TUJUAN
Mengetahui laju dosis radiasi pada lingkungan dan daerah kerja radiasi laboratorium aktif
STTN-BATAN
Sasaran utama dari pengembangan konsep proteksi radiasi adalah proteksi manusia
dan lingkungan terhadap efek merusak paparan radiasi tanpa terlalu membatasi pemanfaatan
tenaga nuklir yang dapat terkait paparan tersebut. Pencapaian sasaran ini tidak cukup hanya
didasarkan pada pengetahuan ilmiah tentang paparan radiasi dan efek kesehatannya.
Pencapaian juga mensyaratkan suatu model untuk proteksi manusia dan lingkungan terhadap
radiasi. Sebagai contoh aspek sosial dan ekonomi dalam proteksi radiasi tidak dapat selalu
didasarkan pada ilmu pengetahuan, diperlukan “value judgement” tentang kepentingan relatif
berbagai jenis risiko dan tentang perimbangan risiko dan manfaat.
Proteksi radiasi berkaitan dengan dua jenis efek berbahaya. Dosis tinggi
menyebabkan efek deterministik yang hanya terlihat bila dosis tersebut melebihi suatu batas
ambang. Sedangkan dosis tinggi dan rendah dapat menyebabkan efek stokastik (kanker atau
efek keturunan) yang dapat meningkat secara statistik dan setelah paparan ada periode laten
yang lama sebelum efek muncul.
- Surveymeter
- Pen dose
3.2.Persiapan
3.3.Pemantauan
1. Menggambar denah wilayah pengukuran
2. Dilakukan pengukuran setiap titik dengan pengulangan sebanyak 5 kali.
4.2.Luas Area
Lab Aktif (LA) : 15.4 × 4 m
Ruang X-ray (XR) : 10.75 × 4 m
Ruang Radiografi(RG) : 7.5 × 4 m
Penyimpanan Kamera Gamma (PKG) : 2 × 4 m
4.3.Data Pengukuran
Terlampir
5.2.NBD Masyarakat
NBD masyarakat : 1mSv/tahun
5.3.Tingkat Kelayakan
VI. KESIMPULAN
Dari 25 titik pengukuran, terdapat tiga titik yang melebihi batas dosis masyarakat yaitu
titik J, V, dan X.
Pedoman Keselamatan dan Proteksi Radiasi KNS 2011. Komisi Proteksi Radiasi Kawasan
Nuklir Serpong Badan Tenaga Nuklir Nasional. Perka Bapeten Nomor 4 Tahun 2013