Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SYAMSUL HILAL

NIM : 011900025
MATKUL : Praktikum Instrumentasi Kimia

1. Prinsip kerja XRF GUN.

X-Ray Fluorescence Gun ialah instrumen yang digunakan untuk menganalisis


kandungan yang terdapat dalam sebuah sample logam atau benda yang terbuat
dari logam. XRF-Gun bersifat tak merusak atau non-destruktif terhadap sample
yang bersangkutan. Dengan alasan tersebut XRF Gun dapat dikatakan suatu alat
dengan desain yang simple dalam penggunaan. Pengujian menggunakan XRF
mempunyai keunggulan tidak memerlukan preparasi bahan uji yang rumit dan
waktu pengujian yang singkat. Keunggulan tersebut menjadikan alat tersebut
digunakan sebagai langkah awal dalam analisis bahan sebelum dilakukan analisis
unsur dalam bahan lebih lanjut menggunakan alat uji yang lain. Prinsip kerjanya
sendiri yaitu mengukur panjang gelombang komponen material secara individu
dari emisi flourosensi yang dihasilkan sampel saat diradiasi dengan sinar-X.
Metode XRF secara luas digunakan untuk menentukan komposisi unsur suatu
material. Karena metode ini cepat dan tidak merusak sampel, metode ini dipilih
untuk aplikasi di lapangan dan industri untuk kontrol material. Analisis
menggunakan XRF dilakukan berdasarkan identifikasi dan pencacahan X-Ray
yang terjadi akibat efek fotolistrik. Efek fotolistrik terjadi karena elektron dalam
atom pada sampel terkena sinar berenergi tinggi (X-Ray). Radiasi emisi dari
sample yang dikenai sinar-X akan langsung ditangkap atau diproses oleh alat.
XRF Gun menangkap foton–foton tersebut dan dikonversikan menjadi impuls
elektrik. Amplitudo dari impuls elektrik tersebut bersesuaian dengan energi dari
foton–foton yang diterima. Impuls kemudian akan terbaca dalam alat XRF Gun
dan muncul di layar baik secara kuantitatif (tertera nama bahan yang dianalisis
serta nama unsur) maupun secara kuantitatif (konsentrasi dari unsur, limit serta
batas plus-minus (±). Pada XRF Gun ini, membutuhkan biaya yang relatif rendah,
memiliki keakuratan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan XRF Benchtop.
2. Prinsip kerja alat spektrofotometer UV-Vis
Adanya interaksi antara energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar
dengan materi yang berupa molekul. Cahaya yang berasal dari lampu deuterium
maupun wolfram yang bersifat polikromatis diteruskan melalui lensa menuju ke
monokromator pada spektrofotometer dan filter cahaya padafotometer.
Monokromator kemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya
monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu
kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam
konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi)
dan ada pula yang dilewatkan. Besar energi yang diserap sejumlah tertentu dan
menyebabkan electron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi yang
memiliki energi lebih tinggi. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima oleh
detector. Detector kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan
mengetahui cahaya yang diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding
dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui
unsur yang ada dalam sampel (secara kuanlitatif) maupun konsentrasi zat dalam
sampel (secara kuantitatif).

3. Mengapa Alat Spetrofotometer UV-Vis perlu di cek baseline flatness dan wavelength
accuracy nya?
Pengecekan Baseline Flatness dilakukan secara periodik yaitu bulanan. Bila
baseline menunjukkan nilai abnormal (lebih dari ± 0,010 Abs) maka nilai
baselinenya perlu dikoreksi. Selain itu, dilakukan pula pengecekan wavelength
accuracy. Pemeriksaan wavelength accuracy dilakukan secara periodik yaitu
bulanan. Bila wavelength accuracy menunjukkan nilai abnormal (puncak
wavelength berubah lebih dari ±1,0 nm) maka sebaiknya alat diperbaiki terlebih
dahulu dengan menghubungi Service Representative. Baseline correction
merupakan pemeriksaan baseline dimana terdapat istilah baseline stability yang
merupakan pembacaan absorbansi pada range panjang gelombang tanpa adanya
sampel. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada serapan yang
berarti pada masing-masing panjang gelombang tersebut yang bisa
mempengaruhi pembacaan sampel. Sehingga, kita bisa memastikan bahwa tidak
ada faktor pengganggu dari alat yang bisa menyebabkan perubahan absorbansi
sampel setelah alat digunakan selama beberapa kali. Selain itu, wavelength
accuracy merupakan ketepatan panjang gelombang yang didapatkan apabila
dibandingkan dengan standar parameter panjang gelombang yang telah
ditentukan.

4. Mengapa unsur pada gambar di blok berwarna lain?


Unsur pada gambar tersebut berwarna merah karena telah melibihi batas limit
yang tersedia (diluar range kerja). Pada gambar tersebut tertera bahwa limitnya
sebesar 0,70-0,90 dengan nilai plus-minus (±) 0,010 sedangkan yang terdeteksi
pada alat sebesar 0,37 atau berada di luar limit.

Anda mungkin juga menyukai