Anda di halaman 1dari 5

Tugas Nanomaterial minggu ke-1

1. Jelaskan tentang pengertian dari nanaomaterial dan jelaskan jenis jenis sesuai
dengan dimesinya.
Jawab :
Nanomaterial adalah bidang ilmu material dengan pendekatan berbasis Nanoteknologi.
Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi pada ukuran sangat kecil.
Materi atau bahan ini berukuran antara (1 100) nanometer. Satu nm sama dengan satu-
per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil dari ukuran rambut
manusia. Ukuran (1 100) nm ini disebut juga dengan skala nano (nanoscale). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa nanomaterial itu adalah bahan atau material yg berukuran
sangat kecil (skala nano) yaitu 1-100 nm.
Berdasarkan dimensi, nanomaterial terbagi menjadi beberapa bagian di antara nya.
a. Zero Dimension
Contoh : molecules, Cluster, Fullerenes, Ring, metcarbs, thoroid, domens,
Partices, Powders, Grain, schartzone.
b. One Dimension
Contoh : nanotube, fibers, filaments, whiskers, nanorods, nanowires,
moleculer chain.
c. Two Dimension
Contoh : thin films ( Fullerene films, nanostraw, PhC, Fibers Films, layered
Film.)
d. Three Dimension
Contoh : Fullerites, Clahrates, powder skeletons, colloids, Composites in
matrix, Powder-layers Composites, Particel in matrix, Composites of layers.

2. Jelaskan Konsep dan Jenis-Jenis Proses sintesis dari nanomaterial di bawah ini :
Jawab :
Top-Down Proses
Dalam pendekatan top-down, pertama bulk material dihancurkan dan dihaluskan
sedemikian rupa sampai berukuran nano meter. Pendekatan top-down dapat dilakukan
dengan teknik MA-PM (mechanical alloying-powder metallurgy) dan atau MM-PM
(mechanical milling-powder metallurgy), Dalam mekanisme mechanical alloying,
material dihancurkan hingga menjadi bubuk dan dilanjutkan dengan penghalusan
butiran partikelnya sampai berukuran puluhan nanometer. Kemudian, bubuk yang telah
halus disinter hingga didapatkan material final. Contohnya nano baja diperoleh dari
penghalusan bubuk besi dan karbon hingga berukuran 30 nm, dan disinter pada suhu
723C pada tekanan 41 MPa dalam suasana gas nitrogen.

Teknik MM-PM (mechanical milling -powder metallurgy) ini dapat dilakukan dengan
:
a. Ball milling
Teknologi ball milling yaitu menggunakan energi tumbukan antara bola-bola
penghancur dann dinding wadahnya. Untuk mendapatkan partikel nano dalam jumlah
banyak dan dalam waktu relatif pendek, dilakukan inovasi pada mesin ball mill, dengan
merubah putaran mill menjadi berlintasan planet (planetary) di dalam wadahnya yang
memiliki tuas pada kedua sisi, untuk mengatur sudut putaran yang optimal. Dan
distabilisasi dengan meng-gunakan larutan kimia seperti polyvinyl alcohol (PVA)
atau polyethilene glycol (PEG) sehingga membentuk nanokoloid yang stabil.

b. Ultrasonic milling atau sonikasi


Prosesnya dengan cara menggunakan gelombang ultrasonik dengan rentang
frekuensi 20 kHz 10 MHz. Gelombang ultrasonik ditembakkan ke dalam mediium
cair untuk menghasilkan kavitasi bubble yang dapat membuat partikel memiliki
diameter dalam skala nano. Gelombang ultrasonik bila berada di dalam medium cair
akan dapat menimbulkan acoustic cavitation. Selama proses cavitation akan terjadi
bubble collapse (ketidakstabilan gelembung), yaitu pecahnya gelombang akibat suara.
Akibatnya akan terjadi peristiwa hotspot yang melibatkan energi yang sangat tinggi.
Dimana hotspot adalah pemanasan lokal yang sangatintens sekitar 5000 K pada tekanan
sekitar 1000 atm, laju pemanasan dan pendinginannya sekitar 1010 K/s.
Bottom-Up
Dalam pendekatan bottom-up, material dibuat dengan menyusun dan mengontrol
atom demi atom atau molekul demi molekul sehingga menjadi suatu bahan yang
memenuhi suatu fungsi tertentu yang diinginkan. Sintesa nanomaterial dilaku-kan
dengan mereaksikan berbagai larutan kimia dengan langkah-langkah tertentu yang
spesifik sehingga terjadi suatu proses nukleasi yang meng-hasilkan nukleus-nukleus
sebagai kandidat nanoparitikel setelah melalui proses pertumbuhan. Laju pertumbuhan
nukleus dikendalikan sehingga menghasilkan nanopartikel dengan distribusi uku-ran
yang relatif homogen.
Pendekatan bottom up ini dapat dilakukan dengan Dekomposisi termal :
a. Evaporasi
Dekomposisi lapisan tipis dengan cara penguapan dan pengembunan yang
dilakukan di ruang vakum.
b. Sputtering
Proses sputering adalah proses dengan cara penembakan bahan pelapis atau target
dengan ion-ion berenergi tinggi sehingga terjadi pertukaran momentum. Proses
sputtering mulai terjadi ketika dihasilkan lucutan listrik dan gas sputer secara listrik
menjadi konduktif karena mengalami ionisasi.
c. CVD (Chemical Vapour Deposition)
Merupakan proses yang didasarkan pada hidrolisis dan polikondensasi dari
prekusor yang dibentuk melalui metode dip coating atau spin coating.
d. MOCVD (Metalorganic Chemical Vapour Deposition)
Merupakan teknik deposisi uap kimia dengan metode pertumbuhan epitaksi pada
material. Misalnya material semikonduktor yang berasal dari material metalorganik
dan hidrida logam.
3. Jelaskan Konsep dan cara kerja dari teknik karakteristik nanomaterial di bawah
ini.
Jawab :
a. XRD
X-ray diffraction merupakan teknik yang digunakan dalam karakteristik material untuk
mendapatkan informasi tentang ukuran atom dari material kristal maupun nonkristal.
Difraksi tergantung pada struktur kristal dan panjang gelombangnya. Metode difraksi sinar
X digunakan untuk mengetahui struktur dari lapisan tipis yang terbentuk.
Tahapan kerja X-ray diffraction (XRD) terdiri dari empat tahap, yaitu: produksi,
difraksi, deteksi dan interpretasi. Untuk dapat melakukan fungsinya, Xray diffraction
(XRD) dilengkapi oleh komponen-komponen penting seperti: tabung sinar-X,
monochromator, detector dan lain-lain.

1) Produksi
Pada tahap ini, elektron yang dihasilkan ketika filamen (katoda) dipanaskan akan
dipercepat akibat perbedaan tegangan antara filamen (katoda) dan logam target (anoda)
sehingga terjadi tumbukan dengan logam target. Tumbukan antara elektron yang dipercepat
tersebut dengan logam target akan menghasilkan radiasi sinar-X yang akan keluar dari
tabung sinar-X dan berinteraksi dengan struktur kristal material yang diuji.

2) Difraksi
Pada tahap ini, radiasi sinar-X yang telah dihasilkan oleh tabung sinar-X akan
berinteraksi dengan struktur kristal material yang diuji. Material yang akan dianalisis
struktur kristalnya harus berada dalam fasa padat karena dalam kondisi tersebut kedudukan
atom-atomnya berada dalam susunan yang sangat teratur sehingga membentuk bidang-
bidang kristal. Ketika suatu berkas sinar-X diarahkan pada bidang-bidang kristal tersebut,
maka akan timbul pola-pola difraksi ketika sinar-X melewati celah-celah kecil di antara
bidang-bidang kristal tersebut. Pola-pola difraksi tersebut sebenarnya menyerupai pola
gelap dan terang. Pola gelap terbentuk ketika terjadi interferensi destruktif, sedangkan pola
terang terbentuk ketika terjadi interferensi konstruktif dari pantulan gelombang-gelombang
sinar-X yang saling bertemu. Interferensi konstruktif tersebut terjadi sesuai dengan Hukum
Bragg berikut ini :

n = 2d sin
dimana :
n = urutan difraksi; = panjang gelombang sinar-X; d = jarak antar bidang kristal;
dan = sudut difraksi.
s
3) Deteksi
Interferensi konstruktif radiasi sinar-X hasil difraksi struktur kristal material yang diuji
selanjutnya akan dideteksi oleh detektor. Agar detektor dapat mendeteksi interferensi
konstruktif radiasi sinar-X hasil difraksi struktur kristal material yang diuji dengan tepat,
maka posisinya harus berada tepat pada arah sudut pantul radiasi sinar-X tersebut.

4) Interprestasi
Interferensi konstruktif radiasi sinar-X yang telah dideteksi oleh detektor selanjutnya
akan diperkuat gelombangnya dengan menggunakan amplifier. Lalu interferensi
konstruktif radiasi sinar-X tersebut akan terbaca secara spektroskopi sebagai puncak-
puncak grafik yang ditampilkan oleh layer komputer. Dengan menganalisis puncak-puncak
grafik tersebut struktur kristal suatu material dapat diketahui.

b. SEM (Scanning Electron Microscope)


Mikroskop elektron merupakan alat yang menggunakan sinar elektron berenergi tinggi
untuk menguji objek yang berukuran sangat kecil. Pengujian ini dapat memperoleh
informasi mengenai topografi, morfologi, komposisi dan kristalografi. SEM adalah salah
satu tipe mikroskop elektron yang mampu menghasilkan resolusi tinggi dari gambaran
suatu permukaan sampel. Dilengkapi Dengan EDS (Electron Dispersive X ray
Spectroscopy) dan Dapat mendeteksi unsur-unsur dalam material.
Prinsip kerja dari SEM :
Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop
optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron
sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan
sampel tersebut dipindai dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul
yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan
dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT(cathode ray tube). Di layar CRT inilah
gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM
tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek
dari sudut pandang 3 dimensi.
c. Raman Spectrocopy
Biasan Raman merupakan salah satu teknik pembiasan yang digunakan untuk
identifikasi molekul. Prinsip biasan Raman yaitu sumber sinar dengan frekuensi tunggal
berinteraksi dengan molekul dan mengubah awan elektron yang memutari nukleus untuk
membentuk posisi short-lived atau dikenal sebagai virtual state. Keadaan ini tidak stabil
sehingga foton akan sesegera mungkin diradiasikan kembali.

d. TEM (Transmission electron microscope)


TEM bekerja dengan prinsip menembakkan elektron kelapisan tipis sampel, yang
selanjutnya informasi tentang komposisi struktur dalam sample tersebut dapat terdeteksi
dari analisis sifat tumbukan, pantulan maupun fase sinar elektron yang menembus lapisan
tipis tersebut. Dari sifat pantulan sinar elektron tersebut juga bisa diketahui struktur kristal
maupun arah dari struktur kristal tersebut. Bahkan dari analisa lebih detail, bisa diketahui
deretan struktur atom dan ada tidaknya cacat (defect) pada struktur tersebut

4. Carbon nanomaterial merupakan salah satu jenis dari nanomaterial yang paling
banyak di teliti sekarang ini, Jelaskan jenis-jenis nanomaterial berbahan dasar-
dasar karbon sesuai dengan susunan atom karbonnya dan bagaimana proses
sintesisnya.
a. Carbon nanotube.
Karbon nanotub adalah komposisi senyawa karbon yang berbentuk tabung
berukuran nano. CNT termasuk salah satu anggota struktural fulerena. Nama CNT
berasal dari bentuknya yang panjang dan berlubang dengan dinding yang dibentuk oleh
lembaran satu atom tebal karbon, disebut grafena. CNT dikategorikan sebagai CNT
berdinding tunggal atau SWNTs dan CNT berdinding banyak (MWNTs). Sintesis
karbon nanotube menggunakan metode sintesis arc discharge, laser ablation, chemical
vapor deposition (CVD) and high-pressure carbon monoxide disproportionation
(HiPCO).
b. Carbon nanodot (CNDs)
Karbon nanodot merupakan partikel karbon yang memiliki diameter berukuran
nano yaitu antara 1-10 nanometer. Ukuran karbon nanodots ini berada di antara ukuran
molekul klaster dan karbon bulk. Sintesis karbon nanodots dapat diklasifikasikan pada
dua kategori utama yaitu top-down dan bottom-up. Metode top-down contohnya yaitu
sintesis melalui bubuk grafit atau multi-walled carbon nanotubes (MWCNTs) yang
biasanya dilakukan pada kondisi fisik dan kimia yang ekstrem. Di sisi lain, molekul
kecil seperti glukosa dan fruktosa digunakan untuk sintesis karbon nanodots secara
bottom-up yang dilakukan dengan menambahkan energi eksternal seperti ultasonikasi,
microwave pyrolisis, dan pemanasan.
c. Graphene
Graphene merupakan alotrop karbon yang berbentuk lembaran datar tipis di mana
setiap atom karbon memiliki ikatan sp2 dan dikemas rapat dalam bentuk kisi kristal
seperti sarang lebah. Ia dapat dilihat sebagai sebuah jaring-jaring berskala atom yang
terdiri dari atom karbon beserta ikatannya. Ikatan karbon-karbon pada grafena adalah
sekitar 0,142 nm. Sintesis graphene menggunakan teknik Pertumbuhan epitaksial,
Reduksi Silikon Karbida, Reduksi Hidrazina.
d. Fullerenes
adalah salah satu dari benda-benda yang tergolong alotrop karbon, molekul yang
tersusun seluruhnya dari karbon dalam bentuk bola berlubang, elipsoid, tabung, dan
lain-lain. Fulerena berbentuk bola biasanya disebut buckyball, dan yang berbentuk
silindris biasa disebut karbon nanotube. Sintesis Fullerenes menggunakan CVD
(Chemical Vapour Deposition).

5. Jelaskan Penerapan dari teknologi nanomaterial di bidang.

Anda mungkin juga menyukai