PENDAHULUAN
metode-metode analisis fisik dan penentuan komposisi kimia bijih, konsentrat dan
metode yang menjadi cakupan dalam ilmu ini mencakup prosedur yang dimulai dari
sampling, preparasi, analisis, akuisisi data serta pengolahan dan interpretasi alat.
Karakterisasi bahan tambang juga merupakan ilmu yang menerapkan prinsip dasar
geologi, fisika, kimia dan matematika dalam menemukan dan mengevaluasi sumber
Lingkup bahasan kajian dalam karakterisasi bahan tambang ini meliputi bahan
tambang yang bersifat padat, bahan anorganik yang berupa logam dan non-logam
dalam bentuk batuan, mineral, material lunak dan material lapukan serta material
organik yaitu batubara. Alat dan metode yang digunakan dalam karakterisasi bahan
komposisi, ikatan kimia, bidang kristal, atau senyawa dari suatu sampel. Ada beberapa
metode-metode analisis kimia fisik bahan tambang sebagai contoh adalah analisis Loss
megetahui morfologi atau struktur permukaan dari suatu sampel padatan melalui suatu
gambar. Sementara Energy Dispersive X-Ray (XRF) adalah instrumen yang berfungsi
untuk menganalisis unsur atau karakterisitik kimia dari suatu material. SEM-EDX adalah
1
alat yang dapat digunakan untuk analisis kuantitatif dan kualitatif elemen yang
didasarkan pada analisis spektral radiasi sinar x karakteristik yang dipancarkan dari
atom sampel pada iradiasi dengan berkas elektron yang difokuskan dari SEM. Alat ini
metode analisis kimia fisik bahan tambang khususnya metode analisis Scanning
bijih mangan untuk mengetahui bentuk dan tekstur dari sampel bijih mangan tersebut.
Kemudian diharapkan praktikan dapat mengetahui prinsip kerja dari Scanning Electron
alat SEM-EDX.
mengetahui salah metode analisis kimia fisik bahan tambang yaitu metode analisis
dan tekstur dari sampel bijih mangan serta dapat mengoperasikan software yang
digunakan dalam analisis sampel menggunakan alat SEM-EDX yang berguna dalam
2
menganalisis suatu sampel mineral atau batuan dan dapat diterapkan di dunia Teknik
Pertambangan.
microscope control agar diketahui bentuk dan tekstur dari sampel bijih mangan.
Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu, 10 April 2021 bertempat di Laboratorium
Analisis dan Pengolahan Bahan Galian dan Ruang Scanning Electron Microscope–
3
BAB II
ANALISIS SEM-EDX
lensanya untuk melihat sampel hingga skala mikro dan nano. Scanning Electron
Microscope (SEM) merupakan mikroskop electron yang banyak digunakan dalam ilmu
pengetahuan material. SEM banyak digunakan kerena memiliki kombinasi yang unik,
mulai dari persiapan spesimen yang simple dan mudah, kapabilitas tampilan yang
melalui pemindaian menggunakan pancaran energi tinggi dari elektron dalam pola scan
raster. SEM digunakan pada sampel yang tebal dan memungkinkan untuk analisis
permukaan. Pancaran berkas yang jatuh pada sampel akan dipantulkan dan
didifraksikan. Adanya elektron yang terdifraksi dapat diamati dalam bentuk pola-pola
difraksi. Pola-pola difraksi yang tampak sangat bergantung pada bentuk dan ukuran sel
satuan dari sampel. Sem juga dapat digunakan untuk menyimpulkan data-data
kristalografi, sehingga hal ini dapat dikembangkan untuk menentukan elemen atau
digunakan untuk mengamati tekstur, topografi, dan sifat permukaan bubuk atau
padatan. Komponen utama Scanning Electron Microscope (SEM) terdiri dari dua unit,
elektron coloumb dan display console. Elektron coloumb merupakan elektron beam
terdapat CRT. Pancaran elektron energi tinggi dihasilkan oleh elektron gun yang kedua
4
tipenya berdasar pada pemanfaaatan arus. Pertama yaitu pistol termionik dimana
pancaran elektron tercapai dengan pemanasan tungseng atau filament katoda pada
suhu 1500K sampai 3000K. Katoda merupakan kutub negatif yang dibutuhkan untuk
dipercepat dari katoda dan meninggalkan anoda dengan energi E 0 kali elektron volt
(KeV). Pistol termionik sangat luas penggunaannya karena relatif aman untuk
digunakan dalam tabung vakum 10-9 Torr, atau lebih kecil dari pada itu. Gambar yang
dihasilkan Scanning Electron Microscope (SEM) yaitu tiga dimensi. Selain itu, informasi
yang diberikan SEM berupa topologi, morfologi, komposisi, dan informasi mengenai
kekristalan benda. Karena itu, SEM dapat digunakan untuk uji mikrostruktur (termasuk
Energy Dispersive X-Ray (EDX) adalah alat yang berharga untuk analisis
kuantitatif dan kualitatif elemen. Metode ini memungkinkan analisis kimia non-
destruktif yang cepat dengan resolusi spasial dalam rezim mikrometer. Hal ini
didasarkan pada analisis spektral radiasi sinar x karakteristik yang dipancarkan dari
atom sampel pada iradiasi dengan berkas elektron difokuskan dari SEM. Dalam sistem
Energy Dispersive X-Ray (EDX) adalah sebuah teknik analisis yang digunakan
untuk elemen analisis atau karakterisasi kimia sampel. Energy Dispersive X-Ray (EDX)
adalah salah satu varian dari fluoresensi sinar x spektroskopi yang bergantung pada
dasar bahwa setiap elemen memiliki unit struktur atom yang memungkinkan sinar x
yang merupakan ciri khas dari struktur atom suatu unsure untuk didefinisikan secara
5
unik dari satu sama lain. Untuk merangsang emisi sinar x karakterisasi dari spesimen,
sinar energi tinggi partikel bermuatan seperti elektron atau proton, atau sinar x,
Pada saat istirahat, atom dalam sampel mengandung keadaaan dasar (atau
tereksitasi) elektron ditingkat energi diskrit atau kulit electron terikat inti. Balok insiden
dapat meningkatkan sebuah elektron dalam shell batin, mengeluarkannya dari shell
sementara menciptakan lubang elektron dimana elektron itu. Elektron dari luar, energi
yang lebih tinggi shell kemudian mengisi lubang, dan perbedaan energi antara energi
yang lebih tinggi shell dan shell energi yang lebih rendah mungkin akan dirilis dalam
bentuk sinar x. Jumlah dan energi dari sinar x dipancarkan dari spesiment dapat diukur
Sebagai energi dari sinar x karakteristik dari perbedaan energi antara dua
cangkang, dan struktur atom unsure dari mana mereka dipancarkan, ini
memungkinkan komposisi unsur dari spesimen yang akan diukur. SEM-EDX merupakan
gabungan dari 2 jenis instrumen yaitu SEM dan EDX. Scanning Electron Microcope
(SEM) adalah instrumen yang berfungsi untuk megetahui morfologi atau struktu
permukaan dari suatu sampel padatan melalui suatu gambar. Sementara Energy
Dispersive X-Ray (EDX) adalah instrumen yang berfungsi untuk menganalisis unsur
SEM-EDX adalah alat yang dapat digunakan untuk analisis kuantitatif dan
kualitatif elemen yang didasarkan pada analisis spectral radiasi sinar x karakteristik
yang dipancarkan dari atom sampel pada iradiasi dengan berkas elektron yang
difokuskan dari SEM. Alat ini umumnya digunakan untuk berbagai aplikasi termasuk
6
II.2 Prinsip Kerja SEM-EDX
Prinsip kerja Scanning Electron Microcope (SEM) adalah deteksi elektron yang
dihamburkan oleh suatu sampel padatan ketika ditembak oleh berkas elektron
berenergi tinggi secara berlanjut yang dipercepat di dalam electromagnetic coil yang
dihubungkan dengan cathode ray tube (CRT) sehingga dihasilkan suatu informasi
membentuk suatu gambar dengan menembakkan suatu sinar elektron berenergi tinggi,
biasanya dengan energi dari 1 hingga 20 keV, melewati sampel dan kemudian
‘Secondary electron’ berasal pada 5-15 nm dari permukaan sampel dan memberikan
informasi topografi dan untuk tingkat yang kurang, pada variasi unsur dalam sampel.
‘Backscattered electron’ terlepas dari daerah sampel yang lebih dalam dan memberikan
informasi terutama pada jumlah atom rata-rata dari sampel (Voutou and Stefanaki,
2008).
7
Gambar 2.1 Skematik Prinsip Kerja SEM (Sampson, 1996).
Peristiwa tumbukan berkas sinar electron, yaitu ketika memberikan energi pada
sampel, dapat menyebabkan emisi dari sinar x yang merupakan karakteristik dari atom-
atom sampel. Energi dari sinar x digolongkan dalam suatu tebaran energi spectrometer
dan dapat digunakan untuk identifikasi unsur-unsur dalam sampel. Berkas elektron
atas sampel.
elektron dalam struktur elektronik atom. Elektron dari kulit, energi luar yang lebih
tinggi kemudian mengisi lubang, dan kelebihan energi elektron tersebut dilepaskan
dalam bentuk foton sinar x. Pelepasan ini sinar x menciptakan garis spektrum yang
sangat spesifik untuk setiap elemen. Dengan cara ini data X-ray emisi dapat dianalisis
ditunjukkan oleh dua K puncak disebut demikian (K dan K αβ ) pada sekitar 8,0 dan 8,9
keV dan puncak α L pada 0,85 eV. Dalam unsur-unsur berat seperti tungsten, sebuah ot
transisi yang berbeda yang mungkin dan banyak puncak karena itu hadir
(Irawan,2010).
8
Dalam mengenali jenis atom dipermukaan yang mengandung multiatom para
besar alat Scanning Electron Microscope (SEM) dilengkapi dengan kemampuan ini,
namun tidak semua SEM punya fitur ini. Energy Dispersive X-Ray (EDX) dihasilkan dari
sinar x karakteristik, yaitu dengan menembakkan sinar x pada posisi yang ingin kita
ketahui komposisinya. Maka setelah ditembakkan pada posisi yang diinginkan maka
akan muncul puncak-puncak tertentu yang mewakili suatu unsur yang terkandung.
Dengan EDX kita juga bisa membuat elemental mapping (pemetaan elemen) dengan
EDX bisa digunakan untuk menganalisa secara kunatitatif dari persentase masing-
masing elemen. Contoh dari aplikasi EDX digambarkan pada diagram dibawah ini.
Hasil yang dapat terlihat di layar CRT (Voutou and Stefanaki, 2008), yaitu :
a. Morfologi, yaitu bentuk dan ukuran dari partikel penyusun suatu sampel.
(EDX).
9
c. Informasi kristalografi, yaitu informasi mengenai bagaimana susunan dari
SEM-EDX adalah alat yang dipakai pada umumnya untuk aplikasi yang cukup
evaluasi kualitas batuan reservoir melalui studi diagnosa yang meliputi identifikasi dan
Investigasi permasalahan produksi migas seperti efek dari clay minerals, steamfloods
dan chemical treatments yang terjadi pada peralatan pemboran, gravelpacks dan pada
Instrumen ini sangat cocok untuk berbagai jenis investigasi. Instrumen ini
digunakan untuk menyelidiki struktur logam dan permukaan fraktur. Detail terkecil
yang dapat dilihat pada gambar SEM adalah 4-5 nm (4-5 sepersejuta milimeter). Detail
terkecil yang dapat dianalisis adalah pM 2-3 (2-3 seperseribu milimeter). Analisis SEM-
EDX dilakukan untuk memperoleh gambaran permukaan atau fitur material dengan
resolusi yang sangat tinggi hingga memperoleh suatu tampilan dari permukaan sampel
dsb).
10
3. Komposisi: menganalisa komposisi dari permukaan benda secara kuantitatif
dan kualitatif.
SEM tersusun dari tiga komponen utama (Voutou and Stefanaki, 2008), yaitu:
a. Electron Gun
Electron gun merupakan sumber elektron dari bahan kawat tungsten atau
berupa jarum dari paduan Lantanum Hexaboride LaB6 atau Cerium Hexaboride
11
Electron gun terdiri dari dua jenis yaitu thermal emission dan field emission.
Pada field emission, yang menjadi penyebab lepasnya elektron dari bahan ialah
adanya gaya tarik medan listrik luar yang diberikan pada bahan. Pada katoda
yang digunakan pada proses emisi ini dikenakan medan listrik yang cukup besar
sehingga tarikan yang terjadi dari medan listrik pada elektron menyebabkan
elektron memiliki energi yang cukup untuk lompat keluar dari permukaan
katoda.
b. Imaging Detector
gangguan dari molekul udara terhadap berkas elektron, seluruh jalur elektron
12
dan oksida. Untuk mengatasi hal tersebut Scanning Electron Microscope (SEM)
ini memiliki opsi untuk dapat dioperasikan dengan vakum rendah, yang disebut
Low Vaccum Mode. Dengan teknik low vaccum kita bahan non konduktif dapat
13
Gambar 2.6 Backscattered Electron Detector.
14
c. Lensa Elektromagnetik
menjadi sebuah titik kecil, lalu oleh dua pasang scan coil discan-kan dengan
maka semakin besar resolusi lateral yang dicapai. Kesalahan fisika pada lensa-
15
BAB III
BAB IV
METODOLOGI PERCOBAAN
IV.1.1 Alat
1. Carbon Coater, digunakan untuk melapisi sampel agar sampel tersebut bersifat
konduktor
2. Alat SEM-EDX, berfungsi untuk mengetahui bentuk, tekstur dan komposisi suatu
sampel.
16
3. Kaca preparat, berfungsi sebagai tempat sampel yang akan diamati sehingga
sampel akan lebih jelas saat diamati.
4. Double Tip, sebagai perekat antara sampel dan kaca preparat dengan perekat 2
sisi agar sampel dapat merekat sempurna diatas kaca preparat.
17
Gambar 3.5 Komputer.
6. Spatula, sebagai alat untuk memidahkan sampel untuk dimasukan ke ring pipa
dan preparat untuk dipreparasi.
IV.1.2 Bahan
1. Sampel bubuk, sebagai bahan yang digunakan untuk diuji dalam praktikum
analisis XRF.
18
Gambar 3.8 Alkohol.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum analisis XRF.
19
3. Mensterilkan preparat untuk preparasi sampel
20
5. Menekan preparat hingga sampel dalam ring pipa rata menggunakan pompa
dengan tekanan sebesar 40MPa, ditunggu selama 3-5 menit agar sampel lebih
padat.
21
7. Mengisi nitrogen kedalam alat XRF hingga temperature mencapai 160o C agar
22
9. Membersihkan bagian dalam mesin XRF terlebih dahulu menggunakan alkohol
dan tissue, kemudian masukkan sampel dan tutup alat XRF.
10. Masukkan nama sampel, klik OK dan START tunggu hingga measuring channel
mencapai 100 selama 2 kali kemudian akan muncul data dalam bentuk grafik
dan tabel. Proses analisis selesai.
V.1 Hasil
1 SiO2 76,592
2 Al2O3 13,422
3 CaO 4,499
4 Fe2O3 2,418
5 K2O 1,633
6 SO3 1,020
7 TiO2 0,240
8 MnO 0,104
9 SrO 0,044
10 V2O5 0,010
11 Rb2O 0,010
12 ZnO 0,009
4.2 Pembahasan
Hasil dari analisis sampel menggunakan alat X-Ray Fluorescence (XRF) dapat
dilihat pada tabel hasil analisis diatas. Tabel tersebut menyajikan mengenai senyawa-
senyawa hasil analisis yang terdapat pada sampel beserta persentase senyawa yang
yang secara signifikan jumlah atau kadarnya cukup besar, diantaranya Silika (SiO2) dan
Aluminium Oksida (Al2O3). Selain itu, terdapat pula senyawa-senyawa yang jumlah
atau kadarnya sedang, yaitu Kalsium Oksida (CaO) dan Besi (III) Oksida (Fe2O3).
24
Sedangkan senyawa-senyawa lainnya merupakan senyawa yang memiliki jumlah atau
kadar yang kecil/sedikit (<2%), diantaranya adalah K 2O, SO3, TiO2, MnO, dan
seterusnya.
Silika (SiO2) merupakan senyawa kimia yang terdiri dari silikon dan oksigen
yang diperoleh dari silika mineral. Mineral yang memiliki struktur kimia SiO 2 adalah
mineral kuarsa. Aluminium Oksida (Al2O3) merupakan sebuah senyawa kimia yang
terbentuk dari aluminium dan oksigen. Kandungan kadar silika (SiO 2) pada data di atas
sangat besar, yaitu 76,592%. Dari hasil analisis tersebut kami mengambil kesimpulan
bahwa sampel yang dianalisis tersebut merupakan sampel bijih emas. Sampel yang
dianalisis pada praktikum kali ini memiliki mineral kuarsa yang signifikan dengan
kandungan silikanya >60%. Selain itu, kandungan Al 2O3 juga cukup besar, yaitu
13,422%. Sehingga dari komposisi di atas, bisa disimpulkan bahwa SiO2 dan Al2O3
membentuk batuan dan kuarsa merupakan mineral pembentuk batuan (mineral silikat).
merupakan salah faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan pada proses analisis
praktikum. Contoh human error yang terjadi pada praktikum ini adalah alat yang
lain ke dalam sampel yang dianalisis. Selain itu, permukaan ring pipa yang digunakan
pada saat praktikum tidak rata. Hal tersebut disebabkan oleh penghalusan permukaan
ring pipa yang kurang maksimal sehingga menyebabkan bentuk sampel yang dianalisis
dalam ring pipa tersebut tidak rata, semakin rata ring pipa yang dimasukkan kedalam
25
preparat semakin baik karena sampel akan semakin kompak dan solid dan dapat
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
atom pada permukaan sampel oleh sinar x dari sumber sinar x. Tumbukan
yang dideteksi. Hasil analisis yang dihasilkan oleh X-Ray Fluorescence (XRF)
bentuk senyawa oksida yang mewakili komposisi unsur yang terkandung dalam
2. Jenis unsur dan konsentrasi dari suatu sampel dapat dilihat dari tabel yang
dihasilkan setelah proses analisis. Pada praktikum ini, sampel yang dianalisis
sebanyak 13,422%.
26
dengan kandungan Silika (SiO2) >60%. Bijih emas biasanya berasosiasi mineral
bentuk batuan yaitu mineral silika atau senyawa silikat serta senyawa oksida
VI.2 Saran
saran kepada:
melakukan praktikum.
2. Sebaiknya waktu untuk praktikum lab dapat diefisienkan agar praktikum dapat
melakukan praktikum.
VI.3
27
DAFTAR PUSTAKA
Girao, A. V., Caputo, G., and Ferro, M. C. 2017. Application of Scanning Electron
Microscopy–Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDS). Comprehensive
Analytical Chemistry.
Martinez, M., 2010. Sebuah Pemahaman Dasar Scanning Electron Microscopy (SEM)
and Mikroskop Elektron (SEM) dan Energy Dispersive X-ray Detection (EDX)
Energi dispersif X-ray Deteksi (EDX). (http://karya_ilmiah.um.ac.id). diakses 15
September 2010.
Prasetyo, Y., 2011, Scanning Electron Microscope dan Optical Emission Spectroscope .
Wordpress. Bandung.
Setiani, W., T. Sudiarti, dan L. Rahmidar. 2013. Preparasi dan Karakterisasi Edible Film
Dari Poliblend Pati Sukun-Kitosan. Valensi Vol. 3 No. 2, November 2013 (100-
109). ISSN: 1978 – 8193.
Srivastava, A., Vinod K.J., 2012. Applying SEM-EDX and XRD Techniques to
Demonstrate the Overgrowth of Atmospheric Soot and Its Coalescence with
Crystal Silicate Particles in Delhi. Atmospheric and Climate Sciences. 2, 89-93.
Sujatno. A., R. Salam, Bandriyana, dan A. Dimyati. 2015. Studi Scanning Electron
Microscopy (SEM) Untuk Karakterisasi Proses Oxidasi Paduan Zirkonium . Jurnal
Forum Nuklir (JFN), Volume 9, Nomor 2, November 2015.
Taufiq, A., 2008. Sintesis Partikel Nano Fe3-xMnxO4 Berbais Pasir Besi Dan
karakterisasi Struktur Serta Kemagnetannya. Jurnal Nanosains & Nanoteknologi,
Vol1 hal 67-73.
Yang, Leng. 2008. Materials Characterization. John Wiley & Sons Pty.
28
LAMPIRAN
29
DOKUMENTASI
30