• Ball Milling
• Ultrasonic Milling
• Chemical Fabrication
• Laser Ablation System
Ball Milling
• Teknologi ball milling yaitu menggunakan energi
tumbukan antara bola-bola penghancur dann
dinding wadahnya. Untuk mendapatkan partikel
nano dalam jumlah banyak dan dalam waktu
relatif pendek, dilakukan inovasi pada mesin ball
mill, dengan merubah putaran mill menjadi
berlintasan planet (planetary) di dalam
wadahnya yang memiliki tuas pada kedua sisi,
untuk mengatur sudut putaran yang optimal.
Dan distabilisasi dengan meng-gunakan larutan
kimia seperti polyvinyl alcohol (PVA) atau
polyethilene glycol (PEG) sehingga membentuk
nanokoloid yang stabil (Fahlefi, 2010)
Ultrasonic Milling
• Prosesnya dengan cara menggunakan gelombang ultrasonik dengan
rentang frekuensi 20 kHz – 10 MHz. Gelombang ultrasonik
ditembakkan ke dalam mediium cair untuk menghasilkan kavitasi
bubble yang dapat membuat partikel memiliki diameter dalam skala
nano. Gelombang ultrasonik bila berada di dalam medium cair akan
dapat menimbulkan acoustic cavitation. Selama proses cavitation
akan terjadi bubble collapse (ketidakstabilan gelembung), yaitu
pecahnya gelombang akibat suara. Akibatnya akan terjadi peristiwa
hotspot yang melibatkan energi yang sangat tinggi. Dimana hotspot
adalah pemanasan lokal yang sangat intens sekitar 5000 K pada
tekanan sekitar 1000 atm, laju pemanasan dan pendinginannya
sekitar 1010 K/s
Chemical Fabrication
• Metode pabrikasi kimiawi adalah salah satu metode
yang dilakukan untuk mendapatkan nanomaterial. Salah
satu metodenya adalah anodizing processes. Anodizing
proses adalah dimana benda kerja dijadikan anoda
dalam sel elektrolitik, hal ini dilakukan untuk
membentuk lapisan pada permukaan atau endapan
yang lebih kecil atau dalam bentuk nano.
Laser Ablation System
• Ablasi laser adalah metode untuk membuat berbagai
jenis nanopartikel yaitu semiconductor quantum dots,
carbon nanotubes, nanowires, and core shell
nanoparticles. Dalam metode ini, partikel nano
dihasilkan oleh nukleasi dan pertumbuhan spesies yang
diuapkan dengan laser dalam gas.
Review Jurnal 1
Scotch-tape-like efoliation effect of
graphene quantum dots for efficient
preparation of graphene nanosheets in
water
Sintesis graphene nanosheets (GNs) dari
Graphene Quantum Dots (GQDs) dengan
metode liquid phase exfoliation (LPE) untuk
meningkatkan exfoliation yield dan
scalability
Metode
• Pada penelitian ini digunakan metode elektrokimia pada GQDs teroksidasi
yang memiliki struktur kristal kokoh dan gugus ikatan hidrofilik pada tepi.
• Menggunakan metode electrochemical exfoliation dengan anoda:
Polyacrylonitrile-based carbon fibre (PAN-CF), katoda: Ti, dan elektrolit:
larutan NH3H2O
• Setelah 12 jam PAN-CF dikelupas lalu elektrolit disaring dengan membran
milipore 0,1 μm.
• Dilakukan thermal decomposition pada hasil penyaringan untuk
mereduksi NH3
• Hasil akhir berupa endapan GQD berwarna cokelat.
Metode (Cont)
Exfoliation GNs
• Sonication-assisted exfoliation grafit di dalam dispersi GQDs
Grafit ditambahkan ke dispersi, dilanjutkan tip sonication (400W, 20 kHz) selama
30 – 120 menit pada temperatur ruang.
Kemudian dispersi disaring dengan membran milipore 0,1 μm.
• Pelepasan GQDs
Hasil penyaringan di redispersi lalu disaring lagi dan diulang beberapa kali.
Dilakukan redispersi akhir dengan akuades pada bath sonication selama 10
menit lalu di centrifuged dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit
Hasil dikeringkan dengan vacuum drying pada suhu 373K.
Hasil pengamatan SEM graphene nanosheets
Review Jurnal 2