 2 (2,8t4X 10-E) . 0,103


-I
= 0,58 X 10-E cm
= 0,58 A.
2.6. Hasil-hasit Defraksi Sinar X terhadap Kristal

Defraksi sinar X juga dapat dilakukan terhadap lain-lain


kristal, untuk menetapkan strukturnya. Kebanyakan logam- ,

logam mengkristal dengan sistem kubik, baik berpusat muka j

ataupun berpusat badan. Contoh-contoh untuk zat tersebut: j


Berpunt muka : Al, Ca, Ni, Co, Cu, Ag, pt, Au, dan pb. I
Berpusat badan : Li, Cr, Na, K, Fe, dan W. I
Senyawa-senyawa dengan sistem kubik, banyak yung ,"rr" I
punyai struktur NaCl, yaitu interpenetrating face centered I

#;:r, oksida-oksida Ms, ca, sr, Ba, Ni, dan co.


I
eCs
oct

Gb. 5.13. Kisi kristat Cs Cl.

ida dari Mg, Ba, Mn, dan Pb. Halida-halida logam


5,.rlf ida-sulf
a xali kecuali Cs halida. Cs halida berupa kubik sederhana yang
i saling mengunci (interlocking) membentuk kubik berpusat
I
:adan dan berisi 1 molekul Cs Cl per unit kristal. Kubik dengan
isilnan lain terdapat pada Zn S, intan, Si, Ge, dan Sn abu-abu.
lat-zat ini mengkristal dengan face centered cubic yang juga
uerisi sebuah atom di pusat kubus-kubus kecil secara berganti-
uanti. Dengan cara ini tiap-tiap atom terdapat pada jarak sama
hrhadap 4 atom lainnya.
Modifikasi bentuk ini adalah Ca Fr, SrFz, dan Ba F2. pada
UE,ranFgaram ini ion-ion logam terdapat pada pusat sisi-sisi
m-stal, ion-ion non metal terdapat pada pusat dari g kubik
rracil yang disusun oleh kisi logam. Jadi ion-ion non metal mem-
mrytuk kubus sederhana.
Di dalam kubus berpusat muka dari ion-ion logam, kupro-
utrrdda dan perak oksida memberikan kristal futit seperti
rynrroar 5.14.
Unsur-unsur Mg, Zn, Cd, dan Ti mengkristal dengan cara
mr- yaitu hekagonal tersusun rapat.

O, Be O, Co S,dan Sn S mengkristal dengan bentukdiatas,


Surrr

il:hpi saling menembus (interpenetrating), satu tersusun dari


flh;rn dan lainnya bukan logam. Seny.awa-senyawa Ca, Mg, Mn,
,drr' Fe karbonat mengkristal dengan sistem rhombohdral.
{m=b=c;c=p=7#90).
Gb. 5.14. Kisi kristal kupro oksida.

2.7. Satuan Penyusun' Kristal


Penyusun kristal dapat berupa atom, molekul, atau ion,
tergantung jenis zat yang bersangkutan:
a. Dalam zat-zat anorganik, satuan kisi kristal berupa ion-ion
negatif dan positif. lkatannya berupa gaya'gaya elektro-
statis yang cukup kuat. Kisi-kisi zat demikian bersifat
'stabit dan titik lebunnya sangat tinggi (kristal ion).
b. Dalam kristal logam, intan, dan grafit satuan-satuannya
berupa atom-atom. Dalam intan, tiap-tiap atom C di-
kelilingi oleh 4 atom C lain dalam sudut-sudut tetra hedron.
Dalam grafit, atom-atom C membentuk suatu heksagon.
Lapisan ini. diikat oleh ikatan-ikatan jenis lain (Van der
Wahls) dengan lapisan lain, hingga terbentuk kisi lapisan-
Atas dasar ini grafit banyak dipakai sebagai pelumas
(kristal atom).
c. Dalam zat-zat sepefti CO2 , HCl, dan Sn 14 satuan-satuan
kristal berupa molekul'molekul' Molekul-molekul ini ter-
ikat dengan molekul lain dengan gaya'gaya Van der W
Gaya-gaya ini lebih lemah daripada gaya elekt
hingga zat deniikian mempunyai titik lebur atau titik d
rendah (kristal molekul).
2.8. Defraksi sinar elektron dan netron
De Broglie pada tahun 1914 mendapatkan, bahwa pancar-
an elektron juga mempunyai sifat gelombang. Elektron dengan
<ecepatan V dan mdssa m, mernpunyai tr:
.h h' = 6,62 X 10-27 erg sec.
m.V m = 9,1 X 10-28 gram.

{ecepatan elektron tergantung beda potensial:

v= 5,94 X 10? y'E


,h
m X 5,94 X 10? /E
6,62X L0-21
9,1 X. 10-28 X 5,94 X 10? vE

Untuk E: 10 - 10.000 volt, trakan berubah antara 3,86


1:2 A -
hingga elektron mempunyai sifat sebagai sinar X ter-
m:ap kristal.
, Pada tahun 1925 Davisson dan Germer menyelidiki de-
'n':<si sinar elektron dengan permukaan Ni dan mendapatkan
'ufi. rr'a pola defraksi elektron yang diperoleh mirip dengan ybng
reroleh dengan sinar X.
utri

). yang diperoleh juga cocok dengan L yang dihitung dari


msrsamaan de Broglie.
Daya tembus elektron lebih kecil dari sinar X, hingga
'mrmar X didefraksikan, terutama oleh bidang-bidang di dekat
pn-..n,ukaan. Atas dasar ini sinar elektron banyak digunakan
rryffir,k menyelidiki peimukaan zat padat dan sifat-sifat oksida
nna rapisan-lapisan pada zat padat.
Zat padat yang ditembaki dengan netron yang cepat juga
ilkan sinar elektron. tr netron juqa diberikan oleh rumus
-h
)\ = tetapi m = 1,67 X lO-24 gram. Netron sangatter-
;-
pencar oleh adanya atom Fl, hingga defraksi netron dapat
dipakai untuk menentukan tempat H dalam kristal.

Anda mungkin juga menyukai