Anda di halaman 1dari 75

Elektrodinamika

Kelompok 4

1. Lia Rahmawati (18726251025)


2. Robi’ah Adawiyah (18726251033)
3. Rasyida Nur Tuada (18726251038)
4. Nafi’atus Sholihah (18726251039)
5. Alkip Dudun Kanasi (18726251040

Fisika Klasik- S2 Pendidikan Fisika B 2019


Pokok Bahasan

01 Arus Listrik 05 Alat Ukur Listrik

Hukum Ohm dan Hambatan Listrik


02 06 Pemanfaatan Energi Listrik

03 Rangkaian Listrik Arus Elektrodinamika Klasik


Searah
07
06
04 Energi dan Daya Listrik
Arus Listrik
Arus Listrik
01 Pengertian Arus Listrik

02 Kuat Arus Listrik


Pengertian Arus Listrik

Gambar diatas menunjukan Aliran muatan positif dari bola A


(potensial tinggi) ke bola B (potensial rendah. Perbedaan potensial
listrik inilah yang mendorong muatan positif mengalir dari potensial
tingi ke potensial rendah. Aliran muatan listrik positif ini disebut arus
listrik.
Pengertian Arus Listrik
Arus listrik dapat mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi
menggunakan sumber energi, misalnya pompa pada air. Sumber energi
ini, di antaranya adalah baterai. Analoginya seperti aliran air pada
gambar dibawah ini :
Pengertian Arus Listrik
Pada konduktor padat, aliran muatan yang terjadi adalah aliran elektron,
sementara muatan positif (inti atom) tidak bergerak. Aliran electron ini
berlawanan dengan aliran muatan positif, yakni dari potensial rendah ke
potensial tinggi. Arah arus listrik pada konduktor padat berlawanan
dengan arah aliran electron. Seperti diilustrasikan pada gambar
dibawah ini :
Kuat Arus Listrik
Banyaknya muatan yang mengalir melalui penampang konduktor tiap
satuan waktu disebut kuat arus listrik atau disebut dengan arus listrik.
Secara matematis, kuat arus listrik ditulis sebagai :
Hukum Ohm dan
Hambatan Listrik
Hukum Ohm dan Hambatan Listrik

01 Hukum Ohm

02 Hambatan Listrik Konduktor

03 Rangkaian Hambatan Listrik


Hukum Ohm
Arus listrik sebanding dengan beda potensial. Ohm mendefinisikan
bahwa hasil perbandingan antara beda potensial/tegangan listrik dan
arus listrik disebut hambatan listrik. Secara matematis ditulis sebagai
berikut:
Hambatan Listrik Konduktor
Luas penampang, hambatan jenis, dan panjang konduktor merupakan
faktor-faktor yang menentukan besar kecilnya hambatan konduktor itu
sendiri. Secara matematis, hambatan listrik sebuah konduktor dapat
ditulis sebagai berikut.
Hambatan Listrik Konduktor
Hambatan jenis konduktor bergantung pada suhunya. Semakin tinggi
suhunya, semakin tinggi hambatan jenis konduktor dan semakin tinggi
pula hambatan konduktor tersebut. Pengaruh suhu terhadap hambatan
konduktor dapat dituliskan dalam persamaan berikut :
Rangkaian Hambatan Listrik

Rangkaian Rangkaian
Hambatan Seri Hambatan paralel
Rangkaian Hambatan Seri

Pada rangkaian seri arus yang mengalis pada tiap hambatan besarnya s
ama. Gambar (a) menunjukan rangkaian hambatan seri, dan gambar (b)
menunjukan hambatan pengganti seri. hambatan-hambatan yang
dirangkai seri akan memberikan hambatan total (pengganti) yang lebih
besar daripada nilai setiap hambatannya.
Rangkaian Hambatan Paralel

Pada rangkaian parallel, beda potensial pada


tiap hambatan besarnya sama. Gambar (a)
rangkaian hambatan paralel, dan gambar (b)
hambatan penggantinya. Hambatan total
pada rangakain parallel dirumuskan seperti
berikut :
Rangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus Searah

Rangkaian arus searah (DC, direct current) merupakan rangkaian


listrik dengan arus stasioner (dalam Rarti polaritas tetap) yang ti
dak berubah terhadap waktu. Besaran-besaran utama yang menja
di perhatian dalam listrik arus searah adalah kuat arus (I) dan be
da tegangan (V) yang bekerja pada komponen resistif dengan sum
ber arus/tegangan konstan. Pembahasan dalam rangkaian arus D
C berupa analisis rangkaian, yaitu mencari hubungan antar variab
el komponen rangkaian dengan menggunakan hukum-hukum das
ar tertentu.
“ Konsep dasar mengenai arus/tegangan listrik harus
dikembalikan pada konsep mengenai hukum Coulomb

atau medan listrik E apabila muatan uji q ditempatkan
r

sejauh dari muatanlain q '

Your Text Here


Contents
Kemudian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Kedua muatana tersebut akan saling mengerjakan gaya F (saling
menarik jika kedua muatan itu tak sejenis dan saling menolak bila ke
dua muatan itu sejenis, dan besarnya dirumuskan dalam hukum Coul
oumb sebagai:
2. Medan listrik E pada titik yang berjarak r dari pusat muatan q

adalah sebesar:

3. Dari persamaan (1) dan (2) tersebut diatas dapat dituliskan:


Kemudian ditinjau muatan q ' yang dipindahkan dari A ke B sep
anjang lintasanyang berada di dalam medan listrik E maka usa
ha W yang terlibat (diperoleh) sepanjang lintasan (dari A ke B)
yang ditempuh dapat dinyatakan sebagai:
B

Ternyata  cos dS  d menyatakan jarak dari A ke B, dan untuk medan li


A
strik yang
E homogen berlaku bahwa:

Berdasarkan hukum kesetaraan usaha dan energi, dinyatakan bahwa


besar usaha setara dengan beda energi potensia q ' dititik A d

an energi potensial qdi


' titik , maka dapat dinyatakan bahwa:
Berdasarkan persamaan (4) dan (6), agar berlaku secara umum (lin
tasan tidak lurus, medan listrik tidak homogen), maka dapat ditulis
kan bahwa:

Dengan mengingat bahwa potensial pada suatu titik V  Ep


p
q'
maka dapat diperoleh beda potensial antara titik A dan B sebagai:
Untuk medan yang homogen, beda potensial itu dapat dituliskan seb
agai:

Atau yang sering dijumpai

Beda Potensial (tegangan) dikaitkan dengan usaha dapat dinyatakan


sebagai:
Selanjutnya ditinjau sebuah konduktor sepanjang yang pada ujung-u
jungnya dikenai beda potensial misalkan konsentrasi electron beba
s dalam konduktor tersebut adalah n besar muatan elektron e dan el
ectron-elektron tersebut bergerak dengan kecepatan rerata v.Jika I m
enyatakan jumlah muatan yang setiao detik melewati suatu penampa
ng konduktor seluas A, maka selama selang waktu yang singkat dt de
tik, muatan total dq yang melewati penampang tersebut adalah:
Berdasarkan definisi bahwa kuat arus merupakan jumlah muatan yan
g melewati suatu penampang penghantar setiap satuan waktu, maka d
apat dituliskan:

Jika J menyatakan nilai rapat arus tiap satuan luas, maka:

Mudah dimengerti bahwa semakin besar medan listrik semakin


E besa
r pula kecepatan electron (v) yang mengalir di dalam konduktor, sehin
gga secara rasional dapat dikatakan bahwa v sebanding dnegan atau
dapat
E dituliskan:

Dengan memberikan konstanta pada persamaan (14) akan diperoleh


Selanjutnya konstanta pembanding dikenal sebagai koefisisen mobilitas.
Dari persamaan (13) dan (15) akhirnya diperoleh bahwa:
Gaya Gerak Listrik

Baterai merupakan sumber energi arus searah. Energi listrik yang


dihasilkan baterai berasal dari energi kimia. Selain baterai, sumber
energi listrik lainnya adalah generator. Secara umum, alat yang
dapat mengubah suatu bentuk energi lain menjadi energi listrik
disebut sumber gaya gerak listrik (GGL). GGl adalah beda potensial
antarterminal sumber tegangan (baterai atau generator), ketika
tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian luar. Symbol GGL
adalah E.
Contoh kasus
Ketika arus ditarik dari baterai, tegangan pada terminal bat
erai turun di bawah GGLnya.sebagai contoh, ketika menstar
ter mesin mobil, dengan lampu depan masih menyala, lamp
u menjadi redup sesaat. Ini terjadi karena starter menarik
arus besar sehingga tegangan baterai menjadi turun. Penur
unan tegangan terjadi karena reaksi kimia dalam baterai ti
dak cukup menyuplai muatan untuk meperahankan GGLny
a menjadi penuh.
Contoh Soal
Sebuah baterai memiliki GGL 12 V dan hambatan dalam 2 .
Tentukan tegangan jepit baterai ketika ia mengeluarkan arus 2 A.
Diketahui:
E  12V
r  2
I  2A
Maka tegangan jepitnya
V jepit  E  Ir
 12V  (2 A)(2)
 8V
Hukum-hukum Kirchhoff dan Penerapannya

Hukum Arus Kirchhoff membahas pada titik percabangan kawat.

Jumlah arus listrik yang menuju (masuk ke) titik percabangan (titik A)
sama dengan jumlah arus yang menjauhi (keluar dari) titik percabanga
n tersebut. Dengan demikian secara matematis:

I1  I 2  I 3  I 4
atau
I1  I 2  I 3  I 4  0
I  0
Contoh Soal:
Dari gambar berikut ini, tentukanlah besarnya I.

Jawab
Gunakan Hukum Arus Kirchhoff. Beri tanda positif pada arus yang ma
suk titik cabang dan beri tanda negative pada arus yang keluar dari tit
ik cabang.
I  0
4 A  3A  2 A  I  0
Sehingga diperoleh I=3A
Hukum Tegangan Kirchhoff
Hukum Tegangan Kirchhoff didasarkan pada Hukum Kekekalan Energi.
Ketika muatan listrik berpindah dari potensial rendah dengan beda pot
ensial energi muatan itu akan turun sebesar:

qV  qV1  qV2  qV3


V  V1  V2  V3  0
Persamaan terakhir dapat ditulis:

V  0
Elektron dapat mengalir dalam
konduktor yang diberi beda
potensial karena adanya energi
listrik.
Energi dan Daya Listrik
Energi dan Daya Listrik

ILUSTRASI
Energi yang dihasilkan
dari aliran muatan
listrik dalam suatu
rangkaian listrik Energi
tertutup disebut
dengan energi listrik
Listrik
Tinjau sebuah konduktor yang diberi beda potensial Vab = V, seperti
diperlihatkan pada Gambar diatas.

Elektron-elektron pada konduktor itu akan bergerak dari titik b menuju k


e titik a.

Ketika beda potensial V diberikan, elektron-elektron tersebut akan mend


apatkan tambahan energi masing-masing sebesar eV, dengan e adalah mu
atan satu elektron. Energi inilah yang kemudian mengalirkan elektron dal
am konduktor. Jika dalam konduktor tersebut mengalir n buah elektron, t
otal muatan yang mengalir adalah Q = ne. Dengan demikian, energi yang
diperlukan untuk mengalirkan elektron memenuhi W = QV
Dalam kaitannya dengan arus listrik, Q = It maka energi listrik
memenuhi persamaan
Energi
W = VIt
dengan:
W = energi listrik (joule; J),
Listrik
V = beda potensial atau tegangan listrik (volt; V),
I = kuat arus yang mengalir (ampere; A), dan
t = lamanya arus mengalir (sekon; s).

Khusus untuk beban listrik berupa hambatan listrik, mengingat V = IR

Dalam SI, satuan dari energi listrik adalah joule (disingkat J). Satuan lain
yang juga sering digunakan adalah kilowattjam, disingkat kWh (kilowatthour),
dengan 1 kWh = 3,6 × 106 J.
Daya atau laju energi listrik adalah energi listrik yang dihasilkan/diserap ti
ap satuan waktu. Secara matematis, daya listrik (diberi simbol P) ditulis

Daya
Listrik
dengan:
P = daya listrik (watt; W),
t = waktu (sekon; s).

Satuan daya listrik, dalam SI, adalah joule/sekon (disingkat J/s). Satuan i
ni diberi nama watt, disingkat W, dengan 1 W = 1 J/s.
Alat Ukur Listrik
Istilah dalam Pengukuran
Alat Ukur Kepekaan
Perangkat untuk mengukur suatu besaran. Ratio dari sinyal output.

Akurasi Resolusi
Kedekatan pembacaan skala alat ukut. Perubahan terkecil dari nilai pengukuran
Presisi Kesalahan
Hasil pengukuran yang dihasilkan dari Angka penyimpangan dari nilai variabel
proses pengukuran yang diukur
Alat Ukur Listrik

“ Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti



tegangan, arus, resistansi, daya, faktor kerja, dan frekuensi
Sistem Pengukuran

Sistem analog berhubungan dengan informasi dan data Sistem digital berhubungan dengan informasi dan
analog. Sinyal analog berbentuk fungsi kontinyu dan data digital. Penunjukan angka digital berupa angka
ditunjukkan oleh skala, penunjuk jarum pada skala diskret dan pulsa diskontinyu tanpa harus membaca
meter, atau penunjukan skala elektronik dari skala meter.
Klasifikasi Alat Ukur Listrik
Berdasarkan Prinsip Kerja dan Konstruksi Alat Ukur

01 Alat ukur kumparan 04 Alat ukur elektrostatis


putar magnet permanen

02 Alat ukur besi putar 05 Alat ukur induksi

03 Alat ukur elektrodinamis


06 Alat ukur berdasarkan
efek panas
Alat Ukur Kumparan Putar Magnet Permanen (PMMC)

Alat ukur ini konstruksinya


terdiri dari sebuah kumparan
(coil) yang dapat bergerak atau
berputar bebas yang
ditempatkan dalam medan
magnet permanen. Jarum
penunjuk diletakkan pada
kumparan putarnya
Untuk pengukuran listrik AC
alat ukur kumparan putar
ditambahkan komponen
tambahan, yaitu diode bridge
sebagai penyearah AC ke DC
Alat Ukur Besi

Konstruksi dari alat ukur ini terdiri dari


kumparan tetap dan sepasang besi lunak
mudah mengalami demagnetisasi, besi
lunak tersebut ditempatkan dalam ruang
antara kumparan tetap dimana besi
lunak yang satu ditempatkan menempel
dengan kumparan tetap sedang besi
lunak yang lain berhubungan dengan
sumbu as dari jarum penunjuk sehingga
dapat berputar/bergerak bebas
Alat Ukur Elektrodinamik

Konstruksi terdiri dari kumparan putar dan kumparan tetap, medan magnet dibangkitkan oleh
kumparan tetap yang mempunyai bagian dua gulungan yang dipasang pararel satu sama lain
sedang rangkaian elektrisnya dari kedua kumparan tersebut terhubung seri atau pararel.
Pemakaian alat ukur elektrodinamik sebagai pengukur daya listrik atau wattmeter.
Alat Ukur Elektrostatis

Alat ukur ini bekerja atas dasar gaya


elektrostatis sebagai akibat
interaksi antara dua elektroda yang
mempunyai beda potensial
Alat Ukur Induksi

Alat ukur ini terdiri dari


piringan logam yang
dapat berputar pada
porosnya dan dua buah
kumparan tetap.
Alat Ukur Berdasarkan Efek Panas

Termokopel adalah sensor suhu yang


banyak digunakan untuk mengubah
perbedaan suhu dalam benda menjadi
perubahan tegangan listrik.
Alat Ukur Listrik

01 Voltmeter

02 Amperemeter

03 Ohmmeter

04 Oscilloscope
Voltmeter
Tegangan pada R sebelum dan sesudah voltmeter
digunakan akan berbeda. Oleh karena tegangan pada seti
ap hambatan yang dirangkai paralel besarnya sama

𝑰𝟏 𝑹 = 𝑰𝟐 𝑹𝒗 = (𝑰 − 𝑰𝟏 )𝑹𝒗
atau
𝑰𝟏 𝑹 + 𝑹𝒗 = 𝑰𝑹𝒗

Sehingga diperoleh :
𝑹𝒗
Arus pada hambatan R 𝑰𝟏 = 𝑰
a. Sebelum voltemeter digunakan
𝑹𝒗 + 𝑹
b. Ketika voltmeter digunakan
Voltmeter

Voltmeter digunakan untuk mengukur


tegangan dari terminal atau ujung dari
suatu rangkaian yang ditempatkan
pararel terhadap beban yang hendak
diketahui tegangannya.
Voltmeter
Tegangan yang diukur adalah 𝑉 = 𝑛𝑉𝑚 , dengan 𝑛 bilangan bul
at positif dan 𝑉𝑚 adalah batas ukur voltmeter. Karena
voltmeter yang dirangkai seri dengan 𝑅𝑑 tersusun paralel
dengan hambatan yang diukur tegangannya maka berlaku :
𝑉 = 𝑉𝑅 + 𝑉𝑚
𝑛𝑉𝑚 = 𝑉𝑅 + 𝑉𝑚
𝑉𝑅 = (𝑛 − 1)𝑉𝑚
Batas ukur voltmeter dapat ditingkatkan Arus yang melalui 𝑅𝑑 sama dengan arus yang melalui 𝑅𝑣
dengan memberikan hambatan seri dengan
yaitu 𝐼𝑚
voltmeter
𝐼𝑚 𝑅𝑑 = 𝑛 − 1 𝐼𝑚 𝑅𝑣
Sehingga nilai hambatan :
𝑹𝒅 = 𝒏 − 𝟏 𝑹𝒗
Amperemeter

Amperemeter digunakan untuk mengukur a


rus dengan beban dimana arus tersebut me
ngalir harus dihubungkan seri
Amperemeter

Tegangan sebelum dan sesudah dipasang


voltmeter tetap, maka berlaku :

𝐼𝑅 = 𝐼 ′ 𝑅 + 𝑅𝑑
Sehingga
𝑹
𝑰′ = 𝑰
𝑹 + 𝑹𝒅 Arus pada hambatan R
a. Sebelum dipasang amperemeter
b. Ketika dipasang amperemeter
Amperemeter
Arus yang diukur adalah I = 𝑛𝑉𝑚 , dengan 𝑛 bilangan
bulat positif dan 𝐼𝑚 adalah batas ukur amperemeter.
Hambatan paralel atau hambatan shunt (𝑅𝑠ℎ ) dipasang ag
ar membagi arus. Tegangan pada keduanya sama
sehingga berlaku :

(𝑛 − 1)𝐼𝑚 𝑅𝑠ℎ = 𝐼𝑚 𝑅𝑎
Dan diperoleh
𝑹𝒂
𝑹𝒔𝒉 = Batas ukur amperemeter dapat ditingkatkan
𝒏−𝟏 dengan memberikan hambatan shunt
Ohmmeter
Untuk mengukur tahanan dengan pembacaan langsung didapat digunakan ohmmeter yan
g rangkaiannya sebagai berikut:
Oscilloscope

Cathoda Ray Oscilloscope (CRO) sangat berguna untuk mempelajari atau mengukur sun
yalsinyal periodik berdasarkan X-Y ploter yang sangat cepat dengan frekuensi
yang tinggi dan impedansi input yang tinggi. Chatode Ray Tube (CRT) merupakan
bagian terpenting dari oscilloscope yang terdiri dari elektron gun (katoda) yang
memancarkan elektron
Oscilloscope

Subsistem utama dari sebuah CRO untuk pemakaian umum


Pemanfaatan Energi Listrik
dalam Kehidupan Sehari-hari
Pemanfaatan Energi Listrik
Keperluan rumah tangga Menghasilkan suatu produk
Memasak, menyetrika mencuci Menggerakkan mesin-mesin produksi.

Penerangan Administrasi Perkantoran


Penggunaan lampu listrik Penggunaan komputer

Keperluan Informasi dan Huburan Sumber Pembangkit Energi Listrik


Penggunaan radio, televisi, handphone, laptop Sumber energi listrik dan energi nuklir
Pemanfaatan Energi Listrik
Elektrodinamika Klasik
Konsep Dasar Elektrodinamika

“Elektrodinamika merupakan kajian yang menganalisis fenomena akibat


gerak elektron. Fenomena ini berkaitan dengan kelistrikan dan kemagnet
an. Teori elektrodinamika klasik yang ditemukan secara terpisah oleh

Franklin, Coulomb, Ampere, Faraday, dan banyak lainya, teori-teori terse
but disatukan dengan rapi dan konsisten oleh James Clark Maxwell, teori
yang sekarang ini berumur lebih dari seratus tahun.
Hukum Dasar Persamaan Maxwell
Hukum Coulomb
01 Melakukan pengamatan gaya-gaya interaksi antara muatan listrik.
Gaya-gaya tersebut sebanding dengan perkalian muatan-muatan
tersebut yang bersifat tolak-menolak untuk muatan sejenis dan tarik-
menarik untuk muatan tak-sejenis.

1 𝑞𝑞′ 2
𝐹ത = 𝑟
4𝜋𝜀𝑜 𝑟 3

02 Hukum Gauss
Hukum Gauss untuk Magnetisme menggambarkan hubungan antara
integral komponen normal dari medan listrik pada suatu permukaan
04 tertutup dan muatan total yang dilingkupi permukaan tersebut.
q
 E . nˆ da  o
(Jika muatan q berada dalam permukaan)

 E . nˆ da  0 (Jika muatan berada di luar permukaan)


01
03 Hukum Induksi Faraday
Medan magnet yang berubah terhadap waktu menghasilkan
gaya gerak listrik (ggl) yang dapat membentuk arus dalam
sebuah sirkuit tertutup yang sesuai. Sebuah gaya gerak
listrik hanya merupakan tegangan yang timbul dari konduk
tor bergerak dalam medan magnet atau dari perubahan
medan magnet.

𝑑𝜙 𝑑𝜙
𝑒𝑚𝑓 = − 𝑑𝑡 𝑉 bila sirkuit terdiri dari N lilitan 𝑒𝑚𝑓 = − 𝑑𝑡 𝑉
01

04 Hukum Ampere
Ampere menyatakan bahwa medan magnet dapat ditimbul
kan melalui dua cara yakni melalui arus listrik (hukum
dasar Ampere), dan medan magnet (tambahan Maxwell).
Persamaan Maxwell
1. Persamaan Maxwell untuk medan listrik dan medan magnetik stasioner.
Untuk medan listrik statik dan magnetik stasioner (tunak), persamaan-persa
maan Maxwell bentuk diferensial adalah:

∇ ∙ 𝑫 = 𝜌𝑣
∇×𝑬 = 0
∇ ×𝑯 = 𝑱
∇×𝑩 = 0

Bentuk integral dari persamaan Maxwell di atas adalah:

 D . dS    dv  Q
S
v

 E . dI  0
 H . dI   J . dS 1
 B . dS  0
S
2. Persamaan Maxwell untuk medan listrik dan medan magnet yang berubah
terhadap waktu
a. Persamaan Maxwell pada bahan
B  . D  v
 xE  
t
D
 xH  J  .B  0
t

Bentuk integral dari persamaan diatas adalah


B
 E . dL    t . dS
D
 H . dI    t
S
. dS

 D . dS    dV v
V volume

 B . dS  0
b. Persamaan Maxwell pada ruang vakum atau diudara bebas terdapat
perambatan gelombang datar
1 D E
E    xH   0
 o t t
B H 
 xE    0  x    o J   o o
t t t
 . B  0 . H  0

 . D  0 . E  0

Bentuk integral dari persamaan diatas adalah

Qs
 E . dA  o

  . d  0
 B, s
 E . dL   t
 E , S
   dl  
s
o I s  o o
t
Vektor yang Mendukunng konsep Elektrodinamika
𝐴 ∙ (𝐵 × 𝐶) = 𝐵 ∙ (𝐶 × 𝐴) = 𝐶 ∙ (𝐴 × 𝐵)
𝐴 × (𝐵 × 𝐶) = (𝐴 ∙ 𝐶)𝐵 − (𝐴 ∙ 𝐵)𝐶
(𝐴 × 𝐵) ∙ (𝐶 × 𝐷) = (𝐴 ∙ 𝐶)(𝐵 ∙ 𝐷) − (𝐴 ∙ 𝐷)(𝐵 ∙ 𝐶)
∇∙𝐴=0
∇ × ∇𝜓 = 0
∇ ∙ (∇ × 𝐴) = 0
∇ × (∇ × 𝐴) = ∇(∇ ∙ 𝐴) − ∇2 𝐴
∇ ∙ (𝜓𝐴) = 𝐴 ∙ ∇𝜓 + 𝜓∇ ∙ 𝐴
∇ × (𝜓𝐴) = ∇𝜓 × 𝐴 + 𝜓∇ × 𝐴

∇(𝐴 ∙ 𝐵) = (𝐴 ∙ ∇)𝐵 + (𝐵 ∙ ∇)𝐴 + 𝐴 × (∇ × 𝐵) + 𝐵 × (∇ × 𝐴)


∇ ∙ (𝐴 × 𝐵) = 𝐵 ∙ (∇ × A) − 𝐴 ∙ (∇ × 𝐵)
∇ × (𝐴 × 𝐵) = 𝐴 (∇ ∙ 𝐵) − 𝐵(∇ ∙ 𝐴) + (𝐵 ∙ ∇) − (𝐴 ∙ ∇)𝐵
𝑥
Jika x adalah koordinat sebuah titik dengan 𝑟 = 𝑥 , 𝑛 = adalah vector radial dan f(r)
𝑟
adalah fungsi r maka

∇∙𝑥 = 3 ∇×𝑥 = 0
2 𝜕𝑓
∇ ∙ 𝑛𝑓(𝑟) = 𝑓+ ∇ × 𝑛𝑓(𝑟) = 0
𝑟 𝜕𝑟
𝑓(𝑟) 𝜕𝑓
(𝐴 ∙ ∇)𝑛𝑓(𝑟) = 𝐴 − 𝑛(𝐴 ∙ 𝑛) + 𝑛(𝐴 ∙ 𝑛)
𝑟 𝜕𝑟
∇(𝑥 ∙ 𝐴) = 𝐴 + 𝑥(∇ ∙ 𝐴) + 𝑖(𝐿 × 𝐴)

1
dimana 𝐿 = 𝑥 × 𝛻 adalah operator momentum angular.
𝑖
Aplikasi Elektrodinamika dalam Berbagai Bidang

Bidang Komunikasi

Telepon, Radio, Pesawat Televisi Bidang Militer

Bidang Kesehatan Sinar inframerah, antenna radar

Sinar inframerah, Sinar X, dan Sinar Gamma Bidang Astronomi

Bidang Industri Kamera inframerah,


Add Contents Titleteleskop, astronomi radio
Sinar X, Sinar Gamma, dan Sinar Laser
Thank you

Anda mungkin juga menyukai