Anda di halaman 1dari 6

nanomaterial itu adalah bahan atau material yg berukuran sangat kecil (skala nano)

yaitu 1-100 nm.

Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada ukuran
sangat kecil. Materi atau devais ini berukuran antara (1-100) nanometer. Satu nm
sama dengan satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil
dari ukuran rambut manusia. Ukuran (1-100) nm ini disebut juga dengan skala nano
(nanoscale).

Pembagian nanomaterial terdiri dari:

a. Nol dimensi : Nanopartikel (oksida logam, semikonduktor, fullerenes)


b. Satu dimensi : Nanotubes, nanorods, nanowires
c. Dua dimensi : Thin films (multilayer, monolayer, self-assembled, mesoporous)
d. Tiga dimensi : Nanokomposit, nanograined, mikroporous, mesoporous,
interkalasi, organik dan anorganik hybrids.

Pembuatan nanomaterial dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan,


yaitu :

1. TOP DOWN, yang terdiri dari

a. Mechanical Milling:
 Merupakan metode hemat biaya untuk memproduksi bahan nanoskala dari
bahan curah.
 Metode ini menggunakan teknik penggilingan mekanik untuk menghasilkan
campuran fase yang berbeda dan nanokomposit dan diigunakan dalam
produksi berbagai bahan nanoskala seperti paduan aluminium yang diperkuat
oksida dan karbida, pelapis semprot tahan aus, dan banyak bahan
nanokomposit lainnya.
 Bahan nano karbon digiling dengan bola sebagai bahan baru untuk remediasi
lingkungan, penyimpanan energi, dan konversi energi.
2. Electrospinning:
 Digunakan untuk memproduksi nanofiber dari berbagai macam bahan,
terutama polimer.
 Electrospinning koaksial melibatkan penggunaan dua kapiler koaksial untuk
membentuk arsitektur nano core-shell dalam medan listrik.
 Metode ini efektif dalam menciptakan serat ultrathin core-shell dalam skala
besar.
 Digunakan dalam pengembangan bahan core-shell dan polimer berongga,
anorganik, organik, dan hybrid.

3. Sputtering:
 Metode ini merupakan proses yang melibatkan pembombardiran permukaan
padat dengan partikel berenergi tinggi seperti plasma atau gas untuk
menghasilkan nanomaterial.
 Metode ini efektif dalam produksi film tipis nanomaterial.
 Proses sputtering dapat menggunakan berbagai metode, seperti magnetron,
dioda frekuensi radio, dan sputtering dioda DC.
 Ion gas bermuatan positif membombardir permukaan target, menyebabkan
ejeksi atom kecil dan menghasilkan nanopartikel.

4. Metode Arc Discharge/Pelepasan Busur:


 Digunakan untuk menghasilkan berbagai bahan berstruktur nanoskala,
terutama berbasis karbon seperti fullerene, karbon nanotube, dan graphene.
 Membuat nanopartikel dengan menggunakan sinar laser yang kuat untuk
mengenai bahan target dan menghasilkan pembentukan nanopartikel.
 Metode ini dianggap sebagai metode yang ramah lingkungan karena tidak
memerlukan zat penstabil atau bahan kimia tambahan.

2. Bottom Up

Pendekatan bottom up ini dapat dilakukan dengan:

a. Evaporasi
Dekomposisi lapisan tipis dengan cara penguapan dan pengembunan yang
dilakukan di ruang vakum.
b. Sputtering
Proses sputering adalah proses dengan cara penembakan bahan pelapis
atau target dengan ion-ion berenergi tinggi sehingga terjadi pertukaran
momentum. Proses sputtering mulai terjadi ketika dihasilkan lucutan listrik
dan gas sputer secara listrik menjadi konduktif karena mengalami ionisasi.
c. CVD (Chemical Vapour Deposition)
Merupakan proses yang didasarkan pada hidrolisis dan polikondensasi dari
prekusor yang dibentuk melalui metode dip coating atau spin coating.
d. MOCVD (Metalorganic Chemical Vapor Deposition)
Merupakan teknik deposisi uap kimia dengan metode pertumbuhan epitaksi
pada material. Misalnya material semikonduktor yang berasal dari material
metalorganik dan hidrida logam

Alat/Instrumen Karakterisasi Nanomaterial adalah:

a. SEM (Scanning Electron Microscope): Menggunakan sinar elektron berenergi


tinggi untuk menguji objek nanometer. Mampu memberikan gambaran tentang
topografi, morfologi, komposisi, dan kristalografi permukaan sampel.
b. XRD (X-ray Diffraction): Teknik difraksi sinar-X digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang ukuran atom dalam material, baik kristal maupun nonkristal.
Berguna untuk mengetahui struktur lapisan tipis.
c. STM (Scanning Tunneling Microscope): Alat non-optik yang digunakan untuk
mengamati struktur permukaan material. Dengan membaca probe listrik di
permukaan, STM memungkinkan visualisasi densitas elektron, penentuan posisi
atom, dan ukuran serta komposisi molekul di permukaan atom.
d. XRF (X-ray Fluorescence): Menggunakan sinar-X untuk menganalisis
kandungan unsur dalam bahan. Alat ini berdasarkan pada pemancaran sinar-X
dari atom yang tereksitasi dalam sampel, yang digunakan untuk identifikasi dan
pencacahan sinar-X karakteristik.
e. TEM (Transmission Electron Microscope): Mirip dengan SEM, tetapi memiliki
resolusi yang lebih tinggi. High-Resolution TEM (HR-TEM) dapat menentukan
lokasi atom dalam material. Digunakan untuk karakterisasi material nanometer.
f. AFM (Atomic Force Microscope): Menggunakan gaya atom antara ujung probe
dan substrat untuk karakterisasi material. AFM penting untuk pencitraan,
pengukuran, dan manipulasi materi pada skala nano.

KEUNGGULAN SIFAT NANOMATERIAL

a. Sifat Elektrik: Nanomaterial memiliki energi lebih besar karena memiliki surface
area yang besar. Resistivitas elektrik meningkat ketika ukuran partikel
berkurang. Sebagai contoh, material yang bersifat isolator dalam skala besar
dapat menjadi konduktor dalam skala nano. Aplikasinya termasuk baterai logam
nikel hibrida yang terbuat dari nanokristalin nikel, efisiensi termoelektrik yang
meningkat, dan perubahan warna emisi partikel logam/semikonduktor berukuran
nano.
b. Sifat Magnetik: Tingkat kemagnetan meningkat dengan penurunan ukuran
butiran partikel. Nanomaterial memiliki sifat yang unik dalam meningkatkan sifat
magnetik, seperti perubahan dari bahan feromagnetik menjadi
superparamagnetik. Contohnya adalah magnet nanokristalin Ytrium-Samarium-
Cobalt.
c. Sifat Mekanik: Nanomaterial memiliki sifat mekanik yang unik. Ketika ukuran
butir bahan kurang dari ukuran butir kritis, sifat mekanik bahan dapat berubah,
misalnya dari keras menjadi lunak. Ini memiliki aplikasi dalam cat yang tahan
gores, tahan luntur, dan reflektif panas, sehingga membuat rumah atau
kendaraan tetap sejuk.
d. Sifat Optik: Nanomaterial memiliki sifat optik yang menarik yang berbeda dari
kristal konvensional. Hal ini disebabkan oleh quantum tertutup dari pembawa
elektrikal pada nanopartikel, yang memungkinkan terjadinya pertukaran yang
efisien. Ini memiliki aplikasi dalam teknologi seperti electrochromik untuk liquid
crystal display (LCD).
e. Sifat Kimia: Sifat kimia nanomaterial sangat penting dalam aplikasi kimia.
Penambahan surface area dapat meningkatkan aktivitas kimia material. Contoh
aplikasi termasuk teknologi fuel cell yang menggunakan logam Pt dan Pt-Ru.
f. Sifat Katalisis: Nanomaterial cenderung memiliki aktivitas katalisis yang lebih
baik karena luas permukaan yang bertambah. Hal ini meningkatkan reaktivitas
bahan, dan aktivitas katalisis dapat dipengaruhi oleh ukuran partikel. Sebagai
contoh, aktivitas logam emas dalam mengkatalisasi oksidasi CO meningkat
dengan semakin mengecilnya ukuran partikel.

KEKURANGAN NANOMATERIAL:

1. Nanomaterial berbahaya bagi kesehatan karena nanomaterial dapat mengganggu


jalannya transportasi substansi vital masuk dan keluar sel, sehingga mengakibatkan
kerusakan fisiologis sel dan mengganggu fungsi sel normal. 
2. Bioavailability, didefinisikan sebagai kemampuan bahan untuk menembus
membran/lapisan jaringan tubuh melalui berbagai cara paparan (kulit, pernafasan, dan
pencernaan). 
3. Bioaccumulation, didefinisikan sebagai kemampuan partikel yang terabsorpsi untuk
terakumulasi didalam jaringan tubuh organisme dengan berbagai jalur paparan. 
4. Toxic Potential, efek dari toksisitas nanomaterial dimungkinkan melalui berbagai sebab
yaitu kemampuan oksidasi, inflamasi dari iritasi fisis, pelepasan dari radikal yang
terkandung dan dari pengotor (impurities) dari pembuatan nanomaterial misalkan sisa
katalis, pengotor bahan baku yang kurang murni.

APLIKASI NANOMATERIAL:
1. Kesehatan
 Contrast agent untuk pencitraan sel dan terapi untuk mengobati kanker
 Nanoteknologi-on-a-chip
 Drug delivery vehicles
 Kosmetik yang dapat melindungi diri dari bahaya sinar ultraviolet .

2. Lingkungan Hidup: Nanofiltration terutama digunakan untuk menghilangkan ion


atau pemisahan fluida yang berbeda.
3. Elektronika: Salah satu aplikasi dalam elektronika adalah sebagai Memori
Storage.

Anda mungkin juga menyukai