ARYANTO
Aryanto
NIM C54120003
ABSTRAK
ARYANTO. Pengaruh Penambahan CO2 terhadap Pertumbuhan Mikroalga
Chlorella sp. Dibimbing oleh MUJIZAT KAWAROE.
ABSTRACT
ARYANTO. Influence of addition of CO2 Tablet towards growth Microalgae
Chlorella sp. Supervised by MUJIZAT KAWAROE.
Chlorella sp. is a green microalgae that already many used as raw material
for industry. CO2 is one of the important factors to increase the productivity of
microalgae. This study aims to compare the influence of awarding CO2 tablet on
media cultivation towards growth Chlorella sp. There were 4 treatments done are
control, increased CO2 tablets 100 ppm (P1), 120 ppm (P2), dan 140 ppm (P3)
cultivation over a period of 14 days. Analysis done is the density of the cells, cell
biomass, water quality cultivation media, carbon dioxide dissolved in the
cultivation medium, organic carbon samples were dried, and the content of
carotenoids. The highest biomass and cell density on treatment of 120 ppm 25,3±0,8
x106 sel/ml and 1,257 g/l on day 11. Dissolved CO2 content in the CO2 cultivation
media tablet in time of cultivation were still on the range is good enough for the life
of the aquatic biota. The highest carotenoid content, namely the control of 0.99 mg/l
and 140 ppm treatment on the smallest of 0,26 mg/l. Addition levels of CO2 tablet
increasing the density of the cell of 51,12 % but lowers carotenoids Chlorella sp.
of 62,39 %. CO2 levels of addition Treatment tablets have different real influence
towards growth Chlorella sp.
ARYANTO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan dan Ilmu Kelautan
pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh
Penambahan CO2 terhadap Pertumbuhan Mikroalga Chlorella sp. Skripsi ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama
kepada:
1. Kedua orang tua, keluarga dan sanak saudara atas segala dukungan dan
doanya
2. Ibu Dr.Ir. Mujizat Kawaroe, M.Si atas bimbingan, masukan, dan kritik yang
sangat berharga selama penyusunan skripsi
3. Pihak Surfactant and Bioenergy Research Centre (SBRC) atas bantuan
secara moril dan materil, serta Lab Lingkungan ITK IPB yang telah
membantu dalam analisis sampel.
4. Syarif Hidayatulloh S.TP, Nur Syafira Ashari S.IK atas bantuan selama
penelitian dan saran-saran penelitian
5. Teman-teman sebimbingan Ibu Dr.Ir. Mujizat Kawaroe, M.Si : Arini
Nadiya, Wira Roho Boru Hutauruk, Ahmad faisal, Bunga Amalia, dan
Neneng Sri Hendra atas dukungan dan bantuannya selama penelitian
6. Rekan-rekan ITK 49 dan warga ITK atas bantuan, saran, dan semangatnya
Penulis menyadari Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap
skripsi ini dapat memberikan kontribusi informasi dan wawasan yang berguna bagi
penulis dan pihak yang membacanya.
Aryanto
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
METODE 2
Waktu dan Lokasi Penelitian 2
Alat dan Bahan 2
Prosedur Kerja 2
Analisis Data 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Kepadatan Sel dan Laju Pertumbuhan Spesifik Chlorella sp. 7
Biomassa Chlorellla sp. 9
Kualitas Air Media Kultivasi 10
Karbondioksida pada Media Kultivasi 11
Karbon Organik Chlorella sp. 12
Karotenoid Chlorella sp. 12
SIMPULAN DAN SARAN 13
Simpulan 13
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN 16
RIWAYAT HIDUP 24
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
METODE
Alat yang digunakan pada penelitian adalah aerator, autoklaf, labu leher tiga,
gelas ukur, haemocytometer, mikroskop, kertas saring, neraca digital, pipet, selang,
toples 20 liter, spectrofotometer type U-2900, pH meter, termometer, botol jar dan
oven. Bahan yang digunakan adalah inokulan mikroalga Chlorella sp., CO2 tablet,
air laut, pupuk walne,Asam sulfat (H2SO4), Kalium dikromat (K2Cr2O7) 1 N,
glukosa, penoptalein, alkohol 70 %, dan pelarut n-heksan. Alat dan bahan serta
komposisi CO2 tablet akan di tampil pada Lampiran 1.
Prosedur Kerja
Untuk alat-alat yang terbuat dari kaca proses sterilisasi selanjutnya dilakukan
dengan mengoven alat tersebut. Sebelum di oven alat-alat yang terbuat dari kaca
seperti labu Erlenmeyer dan pipet tetes di bungkus dengan alumunium foil. Labu
Erlenmeyer dan pipet tetes di oven selama 5 jam dengan suhu 105 OC.
Bahan penelitian berupa air laut juga perlu di sterilkan untuk menghindari
kontaminasi mikroorganisme. Air laut yang digunakan untuk kultivasi di
laboratorium disterilisasikan dengan cara disaring dengan menggunakan kain
saring 0,4 μm, kemudian air hasil saringan direbus hingga mendidih menggunakan
autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Air laut untuk kultivasi di luar ruangan
atau skala besar dapat disterilkan dengan cara menyaring air laut dengan kain saring,
kemudian dicampurkan dengan kaporit 60 ppm. Selanjutnya media air laut diaerasi
selama 24 jam, sebelum dinetralkan menggunakan natrium thiosulfat 20 ppm.
Biomassa mikroalga
Biomassa Chlorella sp. dihitung setiap hari dengan mengambil 500 ml
sampel Chorella sp. pada masing-masing perlakuan. Sebanyak 250 ppm NaOH
diberikan pada sampel tersebut agar sel-sel Chlorella sp. mengendap. Setelah
mengendap, sampel disaring menggunakan kertas saring Whatman yang telah
diketahui bobot awalnya. Proses penyaringan dilakukan dengan vacuum pump
hingga seluruh sel Chlorella sp. tersaring. Setelah proses penyaringan selesai,
kertas saring dikeringkan di dalam oven bersuhu 60 oC selama 24 jam kemudian
ditimbang. Biomassa mikroalga dihitung dengan menggunakan persamaan berikut
(Lin et al. 2012).
𝟏𝟎𝟎𝟎
𝑿 = (𝑨 − 𝑩)𝒙 𝒎𝒍 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 (4)
Ekstraksi Karotenoid
Ekstraksi Karotenoid dilakukan menggunakan labu leher tiga dan
Spektrofotometer untuk mengetahui nilai absorbansinya. Nilai serapan karotenoid
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ( Lee et al. 2014).
Analisis Data
Analisis Statistik
Data pertumbuhan Chorella sp. yang diperoleh diuji secara statistik untuk
mengetahui pengaruh perbedaan pada setiap perlakuan dengan kontrol. Analisis
sidik ragam yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL).
25 Kontrol
Kepadatan Sel Chlorella sp. (x10 sel/ind)
P1
P2
6
P3
20
15
10
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Hari
Gambar 1 Kepadatan sel Chlorella sp. selama 14 hari kultivasi, yaitu kontrol, dan
perlakuan penambahan CO2 tablet 100 ppm (P1), 120 ppm (P2), dan 140
ppm (P4).
Kultivasi Media CO2 tablet hari ke-2 sampai hari ke-11 kultivasi merupakan
fase eksponensial dimana mikroalga tumbuh dengan pesat. sedangkan pada media
kontrol, fase eksponensial terjadi pada hari ke-2 sampai ke-8. Sel mikroalga
Chlorella sp. memiliki kemampuan melakukan pembelahan sel secara aktif dengan
kecepatan maksimum dan konstan (Sutomo 2005). Setelah puncak kepadatan sel
akan terjadi fase kematian dimana mikroalga mengalami penurunan kepadatan sel
akibat terjadinya penurunan kandungan nutrien pada media kultivasi serta
kemampuan mikroalga untuk metabolisme akibat umur yang sudah tua (Kawaroe
et al. 2012).
Peningkatan kepadatan sel Chlorella sp. mulai terjadi pada hari ke-2 hingga
mencapai puncak tertinggi kepadatan sel. Secara umum kepadatan sel tertinggi
8
terjadi pada perlakuan 120 ppm dan terendah pada kontrol. Kepadatan sel tertinggi
pada perlakuan 120 ppm terjadi pada hari ke-11 dengan jumlah kepadatan sel
mencapai 25,3±0,8 x106 sel/ml. Kepadatan sel tertinggi perlakuan 140 ppm terjadi
pada hari ke-11 dengan jumlah kepadatan sel mencapai 20,7±0,6 x106 sel/ml.
Kepadatan sel tertinggi perlakuan 100 ppm terjadi pada hari ke-11 dengan jumlah
kepadatan sel mencapai 14,9±0,9 x106 sel/ml. Sedangkan Kepadatan sel tertinggi
pada kontrol terjadi pada hari ke-8 dengan jumlah kepadatan sel mencapai 16±0,0
x106 sel/ml. Berdasarkan grafik, dengan penambahan CO2 tablet akan
memperpanjang waktu pertumbuhan puncak Chlorella sp. hal ini terjadi karena
pasokan CO2 yang dibutuhkan untuk fotosintesis tersedia lebih banyak
dibandingkan kontrol sehingga nilai kepadatan sel pada media CO2 tablet pun
meningkat (Cornwall et al. 2012). Berdasarkan hasil menunjukan bahwa
penambahan CO2 tablet rata-rata meningkatkan kepadatan sel Chlorella sp. sebesar
51,12 %. Hal ini sesuai dengan penelitian Chiu et al. (2011) penggunaan CO2 saat
kultivasi mikroalga dapat meningkatkan kepadatan sel mikroalga hingga 50%
Hasil uji statistika menunjukkan bahwa pemberian CO2 tablet dengan kadar
100 ppm, 120 ppm, dan 140 ppm dapat mempengaruhi kepadatan sel spesies
Chorella sp. pada taraf nyata 5%. Hasil uji analysis of variance (ANOVA) dengan
metode RAL memperlihatkan bahwa nilai P < 0.0001 yang artinya lebih kecil dari
nilai α = 0.05 dan Fhit (14,28) > Fcrit (1,49). Hasil tersebut menyatakan tolak H0
sehingga membuktikan bahwa penambahan kadar CO2 tablet dapat mempengaruhi
kepadatan sel Chlorella sp. Hasil uji Duncan memperkuat hipotesis bahwa
penambahan kadar CO2 tablet dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroalga serta
menunjukan perlakuan yang memiliki pengaruh paling kuat terhadap pertumbuhan
mikroalga adalah perlakuan 120 ppm. Hasil uji statistik dapat dan hasil perhitungan
biomassa sendiri disajikan pada Lampiran 5.
Laju pertumbuhan spesifik sel mikroalga Chlorella sp. yang diamati selama
masa kultivasi selama 14 hari disajikan dalam tabel berikut.
bervariasi, dengan nilai terendah terjadi pada media P2 dengan nilai 3,38±0,17 hari
dan yang tertinggi terjadi pada P1 dengan nilai 4,81±0,28 hari. Hal ini membuktikan
bahwa nilai doubling time berbanding terbalik dengan laju pertumbuhan spesifik.
Menurut Yang et al (2016) menyatakan variasi doubling time kemungkinan
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu adanya perbedaan kondisi saat
kultivasi (termasuk konsentrasi inokulum saat awal kultivasil, pH, suhu dan
salinitas media serta siklus terang/gelap maupun konsentrasi CO2.
Kontrol
1.2 P1
P2
P3
Biomassa sel Chlorella sp. (g/l)
0.8
0.6
0.4
0.2
0 2 4 6 8 10 12 14
Hari
Gambar 2 Biomassa sel Chlorella sp. selama 14 hari kultivasi, yaitu kontrol, dan
perlakuan penambahan CO2 tablet 100 ppm (P1), 120 ppm (P2), dan 140
ppm (P3).
bahwa nilai P < 0.0001 yang artinya lebih kecil dari nilai α = 0,05 dan Fhit (19,61)
> Fcrit (3,36). Hasil tersebut menyatakan tolak H0 sehingga membuktikan bahwa
penambahan kadar CO2 tablet dapat mempengaruhi biomassa sel Chlorella sp..
Hasil uji Duncan memperkuat hipotesis bahwa penambahan kadar CO2 tablet
mempengaruhi biomassa mikroalga Chlorella sp. dengan pengaruh yang paling
kuat terhadap pertumbuhan mikroalga adalah perlakuan 120 ppm. Hasil uji statistik
dapat dan hasil perhitungan biomassa sendiri disajikan pada Lampiran 6.
Tabel 4 menunjukan kisaran data kualitas air pada semua media kultivasi.
Data suhu pada media kultivasi CO2 dan kontrol tidak terjadi perbedaan yang
signifikan, secara umum menunjukan kisaran nilai hampir sama yaitu ± 27 oC. Nilai
suhu yang cukup stabil ini dipengaruhi oleh kultivasi yang dilakukan skala
laboratorium memiliki kondisi lingkungan yang stabil serta pengukuran suhu
dilakukan diwaktu yang sama yaitu jam 9 pagi. Secara umum suhu media kultivasi
berkisar antara 27,0-27,7 °C, data tersebut masih dalam kisaran yang optimum. Chlorella
sp. optimal tumbuh pada kisaran suhu 25-30 oC (Grimi et al. 2014). Data Salinitas
dengan penambahan CO2 tablet berkisar 28-32 ppt data tersebut dalam kisaran tumbuh
baik, karena jenis Chlorella sp. tumbuh baik pada salinitas 15-35 ppt. Data pH
berkisar 7,7-8,3 data tersebut masih dalam kisaran optimum. Menurut Mohammed
et al.(2013) nilai pH optimum pertumbuhan Chlorella sp. berkisar 7,2-8,4.
Data salinitas dan pH dengan penambahan CO2 tablet menunjukan adanya
penurunan. Semakin tinggi penambahan kadar CO2 tablet, salinitas dan pH pada
media kultivasi akan menurun. Hal ini terjadi karena penambahan kadar CO2 tablet
akan membuat air laut dalam media kultivasi bersifat lebih asam (terbentuk asam
karbonat) sehingga akan berpengaruh terhadap turunnya salinitas dan pH dalam
media tersebut (Chiu et al. 2011). Salinitas pada media kultivasi perlakuan
penambahan CO2 dilihat cukup stabil namun hal ini tidak disebabkan oleh
penambahan CO2 tablet itu sendiri karena kadar salinitas pada media kultivasi
dipengaruhi faktor lingkungan pada media kultivasi tersebut seperti penguapan, tata
11
letak media serta aerasi (Chiu et al. 2011). Salinitas yang tinggi pada media kontrol
bisa disebabkan oleh perbedaan pencahayaan karena letak media dekat dengan
kaca sehingga pada waktu siang hari pencahayaan lebih tinggi dan terjadi
penguapan yang berlebih dibandingkan dengan media perlakuan CO 2 yang
diletakan jauh dari kaca oleh sebab itu salinitas pada kontrol sangat berbeda dengan
media perlakuan. Saat mikroalga tumbuh pada media yang memiliki salinitas terlalu
tinggi, mikroalga mengeluarkan tenaga lebih untuk mempertahankan tekanan
osmotik, dan menyebabkan penurunan biomassa kering atau terjadinya penurunan
pertumbuhan (Na Gu et al. 2012). Hasil pengukuran kualitas air dapat dilihat pada
Lampiran 6.
Serbuk CO2 tablet diberikan setiap hari ke dalam media kultivasi akan
meningkatkan kadar karbondioksida dalam media kultivasi, selain berasal dari
pemberian CO2 tablet sumber karbondioksida lainnya berasal dari hasil respirasi
mikroalga Chlorella sp. dan aerasi. Pada kondisi normal mikroalga membutuhkan
11% CO2 untuk proses fotosintesis (Raeesossadati et al. 2014). Penambahan
konsentrasi CO2 masih bisa dilakukan sampai 40 % dari media kultivasi (Hanagata
et al. 1992) Hasil Nilai Karbondioksida terlarut dalam media kultivasi (Gambar 3)
hanya di ukur pada perlakuan pemberian kadar CO2 tablet saja.
70
60
P1
P2
P3
50
CO Terlarut (mg/l)
40
30
2
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Hari
pada konsentrasi 32,21 mg/l, media 120 ppm pada konsentrasi 49,18 mg/l, dan
media 140 ppm pada konsentrasi 54,75 mg/l, nilai tersebut masih dapat ditolerir
bagi pertumbuhan organisme akuatik (Effendi 2003). Berdasarkan hal tersebut CO2
tablet yang diberikan ke dalam media kultivasi tidak termanfaatkan seluruhnya
dalam proses fotosintesis mikroalga, sehingga ada sisa karbondioksida terlarut yang
tidak termanfaatkan . Nilai karbondioksida terlarut dipengaruhi oleh aerasi dan gas
karbondioksida hasil respirasi mikroalga.
Pada akhir kultivasi media P1 dan P2 masih bisa ditolerir untuk
pertumbuhan organisme akuatik dengan konsentrasi 45,16 mg/l dan 59,68 mg/l
sedangkan untuk media P3 pada akhir kultivasi sudah tidak dapat ditolerir karena
mencapai konsentrasi 61,02 mg/l. karena sebagian besar organisme akuatik masih
dapat bertahan hidup hingga kadar karbondioksida mencapai 60 mg/l (Effendi
2003). Nilai karbondioksida terlarut sebesar 61 mg/l, nilai tersebut sudah tidak
dapat ditolerir bagi pertumbuhan organisme akuatik, konsentrasi sebesar itu dapat
bersifat toksik bagi organisme akuatik. Hasil perhitungan karbondioksida terlarut
dalam media kultivasi Chlorella sp. disajikan pada Lampiran 7.
imunitas, serta pengganti sel-sel rusak (Kusmiati et al. 2010). Nilai konsentrasi
karotenoid mikroalga Chlorella sp. yang diekstraksi menggunakan labu leher tiga
disajikan pada Tabel 6.
Simpulan
Saran
Saran dalam penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang pengaruh penambahan CO2 tablet tehadap pertumbuhan mikroalga yang
ditambah dengan perhitungan karbondioksida sisa untuk mengetahui sisa
karbondioksida yang tidak termanfaatkan oleh mikroalga baik dengan jenis yang
sama atau pun berbeda. Penelitian harus memperhatikan kondisi lingkungan semua
media agar tidah terjadi perbedaan yang signifikan agar bisa diketahu fluktuasi
kadar CO2 dan penambahan CO2 harus dilakukan hanya pada awal kultivasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abd El-Baky HH, El-Baz FK, El-Baroty GS. 2007. Production of carotenoids from
marine microalgae and its evaluation as safe food colorant and lowering
cholesterol agent. Am-Euras J agric & Eviron. 2: 792-800.
Andersen T, Andersen FO. 2006. Effect of CO2 concentration on growth of
filamentous algae and Litorella uniflora in a Danish softwater lake. Aquatic
Botany. 84: 267-271.
Boyd CE. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Amsterdam:
Elselvier Science Publisher B.V.
Campo AJ, Gonzalez GM, Guerrero MG. 2007. Outdor cultivation of microalgae
for carotenoid production: current state and prespective. Appl Microb
Biotecnol. 74: 1163-1147. DOI:10.1007/s00253-007-0844-9.
Cornwall C, Hepburn CD, Pritchard D, McGraw C, Hunter K, Hurd CL. 2012.
Carbon-use strategies in macroalgae: differential responses to lowered pH
and implications for ocean acidification. Phycol. 48: 137−144 DOI: 10.11
11/j.1529-8817.2011.01085.x.
Chiu SY, Chien YK, Ming TT, Seow CO, Chiun HC, Chih SL. 2011. Microalgal
Biomassa Production and On-site Bioremadiation of Carbon Dioxide,
Nitrogen Oxide and Sulfur Dioxide from flue gas Using Chorella sp.
Cultures. Biortech. 102: 9135-9142.
Dianursanti, Baharudin TZ, M.Teguh G, Taufik HA. 2014. Industrial Tofu
Wastewater as a Cultivation Medium of Microalgae Chlorella vulgaris.
Energy Procedia. 47: 56 – 61.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan.Yogyakarta: Kanisius.
Fretes HD, Susanto A, Prasetyo B, Limantara L. 2011. Carotenoids from
macroalgae and microalgae: health potential, application and technology.
Journal Technology and Food Industry. 23(2): 221-228 DOI:
10.6066/jtip.2012.23.2.221.
Gong Q, Feng Y, Kang L, Lou M, Yang J. 2014. Effect of light and pH on cell
density of Chlorella vulgaris. Energi Procedia. 61(2014): 2012-2015 DOI:
10.1016/j.egypro.2014.12.064.
Grimi N, Dubois A, Marchal L, Jubeau S, Lebovka NI, Vorobiev E. 2014. Selective
Extraction From Microalgae Chorella sp. Using Different Methods of Cell
Disruption. Biortech. 153: 254-259.
Guillard RRL & Ryther JH. 1962. Studies on marine planktonic diatoms I.
Cyclotella nana Hustedt and Detonula confervacea (Cleve) Gran. Can. J.
Micro. 8:229-239.
Hanagata N, Takeuchi T, Fukuju Y, Barnes DJ, Karube I. 1992. Tolerance of
microalgae to high CO2 and high temperature. Phytocemistry. 31(10): 3345-
3348.
Hendroko R, Kawaroe M, Salafudin, Saefurahman G, Fitrianto NE, Sari DW, Sakri
Y. 2011. Biorefinery Preliminary Studies: Integration of Sulurry and CO2
as Biomethane Digester Waste for Microalgae Scenedesmus sp. Growth.
International Seminar on Chemical Enginering Soehardi Reksowardojo. 1:
1-7 ISBN 978-979-98300-1-2.
15
1. Citrate ( C6H8O7)
2. Hydrogen carbonate (HCO3-)
3. KSO4 <> H2SO4 +KOH = KSO4 +H2O
4. Magnesium (II) sulfate (MnSO4)
5. Trace element / Mikronutrien
17
Hasil Endapan
Proses Kultivasi Endapan Mikroalga Mikroalga
Mikroalga Kering
Keterangan:
Unit Lebar Area (mm2) Volume Volume
(mm) (mm3) (mL)
Kotak (merah) 1 1 0,1 0,0001
Kotak Kecil (hijau) 0,25 0,0625 0,00625 0,00000625
Kotak Lebih Kecil (biru) 0,2 0,04 0,004 0,000004
Kotak Terkecil 0,05 0,0025 0,00025 0,00000025
Source of F
Variation SS df MS F P-value crit
4001928631 2858520450 250.2 1,20E-
Sample (hari) 11 14 7 1 81 1,78
Columns 1279706124 4265687081 373.3 1,16E-
(perlakuan) 4 3 4 8 60 2,68
6850824088 1631148592 2,07E-
Interaction 88 42 59 14.28 30 1,49
1370954666 12 1142462222
Within 67 0 222
6103812631 17
Total 111 9
Subset
Perlakuan N
1 2 3 4
Kontrol 45 8009333,3
100ppm 45 9216444,4
Duncana,b 140ppm 45 12272444
120ppm 45 14836889
Sig. 1 1 1 1
b. Alpha = ,05.
20
Total 1.112798 41
Subset
Perlakuan N
1 2 3 4
kontrol 15 0,640047
100ppm 15 0,780891
Duncana,b 140ppm 15 0,861267
120ppm 15 0,9223
Sig. 1 1 1 1
b. Alpha = ,05.
21
Suhu (°C)
Hari
Kontrol P1 P2 P3
0 27,5 27,4 27,3 27,3
1 27,6 27,3 27,6 27,5
2 27,3 27,2 27,3 27,4
3 27,4 27,2 27,5 27,6
4 27,2 27,5 27,2 27,6
5 27,5 27,4 27,4 27,4
6 27,0 27,3 27,1 27,3
7 27.2 27,4 27,6 27,5
8 27.3 27,1 27,2 27,3
9 27,3 27,2 27,1 27,6
10 27,2 27,1 27,4 27,7
11 27,4 27,3 27,5 27,4
12 27,2 27,2 27,2 27,3
13 27,1 27,4 27,1 27,5
14 27,4 27,3 27,3 27,6
22
Salinitas
Hari
Kontrol P1 P2 P3
0 30,0 30,0 30,0 30,0
1 33,0 30,0 30,0 30,0
2 32,0 31,0 30,0 31,0
3 33,0 31,0 31,0 30,0
4 33,0 30,0 30,0 30,0
5 33,0 29,0 29,0 30,0
6 34,0 29,0 29,0 29,0
7 34,0 30,0 30,0 28,0
8 33,0 31,0 29,0 29,0
9 33,0 30,0 29,0 29,0
10 35,0 31,0 30,0 30,0
11 35,0 30,0 29,0 30,0
12 36,0 30,0 30,0 31,0
13 36,0 31,0 30,0 31,0
14 36,0 32,0 31,0 31,0
pH
Hari
Kontrol P1 P2 P3
0 7,89 7,87 7,86 7,78
1 8,02 7,98 7,85 7,77
2 8,06 7,95 7,81 7,76
3 8,12 7,86 7,83 7,73
4 8,09 8,01 7,89 7,84
5 8,18 8,03 7,92 7,89
6 8,17 8,08 7,96 7,97
7 8,14 8,07 7,94 7,95
8 8,29 8,04 7,98 7,94
9 8,19 8,00 7,95 7,89
10 8,21 8,01 7,99 7,86
11 8,23 8,06 7,92 7,83
12 8,29 8,06 7,89 7,83
13 8,31 8,04 7,91 7,85
14 8,27 8,03 7,87 7,82
23
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 10 April
1992 dari ayah Haryadi dan ibu yeyeh. Penulis adalah putra
kelima dari enam bersaudara. Tahun 2012 penulis lulus dari
SMA Taman Islam Bogor dan pada tahun yang sama penulis
lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur SNMPTN undangan dan diterima di Departemen Ilmu
dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi
asisten praktikum Biologi Tumbuhan Laut pada tahun 2016/2017 serta asisten
praktikum Penginderaan Jarak Jauh Kelautan pada tahun 2015/2016. Penulis aktif
dalam organisasi beasiswa Paguyuban Bidik Misi sebagai Kordinator departemen
pada periode 2013 – 2014 dan anggota Saman Bidik Misi 2013-2015. Bulan Juli-
Agustus 2015 penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapang di PPP Tegal Sari
dengan judul Kegiatan “ Ekplore Potensi Perikanan Kota Bahari Tegal, Jawa
Tengah.
Penulis juga pernah mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Artikel
Ilmiah (PKM-M) yang didanai oleh DIKTI pada tahun 2015 dengan judul
Ecomotion: Permainan edugreen keseimbangan ekosistem yang aplikatif dan
menyenangkan bagi anak usia sekolah bertempat di Ciampea Bogor. Penulis
memperoleh beasiswa bidikmisi tahun 2012-2016. Dalam rangka penyelesaian
studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis melaksanakan penelitian
dengan judul “Pengaruh Penambahan CO2 terhadap Pertumbuhan dan Kandungan
Karotenoid Chlorella sp.”