1. Jelaskan tentang pengertian dari nanaomaterial dan jelaskan jenis jenis sesuai
dengan dimesinya.
Jawab :
Nanomaterial adalah bidang ilmu material dengan pendekatan berbasis Nanoteknologi.
Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi pada ukuran sangat kecil.
Materi atau bahan ini berukuran antara (1 100) nanometer. Satu nm sama dengan satu-
per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil dari ukuran rambut
manusia. Ukuran (1 100) nm ini disebut juga dengan skala nano (nanoscale). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa nanomaterial itu adalah bahan atau material yg berukuran
sangat kecil (skala nano) yaitu 1-100 nm.
Berdasarkan dimensi, nanomaterial terbagi menjadi beberapa bagian di antara nya.
a. Zero Dimension
Contoh : molecules, Cluster, Fullerenes, Ring, metcarbs, thoroid, domens,
Partices, Powders, Grain, schartzone.
b. One Dimension
Contoh : nanotube, fibers, filaments, whiskers, nanorods, nanowires,
moleculer chain.
c. Two Dimension
Contoh : thin films ( Fullerene films, nanostraw, PhC, Fibers Films, layered
Film.)
d. Three Dimension
Contoh : Fullerites, Clahrates, powder skeletons, colloids, Composites in
matrix, Powder-layers Composites, Particel in matrix, Composites of layers.
2. Jelaskan Konsep dan Jenis-Jenis Proses sintesis dari nanomaterial di bawah ini :
Jawab :
Top-Down Proses
Dalam pendekatan top-down, pertama bulk material dihancurkan dan dihaluskan
sedemikian rupa sampai berukuran nano meter. Pendekatan top-down dapat dilakukan
dengan teknik MA-PM (mechanical alloying-powder metallurgy) dan atau MM-PM
(mechanical milling-powder metallurgy), Dalam mekanisme mechanical alloying,
material dihancurkan hingga menjadi bubuk dan dilanjutkan dengan penghalusan
butiran partikelnya sampai berukuran puluhan nanometer. Kemudian, bubuk yang telah
halus disinter hingga didapatkan material final. Contohnya nano baja diperoleh dari
penghalusan bubuk besi dan karbon hingga berukuran 30 nm, dan disinter pada suhu
723C pada tekanan 41 MPa dalam suasana gas nitrogen.
Teknik MM-PM (mechanical milling -powder metallurgy) ini dapat dilakukan dengan
:
a. Ball milling
Teknologi ball milling yaitu menggunakan energi tumbukan antara bola-bola
penghancur dann dinding wadahnya. Untuk mendapatkan partikel nano dalam jumlah
banyak dan dalam waktu relatif pendek, dilakukan inovasi pada mesin ball mill, dengan
merubah putaran mill menjadi berlintasan planet (planetary) di dalam wadahnya yang
memiliki tuas pada kedua sisi, untuk mengatur sudut putaran yang optimal. Dan
distabilisasi dengan meng-gunakan larutan kimia seperti polyvinyl alcohol (PVA)
atau polyethilene glycol (PEG) sehingga membentuk nanokoloid yang stabil.
1) Produksi
Pada tahap ini, elektron yang dihasilkan ketika filamen (katoda) dipanaskan akan
dipercepat akibat perbedaan tegangan antara filamen (katoda) dan logam target (anoda)
sehingga terjadi tumbukan dengan logam target. Tumbukan antara elektron yang dipercepat
tersebut dengan logam target akan menghasilkan radiasi sinar-X yang akan keluar dari
tabung sinar-X dan berinteraksi dengan struktur kristal material yang diuji.
2) Difraksi
Pada tahap ini, radiasi sinar-X yang telah dihasilkan oleh tabung sinar-X akan
berinteraksi dengan struktur kristal material yang diuji. Material yang akan dianalisis
struktur kristalnya harus berada dalam fasa padat karena dalam kondisi tersebut kedudukan
atom-atomnya berada dalam susunan yang sangat teratur sehingga membentuk bidang-
bidang kristal. Ketika suatu berkas sinar-X diarahkan pada bidang-bidang kristal tersebut,
maka akan timbul pola-pola difraksi ketika sinar-X melewati celah-celah kecil di antara
bidang-bidang kristal tersebut. Pola-pola difraksi tersebut sebenarnya menyerupai pola
gelap dan terang. Pola gelap terbentuk ketika terjadi interferensi destruktif, sedangkan pola
terang terbentuk ketika terjadi interferensi konstruktif dari pantulan gelombang-gelombang
sinar-X yang saling bertemu. Interferensi konstruktif tersebut terjadi sesuai dengan Hukum
Bragg berikut ini :
n = 2d sin
dimana :
n = urutan difraksi; = panjang gelombang sinar-X; d = jarak antar bidang kristal;
dan = sudut difraksi.
s
3) Deteksi
Interferensi konstruktif radiasi sinar-X hasil difraksi struktur kristal material yang diuji
selanjutnya akan dideteksi oleh detektor. Agar detektor dapat mendeteksi interferensi
konstruktif radiasi sinar-X hasil difraksi struktur kristal material yang diuji dengan tepat,
maka posisinya harus berada tepat pada arah sudut pantul radiasi sinar-X tersebut.
4) Interprestasi
Interferensi konstruktif radiasi sinar-X yang telah dideteksi oleh detektor selanjutnya
akan diperkuat gelombangnya dengan menggunakan amplifier. Lalu interferensi
konstruktif radiasi sinar-X tersebut akan terbaca secara spektroskopi sebagai puncak-
puncak grafik yang ditampilkan oleh layer komputer. Dengan menganalisis puncak-puncak
grafik tersebut struktur kristal suatu material dapat diketahui.
4. Carbon nanomaterial merupakan salah satu jenis dari nanomaterial yang paling
banyak di teliti sekarang ini, Jelaskan jenis-jenis nanomaterial berbahan dasar-
dasar karbon sesuai dengan susunan atom karbonnya dan bagaimana proses
sintesisnya.
a. Carbon nanotube.
Karbon nanotub adalah komposisi senyawa karbon yang berbentuk tabung
berukuran nano. CNT termasuk salah satu anggota struktural fulerena. Nama CNT
berasal dari bentuknya yang panjang dan berlubang dengan dinding yang dibentuk oleh
lembaran satu atom tebal karbon, disebut grafena. CNT dikategorikan sebagai CNT
berdinding tunggal atau SWNTs dan CNT berdinding banyak (MWNTs). Sintesis
karbon nanotube menggunakan metode sintesis arc discharge, laser ablation, chemical
vapor deposition (CVD) and high-pressure carbon monoxide disproportionation
(HiPCO).
b. Carbon nanodot (CNDs)
Karbon nanodot merupakan partikel karbon yang memiliki diameter berukuran
nano yaitu antara 1-10 nanometer. Ukuran karbon nanodots ini berada di antara ukuran
molekul klaster dan karbon bulk. Sintesis karbon nanodots dapat diklasifikasikan pada
dua kategori utama yaitu top-down dan bottom-up. Metode top-down contohnya yaitu
sintesis melalui bubuk grafit atau multi-walled carbon nanotubes (MWCNTs) yang
biasanya dilakukan pada kondisi fisik dan kimia yang ekstrem. Di sisi lain, molekul
kecil seperti glukosa dan fruktosa digunakan untuk sintesis karbon nanodots secara
bottom-up yang dilakukan dengan menambahkan energi eksternal seperti ultasonikasi,
microwave pyrolisis, dan pemanasan.
c. Graphene
Graphene merupakan alotrop karbon yang berbentuk lembaran datar tipis di mana
setiap atom karbon memiliki ikatan sp2 dan dikemas rapat dalam bentuk kisi kristal
seperti sarang lebah. Ia dapat dilihat sebagai sebuah jaring-jaring berskala atom yang
terdiri dari atom karbon beserta ikatannya. Ikatan karbon-karbon pada grafena adalah
sekitar 0,142 nm. Sintesis graphene menggunakan teknik Pertumbuhan epitaksial,
Reduksi Silikon Karbida, Reduksi Hidrazina.
d. Fullerenes
adalah salah satu dari benda-benda yang tergolong alotrop karbon, molekul yang
tersusun seluruhnya dari karbon dalam bentuk bola berlubang, elipsoid, tabung, dan
lain-lain. Fulerena berbentuk bola biasanya disebut buckyball, dan yang berbentuk
silindris biasa disebut karbon nanotube. Sintesis Fullerenes menggunakan CVD
(Chemical Vapour Deposition).