PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gelombang zat, atau gelombang pengarah (pemandu) telah
menjadi bagian khasanah ilmu Fisika pada tahun 1925 dengan ditandai
oleh munculnya hipotesa de-Broglie. Hipotesa tentang gelombang
pengarah sangat diilhami oleh studi mengenai gerak elektron dalam atom
Bohr. Gelombang zat yang senantiasa menyertai gerak suatu zarah
melengkapkan pandangan tentang dualisme zarah gelombang. Dengan
demikian perbedaan antara cahaya dan zarah, atau lebih tegasnya antara
gelombang dan zarah menjadi hilang. Gelombang cahaya dapat
berperilaku sebagai zarah, sebaliknya zarah dapat berperilaku sebagai
gelombang. Pandangan semacam itu sangat berbeda dengan persepsi
manusia tentang gejal-gajal fisik konkret yang dialami nya sehari-hari.
Sejak abad ke-20 teori-teori klasik mulai dipertanyakan kesahihannya
untuk dipergunakan di tingkat atom yang sub-atom. Satu tahun setelah
postulat de-Broglie disebarluaskan seorang ahli fisika dari Austria, Erwin
Schrodinger berhasil merumuskan suatu persamaan diferensial umum
untuk gelombang de-Broglie dan dapat ditunjukkan pula kesahihannya
untuk berbagai gerak elektron. Persamaan diferensial ini yang selanjutnya
dikenal sebagai persamaan gelombang Schrodinger sebagai pembuka jalan
ke arah perumusan suatu teori mekanika kuantum yang komprehensip dan
lebih formalistik. Pada tahun 1927, satu tahun setelah Schrodinger
merumuskan persamaan gelombangnya, Heisenberg merumuskan suatu
prinsip yang bersifat sangat fundamental. Prinsip ini dirumuskan pada
waktu orang sedang sibuk mempelajari persamaan Schrodinger dan
berusaha keras untuk dapat memahami maknanya. Pada tahun 1926,
Heisenberg juga muncul dengan suatu cara baru untuk menerangkan garisgaris spektrum yang dipancarkan oleh sistem atom. Pendekatannya sangat
lain, karena yang digunakannya adalah matriks. Hasil yang diperoleh
dengan cara ini sama dengan apa yang diperoleh melalui persamaan
Schrodinger. Mekanika kuantumnya Heisenberg dikenal sebagai mekanika
matriks. Secara kronologis prinsip Heisenberg muncul sesudah
dirumuskannya persamaan Schrodinger. Tetapi sebagai suatu prinsip
teoritik hal itu merupakan suatu hal yang fundamental, dan dapat
disejajarkan dengan teori kuantum Einstein, postulat de-Broglie, dan
postulat Bohr. Oleh karenanya dalam pembahasannya prinsip Heisenberg
ditampilkan lebih dahulu dari persamaan Schrodinger. Teori Planck
tentang radiasi thermal, teori einstein tentang foton, teori Bohr tentang
atom Hidrogen, dan postulat de-Broglie tentang gelombang zat, serta
prinsip Heisenberg dikenal sebagai teori kuantum lama. Dalam teori
kuantum lama terkandung hampir semua landasan bagi suatu teori yang
dapat menguraikan perilaku sistem-sistem fisika pada tingkat atom dan
sub-atom.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun masalah yang dihadapi berdasarkan latar belakang diatas adalah,
1.
2.
3.
4.
Tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai mata
kuliah Fisika Kuantum. Selain itu, penyusun berharap dengan adanya
makalah ini dapat menambah wawasan mahasiswa mengenai Pembenaran
Persamaan Schrodinger dan Resep Schrodinger, serta untuk mengetahui
dan mendalami penerapan Persamaan Schrodinger.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembenaran Persamaan Schrodinger
2. Bentuk persamaan diferensial apa pun yang kita tulis, haruslah taat
asas terhadap hipotesis deBrogile-jika kita pecahkan persamaan
matematikanya bagi sebuah partikel dengan momentum p, maka
pemecahan yang kita dapati haruslah berbentuk sebuah fungsi
gelombang dengan sepanjang gelombang
sebagai
, maka
(5.2)
atau (
(5.3)
pemecahan tersebut.
Pada umumnya, kita dapati banyak pemecahan yang memenuhi.
Dengan menerapkan syarat-syarat batas, maka beberapa dari antara
pemecahan itu dapat dikesampingkan dan semua tetapan( integrasi)
Contoh
Sebuah benda bermassa m dijatuhkan dari ketinggian H di atas
tangki air. Ketika memasuki air, ia mengalami gaya apung B yang lebih
besar daripada beratnya. (Kita abaikan gaya gesek (viskos) oleh air pada
benda Carilah perpindahan dan kecepatan benda, dihitung dari saat
dilepaskan hingga ia muncul kembali kepermukaan air.
Pemecahan
Kita pilih sebuah system koordinat dengan y positif keatas, dan
mengambil y=0 pada permukaan air. Selama benda jatuh bebas, ia hanya
dipengaruhi gaya gravitasi. Maka, dalam daerah 1(diatas air, hukum kedua
Newton memberikan
-mg = m
Yang memiliki pemecahan
v(t) = v - gt
y(t) = y + vt 1/2gt
v dan y adalah kecepatan dan ketinggian awal pada saat t=0. Ketika
benda memasuki air (daerah 2), gayanya menjadi B-mg, sehingga hukum
kedua Newton menjadi
B-mg = m
Yang memiliki pemecahan
v (t) = v +
g ) t
v (t) = y+vt +
g ) t
v (t-t) meskipun t
0, shingga
+ (
g) (
)=0
dan
v(t) = v + (
g) (
)=-
+ (
-
g) t
t+ (
g) t
v(t) = -
+ (
g) t = 0
(t) =
Kedalaman D adalah nilai y pada saat t ini , yaitu
D = y(t) = (H +
+ (
g) t
10
ruang, yaitu, F =
dV ( x)
=0 sehingga menempuh lintasan lurus
dx
(5.8)
atau
(x)
x
2m
E(x)
(5.9)
atau
( x)
x
2 mE
(x) = 0
(5.10)
karena :
k = +
2 mE
k
atau E=
2m
11
(5.11)
(5.12)
(x) 2
+ k ( x )=0
x
(5.13)
(5.14)
Maka didapatkan
(x) = A sinkx + B cos kx
(5.15)
Pemecahan ini tidak memberikan batasan pada k, maka partikel
yang diperkenankan memiliki semua nilai (dalam istilah kuantum,
bahwa energinya tidak terkuantitas). Sedangkan penentuan nilai A dan
B mengalami beberapa kesulitan, karena integral normalisasi tidak
dapat dihitung dari -
x 0, x > L ,
12
2 m dx
= En
(5.16)
Dengan
d
=k
dx
(5.17)
Dimana
k=
2 mEn
(5.18)
13
(5.19)
(5.20)
maka haruslah
berlaku (L) = 0,
(L) = A sin kL + B cos kL = 0
(5.21)
(5.22)
14
(5.23)
k=
2 mEn = n
h
(5.24)
n
2 mL
(5.25)
Dimana enrgi yang kita tinjau disini berbeda dengan energy Born
dimana pada energy Born menyatakan enrgi tingkat atomic sedangkan
tingkat energy pada persamaan Schrodinger menyatakan tingkat
energy untuk electron.
Fungsi gelombang sebuah partikel di dalam sumur yang berenrgi En
ialah:
n = A sin
2 mEn
(5.26)
15
| ( x )| dx=1.
karena (x) = 0
| A 2|si n2 ( kL ) dx=1
0
Maka diperoleh A =
(5.26)
n =
2
L
sin
nx
L
n = 1,2,3
(5.27)
yang mungkin
16
17
(5.36)
18
(5.37)
faktor
bergantung pada
perkalian dengan e
adalah
'
ikx
ikx
( x )= A e + B ' e
(5.38)
19
Tetapan A dan B dapat dicari dari tetapan A dan B jadi bagi fungsi
gelombang bergantung waktu yang bersangkutan , kita peroleh
( x , t )= ( A ' eikx + B ' eikx ) eit
A ' ei (kx t ) +B 'e
( kx+ t )
(5.39)
|B'|2
titik pada mana probabilitas untuk menemukan partikel adalah nol. Seperti
halnya fisika klasik, apabila kita menjumlahkan dua gelombang dengan
ampliudo sama yang bergerak dalam arah berlawanan, maka kita
memperoleh sebuah gelombang berdiri, yang memiliki beberapa titik
tertentu (yang dikenal sebagai simpul ) pada mana amplitudo gelombang
resultan adalah nol untuk setiap saat.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pernyatan setara bagi mekanika kuantum adalah yang di dalam
kurung kurawal. Apabila sebuah benda bergerak melewati perbatasan dua
daerah dimana berkerja {gaya potensial}, maka perilaku gerak dasar dari
benda dapat dicari dengan memecahkan { hukum kedua Newton,
persamaan Schodinger} { Kedudukan fungsi gelombang} selalu kontinu
pada daerah perbatasan, dan bahwa { kecepatan turunan d/dx} juga
kontinu apabila perubahan {gaya perubahan potensial} tetap berhingga.
Dalam kasus mekanika klasik, persoalan yang kita hadapi dicirikan
oleh hadirnyagaya tertentu F. dengan menuliskan hukum kedua newton
bagi gaya tersebut, kita pecahkan permasalahan matematikanya untuk
memperoleh kedudukan dan kecepatan partikelnya. Dalam kasus
elektromagnetik, kita berhadapan dengan persoalan yang dicirikan oleh
sekumpulan muatan dan arus.
Seperti halnya dalam fisika klasik, setiap personal menghendaki
teknik pemecahan yang agak berbeda , sehingga sulit untuk merumuskan
prosedur umum . Langkah-langkah pemecahaan yang diutarakan dalam
pasal ini, kiranya dapat member gambaran kepada anda mengenai arah
umum yang perlu diambil untuk mencari pemecahannya. Cara terbaik
untuk mempelajari teknik-tekni ini adalah dengan mempelajari semua
21
contoh soal yang disajikan dalam bab ini. Pada tahap ini resepnya tidak
lengkap, karena akita hanya membahas teknik matematika untuk
mendapatkan pemecahan (x) ; tetapi kita tidak membahas tafsiran
pemecahan tersebut atau penerapannya pada berbagai situasi fisis. Semua
ini akan kita bahas dalam beberapa pasal berikut.
DAFTAR PUSTAKA
Khusnul.PersamaanSchrodinger.
khusnull.weebly.com/uploads/1/1/4/4/11448634/cd_fismod_jadi.docx.
(diakses tanggal 5 mei 2013)
Krane, Kenneth.2011. Fisika Modern.Jakarta: UI-Press
Paradoks.Persamaan Schrodinger.
http://paradoks77.blogspot.com/2011/06/persamaan-schrodinger.html
(diakses tanggal 4 Mei 2013)
22