Anda di halaman 1dari 34

PENGARUH PENAMBAHAN CO2 TERHADAP

PERTUMBUHAN MIKROALGA Chlorella sp.

ARYANTO

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penambahan


CO2 terhadap Pertumbuhan Mikroalga Chlorella sp. adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2017

Aryanto
NIM C54120003
ABSTRAK
ARYANTO. Pengaruh Penambahan CO2 terhadap Pertumbuhan Mikroalga
Chlorella sp. Dibimbing oleh MUJIZAT KAWAROE.

Chlorella sp. merupakan mikroalga hijau yang sudah banyak dimanfaatkan


sebagai bahan baku industri. CO2 merupakan salah satu faktor penting dalam
meningkatkan produktivitas mikroalga. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan pengaruh pemberian CO2 tablet pada media kultivasi terhadap
pertumbuhan Chlorella sp. Ada 4 perlakuan yang dilakukan yaitu kontrol,
penambahan CO2 tablet 100 ppm (P1), 120 ppm (P2), dan 140 ppm (P3) selama
periode kultivasi 14 hari. Analisis yang dilakukan adalah kepadatan sel, biomassa
sel, kualitas air media kultivasi, karbondioksida terlarut pada media kultivasi,
karbon organic sampel kering, dan kandungan karotenoid. Kepadatan sel dan
biomassa tertinggi pada perlakuan 120 ppm sebesar 25,3±0,8 x106 sel/ml dan- 1,257
g/l pada hari ke-11. Kandungan CO2 terlarut pada media kultivasi CO2 tablet saat
kultivasi masih berada pada kisaran yang cukup baik bagi kehidupan biota perairan.
Kandungan karotenoid tertinggi yaitu kontrol sebesar 0,99 mg/l dan terkecil pada
perlakuan 140 ppm sebesar 0,26 mg/l. Penambahan kadar CO2 tablet meningkatkan
kepadatan sel sebesar 51,12 %, namun menurunkan kandungan karotenoid
Chlorella sp sebesar 62,39 %. Perlakuan penambahan kadar CO2 tablet memiliki
pengaruh berbeda nyata terhadap pertumbuhan Chlorella sp.

Kata kunci: Chlorella sp., CO2 tablet, pertumbuhan

ABSTRACT
ARYANTO. Influence of addition of CO2 Tablet towards growth Microalgae
Chlorella sp. Supervised by MUJIZAT KAWAROE.

Chlorella sp. is a green microalgae that already many used as raw material
for industry. CO2 is one of the important factors to increase the productivity of
microalgae. This study aims to compare the influence of awarding CO2 tablet on
media cultivation towards growth Chlorella sp. There were 4 treatments done are
control, increased CO2 tablets 100 ppm (P1), 120 ppm (P2), dan 140 ppm (P3)
cultivation over a period of 14 days. Analysis done is the density of the cells, cell
biomass, water quality cultivation media, carbon dioxide dissolved in the
cultivation medium, organic carbon samples were dried, and the content of
carotenoids. The highest biomass and cell density on treatment of 120 ppm 25,3±0,8
x106 sel/ml and 1,257 g/l on day 11. Dissolved CO2 content in the CO2 cultivation
media tablet in time of cultivation were still on the range is good enough for the life
of the aquatic biota. The highest carotenoid content, namely the control of 0.99 mg/l
and 140 ppm treatment on the smallest of 0,26 mg/l. Addition levels of CO2 tablet
increasing the density of the cell of 51,12 % but lowers carotenoids Chlorella sp.
of 62,39 %. CO2 levels of addition Treatment tablets have different real influence
towards growth Chlorella sp.

Keywords: Chlorella sp., CO2 tablets, growth


PENGARUH PENAMBAHAN CO2 TERHADAP
PERTUMBUHAN MIKROALGA Chlorella sp.

ARYANTO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan dan Ilmu Kelautan
pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh
Penambahan CO2 terhadap Pertumbuhan Mikroalga Chlorella sp. Skripsi ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama
kepada:
1. Kedua orang tua, keluarga dan sanak saudara atas segala dukungan dan
doanya
2. Ibu Dr.Ir. Mujizat Kawaroe, M.Si atas bimbingan, masukan, dan kritik yang
sangat berharga selama penyusunan skripsi
3. Pihak Surfactant and Bioenergy Research Centre (SBRC) atas bantuan
secara moril dan materil, serta Lab Lingkungan ITK IPB yang telah
membantu dalam analisis sampel.
4. Syarif Hidayatulloh S.TP, Nur Syafira Ashari S.IK atas bantuan selama
penelitian dan saran-saran penelitian
5. Teman-teman sebimbingan Ibu Dr.Ir. Mujizat Kawaroe, M.Si : Arini
Nadiya, Wira Roho Boru Hutauruk, Ahmad faisal, Bunga Amalia, dan
Neneng Sri Hendra atas dukungan dan bantuannya selama penelitian
6. Rekan-rekan ITK 49 dan warga ITK atas bantuan, saran, dan semangatnya

Penulis menyadari Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap
skripsi ini dapat memberikan kontribusi informasi dan wawasan yang berguna bagi
penulis dan pihak yang membacanya.

Bogor, Juni 2017

Aryanto
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
METODE 2
Waktu dan Lokasi Penelitian 2
Alat dan Bahan 2
Prosedur Kerja 2
Analisis Data 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Kepadatan Sel dan Laju Pertumbuhan Spesifik Chlorella sp. 7
Biomassa Chlorellla sp. 9
Kualitas Air Media Kultivasi 10
Karbondioksida pada Media Kultivasi 11
Karbon Organik Chlorella sp. 12
Karotenoid Chlorella sp. 12
SIMPULAN DAN SARAN 13
Simpulan 13
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN 16
RIWAYAT HIDUP 24
DAFTAR TABEL

1 Pengukuran kualitas air 5


2 Laju pertumbuhan spesifik sel Chlorella sp. 8
3 Waktu penggandaan sel Chlorella sp. 8
4 Kualitas air Chlorella sp. pada media kultivasi 10
5 Nilai C-Organik Chlorella sp. sampel kering. 12
6 Nilai konsentrasi karotenoid Chlorella sp 13

DAFTAR GAMBAR

1 Kepadatan Sel Chlorella sp. selama 14 hari kultivasi 7


2 Biomassa Chlorella sp. selama 14 hari kultivas 9
3 Karbondioksida terlarut dalam media kultivasi Chlorella sp. 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Alat dan bahan penelitian 16


2 Proses kultivasi dan pemanenan 17
3 Perhitungan kepadatan sel 18
4 Tabel ANOVA kepadatan sel 19
5 Biomassa sel dan tabel ANOVA biomassa sel 20
6 Kualitas air media kultivasi 21
7 CO2 pada media kultivasi 23
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mikroalga merupakan mikroorganisme akuatik uniseluler atau multiseluler


yang berperan sebagai produsen di perairan. Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroalga adalah suhu, salinitas, nutrien, intensitas cahaya, pH dan
aerasi (Kawaroe et al. 2015). Mikroalga berperan penting dalam jaring – jaring
makanan di laut dan merupakan materi organik dalam sedimen laut, sehingga
diyakini sebagai salah satu komponen dasar pembentukan minyak bumi dasar laut
yang dikenal sebagai biofuell (Kawaroe et al. 2012). Mikroalga mengandung
beberapa komponen penting di antaranya karbohidrat, asam lemak, dan protein
sehingga mikroalga dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk memproduksi
produk turunannya seperti produk makanan, obat-obatan, kosmetik dan industry
lainnya. Salah satu mikroalga yang sering dikembangkan dalam bidang industri
adalah Chlorella sp. (Dianursanti et al. 2014). Selain sering dimanfaatkan untuk
industri mikroalga juga dipercaya dapat mengurangi gas CO2 dari efek pemanasan
global.
Penelitian ini menggunakan mikroalga Chlorella sp.. Mikroalga ini
memiliki sel berwarna hijau, berbentuk bulat, hidup soliter,berukuran 2-8 µm
(Matta et al. 2010). Mikroalga ini sering dibudidayakan untuk komersil karena
memiliki banyak manfaat mengandung 50% protein, lipid, dan beberapa jenis
vitamin, iron, serta zinc (Mathias et al 2013). Spesies ini memiliki kisaran tolerasi
salinitas yang tinggi. Chlorella sp. air laut dapat hidup pada salinitas 25 - 40 ppt
dan tumbuh baik pada salinitas 15 - 35 ppt. serta tumbuh optimal pada salinitas 25
- 30 ppt (Matta et al. 2010). Kisaran suhu optimum Chlorella sp. ada pada kisaran
suhu 25 - 30 oC (Grimi et al. 2014). Menurut Mohammed et al. (2013) nilai pH
optimum pertumbuhan Chlorella sp. berkisar 7,2-8,4. dan masih tumbuh baik
sampai pH 10,5 (Gong et al. 2014) Mikroalga Chlorella sp. membutuhkan unsur
hara untuk pertumbuhannya yang berupa nutrien. Secara umum defisiensi nutrien
pada mikroalga mempengaruhi penurunan kandungan protein, pigmen fotosintesis
dan kandungan produk karbohidrat serta lemak (Kawaroe et al. 2010). Di antara
semua komponen yang mempengaruhi pertumbuhan mikroalga, salah satu yang
penting adalah karbondioksida (CO2)
CO2 tablet merupakan produk yang sering kita jumpai dalam dunia
aquascape yang dimanfaatkan untuk memelihara tanaman air dalam membantu
proses fotosintesis. CO2 tablet sangat praktis digunakan dibanding menggunakan
instalasi tabung injeksi gas CO2 yang memerlukan biaya tinggi dan pemasangan
yang terbilang rumit, sehingga dalam penelitian ini digunakan CO2 tablet karena
lebih praktis. CO2 dalam proses kultivasi dimanfaatkan untuk meningkatkan
kepadatan sel mikroalga. Menurut Chiu et al. (2011) penggunaan CO2 saat kultivasi
mikroalga dapat meningkatkan kepadatan sel mikroalga hingga 50%, dengan
demikian mikroalga di suatu perairan khususnya laut memiliki potensi tinggi dalam
mengurangi pemanasan global akibat gas karbondioksida. Penelitian Kawaroe et al.
(2016) kandungan CO2 yang tinggi pada media kultivasi masih belum bisa
menjamin kelangsungan hidup mikroalga karena rendahnya pertumbuhan
2

mikroalga yang disebabkan terlalu tingginya tingkat konsentrasi CO2 yang


mengakibatkan kematian pada mikroalga itu sendiri, sehingga perlu dilakukan
kultivasi menggunakan CO2 tablet dengan konsentrasi tertentu untuk membuktikan
efektifitas kadar penambahan karbondioksida dalam hal meningkatkan kepadatan
sel mikroalga Chlorella sp. selanjutnya hasil kultivasi mikroalga diekstraksi dan di
panen untuk melihat kandungan karotenoid serta melihat perbandingan
pertumbuhan Chlorella sp. antara yang diberi tambahan kadar CO2 tablet dan tanpa
tambahan CO2 tablet.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan beberapa


konsentrasi CO2 tablet (100 ppm, 120 ppm, dan 140 ppm) terhadap media kultivasi,
kepadatan sel, biomassa sel mikroalga Chlorella sp. serta menganalisis kandungan
karbondioksida dan karotenoid Chlorella sp. akibat penambahan CO2 tersebut.

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - November 2016 di


Laboratorium Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) LPPM – IPB
Baranangsiang.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian adalah aerator, autoklaf, labu leher tiga,
gelas ukur, haemocytometer, mikroskop, kertas saring, neraca digital, pipet, selang,
toples 20 liter, spectrofotometer type U-2900, pH meter, termometer, botol jar dan
oven. Bahan yang digunakan adalah inokulan mikroalga Chlorella sp., CO2 tablet,
air laut, pupuk walne,Asam sulfat (H2SO4), Kalium dikromat (K2Cr2O7) 1 N,
glukosa, penoptalein, alkohol 70 %, dan pelarut n-heksan. Alat dan bahan serta
komposisi CO2 tablet akan di tampil pada Lampiran 1.

Prosedur Kerja

Sterilisasi Alat dan Bahan


Sebelum dilakukan proses kultivasi mikroalga, terlebih dahulu dilakukan
proses sterilisasi terhadap alat dan bahan yang akan digunakan. Sterilisasi bertujuan
untuk membunuh mikroorganisme serta bahan kimia yang dapat menyebabkan
kontaminasi. Sterilisasi alat dilakukan pada alat kultivasi dalam laboratorium dan
di luar ruangan. Alat - alat terlebih dahulu dicuci dengan cairan pembersih,
selanjutnya bilas hingga bersih dengan air mengalir dan dikeringkan. Sebelum
digunakan, semprot alat yang akan digunakan dengan menggunakan alkohol 70%.
3

Untuk alat-alat yang terbuat dari kaca proses sterilisasi selanjutnya dilakukan
dengan mengoven alat tersebut. Sebelum di oven alat-alat yang terbuat dari kaca
seperti labu Erlenmeyer dan pipet tetes di bungkus dengan alumunium foil. Labu
Erlenmeyer dan pipet tetes di oven selama 5 jam dengan suhu 105 OC.
Bahan penelitian berupa air laut juga perlu di sterilkan untuk menghindari
kontaminasi mikroorganisme. Air laut yang digunakan untuk kultivasi di
laboratorium disterilisasikan dengan cara disaring dengan menggunakan kain
saring 0,4 μm, kemudian air hasil saringan direbus hingga mendidih menggunakan
autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Air laut untuk kultivasi di luar ruangan
atau skala besar dapat disterilkan dengan cara menyaring air laut dengan kain saring,
kemudian dicampurkan dengan kaporit 60 ppm. Selanjutnya media air laut diaerasi
selama 24 jam, sebelum dinetralkan menggunakan natrium thiosulfat 20 ppm.

Persiapan Inokulan Chlorella sp.


Bibit mikroalga Chlorella sp. di peroleh dari koleksi batch mikroalga di
Laboratorium Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) LPPM – IPB
Baranangsiang. Inokulan tersebut diperbanyak dengan cara dikultivasi untuk
digunakan pada penelitian utama. Inokulan yang digunakan pada masing-masing
ulangan dalam setiap perlakuan adalah 7 liter. Inokulan yang digunakan pada
penelitian utama merupakan Chlorella sp. yang telah masuk fase pertumbuhan
eksponensial.

Kultivasi Media CO2 Tablet dan Kontrol


Setelah umur kultivasi mencapai fase eksponensial, sampel mikroalga
diambil untuk dimasukan ke dalam media CO2 Tablet dengan tiga konsentrasi yang
berbeda yaitu 100, 120, dan 140 ppm. Konsentrasi tersebut di acu dari penelitian
Andersen dan Andersen (2006) tentang pengaruh konsentrasi CO2 terhadap
pertumbuhan makroalga dengan konsentrasi CO2 80, 120 dan 160 ppm. Media
CO2 yaitu media kultivasi yang diberi pupuk walne ditambah dengan konsentrasi
CO2 tablet sedangkan media kontrol yaitu media kultivasi yang hanya diberi pupuk
walne saja. Secara umum kultivasi mikroalga di isi dengan komposisi 2/3 air laut
dan 1/3 bibit Chorella sp. Mikroalga dikultivasi pada toples plastik 20 liter yang
ditempatkan di ruangan tertutup dengan suhu 25-30 0C serta di beri pupuk walne
selama 15 hari . Pada saat kultivasi mikroalga, aerasi dan pencahayaan dengan
menggunakan cahaya lampu 1000 lux dilakukan selama 24 jam. Kultivasi ini
menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas 4 perlakuan dengan 3 kali
ulangan, yaitu kontrol, serta penambahan CO2 tablet kadar 100 ppm (P1), 120 ppm
(P2), dan 140 ppm (P3) . Dokumentasi kultivasi ada pada Lampiran 2.

Perhitungan Kepadatan Sel


Perhitungan jumlah sel mikroalga Chlorella sp. dilakukan memalui
pengamatan dengan mikroskop dan haemocytometer selama 15 hari. Pengamatan
ini dilakukan dengan menghitung jumlah sel Chlorella sp. dengan cara mengambil
1 ml dari masing masing wadah perlakuan menggunakan pipet, kemudian
diteteskan sebanyak 1 tetes ke bagian Haemocytometer (Neubauer, Germany).
Haemocytometer berisi Chlorella sp. diletakan di bawah lensa objektif mikroskop
dan dihitung jumlah sel. Perhitungan jumlah sel Chlorella sp. dilakukan dengan
perbesaran 40× dan dihitung dengan bantuan hand counter. Setiap perhitungan
4

dilakukan dengan mencacah 5 lapang pandang masing-masing 3 kali pengulangan.


Setelah didapatkan jumlah sel maka nilai kepadatan sel dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut (Kawaroe et al. 2015). Persamaan tersebut di
peroleh dari ilustrasi yang disajikan pada lampiran 3.
𝟐𝟓
𝐴 = 𝑵𝒙 𝟓 𝒙𝟏𝟎𝟒 (1)
Keterangan: A = Kepadatan sel (ind/ml); N= Jumlah sel yang teramati (ind)

Laju Pertumbuhan Spesifik Mikroalga


Perhitungan laju pertumbuhan spesifik harian mikroalga dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut (Guillard dan Ryhter, 1962):
ln Nt - ln N0
μ= (2)
T t - T0
Keterangan: μ = Laju pertumbuhan spesifik ; Nt = Kepadatan mikroalga
pada waktu t; N0 = Kepadatan mikroalga awal; T0 = Waktu awal kultivasi ; Tt =
Waktu pengamatan/akhir kultivasi

Waktu Penggandaan (Doubling Time)


Doubling time dihitung menggunakan rumus laju pertumbuhan spesifik yang
mengacu kepada Guillar and Ryhter (1962). Jika T pada persamaan laju
pertumbuhan spesifik dihitung dalam hari, dari µ dapat dikonversikan menjadi
doubling time per-hari (Tt), dengan membagi nilai logaritma natural 2 (0,6931)
dengna nilai µ :
Tt = 0.6931/µ (3)

Biomassa mikroalga
Biomassa Chlorella sp. dihitung setiap hari dengan mengambil 500 ml
sampel Chorella sp. pada masing-masing perlakuan. Sebanyak 250 ppm NaOH
diberikan pada sampel tersebut agar sel-sel Chlorella sp. mengendap. Setelah
mengendap, sampel disaring menggunakan kertas saring Whatman yang telah
diketahui bobot awalnya. Proses penyaringan dilakukan dengan vacuum pump
hingga seluruh sel Chlorella sp. tersaring. Setelah proses penyaringan selesai,
kertas saring dikeringkan di dalam oven bersuhu 60 oC selama 24 jam kemudian
ditimbang. Biomassa mikroalga dihitung dengan menggunakan persamaan berikut
(Lin et al. 2012).
𝟏𝟎𝟎𝟎
𝑿 = (𝑨 − 𝑩)𝒙 𝒎𝒍 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 (4)

Keterangan: X = Biomassa mikroalga (g/l); A = Bobot kertas saring setelah


penyaringan (g); B = Bobot kertas saring sebelum penyaringan (g).

Pengukuran Kualitas Air


Parameter kualitas air yang diukur antara lain: pH, suhu, dan salinitas
dengan menggunakan alat ukur (Tabel 1) secara insitu di laboratorium mikroalga,
SBRC IPB.
5

Tabel 1 Pengukuran Kualitas Air

Parameter satuan Alat ukur


Suhu °C Termometer
pH - pH meter
Salinitas ppt Refraktrometer

Karbondioksida terlarut dalam media kultivasi


Kandungan CO2 yang terlarut di dalam air atau media kultivasi dapat
dihitung dengan menggunakan metode titrasi (titrimetri). Sebanyak 50 ml sampel
air mikroalga yang akan dianalisis kandungan karbondioksida terlarut diberi
indikator penoptalein untuk menentukan adanya gas karbondioksida yang terlarut.
Sampel air dikatakan mengandung gas karbondioksida terlarut, jika setelah ditetesi
penoptalein tidak mengalami perubahan warna. Selanjutnya sampel air yang
mengandung karbondioksida terlarut dititrasi dengan menggunakan larutan
Natrium hidroksida (NaOH) 0,0227 N sampai terjadi perubahan warna menjadi
merah muda, lalu catat banyak titran yang digunakan. Nilai konsentrasi
karbondioksida terlarut dihitung dengan rumus berikut (Boyd 1982).

CO2 (mg/l) = ml titran x N titran x 44 x 1000 ml sampel (5)

Keterangan : CO2= Konsentrasi CO2 terlarut dalam air mikroalga (mg/l);


ml titran= Volume titran NaOH yang terpakai (ml); N titrant = Nilai konstanta
(0,0227) N; Volume Sampel= Volume air 50 ml

Kandungan C Organik sample kering


Total Karbon (C) organic pada masing-masing perlakuan diukur dengan
menggunakan metode Walkley and Black. Pengukuran C-organik hanya dilakukan
pada akhir kultivasi. Masing-masing 1 gramcontoh pada setiap perlakuan
dimasukan ke dalam labu ukur, kemudian diencerkan dengan menggunakan
aquades hingga volume larutan menjadi 25 ml. Larutan standard dan blanko dibuat
sebagai pembanding hasil nilai analisis. Larutan standard dibuat menggunakan 5 ml
glukosa 5000 ppm yang diencerkan menggunakan aquades sebanyak 25 ml,
sedangkan blanko dibuat menggunakan aquades. Campuran standard kemudian
ditambahkan Kalium dikromat (K2Cr2O7) 1 N sebanyak 5 ml ke dalam masing-
masing larutan sehingga warna larutan berubah menjadi jingga. Setelah itu,
campuran ditambahkan 7,5 ml Asam sufat (H2SO4), reaksi yang terjadi
menyebabkan larutan menjadi panas. Larutan didiamkan di ruang asam hingga suhu
larutan kembali normal. Apabila suhu sudah normal, larutan ditambah aquades
hingga volume larutan menjadi 100 ml, nilai absorbansi diukur menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 561 nm. Persamaan kadar Karbon
terdapat pada Nilai Karbon dihitung menggunakan persamaan berikut (Lin et al.
2012).
𝐚−𝐛
( )𝒙 𝟐𝟓𝟎
𝑿= 𝒄−𝒃
(4)
𝟏𝟎𝟎𝟎
6

Keterangan: X = Kadar C (mg/l); 𝑎 = Absorbansi sample; 𝑏 = Absorbansi


blanko; 𝑐 = Absorbansi larutan standar

Ekstraksi Karotenoid
Ekstraksi Karotenoid dilakukan menggunakan labu leher tiga dan
Spektrofotometer untuk mengetahui nilai absorbansinya. Nilai serapan karotenoid
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ( Lee et al. 2014).

Konsentrasi karotenoid (mg/l) = 3,92 x A455 (5)

Keterangan : A455 = nilai absorbansi pada panjang gelombang 455 nm

Tahapan awal ekstraksi karotenoid yaitu merangkai alat utama ekstraksi


(labu leher tiga). Kemudian masukan 270 ml n-hexan ke dalam labu leher tiga,
tambahkan 9 gram serbuk Chlorella sp. Nyalakan pengaduk stir pada kecepatan
konstan dan nyalakan juga pemanas hingga suhu 50 oC. kemudian mulai hitung
waktu ekstraksi selama 3,5 jam. Setelah itu ambil hasil ekstraksi dan lakukan
analisis dengan spektofotometer dengan panjang gelombang 455 nm. Proses
ekstraksi di sajikan pada Lampiran 4.

Analisis Data

Analisis Statistik
Data pertumbuhan Chorella sp. yang diperoleh diuji secara statistik untuk
mengetahui pengaruh perbedaan pada setiap perlakuan dengan kontrol. Analisis
sidik ragam yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL).

𝑌𝑖𝑗 = 𝜇 + 𝜏𝑖 + 𝜖𝑖𝑗 ................................................(6)

Keterangan: Yij = Pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j; μ = Rataan


umum populasi; τ = Pengaruh perlakuan ke-i; ϵij = Galat perlakuan ke- , ulangan
ke-j
Hipotesis :

H0 : τ1 = τ2 = . . . = τt = 0 atau tidak ada pengaruh perlakuan (penambahan


konsentrasi CO2 tablet) terhadap pertumbuhan Chlorella sp. atau Fhit<Fcrit
H1 : minimal ada satu τi ≠ 0, untuk i = 1, 2, … ,t atau paling sedikit ada sepasang
perlakuan (penambahan konsentrasi CO2 tablet) terhadap pertumbuhan
Chlorella sp. yang tidak sama atau Fhit>Fcrit

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan one way analysis of variance


(ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95% dan taraf α = 0.05. Jika ada pengaruh
yang berbeda nyata antara perlakuan penambahan CO2 tablet terhadap
pertumbuhan Chlorella sp. (tolak H0) maka dilakukan analisis uji Duncan
menggunakan software SPSS . Uji Duncan yaitu uji statistik lanjutan untuk
mengetahui nilai tengah yang membandingkan pengaruh perbedaan yang nyata dari
setiap hasil.
7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kepadatan Sel dan Laju Pertumbuhan Spesifik Chlorella sp.

Hasil penelitian (Gambar 1) menunjukan nilai kepadatan sel Chlorella sp.


selama 14 hari. Media 120 ppm memiliki kepadatan sel yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Chlorella sp. Kontrol, 100 ppm, dan 140 ppm. Awal kultivasi
pada hari ke-0 sampai hari ke-2 kepadatan Chlorella sp. mengalami kenaikan
namun terbilang kecil hal ini terjadi pada semua sample karena masih mengalami
fase lag (adaptasi) dimana terjadi perubahan media kultivasi yang menyebabkan
mikroalga mengalami penekanan secara fisiologis sehingga mikroalga butuh waktu
untuk beradaptasi (Kawaroe et al. 2012).
30

25 Kontrol
Kepadatan Sel Chlorella sp. (x10 sel/ind)

P1
P2
6

P3
20

15

10

0
0 2 4 6 8 10 12 14
Hari
Gambar 1 Kepadatan sel Chlorella sp. selama 14 hari kultivasi, yaitu kontrol, dan
perlakuan penambahan CO2 tablet 100 ppm (P1), 120 ppm (P2), dan 140
ppm (P4).

Kultivasi Media CO2 tablet hari ke-2 sampai hari ke-11 kultivasi merupakan
fase eksponensial dimana mikroalga tumbuh dengan pesat. sedangkan pada media
kontrol, fase eksponensial terjadi pada hari ke-2 sampai ke-8. Sel mikroalga
Chlorella sp. memiliki kemampuan melakukan pembelahan sel secara aktif dengan
kecepatan maksimum dan konstan (Sutomo 2005). Setelah puncak kepadatan sel
akan terjadi fase kematian dimana mikroalga mengalami penurunan kepadatan sel
akibat terjadinya penurunan kandungan nutrien pada media kultivasi serta
kemampuan mikroalga untuk metabolisme akibat umur yang sudah tua (Kawaroe
et al. 2012).
Peningkatan kepadatan sel Chlorella sp. mulai terjadi pada hari ke-2 hingga
mencapai puncak tertinggi kepadatan sel. Secara umum kepadatan sel tertinggi
8

terjadi pada perlakuan 120 ppm dan terendah pada kontrol. Kepadatan sel tertinggi
pada perlakuan 120 ppm terjadi pada hari ke-11 dengan jumlah kepadatan sel
mencapai 25,3±0,8 x106 sel/ml. Kepadatan sel tertinggi perlakuan 140 ppm terjadi
pada hari ke-11 dengan jumlah kepadatan sel mencapai 20,7±0,6 x106 sel/ml.
Kepadatan sel tertinggi perlakuan 100 ppm terjadi pada hari ke-11 dengan jumlah
kepadatan sel mencapai 14,9±0,9 x106 sel/ml. Sedangkan Kepadatan sel tertinggi
pada kontrol terjadi pada hari ke-8 dengan jumlah kepadatan sel mencapai 16±0,0
x106 sel/ml. Berdasarkan grafik, dengan penambahan CO2 tablet akan
memperpanjang waktu pertumbuhan puncak Chlorella sp. hal ini terjadi karena
pasokan CO2 yang dibutuhkan untuk fotosintesis tersedia lebih banyak
dibandingkan kontrol sehingga nilai kepadatan sel pada media CO2 tablet pun
meningkat (Cornwall et al. 2012). Berdasarkan hasil menunjukan bahwa
penambahan CO2 tablet rata-rata meningkatkan kepadatan sel Chlorella sp. sebesar
51,12 %. Hal ini sesuai dengan penelitian Chiu et al. (2011) penggunaan CO2 saat
kultivasi mikroalga dapat meningkatkan kepadatan sel mikroalga hingga 50%
Hasil uji statistika menunjukkan bahwa pemberian CO2 tablet dengan kadar
100 ppm, 120 ppm, dan 140 ppm dapat mempengaruhi kepadatan sel spesies
Chorella sp. pada taraf nyata 5%. Hasil uji analysis of variance (ANOVA) dengan
metode RAL memperlihatkan bahwa nilai P < 0.0001 yang artinya lebih kecil dari
nilai α = 0.05 dan Fhit (14,28) > Fcrit (1,49). Hasil tersebut menyatakan tolak H0
sehingga membuktikan bahwa penambahan kadar CO2 tablet dapat mempengaruhi
kepadatan sel Chlorella sp. Hasil uji Duncan memperkuat hipotesis bahwa
penambahan kadar CO2 tablet dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroalga serta
menunjukan perlakuan yang memiliki pengaruh paling kuat terhadap pertumbuhan
mikroalga adalah perlakuan 120 ppm. Hasil uji statistik dapat dan hasil perhitungan
biomassa sendiri disajikan pada Lampiran 5.
Laju pertumbuhan spesifik sel mikroalga Chlorella sp. yang diamati selama
masa kultivasi selama 14 hari disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2 Laju Pertumbuhan Spesifik Sel Chlorella sp.


Laju Pertumbuhan Spesifik (/hari)
Kontrol P1 P2 P3
Rerata 0,17±0,01 0,15±0,01 0,19±0,01 0,18±0,01

Laju pertumbuhan Chlorella sp. memiliki nilai paling tinggi pada


konsentrasi CO2 tablet 120 ppm dengan nilai laju pertumbuhan 0,19±0,01 hari-1.
Laju pertumbuhan spesifik berbanding terbalik dengan waktu penggandaan (Yang
et al. 2016). Waktu penggandaan sel (doubling time) sel mikroalga Chlorella sp.
yang pada media kultivasi tersaji pada tabel 3.

Tabel 3 Waktu Penggandaan Chlorella sp.


Doubling Time (day)
Kontrol P1 P2 P3
Rerata 4,52±0,28 4,81±0,35 3,38±0,17 3,60±0,18

Waktu penggandaan sel Chlorella sp. (Tabel 3) mengalami peningkatan


selama masa kultivasi. Nilai waktu penggandaan pada semua media kultivasi
9

bervariasi, dengan nilai terendah terjadi pada media P2 dengan nilai 3,38±0,17 hari
dan yang tertinggi terjadi pada P1 dengan nilai 4,81±0,28 hari. Hal ini membuktikan
bahwa nilai doubling time berbanding terbalik dengan laju pertumbuhan spesifik.
Menurut Yang et al (2016) menyatakan variasi doubling time kemungkinan
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu adanya perbedaan kondisi saat
kultivasi (termasuk konsentrasi inokulum saat awal kultivasil, pH, suhu dan
salinitas media serta siklus terang/gelap maupun konsentrasi CO2.

Biomassa Chlorella sp.

Hasil penelitian (Gambar 2) menunjukan bahwa secara umum perlakuan


dengan penambahan kadar CO2 tablet 100 ppm, 120 ppm, dan 140 ppm memiliki
puncak biomassa yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontrol.
1.4

Kontrol
1.2 P1
P2
P3
Biomassa sel Chlorella sp. (g/l)

0.8

0.6

0.4

0.2
0 2 4 6 8 10 12 14
Hari

Gambar 2 Biomassa sel Chlorella sp. selama 14 hari kultivasi, yaitu kontrol, dan
perlakuan penambahan CO2 tablet 100 ppm (P1), 120 ppm (P2), dan 140
ppm (P3).

Menurut Hendroko et al (2011) penggunaan CO2 pada kultivasi mikroalga


bisa meningkatkan pertumbuhan mikroalga dalam air sehingga dapat meningkatkan
biomassa atau produktivitas mikroalga tersebut. Peningkatan biomassa sel
Chlorella sp. tersebut sejalan dengan kepadatan sel pada semua media kultivasi,
hal ini terlihat dari hasil yang menunjukan semakin tinggi kepadatan sel Chlorella
sp. biomassa juga semakin besar.
Hasil uji statistika menunjukkan bahwa pemberian CO2 tablet P1, P2, dan
P3 dapat mempengaruhi hasil biomassa spesies Chlorella sp. pada taraf nyata 5%.
Hasil uji analysis of variance (ANOVA) dengan metode RAL memperlihatkan
10

bahwa nilai P < 0.0001 yang artinya lebih kecil dari nilai α = 0,05 dan Fhit (19,61)
> Fcrit (3,36). Hasil tersebut menyatakan tolak H0 sehingga membuktikan bahwa
penambahan kadar CO2 tablet dapat mempengaruhi biomassa sel Chlorella sp..
Hasil uji Duncan memperkuat hipotesis bahwa penambahan kadar CO2 tablet
mempengaruhi biomassa mikroalga Chlorella sp. dengan pengaruh yang paling
kuat terhadap pertumbuhan mikroalga adalah perlakuan 120 ppm. Hasil uji statistik
dapat dan hasil perhitungan biomassa sendiri disajikan pada Lampiran 6.

Kualitas Air Media Kultivasi

Kualitas air sangat mempengaruhi kultivasi mikroalga. Pada penelitian ini


kualitas air yang diamati adalah suhu, salinitas, dan pH. Suhu mempengaruhi
fisiologi mikroalga dengan mengubah kecepatan reaksi kimia dan kestabilan
komponen seluler. Beberapa organisme mengatur komposisi lemak untuk mengatur
ketidakstabilan membran pada suhu yang berbeda (Wagenen et al. 2012). Tabel 4
merupakan hasil kualitas air pada media kultivasi CO2 dan kontrol.

Tabel 4 Kualitas air Chlorella sp. pada media kultivasi


Parameter
Media Kultivasi
Suhu (°C) Salinitas (ppt) pH
Kontrol 27,1 – 27,6 30,0 – 36,0 7,9 – 8,3
P1 27,0 – 27,6 29,0 – 32,0 7,9 – 8,1
P2 27,1 – 27,5 29,0 – 31,0 7,8 – 8,0
P3 27,3 – 27,7 28.0 – 31.0 7,7 – 8,0

Tabel 4 menunjukan kisaran data kualitas air pada semua media kultivasi.
Data suhu pada media kultivasi CO2 dan kontrol tidak terjadi perbedaan yang
signifikan, secara umum menunjukan kisaran nilai hampir sama yaitu ± 27 oC. Nilai
suhu yang cukup stabil ini dipengaruhi oleh kultivasi yang dilakukan skala
laboratorium memiliki kondisi lingkungan yang stabil serta pengukuran suhu
dilakukan diwaktu yang sama yaitu jam 9 pagi. Secara umum suhu media kultivasi
berkisar antara 27,0-27,7 °C, data tersebut masih dalam kisaran yang optimum. Chlorella
sp. optimal tumbuh pada kisaran suhu 25-30 oC (Grimi et al. 2014). Data Salinitas
dengan penambahan CO2 tablet berkisar 28-32 ppt data tersebut dalam kisaran tumbuh
baik, karena jenis Chlorella sp. tumbuh baik pada salinitas 15-35 ppt. Data pH
berkisar 7,7-8,3 data tersebut masih dalam kisaran optimum. Menurut Mohammed
et al.(2013) nilai pH optimum pertumbuhan Chlorella sp. berkisar 7,2-8,4.
Data salinitas dan pH dengan penambahan CO2 tablet menunjukan adanya
penurunan. Semakin tinggi penambahan kadar CO2 tablet, salinitas dan pH pada
media kultivasi akan menurun. Hal ini terjadi karena penambahan kadar CO2 tablet
akan membuat air laut dalam media kultivasi bersifat lebih asam (terbentuk asam
karbonat) sehingga akan berpengaruh terhadap turunnya salinitas dan pH dalam
media tersebut (Chiu et al. 2011). Salinitas pada media kultivasi perlakuan
penambahan CO2 dilihat cukup stabil namun hal ini tidak disebabkan oleh
penambahan CO2 tablet itu sendiri karena kadar salinitas pada media kultivasi
dipengaruhi faktor lingkungan pada media kultivasi tersebut seperti penguapan, tata
11

letak media serta aerasi (Chiu et al. 2011). Salinitas yang tinggi pada media kontrol
bisa disebabkan oleh perbedaan pencahayaan karena letak media dekat dengan
kaca sehingga pada waktu siang hari pencahayaan lebih tinggi dan terjadi
penguapan yang berlebih dibandingkan dengan media perlakuan CO 2 yang
diletakan jauh dari kaca oleh sebab itu salinitas pada kontrol sangat berbeda dengan
media perlakuan. Saat mikroalga tumbuh pada media yang memiliki salinitas terlalu
tinggi, mikroalga mengeluarkan tenaga lebih untuk mempertahankan tekanan
osmotik, dan menyebabkan penurunan biomassa kering atau terjadinya penurunan
pertumbuhan (Na Gu et al. 2012). Hasil pengukuran kualitas air dapat dilihat pada
Lampiran 6.

Karbondioksida pada Media Kultivasi

Serbuk CO2 tablet diberikan setiap hari ke dalam media kultivasi akan
meningkatkan kadar karbondioksida dalam media kultivasi, selain berasal dari
pemberian CO2 tablet sumber karbondioksida lainnya berasal dari hasil respirasi
mikroalga Chlorella sp. dan aerasi. Pada kondisi normal mikroalga membutuhkan
11% CO2 untuk proses fotosintesis (Raeesossadati et al. 2014). Penambahan
konsentrasi CO2 masih bisa dilakukan sampai 40 % dari media kultivasi (Hanagata
et al. 1992) Hasil Nilai Karbondioksida terlarut dalam media kultivasi (Gambar 3)
hanya di ukur pada perlakuan pemberian kadar CO2 tablet saja.

70

60
P1
P2
P3
50
CO Terlarut (mg/l)

40

30
2

20

10

0
0 2 4 6 8 10 12 14
Hari

Gambar 3 Karbondioksida terlarut dalam media kultivasi Chlorella sp.

Pada perlakuan 100 ppm konsentrasi karbondioksida terlarut berada pada


rentang 5,82–45,16 mg/l, perlakuan 120 ppm berada pada rentang 11,32–59,68 mg/l
dan perlakuan 140 ppm berada pada rentang 15,27–61,02 mg/l. Secara umum
konsentrasi CO2 terlarut pada medi kultivasi mengalami kenaikan setiap harinya.
Nilai karbondioksida terlarut pada puncak kelimpahan sel media 100 ppm berada
12

pada konsentrasi 32,21 mg/l, media 120 ppm pada konsentrasi 49,18 mg/l, dan
media 140 ppm pada konsentrasi 54,75 mg/l, nilai tersebut masih dapat ditolerir
bagi pertumbuhan organisme akuatik (Effendi 2003). Berdasarkan hal tersebut CO2
tablet yang diberikan ke dalam media kultivasi tidak termanfaatkan seluruhnya
dalam proses fotosintesis mikroalga, sehingga ada sisa karbondioksida terlarut yang
tidak termanfaatkan . Nilai karbondioksida terlarut dipengaruhi oleh aerasi dan gas
karbondioksida hasil respirasi mikroalga.
Pada akhir kultivasi media P1 dan P2 masih bisa ditolerir untuk
pertumbuhan organisme akuatik dengan konsentrasi 45,16 mg/l dan 59,68 mg/l
sedangkan untuk media P3 pada akhir kultivasi sudah tidak dapat ditolerir karena
mencapai konsentrasi 61,02 mg/l. karena sebagian besar organisme akuatik masih
dapat bertahan hidup hingga kadar karbondioksida mencapai 60 mg/l (Effendi
2003). Nilai karbondioksida terlarut sebesar 61 mg/l, nilai tersebut sudah tidak
dapat ditolerir bagi pertumbuhan organisme akuatik, konsentrasi sebesar itu dapat
bersifat toksik bagi organisme akuatik. Hasil perhitungan karbondioksida terlarut
dalam media kultivasi Chlorella sp. disajikan pada Lampiran 7.

Karbon Organik Chlorella sp. sampel kering

Karbon merupakan salah satu elemen yang berperan sebagai faktor


pembatas pertumbuhan mikroalga serta merupakan unsur kimia yang secara alami
terdapat dalam air laut (Chiu et al. 2011). Pengukuran C-organik dengan metode
metode Walkley and Black dilakukan pada akhir kultivasi. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui kandungan karbon organik pada sampel kering. Tabel 5 merupakan
hasil nilai karbon organik pada sampel.
Tabel 5 Nilai C-Organik Chlorella sp. Sampel Kering
Perlakuan Nilai C-Organik mg/l
kontrol 0,47
P1 0,62
P2 1,03
P3 0,63

Kandungan karbon organik dalam sampel kering menunjukan hasil yang


berbeda. Nilai kadar karbon dalam sampel kering dipengaruhi oleh kemampuan
mikroalga itu sendiri dalam menyerap karbondioksida pada proses fotosintesis (Lin
et al. 2012). Pada penelitian ini, media kultivasi dengan perlakuan P2 memiliki nilai
C-organik yang paling tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini
menunjukan dengan penambahan CO2 tablet pada kadar 120 ppm mikroalga
Chlorella sp. lebih dapat meyerap atau memanfaatkan karbodioksida
dibandingkan perlakuan yang lain.

Karotenoid Chlorella sp.

Karotenoid merupakan pigmen yang berasal dari kelas terpenoid, berupa


rantai poliena dengan 40 karbon yang dibentuk dari delapan unit isoprena C5 yang
membentuk struktur molekul karotenoid yang khas (Campo et al. 2007).
Karotenoid bermanfaat sebagai sumber vitamin A, pewarna makanan, bahan adiktif
makanan, penambah sel darah merah, antioksidan, antibakteria, meningkatkan
13

imunitas, serta pengganti sel-sel rusak (Kusmiati et al. 2010). Nilai konsentrasi
karotenoid mikroalga Chlorella sp. yang diekstraksi menggunakan labu leher tiga
disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Nilai Konsentrasi Karotenoid Chlorella sp.


Nilai Kontrol 100 ppm 120 ppm 140 ppm
Karotenoid
(mg/l) 0,99 0,52 0,26 0,34

Berdasarkan hasil diatas nilai konsentrasi karotenoid tertinggi terjadi pada


kontrol yaitu sebesar 0,99 mg/l dan terkecil pada perlakuan penambahan CO2 tablet
120 ppm yaitu sebesar 0.26 mg/l. Penambahan kadar CO2 tablet pada saat kultivasi
memiliki pengaruh nyata pada kandungan karotenoid Chlorella sp. Berdasarkan
penelitian Xia dan Gao (2005) dengan penambahan konsentrasi CO2 pada media
kultivasi akan meningkatkan nilai karotenoid mikroalga karena dengan
penambahan karbon tersebut terkait dalam meningkatkan mekanisme akuisisi
karbon anorganik pada sel mikroalga. Namun hasil penelitian menunjukan hal
berbeda yaitu terjadi penurunan kandungan karotenoid Chlorella sp. sebesar 62,39
%. Hal ini dilihat dari nilai karotenoid pada media CO2 tablet lebih rendah jika
dibandingkan dengan kontrol. Menurut Lee dan Wang (2014) Kandungan
karotenoid Chlorella sp. selama periode kultivasi akan mengalami penurunan
karena terjadi perubahan komposisi seluler Chlorella sp. yang dapat
mengakibatkan terjadinya degradasi karotenoid.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kultivasi mikroalga spesies Chlorellla sp. dengan penambahan CO2 tablet


dapat meningkatkan pertumbuhan sel dan biomassa. Penambahan CO2 tablet
dengan kadar 120 ppm merupakan kadar optimum dalam meningkatkan
pertumbuhan sel dan biomassa serta memiliki pengaruh terhadap kandungan
karotenoid pada chlorella sp.

Saran

Saran dalam penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang pengaruh penambahan CO2 tablet tehadap pertumbuhan mikroalga yang
ditambah dengan perhitungan karbondioksida sisa untuk mengetahui sisa
karbondioksida yang tidak termanfaatkan oleh mikroalga baik dengan jenis yang
sama atau pun berbeda. Penelitian harus memperhatikan kondisi lingkungan semua
media agar tidah terjadi perbedaan yang signifikan agar bisa diketahu fluktuasi
kadar CO2 dan penambahan CO2 harus dilakukan hanya pada awal kultivasi.
14

DAFTAR PUSTAKA

Abd El-Baky HH, El-Baz FK, El-Baroty GS. 2007. Production of carotenoids from
marine microalgae and its evaluation as safe food colorant and lowering
cholesterol agent. Am-Euras J agric & Eviron. 2: 792-800.
Andersen T, Andersen FO. 2006. Effect of CO2 concentration on growth of
filamentous algae and Litorella uniflora in a Danish softwater lake. Aquatic
Botany. 84: 267-271.
Boyd CE. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Amsterdam:
Elselvier Science Publisher B.V.
Campo AJ, Gonzalez GM, Guerrero MG. 2007. Outdor cultivation of microalgae
for carotenoid production: current state and prespective. Appl Microb
Biotecnol. 74: 1163-1147. DOI:10.1007/s00253-007-0844-9.
Cornwall C, Hepburn CD, Pritchard D, McGraw C, Hunter K, Hurd CL. 2012.
Carbon-use strategies in macroalgae: differential responses to lowered pH
and implications for ocean acidification. Phycol. 48: 137−144 DOI: 10.11
11/j.1529-8817.2011.01085.x.
Chiu SY, Chien YK, Ming TT, Seow CO, Chiun HC, Chih SL. 2011. Microalgal
Biomassa Production and On-site Bioremadiation of Carbon Dioxide,
Nitrogen Oxide and Sulfur Dioxide from flue gas Using Chorella sp.
Cultures. Biortech. 102: 9135-9142.
Dianursanti, Baharudin TZ, M.Teguh G, Taufik HA. 2014. Industrial Tofu
Wastewater as a Cultivation Medium of Microalgae Chlorella vulgaris.
Energy Procedia. 47: 56 – 61.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan.Yogyakarta: Kanisius.
Fretes HD, Susanto A, Prasetyo B, Limantara L. 2011. Carotenoids from
macroalgae and microalgae: health potential, application and technology.
Journal Technology and Food Industry. 23(2): 221-228 DOI:
10.6066/jtip.2012.23.2.221.
Gong Q, Feng Y, Kang L, Lou M, Yang J. 2014. Effect of light and pH on cell
density of Chlorella vulgaris. Energi Procedia. 61(2014): 2012-2015 DOI:
10.1016/j.egypro.2014.12.064.
Grimi N, Dubois A, Marchal L, Jubeau S, Lebovka NI, Vorobiev E. 2014. Selective
Extraction From Microalgae Chorella sp. Using Different Methods of Cell
Disruption. Biortech. 153: 254-259.
Guillard RRL & Ryther JH. 1962. Studies on marine planktonic diatoms I.
Cyclotella nana Hustedt and Detonula confervacea (Cleve) Gran. Can. J.
Micro. 8:229-239.
Hanagata N, Takeuchi T, Fukuju Y, Barnes DJ, Karube I. 1992. Tolerance of
microalgae to high CO2 and high temperature. Phytocemistry. 31(10): 3345-
3348.
Hendroko R, Kawaroe M, Salafudin, Saefurahman G, Fitrianto NE, Sari DW, Sakri
Y. 2011. Biorefinery Preliminary Studies: Integration of Sulurry and CO2
as Biomethane Digester Waste for Microalgae Scenedesmus sp. Growth.
International Seminar on Chemical Enginering Soehardi Reksowardojo. 1:
1-7 ISBN 978-979-98300-1-2.
15

Kawaroe M, Rachmat A, Haris A. 2012. Optimalisasi Seleksi Spesies Mikroalga


Potensial Penghasil Minyak Mikroalga untuk Menunjang Kelayakan
Ekonomi Produksi Biodiesel. Prosiding InSINas 2012. 0009:7-11
Kawaroe M, Oman SA, Hwangbo J, Agustine D. 2015. Chemical Mutagenesis of
Microalgae Nannochloropsis sp. Using EMS (Ethyl Methanesulfonate).
British Journal of Applied Science & Technology. 8(5): 494-505. ISSN:
2231-0843.
Kawaroe M, Sunnudin A, Augustine D, Lestari DZ. 2016. The effect CO2 injection
on macroalgae Gelidium latifolium Biomassa Growth rate and Carbohidrate
Content. Ilmu kelautan. 21(2) : 85-92. DOI: 10.14710/ik.ijms.21.2.85.92.
Kusmiati, Agustin NWS, Tamat SR, Irawati M. 2001. Ekstraksi dan purifikasi
senyawa lutein dari mikroalga Chlorella pyrenoidosa galur lokal ink. J
Kimia Indonesia 5: 30-34.
Lee TH, and Wang HY. 2014. Simultaneous Quafication of Celullar Lipids and
Carotenoids Chorellla vulgaris using Raman Spectrometry. Energy
Procedia. 61(2014): 829-833. DOI: 10.1016/j.egypro.2014.11.975.
Lin Q, GuN, Li Gang, Lin J, Huang J, Tan L. 2012. Effects of Inorganic Carbon
Concentration on carbon Formation, Nitrate Utilization, Biomass and Oil
Accumulation of Nannochloropsis oculata CS 179. Bioresource
Technology. 111: 353-359.
Matta TM, Martin AA, and Caetano NS. 2010. Microalgae for biodiesel production
and other applications : A review. Renewable and Sustainable Energy
Review. 14:217-232.
Mathias AC, Lombardi AT, Melao MDGG. 2013. Growth and biochemical
composition of Chlorella vulgaris. In diferent growt media. An Acad Bras
Cienc.85(4) :1427-1438.
Mohammed B, El-Ayoty YA, Abomohra EF, El-Ghany SA, Esmael A. 2013.
Optimization of growth and lipid production of the chlorophyte microalga
chlorella vulgaris as a feedstock for biodiesel production. World Applied
Sci. J., 28: 1536-1546. DOI: 10.5829/idosi.wasj.2013.28.11.1918.
Na Gu, Lin Q, Li G, Tan Y, Huang L, Lin J. 2012. Effect of salinity on growth,
biochemical composition, and lipid productivity of Nannochloropsis
oculata CS 179. Life Science. 5: 1-7.
Raeesossadati MJ, Ahmadzades H, McHenry MP, Mohaemani NR. 2014. CO2
bioremediation by microalgae in photobioreactor: impact of biomassa and
CO2 concentrations, light, and temperature. Algae Reseach. 6(part A): 78-
85. DOI :10.1016/j.algal.2014.09.007.
Sutomo. 2005. Kultur tiga jenis (Tetraselmis sp., Chlorella sp., dan Chaetoceros
gracilis) mickroalga dan pengaruh kepadatan awal terhadap pertumbuhan
Chaeteceros gracilis di laboratorium. Jurnal Oseanologi dan Limnologi.
37:43-58.
Wagenen JV, Miller TW, Hoobs S, Hook P, Crowe B, Huesemann M. 2012. Effect
of Light and Temperature on Fatty Acid Production in Nannochloropsis
Salina.Energies. 5:731-740.
Yang IS. Salama ES. Kim JO. Govindwar SP. Kurade MB. Lee M. Roh HS and
Jeon B.H. 2016. Cultivation and harvesting of microalgae in
photobioreactor for biodiesel production and simultaneous nutrient removal.
Energy Conversion and Management. 117:54–62.
16

Lampiran 1 Alat dan bahan penelitian

Refraktometer Kertas saring Haemocytometer

Mikroskop Inokulan Chlorella sp. Neraca Analitik

Labu leher 3 Spectrofotometer U- 2900 CO2 tablet

Adapun komposisi CO2 tablet sebagai berikut :

1. Citrate ( C6H8O7)
2. Hydrogen carbonate (HCO3-)
3. KSO4 <> H2SO4 +KOH = KSO4 +H2O
4. Magnesium (II) sulfate (MnSO4)
5. Trace element / Mikronutrien
17

Lampiran 2 Proses kultivasi, pemanenan dan ekstraksi

Hasil Endapan
Proses Kultivasi Endapan Mikroalga Mikroalga

Mikroalga Kering

Ekstraksi karotenoid Hasil Ekstraksi Blanko dan hasil

Pengukuran CO2 terlarut Hasil Titrasi


18

Lampiran 3 Perhitungan Kepadatan Sel berdasarkan Haemocytometer

Keterangan:
Unit Lebar Area (mm2) Volume Volume
(mm) (mm3) (mL)
Kotak (merah) 1 1 0,1 0,0001
Kotak Kecil (hijau) 0,25 0,0625 0,00625 0,00000625
Kotak Lebih Kecil (biru) 0,2 0,04 0,004 0,000004
Kotak Terkecil 0,05 0,0025 0,00025 0,00000025

Jumlah sel (n) dihitung sebanyak 5 kali ulangan.


Kepadatan sel (sel mL-1) adalah jumlah sel per volume, yaitu:
n
= 4 × 10−6
n × 106
= 4×5
n × 106
= 20
10 n × 104
= 2
= 5 n × 104
19

Lampiran 4 Tabel ANOVA kepadatan sel

Hasil analysis of variance (ANOVA) kepadatan sel setiap perlakuan

Source of F
Variation SS df MS F P-value crit
4001928631 2858520450 250.2 1,20E-
Sample (hari) 11 14 7 1 81 1,78
Columns 1279706124 4265687081 373.3 1,16E-
(perlakuan) 4 3 4 8 60 2,68
6850824088 1631148592 2,07E-
Interaction 88 42 59 14.28 30 1,49
1370954666 12 1142462222
Within 67 0 222

6103812631 17
Total 111 9

Hasil uji Duncan kepadatan sel setiap perlakuan

Subset
Perlakuan N
1 2 3 4
Kontrol 45 8009333,3
100ppm 45 9216444,4
Duncana,b 140ppm 45 12272444
120ppm 45 14836889
Sig. 1 1 1 1

"Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 1142462222222.222."

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 45,000.

b. Alpha = ,05.
20

Lampiran 5 Biomassa sel dan tabel ANOVA biomassa sel

Hasil analysis of variance (ANOVA) biomassa sel setiap perlakuan

Source of Variation SS df MS F P-value F crit


Hari 0,85384 13 0,06568 16,54652 2,31E-09 2,119166
Perlakuan 0,15575 2 0,077875 19,6187 6,4E-06 3,369016
Error 0,103205 26 0,003969

Total 1.112798 41

Uji Duncan biomassa sel setiap perlakuan

Subset
Perlakuan N
1 2 3 4
kontrol 15 0,640047
100ppm 15 0,780891
Duncana,b 140ppm 15 0,861267
120ppm 15 0,9223
Sig. 1 1 1 1

"Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = .006."

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 15.000.

b. Alpha = ,05.
21

Biomassa Chlorella sp. (gram)


Hari
Kontrol P1 P2 P3
0 0,45 0,40 0,44 0,45
1 0,52 0,51 0.52 0,45
2 0,56 0,67 0,74 0,65
3 0,62 0,77 0,87 0,70
4 0,64 0,86 0,94 0,93
5 0,66 0,88 0,97 0,95
6 0,68 0,92 0,98 0,91
7 0,67 0,85 0,97 0,93
8 0,71 0,90 1,02 0,91
9 0,67 0,90 1,03 1,03
10 0,68 0,91 1,05 1,01
11 0,69 0,92 1,26 1,10
12 0,66 0,76 1,05 0,99
13 0,64 0,74 1,02 0,98
14 0,64 0,72 0,99 0,95

Lampiran 6 Kualitas Air Media Kultivasi

Suhu (°C)
Hari
Kontrol P1 P2 P3
0 27,5 27,4 27,3 27,3
1 27,6 27,3 27,6 27,5
2 27,3 27,2 27,3 27,4
3 27,4 27,2 27,5 27,6
4 27,2 27,5 27,2 27,6
5 27,5 27,4 27,4 27,4
6 27,0 27,3 27,1 27,3
7 27.2 27,4 27,6 27,5
8 27.3 27,1 27,2 27,3
9 27,3 27,2 27,1 27,6
10 27,2 27,1 27,4 27,7
11 27,4 27,3 27,5 27,4
12 27,2 27,2 27,2 27,3
13 27,1 27,4 27,1 27,5
14 27,4 27,3 27,3 27,6
22

Salinitas
Hari
Kontrol P1 P2 P3
0 30,0 30,0 30,0 30,0
1 33,0 30,0 30,0 30,0
2 32,0 31,0 30,0 31,0
3 33,0 31,0 31,0 30,0
4 33,0 30,0 30,0 30,0
5 33,0 29,0 29,0 30,0
6 34,0 29,0 29,0 29,0
7 34,0 30,0 30,0 28,0
8 33,0 31,0 29,0 29,0
9 33,0 30,0 29,0 29,0
10 35,0 31,0 30,0 30,0
11 35,0 30,0 29,0 30,0
12 36,0 30,0 30,0 31,0
13 36,0 31,0 30,0 31,0
14 36,0 32,0 31,0 31,0

pH
Hari
Kontrol P1 P2 P3
0 7,89 7,87 7,86 7,78
1 8,02 7,98 7,85 7,77
2 8,06 7,95 7,81 7,76
3 8,12 7,86 7,83 7,73
4 8,09 8,01 7,89 7,84
5 8,18 8,03 7,92 7,89
6 8,17 8,08 7,96 7,97
7 8,14 8,07 7,94 7,95
8 8,29 8,04 7,98 7,94
9 8,19 8,00 7,95 7,89
10 8,21 8,01 7,99 7,86
11 8,23 8,06 7,92 7,83
12 8,29 8,06 7,89 7,83
13 8,31 8,04 7,91 7,85
14 8,27 8,03 7,87 7,82
23

Lampiran 7 CO2 pada media kultivasi


CO2 terlarut (mg/l)
Hari
P1 P2 P3
0 5,82 11,32 15,27
1 10,19 17,69 19,47
2 12,40 20,74 24,46
3 14,60 24,94 27,31
4 14,51 26,54 34,66
5 15,17 30,61 36,96
6 18,00 30,56 39,76
7 23,20 35,06 43,40
8 25,28 38,01 46,54
9 24,93 40,02 48,20
10 27,40 45,24 51,15
11 32,21 49,18 54,75
12 35,00 54,57 57,13
13 39,30 57,08 58,91
14 45,16 59,68 61,02
24

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 10 April
1992 dari ayah Haryadi dan ibu yeyeh. Penulis adalah putra
kelima dari enam bersaudara. Tahun 2012 penulis lulus dari
SMA Taman Islam Bogor dan pada tahun yang sama penulis
lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur SNMPTN undangan dan diterima di Departemen Ilmu
dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi
asisten praktikum Biologi Tumbuhan Laut pada tahun 2016/2017 serta asisten
praktikum Penginderaan Jarak Jauh Kelautan pada tahun 2015/2016. Penulis aktif
dalam organisasi beasiswa Paguyuban Bidik Misi sebagai Kordinator departemen
pada periode 2013 – 2014 dan anggota Saman Bidik Misi 2013-2015. Bulan Juli-
Agustus 2015 penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapang di PPP Tegal Sari
dengan judul Kegiatan “ Ekplore Potensi Perikanan Kota Bahari Tegal, Jawa
Tengah.
Penulis juga pernah mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Artikel
Ilmiah (PKM-M) yang didanai oleh DIKTI pada tahun 2015 dengan judul
Ecomotion: Permainan edugreen keseimbangan ekosistem yang aplikatif dan
menyenangkan bagi anak usia sekolah bertempat di Ciampea Bogor. Penulis
memperoleh beasiswa bidikmisi tahun 2012-2016. Dalam rangka penyelesaian
studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis melaksanakan penelitian
dengan judul “Pengaruh Penambahan CO2 terhadap Pertumbuhan dan Kandungan
Karotenoid Chlorella sp.”

Anda mungkin juga menyukai