Anda di halaman 1dari 29

Makalah Termodinamika

Pemicu I

Properti Air dan Uap

Kelompok 6

Anggota :

1. Dyah Kunti Surya Andari (1606951191)


2. Kelvin (1506746153)
3. Kuntum Khaira U.M (1506717935)
4. Mufiid Fatkhurrahman (1606951216)
5. Togi Elyazeer Sinaga (1506738385)

Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Depok 2017
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami tuturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pemicu I : Properti Air dan Uap ini dengan
baik dan tepat waktu. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Praswasti
PDK Wulan, selaku dosen mata kuliah Termodinamika kami, yang telah menjadi
fasilitator dalam proses belajar kami.

Kami berharap makalah ini dapat berguna serta menambah pengetahuan bagi
yang membaca ataupun kami sendiri. Tidak ada gading yang tak retak, karena itu kami
menyadari adanya kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan untuk makalah atau tugas kami di masa
mendatang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Akhir kata, kami mohon maaf atas kekurangan dari makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk siapapun yang membacanya.

Depok, Februari 2017

Penulis

Kelompok 6 2
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................... 2


Daftar Gambar ........................................................................................................... 3
Daftar Tabel ................................................................................................................ 4
Soal dan Jawaban 1 .................................................................................................... 4
Soal dan Jawaban 2 .................................................................................................... 7
Soal dan Jawaban 3 .................................................................................................... 8
Soal dan Jawaban 4 .................................................................................................. 12
Soal dan Jawaban 5 .................................................................................................. 20
Soal dan jawaban 6................................................................................................... 21
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 29

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ....................................................................................................................... 6
Gambar 2 ..................................................................................................................... 8
Gambar 3 ..................................................................................................................... 8
Gambar 4 ..................................................................................................................... 9
Gambar 5 ..................................................................................................................... 9
Gambar 6 ................................................................................................................... 11
Gambar 7 ................................................................................................................... 11
Gambar 8 ................................................................................................................... 12
Gambar 9 ................................................................................................................... 13
Gambar 10 ................................................................................................................. 14
Gambar 11 ................................................................................................................. 14
Gambar 12 ................................................................................................................. 15
Gambar 13 ................................................................................................................. 16
Gambar 14 ................................................................................................................. 16
Gambar 15 ................................................................................................................. 17
Gambar 16 ................................................................................................................. 20
Gambar 17 ................................................................................................................. 20
Gambar 18 ................................................................................................................. 24

Kelompok 6 3
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 ......................................................................................................................... 5
Tabel 2 ....................................................................................................................... 13
Tabel 3 ....................................................................................................................... 22
Tabel 4 ....................................................................................................................... 26
Tabel 5 ....................................................................................................................... 26

Kelompok 6 4
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

1. Gading adalah mahasiswa tahun kedua teknik kimia di UID (Universityof


Indonesia Depok). Mereka diperintahkan untuk membentuk kelompok yang
terdiri dari empat siswa dan belajar termodinamika menggunakan metode
yang disebut PBL. Instruktur memberitahu kelas termodinamika bahwa ia
akan memberikan diagram PVT dan sifat termodinamika air dan uap. Para
siswa memiliki dua minggu untuk mempelajari topik ini. Instruktur
mengatakan kepada siswa bahwa air banyak digunakan dalam biologi. Belum
lagi bahwa tubuh kita terdiri dari air sebesar 70% dari berat! Oleh karena
itu, belajar PVT dan sifat termodinamika air tampaknya penting dan
menyenangkan! Para siswa diharapkan untuk mempelajari topik yang
tercantum dalam Tabel 1 sebelum mereka mengambil ujian. Denni berada
dalam kelompok bersama-sama dengan Audi, Andika, dan Narji yang
menyarankan bahwa mereka melakukan tugas dengan mengikuti langkah-
langkah pemecahan masalah yang dikembangkan oleh Prof. Donald Woods
dan disarankan oleh instruktur mereka.

Tabel 1. Topik terkait sifat air dan uap

No. Topik Subtopik


1 Fasa Fase zat, kondisi jenuh, kesetimbangan antara
fase, (Aturan Fasa Gibbs), perubahan fasa
sepanjang proses tertentu, variabel intensif dan
ekstensif
2 PVT Data Data terkait proses dalam kehidupan kita
sehari-hari, contoh proses pada T konstan atau
P, titik kritis air, tabel steam dan diagram
termodinamika

Audi menyarankan bahwa setelah belajar tentang topik # 1, Dia tidak


lupa untuk menyebutkan bahwa air adalah cairan yang sangat penting yang
terlibat dalam banyak proses biologi, kimia dan fisika. Dia menemukan dua
diagram PVT ditunjukkan di bawah ini tapi tidak bisa memastikan mana
diagram air diwakili (H2O) dalam tiga tahap (es, air, dan uap air) nya.

Kelompok 6 5
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

Bisakah Anda membantu dia? Apakah Anda pikir fakta bahwa es mengapung
di air dapat digunakan untuk memilih diagram yang tepat?

Gambar 1. Diagram fase substansi yang mengembang (gambar kiri) dan


menyusut (gambar kanan) pada temperatur rendah

Secara umum, suatu fluida pada tekanan konstan volumenya akan menyusut
jika temperature diturunkan tetapi air mempunyai sifat yang unik yaitu jika dilihat
pada diagram P-V-T air dalam keadaan tekanan konstan dan temperatur terus
menerus diturunkan, maka volum air akan menyusut sampai temperatur tertentu,
dibawah temperatur tersebut volum air akan mengembang, sehingga air dalam
bentuk padat akan lebih ringan dibandingkan dalam bentuk cairnya, hal inilah yang
menyebabkan es mengapung di permukaan air.
Umumnya volum zat padat akan menyusut jika suhu semakin rendah, hal ini
juga terjadi pada zat cair. Ketika suhu diturunkan, zat cair pada umumnya akan
kehilangan volumnya, ketika volumnya berkurang, kerapatan zat cair tersebut akan
meningkat, hal ini dikarenakan volum berbanding terbalik dengan kerapatan,

dimana m v
.

Peningkatan kerapatan mengakibatkan bagian zat cair yang memiliki suhu


rendah lebih berat daripada bentuk cairnya. Akan tetapi, terdapat suatu
penyimpangan pada air, dimana pada saat suhu air tersebut diturunkan, volum air
tersebut akan menyusut, tetapi penyusutan volum ini hanya berlaku sampai suhu 4
C (anomali air), dibawah suhu 4 C dimana air akan semakin dingin dan kemudian
membeku, volum air akan mengembang, sehingga air padat (es) akan lebih ringan
dari pada air dalam bentuk cair. Demikian pula sebaliknya jika es mencair ,terdapat

Kelompok 6 6
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

banyak ikatan hidrogen yang putus, molekul-molekul terkemas lebih mampat dan
rapatannya meningkat. Ketika es meleleh terjadi, berlangsung lebih lanjut
pelepasan molekul-molekul air yang saling berkaitan, dengan dipanasinya air
tersebut. Rapatan air mencapai maksimum pada suhu 4C. Di atas 4C molekul
menghuni ruangan yang lebih besar, karena rapatan air yang lebih besar dari pada
es. Inilah alasan yang menjelaskan mengapa es yang merupakan zat padat
seharusnya tenggelam di air, tetapi karena terdapat penyimpangan tersebut
mengakibatkan es mengapung di air.

2. Audi mulai mengumpulkan data kuantitatif. Dia disebutkan, misalnya, bahwa


air membeku pada (atau sangat dekat dengan) 0C. Andika juga
menyarankan bahwa mereka mampu menjelaskan bentuk permukaan PVT,
misalnya mengapa fase padat sangat curam dibandingkan dengan permukaan
dari dua fase lainnya.
Pada temperatur rendah, es berada dalam fasa yang stabil (solid), pada
moderate temperatures dan high pressure, air berada dalam fasa yang stabil
(liquid), dan pada high temperature dan low pressure, uap dalam keadaan fasa yang
stabil (gas). Kurva sublimasi memisahkan fasa solid dan gas. Garis ini
mengindikasikan bahwa tekanan uap pada es adalah hasil fungsi dari temperatur.
Kurva penguapan adalah plotting (equilibrium) tekanan uap P sebagai fungsi dari
temperatur T.
Tekanan uap pada es dan air pada suhu 273 K (0oC) sama yaitu 4.579 mm Hg
(torr). Pada temperatur ini, ketiga fasa muncul. Pada suhu > 647 K, air tidak bisa
dalam bentuk liquid, fluida akan memiliki karakteristik gas sehingga tidak ada
tekanan uap yang diukur. Pada suhu ini adalah critical temperature dan tekanan
uapnya adalah critical pressure.
Kurva peleburan es/air terbilang unik, kurva ini memiliki slope negatif karena
ketika es mencair, molar volumenya menurun. Es mencair pada suhu yang lebih
rendah dan tekanan yang lebih tinggi. Sebagian besar Canadians melakukan ice-
skating, liquid yang terbentuk antara bilah pisau dan es bertindak sebagai pelicin
sehingga skaters bisa meluncur dengan mudah karena bilah pisau akan memberikan
tekanan yang tinggi pada es

Kelompok 6 7
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

3. Tentang perilaku kehidupan nyata dari sistem air-es-steam, Andika percaya


bahwa kelompok harus mampu menjelaskan fenomena berikut:

a. Mengapa skaters bisa meluncur dengan mudah di atas es mengenakan


sepatu ice-skating
Tekanan badan skater bertumpukan pada permukaan sepatu ice skating
yang lancip dan menaikkan tekanan pada es.

Gambar 2. Permukaan sepatu ice skating yang lancip menaikkan tekanan

Seperti yang dapat dilihat dari gambar dibawah, gambar tersebut


merupakan perbesaran saat pisau sepatu ice skater melintasi permukaan es.
Dapat diamati bahwa terbentuk lapisan air diantara ujung pisau sepatu ice
skater dengan es dibawahnya. Prinsip dasar fase Gibbs menyatakan bahwa
ketika tekanan bertambah, maka akan terbentuk suatu fasa yang lebih padat,
pada kasus ini terbentuk air. Lapisan air antara permukaan sepatu ice skating
dan es adalah permukaan yang dilalui skater saat berskating. (Konsep triple
point air).

Gambar 3. Cross section of the blade of an ice skate. Sumber : William R.


Wilson, 2007

Kelompok 6 8
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

Hal ini yang menyebabkan mengapa sepatu ice skating dirancang seperti
itu dan jika terdapat dua pisau pada permukaan sepatu ice skating tersebut,
maka akan lebih susah untuk meluncur diatas es.

Gambar 4. Rancangan sepatu ice skating yang berbeda dengan sepatu


biasa

Gambar 5. Triple point of water. Sumber :


http://www.physics.brocku.ca/PPLATO/h-flap/phys7_2.html

Suhu triple point air adalah 0.01oC, dan tekanannya 4.56 mmHg (0.006
atm). Suhu triple point yang mendekati titik beku airlah yang menyebabkan
berat badan seseorang dapat bertumpu pada sebilah pisau dipermukaan sepatu
ice-skating tanpa menyebabkan es tersebut mencair/rusak.
Meskipun es berbentuk solid, selama suhunya masih di atas 20C (4F)
selalu ada lapisan tipis air pada permukaannya. Air tambahan yang berasal dari
lelehan es akibat gesekan antara pisau dan es mereduksi gaya gesek sehingga
ice skater bisa meluncur dengan mudah.

b. Mengapa kolam shalllow tidak sepenuhnya diisi dengan es selama musim


dingin yang berat dan panjang

Kelompok 6 9
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

Saat musim dingin tiba di daerah yang memiliki 4 musim, biasanya kolam
kolam dangkal airnya akan membeku karena suhu yang amat dingin. Tetapi
terdapat fenomena menarik yang dapat diamati, yaitu tidak seluruh air pada
kolam tersebut membeku menjadi es sehingga kolam dangkal tersebut tidak
terisi penuh dengan es. Hal ini dikarenakan tekanan dan suhu yang dibutuhkan
untuk membekukan air secara keseluruhan belum tercapai sehingga masih
terdapat beberapa air didalamnya. Ketika suhu sudah sangat rendah dan
mencapai titik beku air, maka terbentuklah lapisan es yang tersebar hampir
secara merata di kolam dangkala tersebut. Tetapi karena luas area yang cukup
besar dan tekanan udara yang dibutuhkan masih belum tercapai untuk
membekukan seluruh air didalam kolam tersebut, maka kolam dangkal
tersebut airnya tidak dapat seluruhnya membeku dan jika dilihat di
permukaannya lapisan es tersebut, terdapat genangan air kolam dangkal
tersebut yang tidak membeku.
Kejadian tersebut merupakan hasil dari anomali air. Pada zat-zat akan
memuai jika suhunya meningkat dan menyusut jika suhunya menurun,
contohnya yaitu naiknya permukaan air raksa di thermometer ruangan jika
suhu ruangan naik. Tetapi kesepakatan tersebut tidak berlaku sepenuhnya
untuk air, karena jika suhu air meningkat dari 0o C ke 4o C maka air tidak
memuai tetapi malah menyusut dan jika suhu air turun dari 4oC ke 0oC maka
air akan memuai Dan untuk suhu di atas 4o C air kembali normal dan sesuai
kesepakatan di atas. Jika suatu zat menyusut maka volumenya menjadi lebih
kecil dan massa jenisnya (Perbandingan massa dan volum zat) menjadi lebih
besar dibanding ketika zat tersebut memuai. Dengan demikian massa jenis air
terbesar berada pada suhu 4oC.
Pada danau ketika udara dingin menyerang, air permukaan danau menjadi
dingin, air menyusut hingga massa jenisnya menjadi besar, sedang air di dasar
danau masih hangat dan massa jenisnya lebih kecil dari air permukaan,
karenanya partikel-partikel air di permukaan turun ke bawah dan partikel-
partikel air di dasar danau naik ke atas. Kejadian tersebut berlangsung bolak-
balik karena suhu permukaan terus mendingin, hingga suhu air di danau berada
pada 4oC , pada suhu ini, massa jenis air terbesar sehingga air di dasar tak
dapat naik lagi ke atas dan tetap berada di dasar meskipun air permukaan
mendingin dan akhirnya air permukaan danau menjadi beku, dan tetap berada

Kelompok 6 10
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

di permukaan danau. Jika tidak ada anomali air ini maka pertukaran partikel
akan terus berlangsung dan danau beku total.

Gambar 6. Kolam yang tidak sepenuhnya membeku saat musim dingin

c. Mengapa diperlukan waktu lebih lama untuk merebus telur di gunung


Himalaya dibandingkan dengan di kota Jakarta (pada peralatan masak
yang sama, jumlah kondisi air, telur, dan pemanasan).

Gambar 7. Ambient temperature and Twater decrease with height in a


temperate climate. Source : http://newton.ex.ac.uk/teaching/CDHW/egg/

It takes noticeably longer to boil an egg on mountain than at sea-level. This


must be because the boiling point of water falls with decreasing atmospheric
pressure Patm. The graph above uses data derived from the Manual of ICAO
Standard Atmosphere (1964) to plot how ambient temperature and Twater
decrease with height in a temperate climate. (Williams,
http://newton.ex.ac.uk/teaching/CDHW/egg/)

Titik didih air dipengaruhi tekanan udara, dan tekanan udara dipengaruhi
oleh ketinggian daratan. Makin tinggi letak suatu tempat, makin rendah

Kelompok 6 11
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

tekanan udaranya, makin rendah pula titik didih airnya. Di pantai, air bisa
mendidih pada suhu 100 derajat celcius, maka di pegunungan Himalaya seperti
puncak gunung Everest yang ketinggiannya 8.882 meter di atas permukaan air
laut, air mendidih pada suhu 71 derajat celcius saja. Saat telur direbus di
Everest, air untuk merebus telur mendidih pada 71 derajat celcius dan suhunya
akan konstan pada angka tersebut sampai seluruh air menguap. Oleh
karenanya, dibutuhkan waktu ekstra untuk merebus telur di gunung karena
suhu air mendidih di gunung tidak sepanas di pantai.

Gambar 8. The reduction in water temperature increases the time needed to


boil an egg with increasing altitude. Source :
http://newton.ex.ac.uk/teaching/CDHW/egg/

4. Berikut ini adalah Narji yang menyarankan bahwa kelompok harus


memecahkan masalah sebagai persiapan untuk ujian:

a. Menentukan tahap atau fase dalam suatu sistem yang terdiri dari H 2O
pada kondisi berikut dan sketsa P-V dan T-V diagram yang menunjukkan
lokasi masing-masing kondisi : (5 bar, 151,9 C); (5 bar, 200 C); (200 C,
2,5 Mpa).

5 bar, 151.9OC
Untuk menentukan kondisi zat, perlu dicek tekanan dan suhu zat untuk
mendapatkan suhu/tekanan pada kondisi saturated sehingga dapat dibuat
sketsa perbandingan antara zat yang akan disketsa dan zat tersebut dalam
kondisi saturated.

Kelompok 6 12
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

Tabel 2. Saturated H2O. Sumber : Fundamentals of Thermodynamics

Berdasarkan tabel diketahui bahwa H2O pada tekanan 5 bar dan suhu
151.9OC berada dalam keadaan saturated sehingga apabila kita membuat
sketsa akan menjadi

Gambar 9. Diagram P-V dan T-V pada tekanan 5 bar dan suhu 151.9OC

Berdasarkan kan sketsa, posisi titik pertemuan antara suhu dan


tekanan berada tepat pada garis saturated liquid dan saturated vapor sehingga
dapat dikatakan bahwa keadaan H2O pada liquid-vapor

5 bar, 200OC
Pada keadaan ini, kita bisa langsung membandingkan dengan keadaan 1
dimana acuan saturated pada tekanan 5 bar

Kelompok 6 13
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

Gambar 10. Diagram P-V dan T-V pada tekanan 5 bar dan suhu 200OC

Berdasarkan sketsa, posisi titik pertemuan antara suhu dan tekanan


berada di luar sebelah kanan kurva saturated atau tepatnya di sebelah kanan
garis saturated vapor sehingga dapat dikatakan bahwa keadaan H2O pada
superheated-vapor

200OC, 2.5 Mpa


Untuk mendapatkan sketsa, kita mengkonversi satuan tekanan Mpa ke dalam
bar sehingga didapatkan keadaan H2O pada suhu 200OC dan tekanan 25 bar.
Seperti no.1, kita mencari keadaan saturated untuk suhu 200OC dan
membandingkannya dengan keadaan zat yang akan disketsa

Gambar 11. Perhitungan Steam Pressure dengan aplikasi komputer.


Sumber : http://www.tlv.com/global/TI/calculator/steam-table-
temperature.html

Kelompok 6 14
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

Maka didapatkan saturated pressure untuk suhu 200OC adalah 14.53 bar
sehingga dapat dibuat sketsa

Gambar 12. Diagram P-V dan T-V pada suhu 200OC dan tekanan 2.5
Mpa

Berdasarkan sketsa, posisi titik pertemuan antara suhu dan tekanan berada di
luar sebelah kiri kurva saturated atau tepatnya di sebelah kiri garis saturated
liquid sehingga dapat dikatakan bahwa keadaan H2O pada subcooled
(compressed liquid)

b. Sebuah perangkat piston-silinder berisi 0,1 m3 air cair dan 0,9 m3 uap air
dalam kesetimbangan pada 800 kPa. Panas dipindahkan pada tekanan
konstan sampai suhu mencapai 350 C. Berapa suhu awal air? Tentukan
massa total air! Hitung volume akhir! Tampilkan proses pada P-V dan
diagram P-T sehubungan dengan garis saturasi!

Diketahui:
Mula-mula air pada keadaan kesetimbangan
Volume air fasa Liquid awal= 0.1 m3
Volume air fasa vapor awal = 0.9 m3
Tekanan = 800 kPa = 8 Bar
Pemanasan dilakukan dengan tekanan konstan
Temperatur akhir = 3500C

Kelompok 6 15
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

Ditanya:
Carilah temperatur awal air!
Hitung massa air!
Hitung volume air akhir!
Tunjukkan proses pada diagram P-V dan P-T!

Jawab:
Karena pada keadaan pertama air pada kesetimbangan dan tekanan air telah
diketahui maka dapat menentukan temperature awal air pada steam table
water liquid-vapor. Diketahui pada steam table, pada tekanan 800 kPa (8 Bar)
memiliki temperature saturated sebesar 170.40C.
Maka temperature awal air adalah 170.40C.
Pada steam table water liquid-vapor juga dapat diketahui spesifik volume dari
masing-masing fasa (liquid-vapor). Nilai volume spesifik untuk masing-
masing fasa yaitu:
Volume spesifik liquid = 1.1148 10-3

Volume spesifik vapor = 0.2404

Maka massa untuk masing-masing fasa dapat dicari dengan cara membagi
volume (V) dengan volume spesifik (v).

Massa air fasa liquid = = =


Massa air fasa vapor = = =


Maka massa air total = Massa air fasa liquid + massa air fasa vapor
= 89.7021 Kg + 3.7437 Kg
= 93.4458 Kg
Dikarenakan air dipanaskan dari temperature saturated sampai 3500C pada
tekanan konstan (800 kPa), maka dapat dipastikan bahwa semua air akan
berfasa vapor dengan keadaan superheated. Oleh karena itu, kita dapat
mengetahui volume spesifik air pada tekanan 800 kPa dan temperature 3500C
yaitu sebesar 0.35442 . Kita juga telah mengetahui 16okum kekekalan
massa, sehingga tidak ada massa yang hilang atau bertambah pada proses

Kelompok 6 16
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

pemanasan, oleh karena itu massa air pada keadaan awal sama dengan pada
keadaan akhir. Maka dapat dicari volume air pada keadaan akhir.
Volume air =
= 93.4458 Kg
= 33.119 m3
Diagram P-V

Gambar 13. Diagram P-V

Diagram P-T

Gambar 14. Diagram P-T

Kelompok 6 17
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

c. Uap yang terkandung dalam wadah tertutup dengan volume awal 1 m3,
tekanan dan suhu uap adalah 7 bar dan 500 C, masing-masing.
Temperatur turun sebagai akibat dari perpindahan panas ke lingkungan.
Tenentukan suhu di mana kondensasi pertama terjadi, dalam C, dan fraksi
massa air yang terkondensasi ketika tekanan mencapai 0,5 bar. Berapakah
volume dalam m3 cairan jenuh pada keadaan akhir?

Diketahui:
Volume container = 1 m3
P awal = 7 bar
T awal = 5000C

Ditanya:
Carilah 18emperature pertama kali terjadinya kondensasi!
Hitung fraksi massa air yang terkondensasi pada tekanan 0.5 bar!
Hitung volume saturated liquid pada keadaan akhir!

Jawab:
Untuk mengetahui temperature pertama kalinya terjadi kondensasi, maka
diperlukan diagram P-V.

Gambar 15. Diagram P-V


Kelompok 6 18
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

Pada diagram di atas, dapat dianalisa bahwa air akan terkondensasi pertama
kali (volume spesifik tetap) apabila temperature dan tekanan diturunkan.
Terlihat tekanan pada keadaan pertama kalo terjadi kondensasi berkisar 0.35
MPa-0.4MPa atau 3.5 bar4 bar. Pada steam table dapat diketahui
temperature saturated pada tekanan tersebut berkisar 138.90C-143.60C. Jika
temperature dibulatkan maka dapat simpulkan temperature pertama kalinya
terjadi kondensasi adalah pada temperature 1400C.
Massa air pada keadaan awal dapat diketahui dengan membagi volume
dengan volume spesifik pada tekanan 7 bar dan temperature 5000C.

Massa air total = = = 1.97238 Kg.


Pada tekanan 0.5 bar dengan keadaan saturated, didapatkan masing-masing


volume spesifik(v):
Volume spesifik liquid = 1.03 10-3 .
Volume spesifik vapor = 3.24 .

Karena volume container tidak akan berubah seiring terjadinya proses, maka
Vawal = Vakhir. Begitu juga dengan massa total air yang tidak akan berubah
selama proses berlangsung. Sehingga dapat dicari massa masing-masing fasa.
Vakhir = Vair fasa liquid +Vair fasa vapor
3
1m =v massa liquid + v massa vapor
1 = 1.03 10-3 massa liquid + 3.24 (massa air total massa
liquid)
1 = 1.03 10-3 massa liquid + 3.24 (1.97238 massa liquid)
Anggap massa liquid = a, maka
1 = 1.03 10-3a + 6.3905112 - 3.24a
3.24a - 1.03 10-3a = 6.3905112 - 1
3.23897a = 5. 3905112
a = 1.664267 Kg.
Maka massa air yang telah terkondensasi yaiut
Massa air terkondensasi = massa liquid = a = 1.664267 Kg.

Fraksi massa = = 0.8437862366

Volume saturated liquid = v massa liquid

Kelompok 6 19
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

= 1.03 10-3 1.664267 Kg


= 1.71419501 10-3 m3.

5. Narji bertanggung jawab untuk menjelaskan diagram fase zat selain air.
Bantu dia mengetahui alasan mengapa es kering (CO2 padat yang digunakan
untuk menyimpan es krim tetap dingin dan tidak meleleh? Gunakan diagram
P-T CO2!

Gambar 16. Thermodynamic properties of CO2

Gambar 17. Diagram PT untuk CO2

Kelompok 6 20
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

CO2 dalam bentuk padat atau biasa disebut dengan dry ice merupakan
bahan yang digunakan untuk menyimpan atau menjaga suhu ruangan agar tetap
dingin. Kelebihan dry ice ini yaitu apabila digunakan tidak meninggalkan residu.
Namun, jika pendinginannya menggunakan es batu, es batu tersebut akan mencair
dan meninggalkan residu berupa cairan yang telah meleleh. Diagram P-T tersebut
menunjukkan bahwa pada suhu -78.5C dan tekanan 1 atm merupakan tiitk dimana
terjadinya proses sublimasi. Pada keadaan sublimasi ini gas CO2 berubah dari fasa
gas menjadi cair dan juga dari fasa gas ke padat dengan proses deposisi. Hal
tersebut menjadikan CO2 tidak meninggalkan residu apapun karena proses
pendinginan yang dilakukan tidak mencapai suhu CO2 yang akan berubah menjadi
cair. Pendinginan hanya dilakukan pada suhu diatas titik sublimasinya.

6. Gading setuju dengan Narji dan mengatakan bahwa gas karbon dioksida
memasuki pipa pada 3 MPa dan 500 K dengan laju massa 2 kg / s. CO2
didinginkan pada tekanan konstan saat mengalir dalam pipa dan suhu CO2
turun ke 450 K pada outlet. Bantu dia untuk menentukan volume laju alir dan
densitas karbon dioksida pada inlet dan volume laju alir di pintu keluar dari
pipa menggunakan:
a. Persamaan gas ideal
b. Grafik kompresibilitas
c. Juga, menentukan error yang terlibat dalam setiap kasus.
d. Jelaskan mengapa suatu senyawa dapat mengikuti keadaan yang sesuai
dari 2 parameter dan keadaan yang sesuai dari 3 parameter dan mengapa
menggunakan kurva ln (Pr) vs Tr

Diketahui :

3 MPa
500 K CO2 450 K
2 kg/s

Kelompok 6 21
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

Tabel 3. Tabel A-1 digunakan untuk mencari nilai R, Tcr , dan Pcr . maka
didapatkan nilai sebesar :
R Tcr Pcr
CO2
0.1889 KJ/Kg K 304.2 K 7.39 MPa

a. Menggunakan Persamaan Gas Ideal

P 000 Pa kg
Pa m
.
0. 00 m
kg

P 000 Pa kg
2 Pa m
.2
2 0. 4 0 m
kg

b. Menggunakan Grafik Kompresibilitas


Keadaan 1

P MPa
Pr 0.40
Pcr . MPa

00
r . 4
cr 04.2

Keadaan 2

Kelompok 6 22
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

P2 MPa
Pr 0.40
Pcr . MPa

2 4 0
r .4
cr 04.2

Setelah mendapatkan nilai Pr dan Tr sehingga didapatkan nilai z pada


keadaaan 1 dan 2 sebesar 0.9791 dan 0.9656. Nilai z tersebut digunakan
untuk menghitung laju volume inlet dan outlet yaitu sebagai berikut :

Keadaan 1

P 000 Pa kg
2.44
Pa m m
0. 0. 00
kg

Keadaan 2

P 000 Pa kg
2
. 4
2 Pa m m
0. 0. 4 0
kg

Kelompok 6 23
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

Setelah mendapatkan nilai volume dan densitas dari nilai z (faktor


kompresibilitas) didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan
menggunakan persamaan gas ideal karena dengan menggunakan grafik
gas kompresibilitas harus terlebih dahulu menghitung nilai Tr dan Pr, maka
semua fluida akan memiliki faktor kompresibilitas

r
cr

P
Pr
Pcr

Namun digunakan untuk fluida sederhana yaitu golongan unsur ideal


seperti Argon (Ar), Kripton (Kr), dan Xenon (Xe) karean untuk fluida
yang lebih kompleks terdapat penyimpangan sistematik sehingga Pitzer
mengusulkan adanya parameter ketiga parameter yaitu faktor asentrik
( . Faktor asentrik merupakan ukuran non-sphrericity (acentricity) dari
suatu molekul, dan didefinisikan sebagai :

Pada kondisi

Gambar 18. Grafik log (Pr) terhadap 1/Tr

Kelompok 6 24
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

Sehingga faktor asentrik ( dapat ditentukan untuk semua jenis


fluida melalui dua parameter sebelumnya, untuk pengukuran uap melalui
nilai dan untuk fase cair menggunakan table Appendix.

c. Mencari Error Pada Setiap Kasus

Diketahui :

a) Menggunakan Persamaan Gas Ideal

kg
.
m

kg
2
.2
m

b) Menggunakan Grafik Kompresibilitas

kg
2.44
m

kg
2
. 4
m

Ditanya :

Eror pada setiap kasus

Jawab :

Dari tabel superheated Carbon Dioxide diperoleh data :

Kelompok 6 25
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

Tabel 4. Data volume spesifik CO2

P ( Mpa) Volume specifik Volume specifik


CO2 at 450 K CO2 at500 K
3 0,0274 0,0309

Tabel 5. Data massa jenis CO2

450 K 500 K

( )( ) 36,49 32,36

Untuk mendapatkan nilai error, maka volume laju alir dikonversi terlebih
dahulu menjadi volume spesifik .

a) Menggunakan Persamaan Gas Ideal

Kelompok 6 26
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

b) Menggunakan Grafik Komprebilitas

d. Sebuah komponen dapat mengikuti keadaan kesesuaian dari 2 parameter


karena sesusai dengan pernyataan Van Der Waals, bahwa Substansi
memiliki sifat yang serupa pada kondisi yang telah direduksi. Substansi
pada keadaan yang telah direduksi terdapat pada keadaan koresnponden
yang jika disimpulkan artinya adalah Substansi pada keadaan yang
koresponden memiliki sifat yang serupa. Hubungan dari energi potensial
intermolekular dari monoatomik dan molekul atom yang simetris pada
keadaan koresponden menunjukkan bahwa molekul sperikal dapat
menyesuaikan diri pada substansi yang serupa. Sehingga prinsip
korespondensi Van Der Waals secara teoritis valid untuk substansi yang
properti tekanan, volume, dan temperaturnya dapat dijelaskan melalui

Kelompok 6 27
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

keadaan kesesuaian dari 2 parameter. Kondisi yang diturunkan antara lain


adalah tekanan, temperatur, dan volume. Dengan persaaman sebagai
berikut, (r = tereduksi, c= kritis)

Pr =

Tr =

Vr =

Kurva uap-liquid dapet berupa hubungan antara temperatur tereduksi


dengan tekanan tereduksi, temperatur tereduksi dengan volume tereduksi,
dan tekanan tereduksi dengan temperatur tereduksi. Pada soal, kurva
tekanan tereduksi dengan temperatur tereduksi yang digunakan, karena
yang diketahui pada soal adalah keadaan temperatur yang konstan dan
perubahan suhu dari 500K menuju 450K, sehingga penggunaan kurva
yang paling tepat ialah kurva Tr dengan Pr.

Kelompok 6 28
Termodinamika Pemicu I (Properti Air dan Uap)

DAFTAR PUSTAKA

Moran J. Michael, Howard N. Saphiro. 2004. Fundamentals Of Engineering


Thermodynamics 5th edition.US : John Wiley and sons. Inc
U.S. Department of Energy. 1992. DOE FUNDAMENTALS HANDBOOK
THERMODYNAMICS, HEAT TRANSFER, AND FLUID FLOW Volume 1
of 3. US : DOE-HDBK
Adewurni, M.,2016. Acentic Factor and Corresponding States. 19 Februari 2017.
https://www.e-education.psu.edu/png520/m8p3.html
Adewurni, M., 2016. Principle of Corresponding States (PCS). 19 Februari 2017.
https://www.e-education.psu.edu/png520/m8p2.html
Wei Xiang, H., 2005. The Corresponding-States Principle and its Practice. 19 Februari
2017. https://www.sciencedirect.com/science/book/9780444520623
https://www.ohio.edu/mechanical/thermo/Intro/Chapt.1_6/pure_fluid/. Diakses 19
Februari 2017

http://www1.lsbu.ac.uk/water/images/water_phase_diagram_2.gif. Diakses 19
Februari 2017

Kelompok 6 29

Anda mungkin juga menyukai