Anda di halaman 1dari 21

Bab 2 Perhitungan Galat

 Jenis galat
 Perhitungan Galat
PERHITUNGAN GALAT/KESALAHAN(ERROR)
1. Jenis Galat/ Sumber Galat
- Galat pengukuran(inheren error)
- Galat pemotongan(truncation error)
- Galat Pembulatan(round-off error
2. Perhitungan Galat
- Galat mutlak/ galat sejati dalam prosen
E x  x  x .100%

Dengan
x = nilai sebenarnya
x = nilai hampiran
Ex
 Galat Relatif ER  .100%
x
 Apabila nilai sebenarnya tidak / belum diketahui,
maka alternatifnya menormalkan galat dengan
menggunakan taksiran terbaik yang tersedia dari
nilai sejati yaitu terhadap aproksimasi itu sendiri.

aproksimasi sekarang  aproksimasi sebelumnya


Ea  .100%
aproksimasi sekarang
Pengertian Angka Bena
- Konsep angka bena (significant figure) atau
angka berarti telah dikembangkan secara formal
untuk menandakan keandalan suatu nilai
numerik. Angka bena adalah angka bermakna,
angka penting, atau angka yang digunakan
dengan pasti.
 Contoh :
42,123 memiliki 5 angka bena
0,1764 memiliki 4 angka bena
0,0000012 memiliki 2 angka bena
Pengertian Bilangan Titik Kambang
 Bilangan riil di dalam komputer umumnya dinyatakan dalam
format bilangan titik kambang.
Bilangan titik kambang a ditulis sebagai :
a  m xB p  0, d1d 2 d3 ...d n x B p

Yang dalam hal ini :


m = mantisa (riil).
B = basis sistem bilangan yang dipakai
p = pangkat
Perambatan Galat
Galat yang dikandung dalam bilangan titik kambang merambat
pada hasil komputasi. Misalkan terdapat bilangan titik
kambang a dan b , (nilai sejati atau nilai sebenarnya) dan nilai
hampirannya a dan b , yang mengandung galat  a
dan  b

Jadi, kita dapat menulis

a  a   a dan b  b   b
Contoh: Taksiran Galat untuk Metode iterasi :

Masalah : Dalam matematika fungsi kerap kali dapat


dinyatakan oleh deret takhingga misalnya fungsi
eksponen dapat dinyatakan /dihitung memakai :
2
x
ex  1 x   ....
2!
x
Tentukan nilai e untuk x  0,5 dimulai pada yang
paling sederhana sampai 3 angka bena.
Penyelesaian:
 Iterasi 1 :
ex = 1 jadi untuk nilai e0,5 = 1
 Iterasi 2 :
ex = 1 + x jadi nilai e0,5 = 1 + 0,5 = 1,5
Ea =  x 100 % = 33,3 %
 Iterasi 3 :
ex = 1 + x + x2/2!
e0,5 = 1 + 0,5 + (0,5)2 / 2 =1,625
Ea =  x 100 % = 7,69 %
 Dan seterusnya sampai Ea  < Es 
Tugas mandiri 1
1. Taksirlah nilai
dimulai dari yang paling sederhana dan tentukan
galat dari masing-masing iterasi.
2. Tentukan nilai pendekatan untuk exp(1,5)
PENYELESAIAN PERSAMAAN TAK LINEAR
Ada dua macam metode pencarian akar :
1. Metode Tertutup , terdiri dari :
- Metode Bisection(bagi dua)
- Metode Regula false(Posisi Palsu)
- Metode Regula false yang diperbaiki
2. Metode terbuka, terdiri dari :
- Metode iterasi titik tetap
- Metode Newton-Raphson
- Metode Sekan
Metode Bisection(bagi dua)

 Secara umum, jika f(x) bernilai real dan kontinu pada


selang [a, b] dengan f(a).f(b) < 0, maka ada peluang
paling sedikit terdapat satu akar real pada interval
tersebut. Ujung-ujung selang, yaitu a dan b disebut
dengan tebakan awal
 Interval [a, b] dibagi dua menjadi interval [a, c] dan
 [c, b] dengan

c=
a  b
2
Pengujian selang :
 f(a) f(c)> 0  akar berada pada [c, b]
 f(a) f(c)= 0  akar = c
 f(a) f(c)< 0  akar berada pada [a, c]
atau
 f(c) f(b) > 0  akar berada pada [a, c]
 f(c) f(b)= 0  akar = c
 f(c) f(b) < 0  akar berada pada [c, b]
Metode Posisi Palsu (Regula Palsi)
 Metode posisi palsu akan lebih cepat memberikan
hasil dan dasar dari metode ini adalah teorema harga
antara yaitu “bila f kontinu di [a, b] dan f(a) f(b) < 0,
maka ada x*  [a, b] sehingga f(x*) = 0. Pada metode
ini nilai akar dihampiri oleh fungsi linear (garis lurus),
nilai hampiran akan berupa perpotongan garis lurus
melalui (a, f(a)) dan (b, f(b)) dengan sumbu X.
 Persamaan garis yang melalui titik (a, f(a)) dan (b,
f(b)) diberikan oleh
y  f ( a) xa

f (b)  f (a) b  a

perpotongan degan sumbu X  y = 0 , x = c

ba
c = a – f(a)
f (b)  f (a)
Atau y  f (b) x b

f (a)  f (b) a  b

diperoleh perpotongan dengan sumbu X

a b
c = b – f(b)
f (a)  f (b)
atau ba
c = b – f(b)
f (b)  f (a)
Iterasi dihentikan apabila telah dipenuhi

ck 1  ck <
ck 1
Perbaikan Metode Regula Falsi
 Untuk Mengatasi kemungkinan titik mandek, metode
regula falsi kemudian diperbaiki. Caranya, pada akhir
iterasi r = 1 kita sudah memperoleh selang baru akan
dipakai pada iterasi r = 2. Berdasarkan selang baru
tersebut, tentukan titik ujung selang yang tidak
berubah (jumlah perulangan > 1) yang kemudian
menjadi titik mandek. Nilai f pada titik mandek itu
diganti menjadi setengah kalinya, yang akan dipakai
pada iterasi r =2
Metode Iterasi Titik Tetap
Prosedur iterasinya sebagai berikut :
1. Susunlah persamaan f(x) = 0 menjadi bentuk x =
g(x). Lalu bentuklah menjadi prosedur iterasi :

xr 1  g ( xr )
Metode Iterasi Titik Tetap
2. dan tentukan sebuah nilai awal x0 , lalu hitung nilai
x1 , x2 , x3 ,.... yang mudah-mudahan konvergen
ke akar sejati s,
Sedemikian sehingga
f ( s)  0 dan s  g ( s)

3. Iterasi berhenti bila :


xr 1  xr

xr 1
Metode Newton-Raphson
 Dasar dari metode Newton-Raphson adalah fungsi f(x)
dihampiri oleh garis lurus, yakni garis singgung.
Hampiran akar berupa perpotongan garis singgung
dengan sumbu X
 Rumus umum :

f ( xk )
xk 1  xk  ' , k  1,2,....
f ( xk )
Metode Sekan
 Metode sekan hampir sama dengan metode posisi
palsu, bedanya pada metode sekan tebakan awal tidak
perlu mengapit akar yang akan dihampiri, atau f(a) 
f(b) tidak harus negatif.
 Rumus Umum :
xk  xk 1
xk 1  xk  f ( xk ) ; k  1,2,3
f ( xk )  f ( xk 1 )

Anda mungkin juga menyukai