mi1 mo1
mVA
mi2
mo2
mi mo m VA
Tinjauan pada volume atur
1) Kondisi aliran tunak (steady state)
a.mi = mo
b.E = 0
2) Kondisi aliran tak tunak jika proses
perubahan merupakan fungsi waktu
• Laju aliran massa (ṁ)
= massa yang mengalir per satuan waktu
• Laju aliran volume atau debit aliran
(V)
= volume yang mengalir per satuan waktu
A ṁ = Vav A (kg/s)
Vav
V A
V (m3/s)
av
Vav kecepatan aliran rata-rata
A luas penampang aliran
Energi aliran (kerja aliran)
Energi/kerja aliran adalah energi yang diperlukan
untuk mendorong massa masuk atau keluar volume atur
Gaya, F = p.A
F V
P Kerja aliran :
A m
Volume Atur Wflow = F.L = p.A.L = p.V (kJ)
L
m
p,V,h
Volume Atur
z
d
• Jika t→0, maka m i m 0 (kg/s)
(m VA )
dt
Proses aliran tak tunak (transient)
miei
W
EVA
z1 moeo
z2
Q
t t
miei m eimi eim
idt mo e o m e o mo e om
o dt
i o
0 0
Q W miei mo e o E VA
Proses Aliran Uniform
Perubahan keadaan VA berlangsung uniform
Aliran fluida masuk/keluarVA bersifat tunak
Persamaan energi menjadi
Q W mi ei mo e o m 2 e 2 m1e1 VA
Jika seluruh energi kinetik & potensial diabaikan
Q W U
Proses Aliran Tunak
• mVA= konstan, dan EVA = konstan
mi
W
ei mVA=konstan
EVA=konstan
z1 mo=mi
eo
z2
Q
q w
h
Prosedur analisis energi suatu alat
1. Gambarkan diagram sistem yang ditinjau
2. Tunjukkan posisi massa masuk dan keluar sistem
3. Tunjukkan kerja mekanis masuk dan keluar sistem
4. Tunjukkan energi kalor masuk dan keluar sistem
5. Tunjukkan energi bentuk lain jika ada
6. Tentukan sifat-sifat fluida masuk dan keluar sistem
7. Sifat-sifat yang belum diketahui dtentukan dengan :
(a) persamaan keadaan; (b) konservasi massa;
(c) persamaan proses
8. Tentukan asumsi-asumsi yang dipilih
9. Gunakan neraca energi untuk menghitung laju transfer
energi
Kompresor
• Asumsi :
P2, T2
1) Aliran tunak
Q=0
2) Ek dan Ep diabaikan
Ws 3) Kompresi adiabatis
(Q=0)
• Persamaan
0 energi0 0
atau
Turbin Uap
• Asumsi :
1) Aliran tunak
P1=1000kPa,T1=350 oC 2) Ek dan Ep diabaikan
m=55 kg/s • P1= 1000 kPa, T1 = 350 oC
Ws=40 MW h1 = 3157,7 kJ/kg (superheated)
• Q = – 50m = – 50x55 = – 2750 kW
• – Q – Ws = m (h2 – h1)
Q=50m P2=10 kPa
h – 2750 – 40.000 = 55 (h2 – 3157,7)
p1
T1 1 h2 = 2380 kJ/kg
h1 p2
• Pada p2 = 10 kPa, hg2 = 2584,7 kJ/kg
T2 dan hf2 = 191,83 kJ/kg
h2 Garis jenuh •
2 Jadi
x2 h2 h f 2 2380 191,83
x2 0,91
S hg2 h f 2 2584,7 191,83
Nozzle
• Asumsi :
1) Aliran tunak
2) Ep diabaikan
Q=0 3) Ws = 0
4) Udara sbg gas ideal
m=?
• Persamanaan Energi
Q – Ws= m(h + ek +ep)
0 0 0
T <0
>0
p1,T1,V1 p2,T2,V2
p1 > p2
T1 =T2
V1 = V 2 Inversion curve
• Persamaan energi
p
Q – Ws= m(h + ek +ep) • Joule-Thomson Coeficient
0 T
0 0
• h2 – h1 = – (½V22 – ½V12) p h
• h2 = h1 (isenthalpi) • >0→throttling T naik
• <0→throttling T turun
Proses aliran tak tunak
• Pengisisan tanki
• Neraca massa
min – mout =(m2 – m1)VA
pin=1 MPa m2 = min
Steam • Neraca Energi
Tin=300 oC
Q W minhin mout ho ut
m 2u 2 m1u1 VA
m1=0
Q=0 Ws=0 0 = – minhin + m2u2
p2= 1 MPa u2 = hin
T2 = ? • Pada p = 1 MPa,T = 300 oC
hin = 3051,2 kJ/kg = u2
Ek dan Ep diabaikan • Pada p = 1 MPa, u2 = 3051,2 kJ/kg
T2 = 456,2 oC
Materi Kuliah Termo 2
Minggu ke Materi
1 Pendahuluan
2 Entropi dan Hk. 2 Termo
3 siklus carnot
4 eksergi
5 siklus Rankine
6 Latihan soal
7 UTS
8 Siklus Otto
9 Latihan soal
10 Siklus Diesel
11 Latihan soal
12 Siklus Brayton
13 Latihan soal
14 Refrigerasi / Pompa Panas
15 UAS
HUKUM II
TERMODINAMIKA
• Hukum I Termodinamika :
– Konservasi energi
– Transformasi energi
– Kekekalan energi
– Neraca energi
Fakta
• Kopi panas jika berada di lingkungan yang
temperaturnya lebih rendah akan menjadi
dingin.
Kopi tidak akan menjadi panas jika diletakkan
di dalam ruang yang lebih dingin
25 C 80 oC 25 oC 25 oC
?
o
Fakta
• Ruangan dapat dipanaskan dengan kawat
yang dialiri arus listrik.
Tetapi arus listrik tidak dapat diperoleh dengan
memanaskan kawat tersebut.
I
W U
W U = W Q=0
V ?
U W
Fakta
• Fluida di dalam tangki menjadi panas jika
terdapat pengaduk yang diputar.
Tetapi pengaduk tidak dapat berputar jika
dipanasi di dalam tangki
W
W U
U ?
U W
Kesimpulan
• Proses berlangsung dalam arah tertentu, dan tidak
mudah berlangsung sebaliknya walaupun
memenuhi Hukum I Termodinamika
• Suatu proses yang berlangsung harus memenuhi
Hukum I dan II
• Pelanggaran terhadap Hukum II dideteksi dengan
bantuan sifat yang disebut Entropi
• Hukum II menyatakan :
– Arah suatu proses
– Kualitas energi
– Kualitas energi
• Hukum II Termodinamika dalam pernyataan
entropi
• “Total entropi semesta tidak berubah ketika
proses reversible terjadi dan bertambah ketika
proses ireversible terjadi”
Pengertian Entropi
• Entropi (S) adalah ukuran keacakan atau
selang ketidakteraturan dalam suatu sistem.
Entropi sistem meningkat ketika suatu
keadaan yang teratur, tersusun dan terencana
menjadi lebih tidak teratur, tersebar dan tidak
terencana. Semakin tidak teratur, semakin
tinggi pula entropinya. Dalam istilah yang lebih
sederhana, entropi suatu sistem adalah suatu
sistem dari manifestasi ketidakberaturan.
Dengan kata lain entropi adalah banyaknya
kalor atau energi yang tidak dapat diubah
menjadi usaha
Reservoir energi termal
• Yaitu benda yang mempunyai kapasitas kalor (m.cp) sangat
besar sehingga dapat memberikan atau menerima energi
dengan jumlah tertentu tanpa berubah temperaturnya.
• Reservoir yang memberi energi kalor disebut sumber
(source)
• Reservoir yang menerima energi kalor disebut penampung
(sink)
• Contoh reservoir energi kalor :
– Air laut, danau, dan sungai
– Udara atmosfer
– Sistem dua fasa
– Dapur yang temperaturnya diatur konstan
Mesin Kalor (Heat Engine)
• Sifat-sifat MESIN KALOR :
TH – Menerima kalor (QH)dari sumber
yang temperaturnya sangat tinggi
QH (TH)
– Sebagian kalor yang diterima
W
Heat diubah menjadi kerja (W)
Engine
– Melepas kalor sisanya (Q2) ke
QL penampung yang tempeearturnya
rendah (TL)
TL – Beroperasi dalam sebuah siklus
Efisiensi MESIN KALOR
• W = Q H – QL
TTHT • Efisiensi MESIN
HH
KALOR :
QH w QH QL QL
HE 1
W QH QH QH
Heat
Engine
QL
• Efisiensi selalu < 1
TL
• Tidak ada mesin kalor
yang mempunyai
efisiensi 100%
• MESIN GERAK
ABADI
TTHH • Kalor yang diterima
(QH) dari sumber TH
QH
oleh mesin kalor
seluruhnya diubah
Heat W menjadi kerja (W)
Engine
• Efisiensi 100%
•
Mesin Refrigerasi
(Refrigeration Engine)
• Mesin Refrigerasi
TH digunakan untuk
memindahkan kalor
QH
dari sumber yang
Refr. W temperaturnya
Engine
randah menuju
QL daerah yang
temperaturnya tinggi
TL • Mesin refrigerasi
QL QL
COPRE
memerlukan
W kerja
QH QL
Kelvin-Planck :
Tidak mungkin membuat mesin kalor yang mengikuti
siklus termodinamika mengambil dari satu sumber
dan seluruhnya diubah menjadi kerja
Clausius
Tidak mungkin sebuah mesin (sistem) yang bekerja
menurut siklus termodinamika memindahkan kalor
dari daerah temperatur rendah menuju ke daerah
temperatur tinggi tanpa memberi kerja pada sistem
Second Law of Thermodynamics
• Kelvin Statement
COPHP COPRE 1
Ketidaksamaan Clausius
• Dari efisiensi siklus reversibel (Carnot)
QL TL QL TL QH QL
1
1
QH TH QH TH TH TL
Q Q
atau 0 0
T T
• Dari efisiensi siklus ireversibel
QL TL QL TL QH Q L
1 1
QH TH QH TH TH TL
atau Q Q
0 0
T T
Ketidaksamaan Clausius
• Bila suatu sistem menjalani suatu siklus
termodinamika, maka
Q
0
T
• Jika Q
, siklus
0 reversibel
T
• Jika Q
, siklus
0 ireversibel
T
• Jika Q, siklus imposible
0
T
Entropi
Siklus dengan dua lintasan proses
2
A dan B reversibel
A
Q 2 Q 1 Q
0
B T 1 T A 2 T B
1 2 Q 2 Q
atau
1 T A 1 T B
Karena integral tersebut tidak tergantung pada lintasan
proses, maka integral tersebut merupakan perubahan sifat
sistem dan disebut perubahan entropi (s)
2 Q
s s 2 s1
1 T R
• Jika lintasan proses A irevesribel, maka
Q 2 Q 1 Q
0
T 1 T A (IR ) 2 T BR
2
Q 2
Q
s1 s 2 0 atau s 2 s1
1 T A (IR ) 1 T A (IR )
Secara umum
2
Q Tanda : = untuk proses reversibel
s 2 s1
1 T > untuk proses ireversibel
Keadaan khusus
• Jika perpindahan kalor berlangsung isotermal :
Q1 2
s
To
dh vdp dT dp
ds cp R
• Bentuk lain T T T p
T2 p2
s 2 s1 c p ln R ln
atau T1 p1
Perubahan Entropi Gas Ideal
• Dari pv = RT pdv + vdp = RdT
atau p v dT dT dv dp
dv dp R
T T T T v p
dT dv dv dp dv
ds c v R cv R
T v v p v
dv dp dv dp
ds c v R cv cp cv
v p v p
p2 v2
atau s 2 s1 c v ln c p ln
p1 v1
Perubahan entropi gas semi
ideal (Cara-1)
• Gas semi ideal, cp = f(T) dan cv = f(T)
• Entropi gas pada temperatur tertentu ditentukan oleh
entropi standar so(T) yaitu
T dT
so T c po Ada tabelnya
To T
T2
dT p 2 dp T2 dT T1 dT p 2 dp
ds c p R cp cp R
T1 T p1 p To T T0 T p1 p
• Sehingga
p2
s 2 s1 so T2 so T1 R ln
p1
Perubahan entropi gas semi
ideal (Cara-2)
• Integral dijalankan seperti biasa
T2 v2
dT dv
ds c v T R
T1 T v1 v
T2 p2
dT dp
ds c p T R
T1
T p1
p
v2 p2
dv dp
ds c p T c v T
v1 v p1 p
Diagram T-s
T
t an
n
Titik kritis
sta
s
kon
h
n
u
ko
n
je
v=
r
p=
i xhfg
ca sx sf s f xs fg
Tsat r is Tsat
a Ga
G ri s
ua
x=
pj
en
ko
uh
ns
tan
sf sx sg s
Diagram h-s
h
T=konstan
t a n Garis jenuh
ons
p= k x=ko
nstan
s
Diagram p-h
n
s ta
h
p
nu
on
je
k
s=
is
ar
G T=konstan
an
ns t
an
nst v=ko
o
x=k
h
Hukum Pertambahan Entropi
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
SISTEM
> 0 IREVERSIBEL
SGEN = STOTAL = 0 REVERSIBEL
< 0 IMPOSIBEL
Hukum Pertambahan Entropi
Untuk Sistem Tertutup
SGEN = STOTAL = [SSISTEM + SSURR] 0
TTSURR
SURR
mi, si QSURR
VA
mo, so
Q SURR
atau SGEN m so si 0
TSURR
Untuk per satuan waktu
Q
S GEN so si SURR 0
m
TSURR
Efisiensi Adiabatik
Efisiensi Adiabatik Ukuran penyimpangan
terhadap proses ideal
p1 Turbin
1
h1
w h1 h2
T
ws w w s h1 h2s
p2
h2
2
h2s
2s
Nozzle Hukum I
V22 0
1
p1 0 h 2 h1
h1 2
1
h1 h2 V22
2
V22s V22
V2 2
2 2
p2
N 2
h2
V2s
2 h1 h 2
h2s 2s N h h
1 2s
h2 2 p2 Kompresor
h2s 2s
w s h2s h1
c
w ws w h2 h1
p1
h1
1