INSTRUMENTASI KIMIA
ACARA :
Analisis Kandungan Logam dengan Spektroskopi X-Ray
Fluorescensce (XRF)
Disusun Oleh :
Nama
: Hersandy D.Kusuma
NIM
: 011300339
Prodi
: Teknokimia Nuklir
Semester
: III
Kelompok
: A3
Teman Kerja
: 1. Ari Nurul P
2. Muhammad reza P
2013
Spektroskopi X-Ray Fluorescence (XRF)
I.
Tujuan
1. Memahami cara kerja alat spektrometer X-Ray Fluorescence (XRF).
2. Menentukan kandungan logam dalam sampel.
II.
Dasar Teori
Sinar X
Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang radio, panas, cahaya sinar ultraviolet, tetapi mempunyai panjang
gelombang yang sangat pendek sehingga dapat menembus benda-benda. Sinar-x
ditemukan pertamakali oleh Roentgen pada tahun 1895. Pada saat ditemukan, sifatsifat sinar-x tidak langsung dapat diketahui. Sifat-sifat alamiah (nature) sinar-x baru
secara pasti ditentukan pada th 1912 seiring dengan penemuan difraksi sinar-x oleh
kristal. Difraksi sinar-x ini dapat melihat atau membedakan objek yang berukuran
kurang lebih1 angstroom. Sifat-sifat sinar-x tersebut adalah:
a.
Tidak dapat dilihat oleh mata, bergerak dalam lintasan lurus, dan dapat
mempengaruhi film fotografi sama seperti cahaya tampak.
b. Daya tembusnya lebih tinggi dari pada cahaya tampak, dan dapat
menembus tubuh manusia,kayu, beberapa lapis logam tebal.
c.
Gambar 1.
Peristiwa fotoionisasi
2. Tahap kedua adalah stabilisasi atom yang terionisasi. Hal ini menyebabkan re-emisi
dari semua, atau sebagian, energi yang dibutuhkan selama peristiwa eksitasi. Peristiwa
ini terjadi hampir secara instan (dalam 10 hingga 16 detik), sebuah elektron dari orbit
yang lebih luar dari atom tersebut untuk melompat ke dalam untuk mengisi ruang
kosong. Karena elektron yang lebih luar memiliki energi yang lebih besar, maka
elektron yang berpindah akan memiliki kelebihan energi yang dipancarkan dalam
bentuk foton X-ray fluorescence. Dengan cara ini, atom kembali ke keadaan dasar
dengan sangat cepat.
Proses terbentuknya sinar-X
Sinar-X Karakteristik
Pada generator sinar-X, saat filamen katoda dipanaskan menyebabkan filamen
berpijar sehingga elektron-elektron bergerak dari atom-atom filamen dan lepas dari
katoda. Elektron-elektron dari katoda akan lepas dan bergerak dengan kecepatan
tinggi menuju anoda. Elektron yang ditembakkan dari katoda ini memiliki energi
berupa energi kinetik. Selanjutnya pada anoda, elektron yang ditembakkan dari katoda
menumbuk elektron lain di anoda sehingga energi kinetik elektron dari katoda
berubah dan memberikan energi kinetik pada elektron anoda sehingga elektron
tereksitasi terlepas dari lintasan orbitnya. Saat elektron kembali dalam keadaan dasar
atau setimbang, terjadi perubahan energi. Perubahan energi ini ternyata mampu
menghasilkan foton dengan frekuensi yang tinggi, peristiwa ini menghasilkan foton
sinar-X yang dikenal sebagai sinar-X karakteristik.
elemen
waveleng elemen
waveleng elemen
waveleng elemen
wavelengt
line
line
line
line
t
th (nm)
t
th (nm)
t
th (nm)
t
h (nm)
Li
22.8
Ni
K1 0.1658
L1 0.3149
Pt
L1 0.1313
Be
11.4
Cu
K1 0.1541
Xe
L1 0.3016
Au
L1 0.1276
6.76
Zn
K1 0.1435
Cs
L1 0.2892
Hg
L1 0.1241
4.47
Ga
K1 0.1340
Ba
L1 0.2776
Tl
L1 0.1207
3.16
Ge
K1 0.1254
La
L1 0.2666
Pb
L1 0.1175
2.362
As
K1 0.1176
Ce
L1 0.2562
Bi
L1 0.1144
K1,2 1.832
Se
K1 0.1105
Pr
L1 0.2463
Po
L1 0.1114
Ne
K1,2 1.461
Br
K1 0.1040
Nd
L1 0.2370
At
L1 0.1085
Na
K1,2 1.191
Kr
K1 0.09801
Pm
L1 0.2282
Rn
L1 0.1057
Mg
K1,2 0.989
Rb
K1 0.09256
Sm
L1 0.2200
Fr
L1 0.1031
Al
K1,2 0.834
Sr
K1 0.08753
Eu
L1 0.2121
Ra
L1 0.1005
Si
K1,2 0.7126
K1 0.08288
Gd
L1 0.2047
Ac
L1 0.0980
K1,2 0.6158
Zr
K1 0.07859
Tb
L1 0.1977
Th
L1 0.0956
K1,2 0.5373
Nb
K1 0.07462
Dy
L1 0.1909
Pa
L1 0.0933
Cl
K1,2 0.4729
Mo
K1 0.07094
Ho
L1 0.1845
L1 0.0911
Ar
K1,2 0.4193
Tc
K1 0.06751
Er
L1 0.1784
Np
L1 0.0888
K1,2 0.3742
Ru
K1 0.06433
Tm
L1 0.1727
Pu
L1 0.0868
Ca
K1,2 0.3359
Rh
K1 0.06136
Yb
L1 0.1672
Am
L1 0.0847
Sc
K1,2 0.3032
Pd
K1 0.05859
Lu
L1 0.1620
Cm
L1 0.0828
Ti
K1,2 0.2749
Ag
K1 0.05599
Hf
L1 0.1570
Bk
L1 0.0809
K1 0.2504
Cd
K1 0.05357
Ta
L1 0.1522
Cf
L1 0.0791
Cr
K1 0.2290
In
L1 0.3772
L1 0.1476
Es
L1 0.0773
Mn
K1 0.2102
Sn
L1 0.3600
Re
L1 0.1433
Fm
L1 0.0756
Fe
K1 0.1936
Sb
L1 0.3439
Os
L1 0.1391
Md
L1 0.0740
Co
K1 0.1789
Te
L1 0.3289
Ir
L1 0.1351
No
L1 0.0724
Analisis unsur-unsur utama dan jejak dalam bahan geologi oleh XRF
dimungkinkan oleh perilaku atom ketika mereka berinteraksi dengan X-radiasi.
Sebuah spektrometer XRF bekerja karena jika sampel diterangi oleh sinar-X intens
beam, yang dikenal sebagai balok insiden, sebagian energi yang tersebar, tetapi
beberapa juga diserap dalam sampel dengan cara yang tergantung pada kimia nya.
Insiden X-ray beam biasanya dihasilkan dari target Rh, meskipun W, Mo, Cr dan lainlain juga dapat digunakan, tergantung pada aplikasi.
Saat ini sinar X-ray utama menerangi sampel. Pada gilirannya memancarkan
sinar-X sepanjang spektrum panjang gelombang karakteristik dari jenis atom hadir
dalam sampel. Bagaimana ini terjadi? Atom-atom dalam sampel menyerap sinar-X
energi pengion, elektron mendepak dari tingkat energi rendah (biasanya K dan L).
Para elektron dikeluarkan diganti oleh elektron dari, energi luar orbit yang lebih
tinggi. Ketika ini terjadi, energi dilepaskan karena energi yang mengikat penurunan
orbital elektron dalam dibandingkan dengan yang luar. Hal ini melepaskan energi
dalam bentuk emisi karakteristik sinar-X menunjukkan atom jenis ini. Jika sampel
memiliki unsur-unsur yang hadir, seperti yang khas untuk kebanyakan mineral dan
batuan, penggunaan Spektrometer dispersif Panjang gelombang seperti bahwa dalam
EPMA memungkinkan pemisahan spektrum yang dipancarkan sinar-X yang
kompleks ke dalam panjang gelombang karakteristik untuk masing-masing elemen
ini. Berbagai jenis detektor (aliran gas proporsional dan kilau) digunakan untuk
mengukur intensitas sinar yang dipancarkan. Penghitung aliran yang biasa digunakan
untuk mengukur gelombang panjang (> 0,15 nm) sinar-X yang khas dari spektrum K
dari unsur yang lebih ringan daripada Zn. Detektor sintilasi umumnya digunakan
untuk menganalisis panjang gelombang lebih pendek dalam spektrum sinar-X (K
spektrum elemen dari Nb ke I; L spektrum Th dan U). X-ray dari panjang gelombang
menengah (K spektrum yang dihasilkan dari Zn untuk Zr dan L spektrum dari Ba dan
unsur tanah jarang) umumnya diukur dengan menggunakan kedua detektor bersamasama. Intensitas energi yang diukur oleh detektor sebanding dengan kelimpahan
elemen dalam sampel. Nilai yang tepat dari proporsionalitas ini untuk setiap elemen
diperoleh dengan perbandingan standar mineral atau batuan dengan komposisi yang
diketahui dari analisis sebelumnya dengan teknik lain.
Aplikasi
X-Ray fluoresensi digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk
survei tanah
produksi semen
massal kimia analisis elemen utama (Si, Ti, Al, Fe, Mn, Mg, Ca, Na, K, P)
dalam batuan dan sedimen
massal kimia analisis unsur jejak (dalam kelimpahan> 1 ppm; Ba, Ce, Co,
Cr, Cu, Ga, La, Nb, Ni, Rb, Sc, Sr, Rh, U, V, Y, Zr, Zn) di batuan dan
sedimen - batas deteksi untuk elemen biasanya pada urutan beberapa
bagian per juta
sampel tanah untuk menjadi bubuk halus. Pada titik ini dapat dianalisis secara
langsung, terutama dalam hal analisis elemen jejak. Namun, rentang yang
sangat luas dalam kelimpahan unsur yang berbeda, terutama besi, dan berbagai
ukuran butir dalam sampel bubuk, membuat perbandingan proporsionalitas
dengan standar sangat merepotkan. Untuk alasan ini, adalah praktek umum
untuk mencampur sampel bubuk dengan fluks kimia dan menggunakan tungku
atau kompor gas untuk mencairkan sampel bubuk. Mencair menciptakan gelas
homogen yang dapat dianalisis dan kelimpahan (sekarang agak diencerkan)
elemen dihitung.
Detektor sinar-X
Ada dua jenis detektor yang paling umum, yaitu:
1. Tranduser gas yang bekerja sebagai pencacah proporsional.
Tiap foton sinar-X yang menyebabkan ionisasi dalam campuran gas (misalnya
argon/metana) akan memberikan pulsa yang sebanding dengan energinya.
2. Tranduser semikonduktor (pencacah sintilasi).
Tiap foton sinar-X meningkatkan konduktivitas daerah aktif (irisan) dari dioda silikon
(satu elektron untuk sekitar 3,6 eV). Sinyal-sinyal pengganggu dapat dikurangi jika
sensor bekerja pada temperatur rendah (didinginkan dengan nitrogen cair atau alat
pendingin). Permukaan jendela detektor dilindungi dengan film berylium.
Gambar 2.
dalam mode pulsa, (b) dioda Si/Li yang didinginkan, (c) prinsip kerja detektor
sintilasi
III.
Alat Percobaan
Gambar 1.
IV.
Langkah Kerja
V.
Data Percobaan
Kadar (%)
0,0357
0,064
0,0007
0,0033
0,0311
0,0115
19,52
0,997
4,29
17,31
3,01
1,384
0,0314
0,0060
0,0563
57,2
ketidakpastian
0,0012
0,005
0,0004
0,0011
0,0008
0,07
0,007
0,04
0,07
0,02
0,009
0,0014
0,0003
0,0016
0,2
waktu
10 s
30 s
60 s
0,039
18,0021,00
49,0064,00
Limit
19,45
0,047
57,56
Kadar (%)
0,0,56
19,56
0,096
19,39
Cr
Ketidakpastian (%)
0,067
57,49
Kadar (%)
Ketidakpastian (%)
0,116
57,77
Kadar (%)
Ketidakpastian (%)
Ni
Unsur
12,0015,00
0,027
13,63
0,039
13,71
0,067
13,80
Co
3,505,00
0,008
4,38
0,012
4,41
0,021
4,46
Mo
2,753,25
0,025
3,46
0,036
3,49
0,062
3,42
Ti
0,002,00
0,008
1,10
0,011
1,06
0,019
1,04
Fe
0,001,00
0,015
0,21
0,02
0,13
0,035
0,13
Mn
0,021
0,11
0,015
0,09
0,021
0,08
0,000,50
0,004
0,03
0,06
0,04
Cu
Kadar (%)
Ketidakpastian
Limit
54,22
14,14
12,43
9,65
3,15
2,33
1,86
1,25
1,10
0,049
0,042
(%)
0,744
1,103
1,139
3,276
0,292
0,261
0,369
0,304
0,177
0,159
0,131
Tabel 3.
Unsur
Kadar (%)
Ketidakpastian
Limit
Fe
Pb
Pd
Zr
Ti
Mn
As
Zn
Au
Co
Cu
76,05
9,83
4,75
2,39
1,97
1,48
1,17
0,86
0,80
0,37
0,34
(%)
0,490
0,635
0,374
0,096
0,318
0,112
0,317
0,068
0,105
0,085
0,073
Tabel 4.
Unsur
Fe
Ti
Mn
Co
Pb
Cu
As
Kadar (%)
Ketidakpastian
Limit
95,88
2,87
0,37
0,36
0,30
0,09
0,08
(%)
0,104
0,030
0,008
0,016
0,028
0,006
0,014
96.00-99,80
0, 60-0,9
-
Ni
VI.
0,04
0,006
0,00-0,30
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kandungan serta kadar
kandungan yang terdapat dalam logam sampel dengan menggunakan alat
spekrtometer X-ray fluorescence (XRF) .Dimana alat yang digunakan
X-ray
Praktikum ini diawali dengan pengukuran plat standar untuk kalibrasi alat.
Kalibrasi yang dilakukan merupakan kalibrasi secara tidak langsung , dikarenakan
user tidak diberi wewenang oleh instansi perusahaan/ penjualnya. Setelah dilakukan
pengukuran, pada layar dari spektrometer XRF dapat ditampilkan kandungan logamlogam dalam plat standar serta kadarnya. Dari alat XRF juga dapat diketahui nilai
ketidakpastian alat selama pengukuran. Setelah didapatkan hasil pengukuran
selanjutnya dibandingkan dengan sertifikat standar logam yang sudah ada. Setelah
dibandingkan ternyata terdapat kadar suatu kandungan hasil pengukuran tidak sesuai
dengan nilai yang ada pada sertifikat. Akan tetapi, pada spektrometer XRF juga dapat
dikatahui nilai rentang kadar sehingga dapat diketahui nilai kadar yang terukur masih
termasuk dalam rentang nilai atau tidak. Berdasarkan pengukuran standar dengan
memvariasikan waktu dapat terlihat bahwa semakin lama waktu yang digunakan
terhadap analisis , maka semakin stabil alat dalam menangkap sinyal
xray
karakteristik apa saja yang terkandung dalam suatu sampel. Hal ini dapat terlihat pada
daata percobaan dimana pada waktu
yang terdeteksi , pada t=30 detiik terdapat 11 unsur yang terdeteksi dan pada waktu 60
detik terdapat 12 unsur yang terdeteksi. Meskipun lamanya waktu berpengaruh akan
tetapi alat juga akan mendeteksi unsur-unsur tetap pada waktu tertentu.
Pada
pengukuran sampel plat logam juga dapat diketahui kadar logam-logam yang
terkandung di dalam plat tersebut. Dari hasil pengukuran dapat diketahui bahwa
semua nilai kadar yang terukur masih termasuk dalam rentang limit nilai kadar yang
dapat terukur oleh spektrometer XRF.
VII.
KESIMPULAN
1. Prinsip kerja alat spektrometer X-ray fluorescence adalah tangkapan energi
emisi sinar X karakteristik dari atom yang tereksitasi oleh sistem detektor.
2. Setiap unsur memancarkan sinar X yang spesifik sehingga kandungan unsurunsur di dalam plat/sampel dapat diketahui dan diukur melalui alat spectrometer
XRF.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
http://anekakimia.blogspot.com/2011/06/analisa-instrumen-xrf.html diakses pada
tanggal 17 November 2014
http://translate.google.com/translate?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Xray_fluorescence&prev=search diakses pada tanggal 17 November 2014
Yogyakarta, 18 November 2014
Asisten
Praktikan
Hersandy D. Kusuma