Anda di halaman 1dari 33

SIFAT TERMAL

ZAT PADAT
Dr. Riri Murniati, M.Si.
LEARNING  Kapasitas Kalor

OUTCOMES  Model Klasik


 Model Einstein
 Model Debye
 Konduktivitas Termal
Pada Bab ini dibahas dan dipelajari tentang sifat-sifat termal
dari zat padat. Pembahasan tentang sifat-sifat termal di dalam
zat padat melibatkan masalah termodinamika antara kalor dan
kerja serta sifat getaran kekisi.

Beberapa ciri zat padat yang penting tergantung pada getaran


kekisi terutama kapasitas kalor dan konduktivitas termal.
Kedua topik utama ini akan memenuhi lembaran pembahasan
pada Bab ini. Disamping itu, getaran kekisi juga mempengaruhi
sifat-sifat lain seperti konduktivitas elektrik dalam logam
dimana elektron konduksi dihamburkan oleh getaran kekisi.
Kapasitas Kalor (Heat capacity)
• Kapasitas kalor C didefinisikan sebagai energi kalor yang perlu
diberikan per satuan massa suatu bahan tertentu supaya suhu bahan
naik satu derajat Kelvin atau dapat ditulis sebagai:

• Ada 2 kemungkinan khusus untuk definisi kapasitas kalor dalam


praktek yaitu kapasitas kalor pada tekanan tetap Cp dan kapasitas
kalor pada volum tetap Cv.

• Analisis nilai Cv berdasarkan kuantitas dari energinya pertama kali


dikemukakan oleh Dulong dan Petit pada tahun 1819.
Model Klasik (Dulong dan Petit)
• Getaran atom-atom dan kisi zat padat sebagai osilator harmonik.
• Energi untuk osilator harmonik satu-dimensi :

• Energi rata-rata untuk setiap energi pada kaidah klasik :


• Energi total rata-rata menjadi :
• ;
Model Klasik (Dulong Dan Petit)
• Atom yang berosilasi dalam tiga-dimensi, memiliki energi
dalam :

; R : konstantagas

• Sehingga kapasitas panasnya menjadi :


Nilai kapasitas panas zat padat, hanya berlaku untuk
suhu tinggi. Pada suhu rendah menunjukkann adannya
kebergantungan nilai kapasitas panas terhadap suhu.
kB adalah konstanta Boltzmann 1,381.10-23 JK-1k.mol-
1
, berarti nilai 3R=24,9 JK-1mol-1.
Kapasitas Panas Menurut Einstein

• Menganggap getaran atom-atom dan kisi dalam kristal sebagai osilator-osilator bebas
yang bergetar tanpa saling mempengaruhi.
• Model Einstein berhasil menerangkan penurunan kurva Cv namun tidak sempurna pada
suhu mendekati nol Kelvin. Landasan model Einstein adalah Statika Maxwell-Boltzmann
dan kuantisasi energi dalam isolator
• Energi masing masing osilator dirumuskan sebagai : h
𝐸𝑛 =𝑛 𝜔 𝐸=𝑛 ℏ 𝜔 𝐸
2𝜋

• Sebaran energi osilator mengikuti rumusan distribusi Boltzman.


Kapasitas Panas Menurut Einstein

• Untuk satu mol osilator tiga-dimensi memiliki energi dalam :

• Kapasitas panasnya menjadi :

• Suhu karakteristik Einstein :


Kapasitas Panas Menurut Einstein

• Untuk suhu sangat tinggi


E
 1 CV (T ) 
3R   1    3R
E 2
T
E
T
T 1   1
E
T
2

• Untuk suhu yang rendah

E
 1 CV (T ) 
3R T e
E 2 E /T
 3R  e
E 2  E / T

T e 
 E /T 2 T
Kapasitas Panas Menurut Einstein

Kapasitas panas berdasarkan model Einstein (garis putus-putus).


Titik-titik bulat merupakan data percobaan nilai kapasitas panas
untuk intan (diamond)
Model Einstein meramalkan penurunan nilai CV secara eksponensial pada suhu
rendah, tetapi pengamatan eksperimental tidak turun securam itu dan hasil yang
sebenarnya adalah mendekati bentuk T3. Perbedaan antara hasil eksperimen
dengan ramalan model Einstein ditunjukkan pada Gambar A dimana tampak juga
hasil model Einstein cukup baik kecuali pada suhu paling rendah.

Gambar A. Perbedaan hasil eksperimen dengan ramalan Einstein


Kapasitas Panas Menurut Debye
Kelemahan model Einstein ialah anggapan bahwa semua atom mempunyai frekuensi getaran yang
sama, sedangkan pada Bab 4 diketahui bahwa kekisi dapat bergetar dengan berbagai frekuensi.
 
Debye membuat andaian tentang sifat-sifat zat padat sebagai berikut:
Zat padat dianggap sebagai bahan antara yang homogen, yang bergetar sesuai dengan syarat-syarat
batas. Berawal dari sini dapat ditentukan frekuensi atau jarak gelombang getaran. Kecepatan bunyi
tidak tergantung kepada vektor gelombang k dan hubungan dispersi diabaikan
 
Pendekatan teori Debye lebih sesuai untuk cabang akustik dan pendekatan model Einstein lebih
sesuai untuk cabang optik. Debye juga menganggap bahwa kristal terdiri dari bahan antara yang
sejajar, homogen dan isotropik.

• Gerakan atom tidak independen, melainkan saling berinteraksi satu atom dengan atom
lain.
• Cv bergantung pada frekuensi yang tersebar antara
• Energi total getaran atom pada kisi menurut Debye :

Energi rata-rata Kerapatan mode


osilator getar
Kapasitas Panas Menurut Debye

• Gelombang merambat dalam dua arah, maka rapat moda getar


per satuan volume bahan untuk setiap selang frekuensi adalah

merupakan kecepatan fasa dari gelombang yang dapat


dijabarkan dengan kecepatan longitudinal dan kecepatan
transversal
Kapasitas Panas Menurut Debye

• Jika kedua ruas dikali dengan maka,

• Energi total menjadi,

• Energi rata rata osilator


Kapasitas Panas Menurut Debye

• Kapasitas panas dengan rumusan Debye dituliskan,

• Dengan memisalkan dan , maka :


Kapasitas Panas Menurut Debye

• Pada suhu tinggi yaitu sehingga

• Pada penyederhanaan persamaan tersebut maka nilai kapasitas


panas adalah Cv=3R yang sesuai dengan model klasik Dulong-
Petit maupun pada suhu tinggi.
Kapasitas Panas Menurut Debye
KONDUKTIVITAS TERMAL
Konduktivitas Termal

Konduktivitas di dalam zat padat dapat dilakukan oleh kekisi atau elektron. Dalam
bagian ini hanya dibahas tentang konduktivitas termal kekisi. Secara kualitatif
penjelasan mengenai konduktivitas dapat digambarkan sebagai berikut. Sebagian dari
zat padat berada pada suhu yangh tinggi, oleh sebab itu amplitudo getaran akan
bertambah, energi juga semakin meningkat dan energi akan berpindah dari bagian
yang panas ke bagian lain yang belum terkena panas maka pada proses ini terjadi
konduktivitas. Dengan Q sebagai fluks energi yaitu energi yang melalui satu satuan
luas per satuan waktu, Koeffisien konduktivitas termal K dapat didefinisikan sebagai,
dT
QK
dx adalah suatu proses
Proses konduktivitas termal
acak. Energi meresap di dalam bahan, melakukan
pelanggaran dan pembelokan dari awal hingga
akhir bahan. Proses ini membolehkan untuk
menggunakan konsep jarak bebas pukul rata dan
kemiringan suhu di dalam fluks energi.
Dari teori kinetik, pendekatan untuk koeffisien konduktivitas adalah,

1
K  C.v.l
3
dimana C adalah kapasitas kalor per volum, v merupakan kelajuan rata-rata dan l adalah jarak
bebas pukul rata (mean free path). Hasil persamaan (5.36) telah digunakan oleh Debye untuk
menghitung K pada zat padat dielektrik.

Kaitan antara sifat angkutan gas dan zat padat adalah di dalam gas, pelanggaran antara molekul
yang menyebabkan terjadinya angkutan tetapi di dalam zat padat pelanggaran antara fonon yang
menyebabkan terjadinya angkutan kalor. Pelanggaran adalah suatu proses dispersi antara zarah-
zarah. Fonon dapat dianggap sebagai gelombang harmonis yang bergerak.

Nfonon adalah densitas fonon dan s adalah luas penampang lintang zarah.

1 CV
I K pada batas suhu tinggi, C = N. KB dan densitas fonon adalah,
N fonon . N fonon
3 T 
N fonon  3N  
2  D 
Pada suhu tinggi, T >> D,

Z .k B . D Z
K 
T T
dengan Z adalah sebuah konstanta.

Pada suhu rendah, T << D,

C  T  D 
3 T
Np   

3
maka,  T  1 Gambar Hubungan konduktivitas dan
k     kons tan suhu untuk batu nilam tiruan
 D   T 


 D 
Resistivitas Termal
Untuk Gas Fonon

Dalam bidang radiasi elektromagnetik ada dua gambaran yang komplementer yaitu gambaran
gelombang dan gambaran foton. Foton dianggap sebagai suatu partikel yang mempunyai
energi hn dimana n adalah frekuensi radiasi. Fonon yang berarti “free path l” itu secara
prinsip, ditentukan dengan 2 proses, yaitu penghamburan geometri dan penghamburan oleh
phonon lain. Jika gaya – gaya antar atom harmonic,maka tidak ada tumbukan mekanik
diantara fonon – fonon dan “the mean free path” akan dibatasi oleh tumbukan sebuah ponon
dengan ikatan Kristal
Energi radiasi dapat dihitung dari dua sisi yaitu sisi pertama dihitung dari jumlah foton
dimana energi bergantung dari jumlah foton dan yang kedua adalah dari sisi amplitudo
gelombang yaitu energi bergantung pada amplitudo gelombang. Getaran kekisi juga dapat
dipandang dari sisi partikel dimana kuantum atau satuan energi getaran kekisi dikenal
sebagai fonon. Energi fonon adalah hn. Jika suhu naik maka terjadi penambahan energi
pada sistem yang berarti sebagai tambahan jumlah fonon.
Resistivitas Termal
Jika seluruh kristal berada pada suhu yang sama, maka amplitudo getaran kekisi merata, distribusi fonon
juga merata pada seluruh sampel. Tetapi andaikata ada gradien suhu, jelas bahwa amplitudo getaran lebih
besar pada ujung yang kalor bila dibandingkan dengan ujung yang dingin. Menurut model fonon, jumlah
fonon lebih tinggi pada ujung yang panas dan terjadilah gradien jumlah fonon yang turun menuju ke ujung
yang dingin. Penghantaran termal dalam isolator berlangsung melalui proses difusi fonon-fonon dari
daerah yang mempunyai kerapatan tinggi ke daerah yang mempunyai kerapatan rendah. Penghantaran
termal oleh fonon-fonon dapat dimengerti dengan menggunakan teori gas kinetik klasik. Persamaan
untuk konduktivitas termal adalah: 1
K  C V .l.V
3
dengan dengan CV adalah kapasitas kalor per satuan volum, I adalah jarak bebas rata-rata.

Teori pasangan efek anharmonik thermal resistivity memprediksi bahwa l proposional


dengan 1/T pada temperature tinggi. Untuk mendefinisikan sebuah konduktivitas
thermal, harus ada mekanisme dalam Kristal dimana distribusi phonon memungkinkan
mencapai titik kesetimbangan thermal. Tanpa mekanika kita mungkin tidak dapat
berbicara ponon di “one end of crystal” di titik keseimbangan termal di sebuah
temperature T2 dan berakhir di temperature T1
Resistivitas Termal

Tidak cukup hanya dengan membatasi the mean free path, tetapi harus
ada pembangunan sebuah lokasi kesetimbangan thermal dari distribusi
phonon. Tabrakan phonon dengan ikatan Kristal tidak akan membuat
kesetimbangan thermal, karena tumbukan tidak merubah energy phonon
secara individual. Ini dapat ditandai ulang dengan proses tabrakan 3
phonon

Untuk setiap tabrakan phonon J   n K


K
k
Proses Umklapp
Proses hamburan yang paling penting pada suhu tinggi dalam sampel murni adalah proses
Umklapp. Suatu proses yang agak aneh disebabkan proses yang berlawanan dengan hukum
kekekalan momentum. Pada umumnya benturan dua partikel menghasilkan momentum
total sama dengan jumlah moimentum kedua partikel sebelum benturan sesuai dengan
bunyi hukum kekekalan momentum. Benturan antara dua fonon yang mengikuti hukum
kekekalan momentum dikenal sebagai proses normal. Proses normal atau proses-n ini tidak
menimbulkan resistan termal oleh karena energi langsung dihantarkan oleh fonon baru.
Dalam proses Umklapp (proses-U) terjadi suatu keanehan yaitu: dua fonon dapat
menghasilkan fonon yang bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah semula dan
hukum kekekalan momentum tidak dipatuhi oleh kedua pertikel.

Tiga phonon penting diproses menyebabkan resitivitas panas tidak dalam bentuk K1 + K2 = K3
dengan K yang konsevatif , tetapi dalam bentuk :
K1+K2 = K3 + G
Dimana G adalah vektor reciprocal lattice . proses ini ditemukan oleh pierls , yang dikenal dengan
Proses Umklapp. Kita bisa menyebutnya G untuk semua momentum konservatif dalam kristal.
Proses Umklapp
Contoh dari proses interaksi gelombang dalam kristal yang total vektor
gelombangnya berubah sampai mendekati nol. Berikut penjumlahan 2 vector gelombang

(a) normal K1 + K2 = K3 dan (b) umklapp K1+K2=K3+G


Proses Umklapp
Proses tumbukan fonon pada kisi persegi dua dimesi . kisi persegi pada tiap gambar
mengacu pada daerah blillouin di ruang fonon K , daerah ini memuat semua kemungkinan
nilai tidak tetap dari vektor gelombang fonon. Vektor K dengan arah tepat di tengah
daerah yang direpresentasikan menyerap fonon pada proses tumbukan.
Seperti kita ketahui pada gambar (b) bahwa arah proses umklapp dari komponen – x
fluks fonon cadangan. Vektor kisi balik G dinyatakan dengan panjang 2π/a , dimana a
adalah konstanta kisi dari kisi kristal , dan sejajar dengan sumbu Kx. Untuk semua proses
, N atau U , energi harus kembali , jadi ɷ1 + ɷ2 = ɷ3.
Imperfeksi
Efek geometri sangat penting untuk free path. Kita menganggap bahwa bagian kecil dari
kristal dibatasi oleh massa isotopic terdapat dalam elemen kimia alami, kima
pemurnian, ketidaksempurnaan pola-pola geometris dari molekul-molekul, dan
struktur benda tak berbentuk.

Pada temperatur rendah, rata-rata dari free path l menjadi sebanding dengan lebar
spesimen uji, sehingga nilai dari l tersebut dibatasi oleh lebar spesimen uji, dan
konduktivitas termalnya menjadi fungsi dari dimensi spesimen. Efek ini ditemukan oleh
De Haaz dan Biermasz. Penurunan yang tajam pada konduktivitas termal dari kristal
pada temperatur rendah dikarenakan oleh efek ukuran.
Imperfeksi
Di temperatur rendah, proses umklapp menjadi tidak efektif dalam membatasi
konduktifitas termal, dan efek ukurannya menjadi dominan seperti yang ditunjukkan
pada gambar diatas . Dapat kita perkirakan free path ponon akan menjadi konstan,
dengan diameter D spesimen, dapat kita lihat

C merupakan konduktivitas panas dimana T nya harus temperatur rendah. Efek ukuran
akan mempengaruhi jika rata-rata free path dari ponon menjadi sebanding dengan
diameter dari spesimen.
Imperfeksi
Hasil Germanium
LATIHAN
QUIZ

SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai