Pemicu I
Kelompok 6
Anggota :
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Depok 2017
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami tuturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pemicu I : Properti Air dan Uap ini dengan
baik dan tepat waktu. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Praswasti
PDK Wulan, selaku dosen mata kuliah Termodinamika kami, yang telah menjadi
fasilitator dalam proses belajar kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna serta menambah pengetahuan bagi
yang membaca ataupun kami sendiri. Tidak ada gading yang tak retak, karena itu kami
menyadari adanya kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan untuk makalah atau tugas kami di masa
mendatang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Akhir kata, kami mohon maaf atas kekurangan dari makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk siapapun yang membacanya.
Penulis
Kelompok 6 2
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ....................................................................................................................... 6
Gambar 2 ..................................................................................................................... 8
Gambar 3 ..................................................................................................................... 8
Gambar 4 ..................................................................................................................... 9
Gambar 5 ..................................................................................................................... 9
Gambar 6 ................................................................................................................... 11
Gambar 7 ................................................................................................................... 11
Gambar 8 ................................................................................................................... 12
Gambar 9 ................................................................................................................... 13
Gambar 10 ................................................................................................................. 14
Gambar 11 ................................................................................................................. 14
Gambar 12 ................................................................................................................. 15
Gambar 13 ................................................................................................................. 16
Gambar 14 ................................................................................................................. 16
Gambar 15 ................................................................................................................. 17
Gambar 16 ................................................................................................................. 20
Gambar 17 ................................................................................................................. 20
Gambar 18 ................................................................................................................. 24
Kelompok 6 3
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 ......................................................................................................................... 5
Tabel 2 ....................................................................................................................... 13
Tabel 3 ....................................................................................................................... 22
Tabel 4 ....................................................................................................................... 26
Tabel 5 ....................................................................................................................... 26
Kelompok 6 4
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
Kelompok 6 5
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
Bisakah Anda membantu dia? Apakah Anda pikir fakta bahwa es mengapung
di air dapat digunakan untuk memilih diagram yang tepat?
Secara umum, suatu fluida pada tekanan konstan volumenya akan menyusut
jika temperature diturunkan tetapi air mempunyai sifat yang unik yaitu jika dilihat
pada diagram P-V-T air dalam keadaan tekanan konstan dan temperatur terus
menerus diturunkan, maka volum air akan menyusut sampai temperatur tertentu,
dibawah temperatur tersebut volum air akan mengembang, sehingga air dalam
bentuk padat akan lebih ringan dibandingkan dalam bentuk cairnya, hal inilah yang
menyebabkan es mengapung di permukaan air.
Umumnya volum zat padat akan menyusut jika suhu semakin rendah, hal ini
juga terjadi pada zat cair. Ketika suhu diturunkan, zat cair pada umumnya akan
kehilangan volumnya, ketika volumnya berkurang, kerapatan zat cair tersebut akan
meningkat, hal ini dikarenakan volum berbanding terbalik dengan kerapatan,
dimana m v
.
Kelompok 6 6
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
banyak ikatan hidrogen yang putus, molekul-molekul terkemas lebih mampat dan
rapatannya meningkat. Ketika es meleleh terjadi, berlangsung lebih lanjut
pelepasan molekul-molekul air yang saling berkaitan, dengan dipanasinya air
tersebut. Rapatan air mencapai maksimum pada suhu 4C. Di atas 4C molekul
menghuni ruangan yang lebih besar, karena rapatan air yang lebih besar dari pada
es. Inilah alasan yang menjelaskan mengapa es yang merupakan zat padat
seharusnya tenggelam di air, tetapi karena terdapat penyimpangan tersebut
mengakibatkan es mengapung di air.
Kelompok 6 7
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
Kelompok 6 8
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
Hal ini yang menyebabkan mengapa sepatu ice skating dirancang seperti
itu dan jika terdapat dua pisau pada permukaan sepatu ice skating tersebut,
maka akan lebih susah untuk meluncur diatas es.
Suhu triple point air adalah 0.01oC, dan tekanannya 4.56 mmHg (0.006
atm). Suhu triple point yang mendekati titik beku airlah yang menyebabkan
berat badan seseorang dapat bertumpu pada sebilah pisau dipermukaan sepatu
ice-skating tanpa menyebabkan es tersebut mencair/rusak.
Meskipun es berbentuk solid, selama suhunya masih di atas 20C (4F)
selalu ada lapisan tipis air pada permukaannya. Air tambahan yang berasal dari
lelehan es akibat gesekan antara pisau dan es mereduksi gaya gesek sehingga
ice skater bisa meluncur dengan mudah.
Kelompok 6 9
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
Saat musim dingin tiba di daerah yang memiliki 4 musim, biasanya kolam
kolam dangkal airnya akan membeku karena suhu yang amat dingin. Tetapi
terdapat fenomena menarik yang dapat diamati, yaitu tidak seluruh air pada
kolam tersebut membeku menjadi es sehingga kolam dangkal tersebut tidak
terisi penuh dengan es. Hal ini dikarenakan tekanan dan suhu yang dibutuhkan
untuk membekukan air secara keseluruhan belum tercapai sehingga masih
terdapat beberapa air didalamnya. Ketika suhu sudah sangat rendah dan
mencapai titik beku air, maka terbentuklah lapisan es yang tersebar hampir
secara merata di kolam dangkala tersebut. Tetapi karena luas area yang cukup
besar dan tekanan udara yang dibutuhkan masih belum tercapai untuk
membekukan seluruh air didalam kolam tersebut, maka kolam dangkal
tersebut airnya tidak dapat seluruhnya membeku dan jika dilihat di
permukaannya lapisan es tersebut, terdapat genangan air kolam dangkal
tersebut yang tidak membeku.
Kejadian tersebut merupakan hasil dari anomali air. Pada zat-zat akan
memuai jika suhunya meningkat dan menyusut jika suhunya menurun,
contohnya yaitu naiknya permukaan air raksa di thermometer ruangan jika
suhu ruangan naik. Tetapi kesepakatan tersebut tidak berlaku sepenuhnya
untuk air, karena jika suhu air meningkat dari 0o C ke 4o C maka air tidak
memuai tetapi malah menyusut dan jika suhu air turun dari 4oC ke 0oC maka
air akan memuai Dan untuk suhu di atas 4o C air kembali normal dan sesuai
kesepakatan di atas. Jika suatu zat menyusut maka volumenya menjadi lebih
kecil dan massa jenisnya (Perbandingan massa dan volum zat) menjadi lebih
besar dibanding ketika zat tersebut memuai. Dengan demikian massa jenis air
terbesar berada pada suhu 4oC.
Pada danau ketika udara dingin menyerang, air permukaan danau menjadi
dingin, air menyusut hingga massa jenisnya menjadi besar, sedang air di dasar
danau masih hangat dan massa jenisnya lebih kecil dari air permukaan,
karenanya partikel-partikel air di permukaan turun ke bawah dan partikel-
partikel air di dasar danau naik ke atas. Kejadian tersebut berlangsung bolak-
balik karena suhu permukaan terus mendingin, hingga suhu air di danau berada
pada 4oC , pada suhu ini, massa jenis air terbesar sehingga air di dasar tak
dapat naik lagi ke atas dan tetap berada di dasar meskipun air permukaan
mendingin dan akhirnya air permukaan danau menjadi beku, dan tetap berada
Kelompok 6 10
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
di permukaan danau. Jika tidak ada anomali air ini maka pertukaran partikel
akan terus berlangsung dan danau beku total.
Titik didih air dipengaruhi tekanan udara, dan tekanan udara dipengaruhi
oleh ketinggian daratan. Makin tinggi letak suatu tempat, makin rendah
Kelompok 6 11
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
tekanan udaranya, makin rendah pula titik didih airnya. Di pantai, air bisa
mendidih pada suhu 100 derajat celcius, maka di pegunungan Himalaya seperti
puncak gunung Everest yang ketinggiannya 8.882 meter di atas permukaan air
laut, air mendidih pada suhu 71 derajat celcius saja. Saat telur direbus di
Everest, air untuk merebus telur mendidih pada 71 derajat celcius dan suhunya
akan konstan pada angka tersebut sampai seluruh air menguap. Oleh
karenanya, dibutuhkan waktu ekstra untuk merebus telur di gunung karena
suhu air mendidih di gunung tidak sepanas di pantai.
a. Menentukan tahap atau fase dalam suatu sistem yang terdiri dari H 2O
pada kondisi berikut dan sketsa P-V dan T-V diagram yang menunjukkan
lokasi masing-masing kondisi : (5 bar, 151,9 C); (5 bar, 200 C); (200 C,
2,5 Mpa).
5 bar, 151.9OC
Untuk menentukan kondisi zat, perlu dicek tekanan dan suhu zat untuk
mendapatkan suhu/tekanan pada kondisi saturated sehingga dapat dibuat
sketsa perbandingan antara zat yang akan disketsa dan zat tersebut dalam
kondisi saturated.
Kelompok 6 12
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
Berdasarkan tabel diketahui bahwa H2O pada tekanan 5 bar dan suhu
151.9OC berada dalam keadaan saturated sehingga apabila kita membuat
sketsa akan menjadi
Gambar 9. Diagram P-V dan T-V pada tekanan 5 bar dan suhu 151.9OC
5 bar, 200OC
Pada keadaan ini, kita bisa langsung membandingkan dengan keadaan 1
dimana acuan saturated pada tekanan 5 bar
Kelompok 6 13
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
Gambar 10. Diagram P-V dan T-V pada tekanan 5 bar dan suhu 200OC
Kelompok 6 14
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
Maka didapatkan saturated pressure untuk suhu 200OC adalah 14.53 bar
sehingga dapat dibuat sketsa
Gambar 12. Diagram P-V dan T-V pada suhu 200OC dan tekanan 2.5
Mpa
Berdasarkan sketsa, posisi titik pertemuan antara suhu dan tekanan berada di
luar sebelah kiri kurva saturated atau tepatnya di sebelah kiri garis saturated
liquid sehingga dapat dikatakan bahwa keadaan H2O pada subcooled
(compressed liquid)
b. Sebuah perangkat piston-silinder berisi 0,1 m3 air cair dan 0,9 m3 uap air
dalam kesetimbangan pada 800 kPa. Panas dipindahkan pada tekanan
konstan sampai suhu mencapai 350 C. Berapa suhu awal air? Tentukan
massa total air! Hitung volume akhir! Tampilkan proses pada P-V dan
diagram P-T sehubungan dengan garis saturasi!
Diketahui:
Mula-mula air pada keadaan kesetimbangan
Volume air fasa Liquid awal= 0.1 m3
Volume air fasa vapor awal = 0.9 m3
Tekanan = 800 kPa = 8 Bar
Pemanasan dilakukan dengan tekanan konstan
Temperatur akhir = 3500C
Kelompok 6 15
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
Ditanya:
Carilah temperatur awal air!
Hitung massa air!
Hitung volume air akhir!
Tunjukkan proses pada diagram P-V dan P-T!
Jawab:
Karena pada keadaan pertama air pada kesetimbangan dan tekanan air telah
diketahui maka dapat menentukan temperature awal air pada steam table
water liquid-vapor. Diketahui pada steam table, pada tekanan 800 kPa (8 Bar)
memiliki temperature saturated sebesar 170.40C.
Maka temperature awal air adalah 170.40C.
Pada steam table water liquid-vapor juga dapat diketahui spesifik volume dari
masing-masing fasa (liquid-vapor). Nilai volume spesifik untuk masing-
masing fasa yaitu:
Volume spesifik liquid = 1.1148 10-3
Maka massa untuk masing-masing fasa dapat dicari dengan cara membagi
volume (V) dengan volume spesifik (v).
Maka massa air total = Massa air fasa liquid + massa air fasa vapor
= 89.7021 Kg + 3.7437 Kg
= 93.4458 Kg
Dikarenakan air dipanaskan dari temperature saturated sampai 3500C pada
tekanan konstan (800 kPa), maka dapat dipastikan bahwa semua air akan
berfasa vapor dengan keadaan superheated. Oleh karena itu, kita dapat
mengetahui volume spesifik air pada tekanan 800 kPa dan temperature 3500C
yaitu sebesar 0.35442 . Kita juga telah mengetahui 16okum kekekalan
massa, sehingga tidak ada massa yang hilang atau bertambah pada proses
Kelompok 6 16
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
pemanasan, oleh karena itu massa air pada keadaan awal sama dengan pada
keadaan akhir. Maka dapat dicari volume air pada keadaan akhir.
Volume air =
= 93.4458 Kg
= 33.119 m3
Diagram P-V
Diagram P-T
Kelompok 6 17
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
c. Uap yang terkandung dalam wadah tertutup dengan volume awal 1 m3,
tekanan dan suhu uap adalah 7 bar dan 500 C, masing-masing.
Temperatur turun sebagai akibat dari perpindahan panas ke lingkungan.
Tenentukan suhu di mana kondensasi pertama terjadi, dalam C, dan fraksi
massa air yang terkondensasi ketika tekanan mencapai 0,5 bar. Berapakah
volume dalam m3 cairan jenuh pada keadaan akhir?
Diketahui:
Volume container = 1 m3
P awal = 7 bar
T awal = 5000C
Ditanya:
Carilah 18emperature pertama kali terjadinya kondensasi!
Hitung fraksi massa air yang terkondensasi pada tekanan 0.5 bar!
Hitung volume saturated liquid pada keadaan akhir!
Jawab:
Untuk mengetahui temperature pertama kalinya terjadi kondensasi, maka
diperlukan diagram P-V.
Pada diagram di atas, dapat dianalisa bahwa air akan terkondensasi pertama
kali (volume spesifik tetap) apabila temperature dan tekanan diturunkan.
Terlihat tekanan pada keadaan pertama kalo terjadi kondensasi berkisar 0.35
MPa-0.4MPa atau 3.5 bar4 bar. Pada steam table dapat diketahui
temperature saturated pada tekanan tersebut berkisar 138.90C-143.60C. Jika
temperature dibulatkan maka dapat simpulkan temperature pertama kalinya
terjadi kondensasi adalah pada temperature 1400C.
Massa air pada keadaan awal dapat diketahui dengan membagi volume
dengan volume spesifik pada tekanan 7 bar dan temperature 5000C.
Karena volume container tidak akan berubah seiring terjadinya proses, maka
Vawal = Vakhir. Begitu juga dengan massa total air yang tidak akan berubah
selama proses berlangsung. Sehingga dapat dicari massa masing-masing fasa.
Vakhir = Vair fasa liquid +Vair fasa vapor
3
1m =v massa liquid + v massa vapor
1 = 1.03 10-3 massa liquid + 3.24 (massa air total massa
liquid)
1 = 1.03 10-3 massa liquid + 3.24 (1.97238 massa liquid)
Anggap massa liquid = a, maka
1 = 1.03 10-3a + 6.3905112 - 3.24a
3.24a - 1.03 10-3a = 6.3905112 - 1
3.23897a = 5. 3905112
a = 1.664267 Kg.
Maka massa air yang telah terkondensasi yaiut
Massa air terkondensasi = massa liquid = a = 1.664267 Kg.
Kelompok 6 19
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
5. Narji bertanggung jawab untuk menjelaskan diagram fase zat selain air.
Bantu dia mengetahui alasan mengapa es kering (CO2 padat yang digunakan
untuk menyimpan es krim tetap dingin dan tidak meleleh? Gunakan diagram
P-T CO2!
Kelompok 6 20
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
CO2 dalam bentuk padat atau biasa disebut dengan dry ice merupakan
bahan yang digunakan untuk menyimpan atau menjaga suhu ruangan agar tetap
dingin. Kelebihan dry ice ini yaitu apabila digunakan tidak meninggalkan residu.
Namun, jika pendinginannya menggunakan es batu, es batu tersebut akan mencair
dan meninggalkan residu berupa cairan yang telah meleleh. Diagram P-T tersebut
menunjukkan bahwa pada suhu -78.5C dan tekanan 1 atm merupakan tiitk dimana
terjadinya proses sublimasi. Pada keadaan sublimasi ini gas CO2 berubah dari fasa
gas menjadi cair dan juga dari fasa gas ke padat dengan proses deposisi. Hal
tersebut menjadikan CO2 tidak meninggalkan residu apapun karena proses
pendinginan yang dilakukan tidak mencapai suhu CO2 yang akan berubah menjadi
cair. Pendinginan hanya dilakukan pada suhu diatas titik sublimasinya.
6. Gading setuju dengan Narji dan mengatakan bahwa gas karbon dioksida
memasuki pipa pada 3 MPa dan 500 K dengan laju massa 2 kg / s. CO2
didinginkan pada tekanan konstan saat mengalir dalam pipa dan suhu CO2
turun ke 450 K pada outlet. Bantu dia untuk menentukan volume laju alir dan
densitas karbon dioksida pada inlet dan volume laju alir di pintu keluar dari
pipa menggunakan:
a. Persamaan gas ideal
b. Grafik kompresibilitas
c. Juga, menentukan error yang terlibat dalam setiap kasus.
d. Jelaskan mengapa suatu senyawa dapat mengikuti keadaan yang sesuai
dari 2 parameter dan keadaan yang sesuai dari 3 parameter dan mengapa
menggunakan kurva ln (Pr) vs Tr
Diketahui :
3 MPa
500 K CO2 450 K
2 kg/s
Kelompok 6 21
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
Tabel 3. Tabel A-1 digunakan untuk mencari nilai R, Tcr , dan Pcr . maka
didapatkan nilai sebesar :
R Tcr Pcr
CO2
0.1889 KJ/Kg K 304.2 K 7.39 MPa
P 000 Pa kg
Pa m
.
0. 00 m
kg
P 000 Pa kg
2 Pa m
.2
2 0. 4 0 m
kg
P MPa
Pr 0.40
Pcr . MPa
00
r . 4
cr 04.2
Keadaan 2
Kelompok 6 22
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
P2 MPa
Pr 0.40
Pcr . MPa
2 4 0
r .4
cr 04.2
Keadaan 1
P 000 Pa kg
2.44
Pa m m
0. 0. 00
kg
Keadaan 2
P 000 Pa kg
2
. 4
2 Pa m m
0. 0. 4 0
kg
Kelompok 6 23
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
r
cr
P
Pr
Pcr
Pada kondisi
Kelompok 6 24
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
Diketahui :
kg
.
m
kg
2
.2
m
kg
2.44
m
kg
2
. 4
m
Ditanya :
Jawab :
Kelompok 6 25
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
450 K 500 K
( )( ) 36,49 32,36
Untuk mendapatkan nilai error, maka volume laju alir dikonversi terlebih
dahulu menjadi volume spesifik .
Kelompok 6 26
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
Kelompok 6 27
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
Pr =
Tr =
Vr =
Kelompok 6 28
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)
DAFTAR PUSTAKA
http://www1.lsbu.ac.uk/water/images/water_phase_diagram_2.gif. Diakses 19
Februari 2017
Kelompok 6 29