Anda di halaman 1dari 6

PEMBUATAN BAHAN STRUKTUR GRAFIT DAN

GRAFENA OKSIDA TEREDUKSI DARI KULIT SINGKONG


Andre Gugustyan P, Ilsa Rosianna, Mahda Maulana B, Sayyidatun Nisa
011500400, 111700007, 011500413, 111700003
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir – Badan Tenaga Nuklir Nasional

ABSTRAK
Grafit terdiri atas banyak lembaran atom karbon yang ditumpuk secara bersama. Sedangkan Grafena
merupakan lembaran tipis dari karbon yang memiliki ikatan sp2 dengan sifat mekanik dan elektrik yang sangat
baik untuk berbagai peralatan, termasuk peralatan mekanik dan listrik. Grafena memiliki konduktivitas elektrik
dan termal yang tinggi, dengan nilai konduktivitas yang setara atau lebih baik dari logam lainnya. Grafena
dapat juga diaplikasikan pada teknologi pengolahan polimer modern dan dapat memungkinkan pembuatan
bahan rekayasa yang melibatkan grafena. Grafena oksida dapat diproduksi melalui pengolahan grafit menjadi
lembaran tunggal. Proses pembuatan grafena oksida yaitu melalui proses penggarangan, karbonasi,
pembentukan grafit oksida, pembuatan grafena oksida, dan dilakukan pengujian kapasitansimeter.Bahan
pembuatan grafit oksida yang digunakan yaitu kulit singkong yang mengandung karbon sekitar 59%. Oksida
grafit (GO) telah berhasil disintesis dari serbuk grafit dengan pelarut asam sulfat (H2SO4), natrium nitrat
(NaNO3), kalium permanganat (KMnO4), dan hidrogen peroksida (H2O2). Kemudian pembuatan grafena
oksida dari grafik oksida melalui proses sonifikasi agar terjadi eksfoliasi. Hasil sintesis berupa pasta dicuci
dengan asam klorida (HCl) dan akuades berulang-ulang untuk mendapatkan grafena oksida yang relatif murni.
Kata Kunci : Grafit, grafena, karbon

ABSTRACT
Graphite consists of many sheets of carbon atoms that are stacked together. Whereas graphene is a thin sheet
of carbon that has sp2 bonds with excellent mechanical and electrical properties for various equipment,
including mechanical and electrical equipment. Graphene has high electrical and thermal conductivity, with
an equivalent or better conductivity value than other metals. Graphene can also be applied to modern polymer
processing technology and may allow the manufacture of engineering materials involving graphene. Graphene
oxide can be produced through the processing of graphite into single sheets. Graphene oxide making process
is through the process of burning, carbonation, formation of graphite oxide, making of graphene oxide, and
tested capacitansimeter. This manufacture of graphite oxide used is cassava skin and containing about 59%
carbon. The graphite oxide (GO) has been synthesized from graphite powder with sulfuric acid (H2SO4),
sodium nitrate (NaNO3), potassium permanganate (KMnO4), and hydrogen peroxide (H2O2). Then the
manufacture of graphene oxide from the oxide graph through the process of sonification to occur expholiation.
The synthesis of the paste is washed with hydrochloric acid (HCl) and aquades repeatedly to obtain relatively
pure graphene oxide.
Keyword: Graphite, graphene, carbon
PENDAHULUAN
Grafena merupakan lapisan tipis dari karbon
dengan sifat mekanik dan elektrik yang sangat baik
untuk berbagai peralatan, termasuk peralatan
mekanik dan elektrik (Geim and Novoselov,
2007). Grafena telah diketahui dapat memiliki
modulus Young 1000 Gpa dan kekuatan regang
60 Gpa. Nilai ini lebih tinggi dari peralatan
plastik pada umumnya. Grafena telah diketahui
memiliki konduktivitas elektrik dan termal yang Gambar 1. (a) sel material grafena ( b) Grafena
tinggi, dengan nilai konduktivitas yang setara Oksida (Stankovich, 2007)
atau lebih baik dari logam lainnya. Grafena juga
Grafit oksida diperoleh dari reaksi dengan
dapat diaplikasikan pada teknologi pengolahan
oksidator kuat seperti HCl atau H2SO4. Grafit
polimer modern, yang dapat memungkinkan
oksida tersusun dari beberapa lapisan grafena
bagi pembuatan bahan rekayasa yang melibatkan
oksida dengan komposisi karbon, oksigen, dan
grafena. Grafena diproduksi secara khas melalui
hidrogen. Pada beberapa literatur, struktur kimia
pengolahan grafit secara mekanis dan kimia
grafit oksida masih belum dapat ditentukan secara
menjadi lembaran tunggal. Grafena dapat
pasti dan masih menjadi perdebatan. Hal ini
diproduksi secara mekanis melalui metode
terjadi karena kerumitan material akibat sifat
satu langkah dimana adhesion tape ditempelkan
armorfusnya. Dari pengamatan struktur kimia
dan secara bertahap dilepaskan untuk
grafit oksida oleh Park et al (2009) dijelaskan
menghasilkan lembaran grafena. Metode ini
bahwa grafit oksida memiliki ikatan dengan
memiliki kelemahan, yakni pada aspek
gugus hidroksil dan epoksi. Komponen lain
irreproduksibilitas (Baladin, 2008). Berbagai
yang terdapat dalam grafit oksida adalah gugus
metode melibatkan oksidasi grafit menjadi
karbonil dengan jumlah relatif sedikit. Grafit
grafena oksida juga telah dilakukan. Grafena
oksida pertama kali dibuat oleh Brodie (1859)
oksida kemudian dieksfoliasi dari grafit,
dengan menambahkan KClO3 ke dalam grafit
membentuk suspensi grafena oksida. Suspensi
yang dicampur dengan larutan HNO3.
grafena oksida kemudian direduksi menjadi
Hummers and Offeman (1958) kemudian
grafena. Tak dapat dipungkiri bahwa proses ini
melakukan modifikasi metode sintesis dengan
meninggalkan grafena oksida. Sisa grafena
mereaksikan grafit dan HCl dengan NaNO3 dan
oksida mengganggu sifat grafena itu sendiri yaitu
KMnO4. KMnO4 merupakan 11 oksidator kuat
konduktivitas dan kekuatan mekanis. Interkalasi
dan akan membentuk senyawa Mn2O7 dengan
dan eksfoliasi grafit untuk mendapatkan
sifat lebih reaktif. Produk Hummer adalah
grafena beberapa tahun belakangan telah banyak
bagian intinya berupa grafit sedangkan bagian
diteliti. Cara yang umum untuk menginterkalasi
luarnya adalah grafit oksida, sehingga perlu
grafit adalah melalui interkalasi asam dan metal
dilakukan perlakuan sebelum melakukan proses
alkali. Proses ini dapat dianggap kurang ramah
Hummer untuk meningkatkan derajat oksidasi
lingkungan. Penelitian terhadap baterai ion Li
menunjukkan bahwa kation dari cairan elektrolit
ionik dapat menginterkalasi elektroda grafit.
Cairan ionik telah dapat diaplikasikan pada
proses interkalasi elektrokimia grafit
menghasilkan grafena terfungsionalisasi (Liu, et
al., 2008). Teknologi Liu dan kawan-kawan ini
dapat menggantikan proses kimia yang tak ramah
Gambar 2. Skema Pembuatan Grafena
lingkungan.
pada suhu 500oc selama 2 jam. Kemudian
dilakukan pengayakan dengan ukuran 200 mesh.
Proses reduksi dilakukan dengan mereduksi
grafena oksida melalui reaksi eksoterm. Salah Selanjutnya dilakukan pembuatan grafit
satu metode reduksi termal adalah proses oksida, Serbuk grafit sebanyak 3,0 g dicampur
annealing. Mekanisme reaksi pengelupasan dengan 70 ml H2SO4 dan 1,5 g KMNO4.
grafena oksida terjadi akibat adanya ekspansi gas Campuran diaduk dan ditambahkan KMNO4
CO dan CO2 yang terbentuk dari proses sebanyak 9,0 g lalu ditempatkan dan diaduk dalam
pemanasan. Dengan proses pemanasan yang ice bath selama 2 jam awal pada kondisi suhu < 20o
cepat akan mengakibatkan O2 berikatan dengan C Selanjutnya larutan dipanaskan pada suhu 35 oc
gugus fungsi dan atom C pada grafena oksida serta dengan tetap diaduk selama 2 jam Kemudian
terdekomposisi menjadi gas yang timbul akibat ditambahkan H2O sebanyak 400 ml dan
tekanan tinggi, sehingga proses pengelupasan ditambahkan H2O2 30% sampai diperoleh suspense
dapat terjadi. Teknik reduksi kimia berwarna kekuningan. Suspensi disaring dan
menggunakan bahan kimia sebagai reduktor, didekantasi dengan akuades Dikeringkan hingga
yaitu dengan menambahkan agen pereduksi kimia diperoleh serbuk grafit oksida padat. Setelah itu
seperti hidrazin hidrat. (Shao, 2012) tahap selanjutnya adalah Pembuatan Grafena
Oksida Grafit oksida dilarutkan akuades dan
disonikasi selama 1 jam agar terjadi eksfoliasi
ALAT DAN BAHAN Kemudian diendapkan dan dilanjutkan dengan
disaring, dicuci HCl 5% lalu H2O, dan dikeringkan.
Pada percobaan ini alat yang digunakan antara Kemudian dilakukan uji kapasitansi, Sampel
lain Furnace Thermo Scientific, oven, ayakan (Grafit dan grafena oksida tereduksi) disiapkan
dengan ukuran 200 mesh, wadah es, termometer, dalam bentuk dipress Kedua sampel kemudian
labu ukur, pipet volume, pipet tetes, pengaduk diukur nilai kapasitansinya dengan kapsitansimeter
magnetik, hot plate, gelas ukur, gelas beaker, sampai menunjukkan angka yang stabil dengan
aluminium foil, erlenmeyer, botol semprot, corong, menghubungkan probe alat.
kertas saring Whatman 41, timbangan analitik,
cawan porselen, teflon dan wadah stainless steel,
sonikator, kapasitansi meter.
PEMBAHASAN
Sedangkan bahan yang digunakan antara
Grafit merupakan bentuk Alotrop karbon
lain kulit singkong, natrium nitrat 99.3% (Merck),
yang memiliki sifat dimana unsur ini mampu
asam sulfat 98% (Merck), kalium permanganat
berada dalam dua atau lebih bentuk, pada setiap
(Merck), hidrogen peroksida (Merck), asam klorida
alotrop atom-atom unsur tersebut berikatan dengan
(Merck), dan akuades.
cara yang berbeda sehingga membentuk
modifikasi struktur yang berbeda pula. Grafena
merupakan lembaran tipis dari karbon yang
METODOLOGI PENELITIAN
memiliki ikatan sp2 dengan sifat mekanik dan
Pada percobaan ini yang pertama dilakukan elektrik yang sangat baik untuk berbagai
adalah persiapan sampel kulit singkong peralatan, termasuk peralatan mekanik dan
dibersihkan dan dipotong-potong dengan ukuran listrik. Grafena memiliki konduktivitas elektrik
rata-rata (3x4) cm, agar memiliki ukuran yang dan termal yang tinggi, dengan nilai
homogen dan dilakukan penjemuran dilakukan konduktivitas yang setara atau lebih baik dari
selama 12 jam dibawah sinar matahari. Kemudian
logam lainnya. Grafena dapat juga
dikeringkan dengan menggunakan oven selama 2
diaplikasikan pada teknologi pengolahan
jam pada suhu 70oc, setelah itu dipanaskan dengan
menggunakan furnace dengan sebelumnya sampel polimer modern dan dapat memungkinkan
dibungkus dengan menggunakan alumunium foil pembuatan bahan rekayasa yang melibatkan
grafena. Grafena oksida dapat diproduksi dipress Kedua sampel kemudian diukur nilai
melalui pengolahan grafit menjadi lembaran kapasitansinya dengan kapasitansimeter pda table.1
tunggal.

Pada percobaan ini bahan yang


digunakan pada pembuatan grafena oksida
Tabel 1. Tabel Pengukuran Kapasitansi
yang terbuat dari kulit singkung karena kulit
singkong memiliki 59% karbon. Untuk No Pengukuran Nilai Kapasitansi (F/g)
mendapatkan karbon, kulit singkong 1 1 10
dipanaskan dan dilakukan proses karbonisasi 2 2 60
3 3 30
pada suhu 500oC sehingga didapat karbon
4 4 17
yang murni kemudian dilakukan homogenasi 5 5 62
ukuran menjadi 200 mesh. Selanjutnya 6 6 40
dilakukan pembuatan grafit oksida, Serbuk grafit 7 7 50
sebanyak 3,0 g dicampur dengan 70 ml H2SO4
Campuran diaduk dan ditambahkan KMNO4
sebanyak 9,0 g lalu ditempatkan dan diaduk dalam Dari data pengamatan tersebut hasil
ice bath selama 2 jam awal pada kondisi suhu < 20o kapasitansi yang didapatkan sangat tidak
C Selanjutnya larutan dipanaskan pada suhu 35 oc stabil, hal ini dikarenakan dari proses eksfoliasi
dengan tetap diaduk selama 2 jam. Proses ini tidak berjalan sempurna sehingga proses
merupakan proses leaching sehingga terjadi pembentukan dan oksidasi dari grafena tidak
Sintesis grafit oksida yang terdiri atas dua terjadi dengan baik dan warna dari sampel masih
tahapan utama yaitu proses oksidasi dan proses berwarna hitam yang seharusnya berwana coklat
reduksi. Proses oksidasi melibatkan reaksi kehitaman.
oksidasi grafit menjadi grafit oksida. Grafit
oksida diperoleh dari reaksi dengan oksidator
kuat seperti KMnO4. Grafit oksida tersusun KESIMPULAN
dari beberapa lapisan grafena oksida dengan
komposisi karbon, oksigen, dan hidrogen. Pada Pada percobaan pembuatan grafena dari
beberapa literatur, struktur kimia grafit oksida kulit singkong ini didapatkan nilai kapasitansi
masih belum dapat ditentukan secara pasti dan yang tidak stabil dengan rentang 10 -60 F/g,
masih menjadi perdebatan. Hal ini terjadi karena hal ini diakibatkan dari proses eksfoliasi tidak
kerumitan material akibat sifat armorfusnya. berjalan sempurna sehingga proses pembentukan
Dari pengamatan struktur kimia grafit oksida dan oksidasi dari grafena tidak terjadi dengan baik
dijelaskan bahwa grafit oksida memiliki dan warna dari sampel masih berwarna hitam yang
ikatan dengan gugus hidroksil dan epoksi. seharusnya berwana coklat kehitaman.
Komponen lain yang terdapat dalam grafit
oksida adalah gugus karbonil dengan jumlah
relatif sedikit Kemudian ditambahkan H2O DAFTAR PUSTAKA
sebanyak 400 ml dan ditambahkan H2O2 30%
sampai diperoleh suspense berwarna kekuningan. 1) Geim, A.K. and Novoselov, K.S. (2007)
Akan tetapi dalam percobaan penambahan perosida The Rise of Graphene. Nature Materials, 6,
dan natrium nitrat tidak dilakukan sehingga warna 183-191.
dari sampel masih berwarna hitam sehingga proses 2) Liu,Z., et al.,2008. PEGylated nano-
eksofoloasi tidak berjalan sempurna. Kemudian graphene oxide for delivery of water-
dilakukan uji kapasitansi, Sampel (Grafit dan insoluble cancer drugs. J.Am. Chem.Soc.
grafena oksida tereduksi) disiapkan dalam bentuk 130, 10876-10877
3) Stankovich, S., Dikin, D. A., Piner, R. D., Exfoliation. Journal of Materials
Kohlhaas, K. A., Kleinhammes, A., Jia, Y., Science, 47(10), 2012,pp.4400 –4409
... Ruoff, R. S. (2007). Synthesis of
graphene-based nanosheets via chemical
reduction of exfoliated graphite oxide.
Carbon, 45(7), 1558-1565. OI:
10.1016/j.carbon.2007.02.034
4) Park, H., Brown, P. R., Bulović, V., and
Kong, J. (2011). Graphene as transparent
conducting electrodes in organic
photovoltaics: studies in graphene
morphology, hole transporting layers, and
counter electrodes. Nano Lett. 12, 133–
140. doi:10.1021/nl2029859
5) A.Baladin, et al., Superior Thermal
Conductivity of Single-layer Graphene.
Nano Letters, vol.8, no.3,2008, pp. 902 –
907
6) Hummers, W. S. & Offeman, R. E.,
Preparation of Graphitic Oxide. American
Chemical Society, vol.80, no. 6, 1958,pp.
1339
7) Shao, G. et al., Graphene Oxide: The
Mechanisms of Oxidation and

Anda mungkin juga menyukai