Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PENELITIAN UNTUK SKRIPSI

S1 KIMIA

JUDUL PENELITIAN:
KARAKTERISASI DAN UJI AKTIVITAS
ANTIBAKTERI PADA SINTESIS NANOPARTIKEL
ZnO MENGGUNAKAN EKSTRAK KULIT PISANG
CANDI SEBAGAI AGEN REDUKTOR

Oleh:
EMI NURUL HIDAYATI
160332605830

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 KIMIA
November 2019
A. JUDUL PENELITIAN:

Karakterisasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Sintesis Nanopartikel


ZnO Menggunakan Ekstrak Kulit Pisang Candi Sebagai Agen Reduktor.

B. LATAR BELAKANG:

Indonesia merupakan negara dengan sebutan agraris yang artinya


sebagian besar berpenghasilan dalam sektor pertanian. Indonesia
diperkirakan memiliki 25% keanekaragaman tumbuhan berbunga dan 40%
merupakan tumbuhan yang asli dari Indonesia. Selain memiliki keragamaan
hayati yang melimpah, Indonesia juga disebut sebagai pusat persebaran
budidaya berbagai jenis tanaman, salah satunya adalah tanaman pisang [1].

Pisang merupakan salah satu komoditas buah yang unggul di Indonesia.


Hal ini ditunjukkan oleh besarnya hasil produksi dan luas panen tanaman
pisang itu sendiri. Selain itu, Indonesia juga merupakan pusat utama dari
keragaman jenis pisang. Total produksi pisang di Indonesia pada tahun 2018
mecapai 7.264.379 ton dengan luas panen 81.289 Ha [2]. Jenis pisang yang
umum di Indonesia adalah pisang Tanduk, Candi, Ambon, Kepok, Raja
Nangka, Mas, dll [3].

Pemanfaatan buah pisang dalam kehidupan sehari hari tidak digunakan


secara utuh. Namun, yang bisa dimanfaatkan hanya bagian dari daging buah
pisangnya saja. Buah pisang dapat dikonsumsi langsung dan ada yang tidak
dapat dikonsumsi langsung. Buah pisang yang tidak dikonsumsi langsung
harus diolah terlebih dahulu seperti selai pisang, kripik pisang, dan bahan
baku industry tepung pisang [4]. Dari berbagai macam pengolahan tersebut,
dapat menyisakan limbah kulit pisang yang tidak dapat dikonsumsi. Limbah
tersebut, dapat mendukung untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut
mengenai limbah kulit pisang. Beberapa aplikasi kulit pisang yang dibahas
dalam literatur termasuk (i) memperbaiki sifat obat; (ii) berguna dalam

1
fermentasi etanol; (iii) aplikasi sebagai substrat untuk menghasilkan
biomassa; dan (iv) digunakan dalam produksi laccase [5].

Ekstrak tanaman berperan sebagai reduktor, stabilisator dan capping


agent yang baik dalam sintesis nanopartikel [6]. Senyawa yang berperan
sebagai agen reduktor dinamakan sebagai senyawa metabolit sekunder.
Senyawa metobilt sekunder pada tumbuhan yang berperan sebagai
bioreduktor dan agen penstabil dalam sintesis nanopartikel tersebut seperti
alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan tanin [7]. Pada penelitian [8] menyatakan
bahwa ekstrak kulit pisang candi mengandung senyawa metabolit sekunder
diantaranya Flavonoid, Polifenol, Saponin, dan alkoloid. Kandungan
fitokimia seperti polifenol dan flavonoid, dapat mengindikasikan
kemungkinan adanya aktivitas antibakteri yang dapat berfungsi sebagai
penangkal radikal bebas dalam tubuh [9].

Pada abad ke-21, perkembangan teknologi dalam konteks nanopartikel


telah berkembang pesat. Sektor nanopartikel dalam hal ini dikenal
diberbagai aplikasi seperti dunia medis, farmasi, makanan, bioteknologi, dll
[10]. Nanoteknologi merupakan suatu ilmu pengetahuan dan inovasi yang
terintegrasi untuk mengendalikan dan memanipulasi material dalam ukuran
1-100 nm [11]. Sintesis nanopartikel dapat dilakukan dengan beberapa
metode seperti metode presipitasi, hydrothermal, sol-gel, kondensasi gas
inert, biologi, dll [12]. Sintesis nanopartikel dengan metode fisik dan kimia
memungkinkan berdampak terhadap lingkungan yang cukup besar dan
membutuhkan biaya yang tinggi, sehingga disarankan menggunakan
metode biologis sebagai alternatif yang ramah terhadap lingkungan [5].

Penelitian nanopartikel saat ini banyak difokuskan pada senyawa


semikonduktor oksida logam yang menggunakan metode biologis yang
ramah lingkungan. Salah satu diantara senyawa oksida logam adalah seng
oksida (Zinc Oxide, ZnO). Nanopartikel ZnO mempunyai aktivitas sebagai
semikonduktor, anti bakteri, dan agen fotokimia sehingga dapat
diaplikasikan pada bidang biologi, biomedis, dan farmasi [13]. Nanopartikel

2
ZnO dengan menggunakan ekstrak kulit tanaman telah banyak diteliti
diantaranya menggunakan ekstrak kulit tomat, kulit jeruk, kulit anggur, dan
kulit lemon [14].

Nanopartikel oksida logam dapat dimanfaatkan dalam dunia medis,


seperti sebagai agen antibakteri. Hal ini, dapat dilakukan dengan cara
menurunkan ukuran partikel oksida logam menjadi ukuran nano [15].
Menurut penelitian [16] menunjukkan bahwa nanopartikel ZnO bersifat
reaktif terhadap aktivitas bakteri gram positif S. Aureus dan bakteri gram
negatif E. Coli, serta dapat menghambat pertumbuhan aktivitasnya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan


judul “Karakterisasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Sintesis
Nanopartikel ZnO Menggunakan Ekstrak Kulit Pisang Candi Sebagai Agen
Reduktor”.

C. TUJUAN PENELITIAN:

Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder pada ekstrak


kulit pisang candi

2. Mensintesis senyawa nanopartikel ZnO menggunakan prekusor


ZnSO4 serta penambahan senyawa basa NaOH dengan reduktor
ekstrak kulit pisang candi mentah, setengah matang, dan matang

3. Mengkarakterisasi senyawa hasil sintesis

4. Mengetahui aktivitas antibakteri pada nanopartikel ZnO

D. MANFAAT PENELITIAN:

Berdasarkan tujuan penelitian, maka diharapkan penelitian ini dapat


mengembangkan manfaat dari kimia fisik khususnya nanopartikel

3
menggunakan bahan alam lainnya, serta memberikan sumbangan senyawa
nanopartikel sebagai agen antibakteri dalam dunia medis.

E. KAJIAN TEORI

1. Kulit Pisang

Tanaman pisang merupakan jenis tumbuhan yang tumbuh dan


banyak dijumpai di Indonesia, khususnya wilayah Jawa Timur. Sebagai
salah satu wilayah penghasil pisang terbesar di Indonesia, banyak
masyarakat yang mengolah pisang dan memanfaatkannya sebagai
produk makanan seperti selai pisang, keripik pisang, dan tepung pisang
[4]. Pemanfaatan produk-produk tersebut dapat menyebabkan
permasalahan limbah pisang, terutama limbah kulit pisang. Menurut
[17] pada buah dan kulit pisang terdapat komponen yang dapat
digunakan sebagai agen antibakteri dan aktioksidan.

Jenis pisang di Jawa Timur dapat dikelompokkan sebagian besar


menjadi 2 golongan, yaitu golongan dikonsumsi langsung dan golongan
yang diolah sebelum dikonsumsi. Pisang yang termasuk dalam
kelompok pisang tanduk merupakan pisang yang disajikan dalam
bentuk olahan (tidak umum dikonsumsi segar). Jenis pisang tersebut
seperti pisang tanduk, pisang candi, pisang byar, dan pisang kapas [3].

Klasifikasi pisang Candi adalah sebagai berikut [18]:

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Subclass : Zingiberidae

Ordo : Zingiberales

Family : Musaceae

4
Genus : Musa

Species : Musa acuminate x Musa balbisiana cv. Candi

Pada penelitian [19] dilakukan uji fitokimia terhadap kulit pisang


ambon, dan hasilnya menunjukkan bahwa kulit pisang ambon matang
mengandung flavonoid yang cukup banyak. hal tersebut ditunjukkan
oleh Tabel 1. Adanya senyawa flavonoid pada kulit buah pisang ambon
mengakibatkan ekstrak kulit buah pisang ambon dapat bertindak
sebagai bioreduktor.

Table 1. Uji Fitokimia Pada Kulit Pisang Ambon [19]


Kulit pisang Flavonoid Tanin Alkaloid Saponin

Mentah ++ - - +++

Matang +++ - - ++

Sangat matang + - - +

Penelitian [20] menyatakan bahwa kuli pisang raja mengandung


protein dan berbagai mineral (Ca, K, Zn, Mg, Na, P, Cu dan sedikit Pb).
Kandungan Zink (Zn) pada kulit pisang Raja mentah lebih tinggi
dibandingkan yang matang. Selain itu, kulit pisang juga mengandung
senyawa metabolit sekunder. Peran kulit pisang dalam sintesis
nanopartikel adalah sebagai capping agent untuk mencegah terjadinya
aglomerasi partikel [5]. Senyawa yang dapat berperan sebagai capping
agent tersebut merupakan golongan senyawa metabolit sekunder.

2. Senyawa Metabolit Sekunder

Tanaman merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui,


seperti biomassa dan fitokimia (tertama dalam kategori metabolit
sekunder) yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Metabolit sekunder dapat dimanfaatkan dalam dunia farmasi yaitu
seperti dijadikan obat, karena didalam metebalit sekunder terdapat

5
senyawa bioaktif yang dapat memicu efek farmakologis atau toksisitas
pada manusia dan hewan [21].

Senyawa metabolit sekunder merupakan suatu senyawa turunan


dari metabolit primer. Senyawa metabolit sekunder biasanya digunakan
untuk mempertahankan diri dari infeksi yang disebabkan oleh pathogen
mikroba. Secara garis besar, senyawa metabolit sekunder
diklasifikasikan menjadi 3 golongan yaitu: golongan senyawa alkoloid;
golongan Terpenoid; dan golongan senyawa Fenolik [22]. Senyawa
fitokimia yang dapat berperan sebagai agen antibakteri diantaranya
adalah Flavonoid [23], Alkoloid [24], Senyawa Fenolik, dan Saponin.
Kulit pisang candi mengandung senyawa metabolit sekunder seperti
polifenol, flavonoid, saponin dan alkaloid [8].

3. Nanopartikel ZnO

Nanoteknologi merupakan suatu ilmu pengetahuan dan inovasi yang


terintegrasi untuk mengendalikan dan memanipulasi material dalam
ukuran 1-100 nm [11]. Klasifikasi nanopartikel secara umum dibagi
menjadi 2, yaitu nanopartikel organik dan anorganik. Nanopartikel
organik biasanya dapat dikategorikan kedalam kelompok karbon.
Sedangkan naopartikel anorganik dapat dikategorikan menjadi 3
kelompok, yaitu : nanopartikel magnetik; nanopartikel logam mulia
(Emas, Perak, dan Platinum); dan nanopartikel semikonduktor
(Titanium Oksida dan Seng Oksida) [25].
Sintesis nanopartikel dapat dilakukan dengan beberapa metode
seperti metode presipitasi, hydrothermal, sol-gel, kondensasi gas inert,
biologi, dll [12]. Sintesis nanopartikel dengan metode fisik dan kimia
memungkinkan berdampak terhadap lingkungan yang cukup besar dan
membutuhkan biaya yang tinggi, sehingga disarankan menggunakan
metode biologis sebagai alternatif yang ramah terhadap lingkungan [5].
Senyawa organik yang terdapat di tumbuhan dapat dijadikan sebagai
sumber kebutuhan pengurangan bahan beracun pada sintesis

6
nanopartikel sebagai agen pereduksi dan agen penstabil [26].
Mekanisme sintesis nanopartikel ZnO dengan prekusor molekul
(senyawa anorganik) dan penambahan capping agent (tanaman, jamur,
dan bakteri) ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Mekanisme sintesis Nanopartikel ZnO dengan


penambahan agen reduksi [26]

Nanopartikel seng oksida merupakan salah satu jenis nanopartikel


oksida logam yang menarik perhatian cukup besar dalam bidang ilmu
kimia dan teknologi nano. Nanopartikel ZnO memiliki toksisitas yang
rendah yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi diantaranya
adalah sebagai agen antibakteri, bahan pembuatan kosmetik, serta
adsorben gas seperti Nox, CO2, CO, dan NH3 [27]. Nanopartikel ZnO
mempunyai aktivitas sebagai semikonduktor, anti bakteri, dan agen
fotokimia sehingga dapat diaplikasikan pada bidang biologi, biomedis,
farmasi, dll [13].

7
F. Metode Penelitian

1. Desain/ Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian secara eksperimen di


laboratorium untuk memperoleh nanopartikel ZnO dengan reduktor
ekstrak kulit pisang candi dan aplikasinya sebagai antibakteri.
Penelitian dilakukan dengan 4 tahap utama. Tahap pertama adalah
ekstraksi kulit pisang candi mentah, setengah matang, dan matang
kemudian dilakukan uji fitokimia pada ekstrak kulit pisang candi, yang
meliputi uji adanya Flavonoid, fenolik, alkaloid, dan saponin. Tahap
kedua sintesis nanopartikel ZnO menggunakan ekstrak kulit pisang
candi mentah, setengah matang, dan matang. Tahap ketiga karakterisasi
nanopartikel ZnO menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), Fourier
Transform Infrared Spectrophotometer (FTIR), dan Scanning Electron
Microscopy (SEM) yang dilakukan di laboratorium sentral FMIPA
Universitas Negeri Malang, dan tahap keempat adalah uji aktivitas
antibakteri dari nanopartikel ZnO hasil sintesis.

2. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas : variasi tingkat kematangan kulit pisang


candi

b. Variabel terikat : karakteristik senyawa oksida hasil sintesis


dan aktivitas antibakteri

c. Variabel kontrol : waktu dan suhu kalsinasi

d. Variabel moderator : temperatur dan tekanan ruang

3. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan mulai Oktober 2019 sampai Maret


2020. Penelitian ini secara umum dilakukan di Laboratorium Penelitian
Kimia FMIPA, Universitas Negeri Malang. Karakterisasi dengan
Scanning Electron Microscopy (SEM), X-Ray Diffraction (XRD), dan

8
Fourier Transform Infrared Spectrophotometer (FTIR) dilakukan di
Laboratorium Sentral Universitas Negeri Malang. Uji aktivitas
antibakteri dari nanopartikel ZnO dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi Universitas Putra Malaya

4. Alat Dan Bahan Yang Diperlukan

a. Alat:

Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian yaitu tabung


reaksi, gelas ukur 25 mL, gelas kimia 100 mL; 250 mL; dan 500
mL;, labu takar 100 mL, corong kaca, pipet tetes, kertas saring
(Whatman-42), neraca analitik (SHIMADZU) dengan ketelitian
0,0001 gram, magnetic stirrer, hot plate, mortar dan pestle, pH
meter, indikator universal (Merck), FTIR Shimadzu tipe IRPrestige,
dan XRD (Panayitical Xpert Pro), dan seperangkat alat SEM merk
FEI.

b. Bahan:

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kulit pisang


candi mentah, setengah matang, dan matang, padatan
Zn(SO4)2.7H2O p.a merck, NaOH p.a merck, etanol 96% merck,
FeCl3 p.a merck, HCl p.a merck, Reagen Mayer, air demineralisasi,
DMSO p.a merck, dan bakteri E. coli dan S. aereus.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Preparasi Ekstrak Kulit Pisang Candi

Sampel berupa kulit pisang candi dicuci dengan air bersih yang
mengalir untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran yang terdapat
dikulit pisang tersebut. Kemudian, kulit pisang candi ditimbang
sebanyak 300 gram. Setelah itu, sampel dikeringkan dibawah sinar
matahari selama ±8 jam (sampai sedikit kering), dan kulit dipotong
kecil-kecil. Kemudian, dikeringkan di dalam oven pada suhu 80°C
selama 2 jam, lalu sampel diserbukkan dengan cara diblender.
9
Sampel yang telah siap berupa serbuk halus kulit pisang candi
kering. Serbuk halus yang terbentuk selanjutnya diekstraksi dengan
metode maserasi dengan pelarut air demineralisasi sebanyak 200 mL
selama 24 jam. Untuk memperoleh ekstrkak kulit pisang dilakukan
penyaringan dengan corong buchner. Filtrat disimpan dan residu
kembali dimaserasi selama 24 jam.

b. Uji Fitokimia

Uji fitokimia yang akan dilakukan merujuk pada penelitian [28],


yaitu dengan menguji adanya flavonoid, polifenol, saponin, dan
alkaloid. Dengan prosedur seperti dibawah ini.

Flavanoid: Uji flavonoid dilakukan dengan menambahkan HCl


pekat tetes demi tetes ke dalam ekstrak kulit pisang candi.
Kemudian, didiamkan selama 1 menit. Apabila timbul warna
merah intensif selama 5 menit maka menandakan adanya
flavonoid. Pengujian ini menggunakan kontrol + yaitu Quarcetin
dan kontrol – yaitu aquadest.

Polifenol: Uji polifenol dilakukan dengan cara menambahkan


ekstrak kulit pisang candi ditambahkan dengan larutan FeCl3 1%.
Uji positif ditandai dengan adanya perubahan warna latutan
menjadi hijau atau ungu.
Saponin: Uji saponin disebut juga dengan uji busa. Dalam hal ini,
ekstrak kulit pisang candi ditambahkan air panas dan didinginkan.
Setelah dingin, larutan dikocok dengan kuat selama 10 detik.
Apabila timbul buih maka hasil positif menunjukkan adanya
saponin. Setelah itu, ditambah dengan 1 tetes HCl 2N, apabila
tetap ada buih maka menunjukkan adanya saponin.
Alkaloid: Uji alkaloid dilakukan dengan cara menambhakan
ekstrak kulit pisang candi ditambahkan dengan 0,2 mL HCl dan
1 mL reagen Mayer. Reaksi posotif ditandai dengan adanya
perubahan warna larutan menjadi kuning.
10
c. Sintesis Nanopartikel ZnO

Sintesis ZnO NPs dilakukan dengan cara mereaksikan 100 mL


larutan ZnSO4 dengan larutan NaOH 2M tetes demi tetes hingga pH
mencapai 12. Diaduk dengan stirrer selama 2 jam. Kemudian dari
hasil reaksi tersebut akan terbentuk endapan Zn(OH)2. Setelah
terbentuk endapan tersebut dilakukan penyaringan dengan
menggunakan buchner. Kemudian dinetralkan dengan air
demineralisasi sampai pH 7, dan dicuci dengan etanol 96%.
Selanjutnya padatan dipanaskan (dekomposisi) yang akan
membentuk padatan ZnO dengan melepaskan gas H2O. Pemanasan
ini dilakukan di dalam oven pada suhu 70ºC selama 24 jam. Padatan
yang terbentuk kemudian dikalsinasi pada suhu 400°C selama 1 jam.

d. Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Prekusor ZnSO4 dan


Reduktor Ekstrak Kulit Pisang Candi

Sintesis dilakukan dengan menambahkan 100 mL larutan ZnSO4


kedalam 43,2 mL ekstrak kulit pisang candi. Kemudian ditambah
larutan NaOH 2M tetes demi tetes hingga pH mencapai 12. Diaduk
dengan stirrer selama 2 jam. Kemudian dari hasil reaksi tersebut
akan terbentuk endapan Zn(OH)2. Setelah terbentuk endapan
tersebut dilakukan penyaringan dengan menggunakan buchner.
Kemudian dinetralkan dengan air demineralisasi sampai pH 7, dan
dicuci dengan etanol 96%. Selanjutnya padatan dipanaskan
(dekomposisi) yang akan membentuk padatan ZnO dengan
melepaskan gas H2O. Pemanasan ini dilakukan di dalam oven pada
suhu 70ºC selama 24 jam. Padatan yang terbentuk kemudian
dikalsinasi pada suhu 400°C selama 1 jam.

11
e. Karakterisasi Nanopartikel ZnO

Serbuk yang didapat dari sintesis ZnO dikarakterisasi meliputi uji


titik lebur, analisis X-Ray Diffraction (XRD), analisis Fourier
Transform Infrared Spectrophotometer (FTIR), analisis Scanning
Electron Microscopy (SEM), dan uji aktivitas antibakteri. Uji titik
lebur dilakukan dengan menempatkan serbuk hasil sintesis di atas
palet Fischer Scientific. Serbuk kemudian dipanaskan dengan
menaikkan suhu secara bertahap dengan kisaran suhu 40°C. Suhu
pada saat serbuk mulai melebur hingga melebur seluruhnya dicatat
sebagai titik lebur senyawa oksida hasil sintesis.

f. Uji Aktivitas Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan dengan mengukur terbentuknya zona


bening pada media agar padat. Tahap yang dilakukan dalam
pengujian terhadap aktivitas antibakteri melalui 2 tahap, yaitu tahap
pembuatan media agar dan tahap pengujian antibakteri. Pengujian
antibakteri ini menggunakan bakteri gram positif S. aureus dan
bakteri gram negative E. coli.

6. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi dan


mengkarakterisasi senyawa hasil sintesis.

a. Karakterisasi dan identifikasi

Wujud dan warna: Produk hasil sintesis diamati secara visual

Titik lebur: Residu hasil sintesis diuji titik leburnya berdasarkan


awal melebur hingga melebur seluruhnya dengan menggunakan alat
Melting Point Apparatus. Kemurnian senyawa ditandai dengan
rentang titik lebur yang bernilai 1-2°C

Uji Fitokimia: Uji fitokimia digunakan untuk mengetahui


kandungan senyawa organik seperti flavonoid, alkaloid, saponin,

12
dan fenolik pada ekstrak kulit pisang candi mentah, setengah
matang, dan matang.

Uji XRD: Analisis XRD digunakan untuk mengetahui kristalinitas


nanopartikel ZnO yang berhasil disintesis.

Uji FT-IR: Analisis FT-IR digunakan untuk mengetahui adanya


vibrasi ulur akibat terdapatnya ikatan antara Zn dan O, kemudian
untuk mengetahui apakah masih terdapat senyawa organik dalam
sampel nanopartikel yang didapatkan.

Uji SEM: Analisis SEM digunakan untuk mengetahui


morfologi/topografi suatu sampel padatan.

b. Uji Aktivitas Antibakteri

Uji antibakteri digunakan untuk mengetahui aktivitas antibakteri


pada bakteri gram positif (S.aureus) dan gram negatif (E.coli) dari
nanopartikel ZnO yang telah berhasil disintesis. Pengujian
antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram kertas dengan
menggunakan kontrol negatifnya adalah larutan DMSO.

13
G. Daftar Rujukan

[1] Kusmana, C & Hikmat, A, ‘Keanekaragaman Hayati Flora Di


Indonesia’, Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan,
Vol. 5, No. 2, Pp. 187–198, 2015.
[2] BPS & Direktorat Jendral Hortikultura, ‘Produksi Pisang Menurut
Provinsi Di Indonesia’, Menteri Pertanian, 2018.
[3] Suhartanto, R . Dkk, Buku Ajar Teknologi Sehat Bididaya Pisang:
Dari Benih Sampai Pasca Panen. Bogor: Pusat Kajian Holtikultura
Tropika, LPPM-IPB, 2012.
[4] Sriatun, Dkk., ‘Identifikasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa
Kimia Dari Ekstrak Metanol Kulit Buah Pisang (Musa Paradisiaca
Linn.)’, Vol. 7, No. 1, Pp. 83–87, 2007.
[5] H. M. M. Ibrahim, ‘Green Synthesis And Characterization Of Silver
Nanoparticles Using Banana Peel Extract And Their Antimicrobial
Activity Against Representative Microorganisms’, Journal Of
Radiation Research And Applied Sciences, Vol. 8, 2015.
[6] Iravani, Siavash, ‘Green Synthesis Of Metal Nanoparticles Using
Plants’, Green Chemistry, Vol. 13, No. 10, Pp. 2638–2650, 2011.
[7] Sharmila, Et Al, ‘Biosynthesis, Characterization, And Antibacterial
Activity Of Zinc Oxide Nanoparticles Derived From Bauhinia
Tomentosa Leaf Extract’, Journal Of Nanostructure In Chemistry,
Vol. 8, No. 3, Pp. 293–299, 2018.
[8] Putri, Tahsa F., ‘Sintesis Dan Karakterisasi Nanopartikel Seng
Oksida Menggunakan Ekstrak Kulit Pisang Raja, Pisang Candi, Dan
Pisang Hijau, Serta Aplikasinya Sebagai Antibakteri’, Skripsi,
Universitas Negeri Malang, Malang, 2019.
[9] Meenakshi, Dkk., ‘Skrining Fitokimia Dan Analisis Kromatografi
Lapis Tipis Komponen Kimia’, Journal Biofarmasi, Vol. 3, Pp. 26–
31, 2012.
[10] E, Zare. Et Al, ‘Simple Biosynthesis Of Zinc Oxide Nanoparticles
Using Nature’s Source, And It’s In Vitro Bio-Activity’, Journal Of
Molecular Structure, Pp. 96–103, 2017.
[11] Subramani & Ahmed, ‘Nanotechnology And Its Applications In
Dentistry— An Introduction’, Nanotechnology And Its Applications,
Pp. 1–15, 2018.
[12] Rane, A. Et Al, ‘Methods For Synthesis Of Nanoparticles And
Fabrication Of Nanocomposites’, Synthesis Of Inorganic
Nanomaterials, Pp. 121–139, 2018.
[13] Nagajyothi, P. C., Minh An, T. N., Sreekanth, T. V.M., Lee, Jae Il,
Joo, Dong Lee, And Lee, K. D., ‘Green Route Biosynthesis:
Characterization And Catalytic Activity Of Zno Nanoparticles’,
Materials Letters, Vol. 108, Pp. 160–163, 2013.
[14] Nava, O. J. Et Al., ‘Fruit Peel Extract Mediated Green Synthesis Of
Zinc Oxide Nanoparticles’, Journal Of Molecular Structure, Vol.
1147, Pp. 1–6, 2017.

14
[15] Karvani & Chehrazi, ‘Antibacterial Activity Of ZnO Nanoparticle
On Gram-Positive And Gram-Negative Bacteria’, African Journal
Of Microbiology Research, Vol. 5, No. 12, Pp. 1368–1373, 2012.
[16] Manyasree. Et Al, ‘Characterization And Antibacterial Activity Of
ZnO Nanopartilces Synthesized By Co Precipitation Method’, 2018.
[17] Mokbel & Hashinaga, ‘Antibacterial And Antioxidant Activities Of
Banana (Musa, AAA Cv. Cavendish) Fruits Peel’, American Journal
Of Biochemistry And Biotechnology, Vol. 1, No. 3, Pp. 125–131,
2005.
[18] Fitriahani, Feby, ‘Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70%
Limbah Kulit Pisang (Musa Acuminate X Musa Balbisiana Cv
Candi) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus DAN Escherichia
Coli’, Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim,
Malang, 2017.
[19] Tiarani, ‘Perbandingan Kadar Total Flavonoid Dari Ekstrak Metanol
Pisang Ambon Kuning ( Musa Paradiciaca L. Varsapientum) Dengan
Berbagai Jenis Tingkat Kematangan’, Pp. 1–9, 2010.
[20] Okorie, Et. Al., ‘Nutrient And Heavy Metal Composition Of Plantain
(Musa Paradisiaca) And Banana (Musa Paradisiaca) Peels’, Journal
Of Nutrition & Food Sciences, Vol. 5, No. 3, 2015.
[21] Guerriero, G. Et.Al, ‘Review Production Of Plant Secondary
Metabolites: Examples, Tips And Suggestions For Biotechnologists’,
Vol. 309, No. 9, 2018.
[22] Justin N, K. Et.Al, ‘Plant Secondary Metabolites: Biosynthesis,
Classification, Function And Pharmacological Properties’, Journal
Of Pharmacy And Pharmacology, Vol. 2, Pp. 377–392, 2014.
[23] Cushine, T.P. Et.Al, ‘Assessment Of The Antibacterial Activity Of
Selected Flavonoids Andconsideration Of Discrepancies Between
Previous Reports’, Microbiol. Res, Vol. 158, No. 4, Pp. 281–289,
2003.
[24] Jouvenaz, D.P. Et.Al, ‘Antibacterial Activity Of Venom Alkaloids
From The Imported Fire Ant, Solenopsis Invicta Buren’, American
Society For Microbiology, Vol. 2, No. 4, Pp. 291–293, 1972.
[25] Asmathunisha & Kathiresan, ‘A Review On Biosynthesis Of
Nanoparticles By Marine Organisms’, Vol. 103, Pp. 283–287, 2013.
[26] Agarwal, H. Et. Al, ‘Mechanistic Study On Antibacterial Action Of
Zinc Oxide Nanoparticles Synthesized Using Green Route’,
Chemico-Biological Interactions, Vol. 286, Pp. 60–70, 2018.
[27] Basnet, P. Et.Al, ‘A Review On Bio-Synthesized Zinc Oxide
Nanoparticles Using Plant Extracts As Reductants And Stabilising
Agents’, Journal Of Photochemistry & Photobiology, B: Biology,
Vol. 183, Pp. 201–221, 2018.
[28] Rao, U.M, ‘Hytochemical Screening, Total Flavonoid And Phenolic
Content Assays Of Various Solvent Extracts Of Tepal Of Musa
Paradisiaca’, Malays. J. Anal. Sci, Vol. 20, Pp. 1181–1190, 2016.

15
[29] Liang, W. H, ‘Green Synthesis, Cracterization Of Zink Oxide
Nanoparticles And Their Photocatalitic Activity’, Skripsi,
Universitas Tunku Abdul Rahman Malaysia, Malaysia, 2016.

16
H. LAMPIRAN

Lampiran 1. Diagram Alir Keseluruhan Penelitian


a. Diagram Alir Preparasi Ekstrak Kulit Pisang Candi Mentah, Setengah
Matang, dan Matang.

Kulit Pisang Candi

- Ditimbang sebanyak 300 gram kulit pisang candi


- Dikeringkan dibawah sinar matahari selama ± 8 jam (sedikit kering)
- Dipotong kecil-kecil
- Dikeringkan didalam oven pada suhu 80ºC selama 2 jam
- Diblender sampai halus

Serbuk Halus Kulit


Pisang Candi

- Dimaserasi dengan air demineralisasi hingga serbuk terendam


- Didiamkan selama 24 jam
- Disaring dengan corong buchner

Filtrat
Residu hasil
(ekstrak
maserasi
kulit pisang
Candi)
- Dimaserasi dengan air demineralisasi
hingga serbuk terendam
- Didiamkan selama 24 jam
- Disaring dengan corong buchner

Filtrat (ekstrak kulit


pisang Candi)

17
b. Diagram Alir Pembuatan Larutan ZnSO4

± 3,5334 gram Padatan ZnSO4.7H2O

- Dilarutkan dalam air demineralisasi ke dalam beaker glass


- Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
- Ditambahkan air demineralisasi hingga tanda batas
- Diaduk menggunakan magnetic stirrer

Larutan ZnSO4

c. Diagram Alir Pembuatan Larutan NaOH 2M

± 8.0000 gram padatan NaOH

- Dilarutkan dalam air demineralisasi ke dalam beaker glass


- Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
- Ditambahkan air demineralisasi hingga tanda batas
- Diaduk menggunakan magnetic stirrer

Larutan NaOH

d. Uji Fitokimia
Flavonoid

Ekstrak kulit pisang candi


- Ditambah HCl pekat tetes demi tetes
- Didiamkan selama 1 menit

Warna merah
intensif selama 2-5
menit

18
Polifenol

Ekstrak kulit pisang candi


- Ditambah dengan larutan FeCl3 1%.

Larutan hijau atau


ungu

Saponin

Ekstrak kulit pisang candi


- Ditambah air panas
- Didinginkan
- Dikocok kuat selama 10 detik
-
Terdapat buih yang
banyak selama ± 10
menit

- Ditambah dengan larutan HCl 2N

Tetap ada buih,


positif = saponin

Alkaloid

Ekstrak kulit pisang candi

- Ditambahkan dengan 0,2 mL HCl pekat


- 1 mL reagen Mayer
-

Larutan
warna Kuning

19
e. Sintesis Nanopartikel ZnO Tanpa Ekstrak Kulit Pisang

100 mL Larutan ZnSO4

- Dimasukkan kedalam beaker glass 250 mL


- Ditambahkan larutan NaOH tetes demi tetes hingga pH 12
- Diaduk dengan magnetic stirrer selama 2 jam

Larutan Zn(OH)2
- Disaring dengan buchner
- Dinetralkan dengan air demineralisasi
- Dicuci dengan etanol 96%

Filtrat Residu
- Dikeringkan didalam oven selama 24 jam pada
suhu 70°C
- Dikalsinasi pada suhu 400°C selama 1 jam

Nanopartikel ZnO
- Dikarakterisasi dengan XRD, SEM dan
FTIR
- Diuji aktivitas antibakteri terhadap
bakteri E. Coli dan S. Aureus.
-
-
Hasil

20
f. Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Ekstrak Kulit Pisang sebagai
Reduktor

100 mL Larutan ZnSO4

- Dimasukkan kedalam beaker glass 250 mL


- Ditambahkan 43.2 mL Ekstrak kulit pisang candi
- Ditambahkan larutan NaOH tetes demi tetes hingga pH 12
- Diaduk dengan magnetic stirrer selama 2 jam
Larutan Zn(OH)2
- Disaring dengan buchner
- Dinetralkan dengan air demineralisasi
- Dicuci dengan etanol 96%

Filtrat Residu
- Dikeringkan didalam oven selama 24 jam pada
suhu 70°C
- Dikalsinasi pada suhu 400°C selama 1 jam

Nanopartikel ZnO
- Dikarakterisasi dengan XRD, SEM dan
FTIR
- Diuji aktivitas antibakteri terhadap
bakteri E. Coli dan S. Aureus.
-
Hasil-

Lampiran 2. Perhitungan Pembuatan Larutan dan Perhitungan


Volume Ekstrak Kulit Pisang Tanduk yang digunakan untuk Sintesis
Nanopartikel Seng Oksida (ZnO NPs)
a. Perhitungan pembuatan larutan NaOH
Diket: Massa molar NaOH = 39,997 g/mol
Molaritas = 2 M

21
Molaritas
mol
M = volume
mol
2M = 100 mL

Mol = 0.2 mol


Massa yang dibutuhkan dari perhitungan mol
massa
mol =
massa molar
massa = 0.2 mol × 39,997 g/mol
massa = 7,9994 g ≈ 8,0000 g
jadi, untuk membuat larutan NaOH 2 M, dibutuhkan padatan
NaOH sebanyak ± 8,0000 g
b. Perhitungan pembuatan larutan ZnSO4
Diket = massa molar ZnSO4.7H2O = 287,5496 g/mol
Massa molar ZnO = 81,3694 g/mol
Ingin membuat ZnO sebanyak 1 gram. Maka massa ZnSO4 yang
dibutuhkan sebanyak ?
Persamaan reaksi:
ZnSO4(aq) + 2NaOH(aq) → Zn(OH)2(s) + Na2SO4(aq)


Zn(OH)2(s) → ZnO(s) + H2O(g)

mol
Mol ZnO = massa molar
1g
= 81,3694 g/mol

= 0,0123 mol
Mol ZnO ≈ mol ZnSO4.7H2O = 0,0123 mol
Maka, massa ZnSO4.7H2O yang harus ditimbang adalah
sebanyak:
massa ZnSO4 = mol × massa molar ZnSO4.7H2O
= 0,0123 mol × 287,5496 g/mol
= 3,5369 g

22
Sehingga, untuk membuat larutan ZnSO4 0,0123 mol dibutuhkan
padatan ZnSO4.7H2O sebanyak 3,5369 gram dan dilarutkan dalam 100
mL air demineralisasi.

c. Perhitungan Volume ekstrak kulit pisang candi yang digunakan dalam


sintesis Nanopartikel ZnO
Menurut penelitian [29] 4 mL ekstrak kulit pisang direaksikan
dengan 0,00114 mol Zn(CH3COO)2. Maka apabila ingin membuat
0,0123 mol ZnO diperlukan 43,2 mL ekstrak kulit pisang dengan
perhitungan sebagai berikut:

mol (literatur) mol


=
volume (literatur) volume (ekstrak)

0,00114 mol 0,0122880 mol


=
4 mL volume (ekstrak)

Volume ekstrak = 43,2 mL

23

Anda mungkin juga menyukai