Anda di halaman 1dari 10

DIFERENSIAL PARSIAL FISIKA-UNP

BAB III

TURUNAN PARSIAL DALAM TERMODINAMIKA

3-1. TURUNAN PARSIAL

Persamaan keadaan suatu sistem p-v-t, untuk sistem yang terdiri atas satu mol gas,
secara umum dapat ditulis

𝑓𝑓(𝑃𝑃, 𝑣𝑣, 𝑇𝑇) = 0

Variabel-variabel dihubungkan oleh satu persamaan, maka hanya dua dari tiga
variabel merupakan variabel bebas dan yang ketiga adalah variabel tak bebas. Jika
dua dari ketiga variabel itu diketahui maka variable yang ketiga dapat dihitung. Satu
variabel merupakan suatu fungsi dari dua variabel yang lain, jadi untuk ketiga variable
termodinamika seperti tekanan, volume jenis dan temperature dapat ditulis

𝑃𝑃 = 𝑓𝑓 (𝑣𝑣, 𝑇𝑇); 𝑣𝑣 = 𝑓𝑓 (𝑃𝑃, 𝑇𝑇); 𝑇𝑇 = 𝑓𝑓 (𝑃𝑃, 𝑣𝑣)

Misalnya dipilih : z = f (x,y) atau z = z(x,y). Menurut matematika dapat ditulis

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝑑𝑑𝑑𝑑 = 𝑑𝑑𝑑𝑑 + 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕

Symbol 𝜕𝜕 merepresentasikan diferensial parsial dan d diffrensial total dari sebuah


fungsi. Dalam termodinamika cara penulisannya differensial total berbeda, yaitu
bahwa variabel yang dianggap tetapan dicantumkan sebagai indeks.

∂f ∂f ∂z ∂z
dz = � � dx + � � dy atau dz = � � dx + � � dy
∂x y ∂y x ∂x y ∂y x

Bentuk lain 𝑥𝑥 juga dapat dianggap sebagai fungsi 𝑦𝑦 dan 𝑧𝑧, sehingga dapat ditulis

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝑑𝑑𝑑𝑑 = � � 𝑑𝑑𝑑𝑑 + � � 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑧𝑧 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦

Jika kedua persamaan ini digabungkan diperoleh

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕


𝑑𝑑𝑑𝑑 = � � �� � 𝑑𝑑𝑑𝑑 + � � 𝑑𝑑𝑑𝑑� + � � 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑧𝑧 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑥𝑥

Atau

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕


�1 − � � � � � 𝑑𝑑𝑑𝑑 = �� � � � + � � � 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑧𝑧 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑥𝑥

[FAKHRUR RAZI, M.SI] 51


DIFERENSIAL PARSIAL FISIKA-UNP

Sebagai variabel bebasnya adalah 𝑦𝑦 dan 𝑧𝑧. Jika 𝑑𝑑𝑑𝑑 = 0 dan 𝑑𝑑𝑑𝑑 ≠ 0, maka faktor
dalam kurung di ruas kiri haruslah sama dengan nol, sehingga dapat ditulis

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
�1 − � � � � �=0
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦

Atau

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 1


� � � � = 1 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 � � =
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦 �𝜕𝜕𝜕𝜕 �
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦

Ini dikenal dengan hubungan timbal balik (reciprocity relation). Jika 𝑑𝑑𝑑𝑑 = 0 dan 𝑑𝑑𝑑𝑑 ≠
0, maka ruas kiri = 0 sehingga ruas kananpun harus = 0, dapat ditulis

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕


� � � � +� � =0
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑧𝑧 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑥𝑥

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 1


� � � � = −� � = −
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑧𝑧 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑥𝑥 𝜕𝜕𝜕𝜕
� �
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑥𝑥

Atau

∂x ∂y ∂z
� � � � � � = −1
∂y z ∂z x ∂x y

Persamaan ini sering disebut dengan Persamaan siklis simetris/ cyclic Relation.
Dalam bentuk lain dapat ditulis

𝜕𝜕𝜕𝜕 1
� � =−
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑧𝑧 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
� � � �
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑥𝑥 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦

𝜕𝜕𝜕𝜕
� �
𝜕𝜕𝜕𝜕 1 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑥𝑥
� � =− =−
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑧𝑧 𝜕𝜕𝜕𝜕 1 𝜕𝜕𝜕𝜕
� � � �
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑥𝑥 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦
� �
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦

Jika diterapkan Persamaan gas ideal atau gas nyata van der waals, diperoleh

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝑣𝑣 𝜕𝜕𝜕𝜕


� � � � � � = −1
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑣𝑣

Dengan cara yang sama, maka variasi ketiga rumus tersebut dapat ditulis, misalnya

[FAKHRUR RAZI, M.SI] 52


DIFERENSIAL PARSIAL FISIKA-UNP

𝜕𝜕𝜕𝜕 1
� � =−
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑣𝑣 𝜕𝜕𝜕𝜕
� �
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑣𝑣

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕


� � � � � � = −1
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑉𝑉 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇

𝜕𝜕𝜕𝜕
𝜕𝜕𝜕𝜕 � �
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃
� � =−
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑣𝑣 𝜕𝜕𝜕𝜕
� �
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇
𝜕𝜕𝜕𝜕 ∂T
Dengan cara yang sama dapat ditulis � � = ⋯ dan � � = ⋯
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 ∂V P

Contoh 3-1

Gunakan Persamaan gas ideal buktikan (a). Hubungan siklik (b). Hubungan
timbal balik pada tekanan konstan P. Persamaan gas ideal 𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑅𝑅𝑅𝑅 terdiri
dari tiga varibel P, v dan T. Dua dari tiga variable dianggap sebagai variable
bebas dan satu variable terikat.

Solusi
a. Kita dapat menulis hubungan siklik untuk gas ideal

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕


� � � � � � = −1
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑣𝑣
Dimana
𝑅𝑅𝑅𝑅 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑅𝑅𝑅𝑅
𝑃𝑃 = 𝑃𝑃(𝑣𝑣, 𝑇𝑇) = →� � =− 2
𝑣𝑣 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 𝑣𝑣
𝑅𝑅𝑅𝑅 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝑣𝑣 = 𝑣𝑣(𝑃𝑃, 𝑇𝑇) = →� � =⋯
𝑃𝑃 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃
𝑃𝑃𝑃𝑃 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝑇𝑇 = 𝑇𝑇(𝑃𝑃, 𝑣𝑣) = →� � =⋯
𝑅𝑅 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑣𝑣
Subsitusi ke tiga Persamaan ini didapat
𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑅𝑅𝑅𝑅
�− 2 � (… )(… ) = − = −1
𝑣𝑣 𝑃𝑃𝑃𝑃
b. Hubungan timbal balik untuk gas ideal pada tekanan 𝑃𝑃 = 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 dapat
dinyatakan sebagai
𝜕𝜕𝜕𝜕 1
� � =
𝜕𝜕𝜕𝜕
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃 � �
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃
Dari hasil diferensial diperoleh
𝑅𝑅 1 𝑅𝑅
= =
𝑃𝑃 𝑃𝑃 𝑃𝑃
𝑅𝑅

[FAKHRUR RAZI, M.SI] 53


DIFERENSIAL PARSIAL FISIKA-UNP

3-2. Penerapan Turunan Parsial pada Sistem Termodinamika


𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛
3-2.1. Persamaan gas ideal 𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 𝑃𝑃 = ; 𝑉𝑉 =
𝑉𝑉 𝑃𝑃

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑃𝑃


� � =− 2 =− 2 =−
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 𝑉𝑉 𝑉𝑉 𝑉𝑉

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 𝑃𝑃𝑃𝑃


� � =− 2 =− 2 =⋯
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 𝑃𝑃 𝑃𝑃

𝑎𝑎 𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑎𝑎
3-2.2. Persamaan gas Van Der Waals �𝑃𝑃 + � (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏) = 𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑃𝑃 = −
𝑣𝑣 2 𝑣𝑣−𝑏𝑏 𝑣𝑣 2

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑅𝑅
� � =−
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑣𝑣 𝑣𝑣 − 𝑏𝑏

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑅𝑅𝑅𝑅 2𝑎𝑎


� � =− 2
+ 3
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏) 𝑣𝑣

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑅𝑅 𝑅𝑅 𝑅𝑅
𝜕𝜕𝜕𝜕 � � −
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑣𝑣 𝑣𝑣 − 𝑏𝑏 𝑣𝑣 − 𝑏𝑏 𝑣𝑣 − 𝑏𝑏
� � = = = =
𝜕𝜕𝜕𝜕
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃 � � 𝑅𝑅𝑅𝑅 2𝑎𝑎 𝑅𝑅𝑅𝑅 2𝑎𝑎 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑣𝑣 3 − 2𝑎𝑎(𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)2
− + −
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)2 𝑣𝑣 3 (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)2 𝑣𝑣 3 𝑣𝑣 (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)2
3

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑅𝑅𝑣𝑣 3 (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)


� � =⋯=
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑣𝑣 3 − 2𝑎𝑎(𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)2

Contoh 3-2
Udara pada 300 K dan 0,86 m3/kg. Keadaan udara berubah menjadi 302 K
dan 0,87 m3/kg sebagai akibat dari beberapa gangguan. Gunakan
diferensial total untuk estimasi perubahan tekanan udara.(R udara =
0.287 kPa m3 /kg K)

Solusi (Asumsi gas sebagai gasi deal)


Temperatur dan volume spesifik udara sedikit berubah selama proses.
Perubahan T dan v masing-masing, dapat dinyatakan sebagai
dT ≅ ∆T = (302 − 300)K = 2K
dV ≅ ∆v = (0.87 − 0.86)m3 /kg = 0.01m3 /kg
RT
Persamaan tekanan gas ideal P = , dan P = P(T, v). Gunakan nilai rata-
v

rata untuk temperatur dan volume


∂P ∂P RdT −RTdv
dP = � � dT + � � dv = +
∂T v ∂v T v v2
m3
2K ) 301 K(0,01
kg
dP = (0.287 kPa m3 /kg K) � − �
0.865 m3 /kg (0.865 m3 /kg)2

dP = 0,664 kPa − 1,155 kPa = ⋯ 𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤𝐤


Nah, tekanan akan berkurang sebesar … kPa sebagai akibat dari

[FAKHRUR RAZI, M.SI] 54


DIFERENSIAL PARSIAL FISIKA-UNP

gangguan. Jika temperatur dijaga konstan dT = 0 tekanan akan menurun


sebesar 1,155 kPa sebagai akibat dari kenaikan 0,01 m3/kg volume spesifik.
Jika volume spesifik dijaga konstan dv = 0 tekanan akan naik sebesar
0.644 kPa sebagai akibat dari kenaikan temperatur 2 K

3-3. Diferensial Eksak dan Diferensial Non eksak

Andaikan dari variabel-variabel x, y dan z terdapat hubungan 𝑧𝑧 = 𝑓𝑓(𝑥𝑥, 𝑦𝑦), sehingga


dapat diturunkan

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝑑𝑑𝑑𝑑 = � � 𝑑𝑑𝑑𝑑 + � � 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑥𝑥

Atau

𝑑𝑑𝑑𝑑 = 𝑀𝑀(𝑥𝑥, 𝑦𝑦)𝑑𝑑𝑑𝑑 + 𝑁𝑁(𝑥𝑥, 𝑦𝑦)𝑑𝑑𝑑𝑑

Dengan

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝑀𝑀(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) = � � 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑁𝑁(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) = � �
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑥𝑥

Apabila M diturunkan terhadap y dimana x tetap dan N diturunkan terhadap x dimana


y tetap, dapat ditulis

𝜕𝜕𝜕𝜕(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝜕𝜕 2 𝑧𝑧 𝜕𝜕𝜕𝜕(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝜕𝜕 2 𝑧𝑧


� � = 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 � � =
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑥𝑥
𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦
𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕

𝜕𝜕 2 𝑧𝑧 𝜕𝜕 2 𝑧𝑧 𝜕𝜕𝜕𝜕 (𝑥𝑥,𝑦𝑦) 𝜕𝜕𝜕𝜕 (𝑥𝑥,𝑦𝑦)


Berdasarkan kalkulus 𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕
= 𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕 atau � 𝜕𝜕𝜕𝜕
� =� 𝜕𝜕𝜕𝜕
� , ini disebut dengan
𝑥𝑥 𝑦𝑦

syarat Euler. Jika diferensial memenuhi syarat Euler maka diferensial tersebut
disebut differensial Eksak. Dalam matematika jika suatu diferensial eksak di
integralkan maka hasilnya hanya tergantung pada kondisi awal dan akhir saja , tidak
tergantung pada jalan dilalui. Jika diintegralkan dalam lintsan yang tertutup maka
hasilnya sama dengan nol. Untuk membedakan diferensial eksak dan non-eksak
yaitu dengan membedakan lambing diferensial. Lambang 𝒅𝒅 untuk differensial eksak
dan 𝝏𝝏 untuk differensial noneksak.

Differensial Volume

Diferensial volume antara dua keadaan setimbang dari system seperti Gambar 2.1.
dapat dilakukan melalui dua cara

[FAKHRUR RAZI, M.SI] 55


DIFERENSIAL PARSIAL FISIKA-UNP

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝑑𝑑𝑑𝑑1−2−3 = � � 𝑑𝑑𝑑𝑑 + � � 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃1 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇2

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝑑𝑑𝑑𝑑1−4−3 = � � 𝑑𝑑𝑑𝑑 + � � 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇1 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃3

Karena perubahan volume untuk ke dua bagian ini adalah sama, sehingga dapat
ditulis

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕


��𝜕𝜕𝜕𝜕 � − � � � �� � − � � �
𝑃𝑃3 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃1 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇3 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇1
=
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝜕𝜕𝜕𝜕
Dalam limit 𝑑𝑑𝑑𝑑 dan 𝑑𝑑𝑑𝑑 mendekati nol, kita dapat melihat bahwa � � dihitung pada
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃3

𝜕𝜕𝜕𝜕
titik 4, dan � � pada titik 1, yang mana memiliki temperature yang sama T1.
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃1

Diferensial partial sebelah kiri berubah terhadap 𝑑𝑑𝑑𝑑 dari 𝑃𝑃1 ke 𝑃𝑃3 pada temperature
konstan. Ketika diturunkan terhadap 𝑑𝑑𝑑𝑑 hasil bagi adalah rata-rata perubahan
𝜕𝜕𝜕𝜕
terhadap tekanan pada temperature konstan dari diferensial partial � � , sehingga
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃

ini menjadi turunan dua kali dari V terhadap 𝑃𝑃 dan 𝑇𝑇, dapat ditulis

𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕 2 𝑉𝑉
� � � � 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃 𝑇𝑇 𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕

Dengan cara yang sama diferensial sebelah kanan dapat di tulis

𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕 2 𝑉𝑉
� � � � 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 𝑃𝑃 𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕𝜕

Sehingga, dapat ditulis

[FAKHRUR RAZI, M.SI] 56


DIFERENSIAL PARSIAL FISIKA-UNP

∂2 V ∂2 V
=
∂P ∂T ∂T ∂P

Ini memenuhi persamaan Euler, sehingga V adalah differensial eksak, bagaimana


dengan 𝑃𝑃, 𝑇𝑇 𝑀𝑀 apakah diferensial eksak atau tidak?.(tugas..)

Note : Besaran yang dideferensialkan tidak difrensial eksak, tidak sebagai sifat
termodinamik

Diferensial Non eksak

Diferensial non eksak adalah diferensial yang tidak memenuhi syarat euler.

Contoh 3-3

Buktikan apakah diferensial 𝑑𝑑𝑑𝑑 = 2𝑥𝑥 2 𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑑𝑑 + (𝑥𝑥 2 − 𝑦𝑦 2 ) 𝑑𝑑𝑑𝑑 adalah


diferensial eksak atau non eksak
Solusi
𝑑𝑑𝑑𝑑 = 𝑀𝑀(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝑑𝑑𝑑𝑑 + 𝑁𝑁(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑀𝑀(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) = 2𝑥𝑥 2 𝑦𝑦
𝑁𝑁(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) = (𝑥𝑥 2 − 𝑦𝑦 2 )
Eksak apabila
𝜕𝜕𝜕𝜕(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝜕𝜕𝜕𝜕(𝑥𝑥, 𝑦𝑦)
� � =� �
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑥𝑥
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦
𝜕𝜕𝜕𝜕(𝑥𝑥, 𝑦𝑦)
� � = 2𝑥𝑥 2
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑥𝑥
𝜕𝜕𝜕𝜕(𝑥𝑥, 𝑦𝑦)
� � = 2𝑥𝑥
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦
sehingga
𝜕𝜕𝜕𝜕(𝑥𝑥, 𝑦𝑦) 𝜕𝜕𝜕𝜕(𝑥𝑥, 𝑦𝑦)
� � ≠� �
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑥𝑥
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑦𝑦

Jadi 𝑑𝑑𝑑𝑑 = 2𝑥𝑥 2 𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑑𝑑 + (𝑥𝑥 2 − 𝑦𝑦 2 ) 𝑑𝑑𝑑𝑑 bukan differensial eksak

3-4. Koefisien Ekspansi dan Kompresibilitas

Koefisien ekspansi (𝜷𝜷) didefinisikan sebagai perbandingan antara perubahan


volume 𝑑𝑑𝑑𝑑 terhadap volume mula-mula 𝑉𝑉 tiap satuan perubahan temperature pada
tekanan konstan. Dapat ditulis

1 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝛽𝛽 = � �
𝑉𝑉 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃

[FAKHRUR RAZI, M.SI] 57


DIFERENSIAL PARSIAL FISIKA-UNP

Dalam volume jenis dapat ditulis

1 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝛽𝛽 = � �
𝑣𝑣 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃

𝜕𝜕𝜕𝜕 atau 𝜕𝜕𝜕𝜕 adalah perubahan volume zat disebabkan karena suhunya berubah
dengan 𝜕𝜕𝜕𝜕. Untuk gas ideal

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑅𝑅
� � =
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃 𝑃𝑃

1 𝑅𝑅 1
𝛽𝛽 = =
𝑣𝑣 𝑃𝑃 𝑇𝑇

Dari hubungan ini didapat satuan dari 𝛽𝛽 adalah 𝐾𝐾 −1 . Pada suhu 40C air mempunyai
rapat atau massa jenis maksimum dan volme jenis minimum. Dalam selang 00C dan
40C volume jenis menurun dengan kenaikan temperature, sehingga koefisien muai
volume adalah negative dan pada 40C adalah nol. Pada table sifat-sifat zat biasanya
mencantumkan koefisien linear 𝛼𝛼 zat padat yang dihubungkan dengan 𝛽𝛽 oleh
Persamaan

𝛽𝛽 = 3𝛼𝛼

Koefisien kompresibilitas (𝒌𝒌) didefinisikan sebagai perbandingan negatif antara


perubahan volume dengan volume mula-mula tiap satuan perubahan tekanan pada
temperature konstan. Dapat ditulis

1 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝑘𝑘 = − � �
𝑉𝑉 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇

Dalam volume jenis dapat ditulis

1 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝑘𝑘 = − � �
𝑣𝑣 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇

Tanda (-) mengindikasikan bahwa volume selalu berkurang dengan kenaikan


𝑚𝑚 2
tekanan. Satuan 𝑘𝑘 dalam SI adalah Pa-1 atau . Untuk zat cair dan padat, 𝛽𝛽 dan 𝑘𝑘
𝑁𝑁

tidak dapat ditentukan dari Persamaan keadaannya, tetapi harus melalui eksperimen.
Dari hasil eksperimen 𝛽𝛽 dan 𝑘𝑘 adalah fungsi dari tekanan dan temperature. Jadi
dapat ditulis

𝛽𝛽 = 𝛽𝛽(𝑃𝑃, 𝑇𝑇)

𝑘𝑘 = 𝑘𝑘(𝑃𝑃, 𝑇𝑇)

[FAKHRUR RAZI, M.SI] 58


DIFERENSIAL PARSIAL FISIKA-UNP

Bila ditinjau system P-V-T dan dipilih 𝑉𝑉 = 𝑉𝑉(𝑃𝑃, 𝑇𝑇). Jika dideferensialkan diperoleh

𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝑑𝑑𝑑𝑑 = � � 𝑑𝑑𝑑𝑑 + � � 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇

𝑑𝑑𝑑𝑑 = 𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽 − 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘

Jika 𝛽𝛽 dan 𝑘𝑘 telah diketahui dari hasil eksperimen dan diketahui sebagai fungsi
temperature dan tekanan, maka Persamaan keadaannya dapat ditentukan dengan
pengintergralan. Secara eksperimen telah ditemukan bahwa untuk gas tekan
1 1
rendah 𝛽𝛽 = dan 𝑘𝑘 = . Sehinga dapat ditulis
𝑇𝑇 𝑃𝑃

𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑 = 𝑉𝑉 − 𝑉𝑉
𝑇𝑇 𝑃𝑃

𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑


− + =0
𝑉𝑉 𝑇𝑇 𝑃𝑃

Jika diintegralkan didapat,

ln 𝑉𝑉 − ln 𝑇𝑇 + ln 𝑃𝑃 = ln 𝐶𝐶

Atau
𝑃𝑃𝑃𝑃
= 𝐶𝐶
𝑇𝑇

Jika tetapan 𝐶𝐶 = 𝑛𝑛𝑛𝑛 maka persamaan ini adalah Persamaan gas ideal. Jika
Persamaan 𝑑𝑑𝑑𝑑 = 𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽 − 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 diintegralkan dari suatu keadaan 𝑃𝑃𝑜𝑜, 𝑉𝑉𝑜𝑜, 𝑇𝑇𝑜𝑜, ke keadaan
lain 𝑃𝑃, 𝑉𝑉, 𝑇𝑇 diperoleh
𝑉𝑉 𝑇𝑇 𝑃𝑃
� 𝑑𝑑𝑑𝑑 = 𝑉𝑉 − 𝑉𝑉0 = � 𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽 − � 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘
𝑉𝑉𝑜𝑜 𝑇𝑇0 𝑃𝑃0

Perubahan volume zat cair dan padat adalah kecil bila tekanan dan temperature
berubah, karena itu secara pendekatan V dapat dianggap tetap dan sama dengan 𝑉𝑉0 .
Jika 𝛽𝛽 dan 𝑘𝑘 dapat juga dianggap konstan, sehingga hasil integral dapat ditulis
𝑉𝑉 = 𝑉𝑉0 [1 + 𝛽𝛽(𝑇𝑇 − 𝑇𝑇0 ) − 𝑘𝑘(𝑃𝑃 − 𝑃𝑃0 )]

Dengan menggukur 𝛽𝛽 dan 𝑘𝑘 ditambah dengan apa yang diketahui tentang nilai
𝑃𝑃𝑜𝑜, 𝑉𝑉𝑜𝑜, 𝑇𝑇𝑜𝑜, pada keadaan acuan, maka cukuplah untuk menentukan Persamaan
keadaan zat cair dan padat secara pendekatan.

[FAKHRUR RAZI, M.SI] 59


DIFERENSIAL PARSIAL FISIKA-UNP

Contoh 3-4

Tentukan koefisien ekspansi dan kompresibilitas untuk


a. Gas ideal 𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛
𝑎𝑎
b. Gas Van Der Waals �𝑃𝑃 + � (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏) = 𝑅𝑅𝑅𝑅
𝑣𝑣 2

Solusi
𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛
a. Gas ideal 𝑉𝑉 =
𝑃𝑃
1 𝜕𝜕𝜕𝜕 1 𝑛𝑛𝑛𝑛 1
𝛽𝛽 = � � = =⋯=
𝑉𝑉 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃 𝑉𝑉 𝑃𝑃 𝑇𝑇
1 𝜕𝜕𝜕𝜕 1 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 1
𝑘𝑘 = − � � = − �− 2 � = ⋯ =
𝑉𝑉 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 𝑉𝑉 𝑃𝑃 𝑃𝑃
b. Gas Van Der Waals
1 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝛽𝛽 = � �
𝑣𝑣 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
Gunakan Persamaan siklis simetris � � � � � � = −1
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑣𝑣

𝜕𝜕𝜕𝜕
𝜕𝜕𝜕𝜕 1 1 � �
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑣𝑣
� � =− =− =−
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 1 𝜕𝜕𝜕𝜕
� � � � � � � �
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑣𝑣 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇
� �
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑣𝑣
𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑎𝑎 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑅𝑅 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑅𝑅𝑅𝑅 2𝑎𝑎
𝑃𝑃 = − 2→� � =− ; � � =− 2
+ 3
𝑣𝑣 − 𝑏𝑏 𝑣𝑣 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑣𝑣 𝑣𝑣 − 𝑏𝑏 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏) 𝑣𝑣
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑅𝑅 𝑅𝑅
𝜕𝜕𝜕𝜕 � � −
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑣𝑣 𝑣𝑣 − 𝑏𝑏 𝑣𝑣 − 𝑏𝑏
� � = = =⋯=
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃 �𝜕𝜕𝜕𝜕� 𝑅𝑅𝑅𝑅 2𝑎𝑎 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑣𝑣 3 − 2𝑎𝑎(𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)2
− +
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)2 𝑣𝑣 3 𝑣𝑣 3 (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)2
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑅𝑅 𝑅𝑅𝑣𝑣 3 (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)
� � = =
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑣𝑣 3 − 2𝑎𝑎(𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)2 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑣𝑣 3 − 2𝑎𝑎(𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)2
𝑣𝑣 3 (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)
1 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑅𝑅𝑣𝑣 2 (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)
𝛽𝛽 = � � =⋯=
𝑣𝑣 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑃𝑃 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑣𝑣 3 − 2𝑎𝑎(𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)2

1 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑅𝑅𝑅𝑅 2𝑎𝑎


𝑘𝑘 = − � � → � � = − 2
+ 3
𝑣𝑣 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏) 𝑣𝑣
𝜕𝜕𝜕𝜕 1 1 1 𝑣𝑣 3 (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)2
� � = = = =
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 �𝜕𝜕𝜕𝜕� 𝑅𝑅𝑅𝑅 2𝑎𝑎 −𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 3 + 2𝑎𝑎(𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)2
− 2 + 3 …
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏) 𝑣𝑣

1 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑣𝑣 2 (𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)2


𝑘𝑘 = − � � = ⋯ =
𝑣𝑣 𝜕𝜕𝜕𝜕 𝑇𝑇 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 3 − 2𝑎𝑎(𝑣𝑣 − 𝑏𝑏)2

[FAKHRUR RAZI, M.SI] 60

Anda mungkin juga menyukai