Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada ukuran
sangat kecil. Materi atau devais ini berukuran antara (1-100) nanometer. Satu nm
sama dengan satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil
dari ukuran rambut manusia. Ukuran (1-100) nm ini disebut juga dengan skala nano
(nanoscale).
a. Mechanical Milling:
Merupakan metode hemat biaya untuk memproduksi bahan nanoskala dari
bahan curah.
Metode ini menggunakan teknik penggilingan mekanik untuk menghasilkan
campuran fase yang berbeda dan nanokomposit dan diigunakan dalam
produksi berbagai bahan nanoskala seperti paduan aluminium yang diperkuat
oksida dan karbida, pelapis semprot tahan aus, dan banyak bahan
nanokomposit lainnya.
Bahan nano karbon digiling dengan bola sebagai bahan baru untuk remediasi
lingkungan, penyimpanan energi, dan konversi energi.
2. Electrospinning:
Digunakan untuk memproduksi nanofiber dari berbagai macam bahan,
terutama polimer.
Electrospinning koaksial melibatkan penggunaan dua kapiler koaksial untuk
membentuk arsitektur nano core-shell dalam medan listrik.
Metode ini efektif dalam menciptakan serat ultrathin core-shell dalam skala
besar.
Digunakan dalam pengembangan bahan core-shell dan polimer berongga,
anorganik, organik, dan hybrid.
3. Sputtering:
Metode ini merupakan proses yang melibatkan pembombardiran permukaan
padat dengan partikel berenergi tinggi seperti plasma atau gas untuk
menghasilkan nanomaterial.
Metode ini efektif dalam produksi film tipis nanomaterial.
Proses sputtering dapat menggunakan berbagai metode, seperti magnetron,
dioda frekuensi radio, dan sputtering dioda DC.
Ion gas bermuatan positif membombardir permukaan target, menyebabkan
ejeksi atom kecil dan menghasilkan nanopartikel.
2. Bottom Up
a. Evaporasi
Dekomposisi lapisan tipis dengan cara penguapan dan pengembunan yang
dilakukan di ruang vakum.
b. Sputtering
Proses sputering adalah proses dengan cara penembakan bahan pelapis
atau target dengan ion-ion berenergi tinggi sehingga terjadi pertukaran
momentum. Proses sputtering mulai terjadi ketika dihasilkan lucutan listrik
dan gas sputer secara listrik menjadi konduktif karena mengalami ionisasi.
c. CVD (Chemical Vapour Deposition)
Merupakan proses yang didasarkan pada hidrolisis dan polikondensasi dari
prekusor yang dibentuk melalui metode dip coating atau spin coating.
d. MOCVD (Metalorganic Chemical Vapor Deposition)
Merupakan teknik deposisi uap kimia dengan metode pertumbuhan epitaksi
pada material. Misalnya material semikonduktor yang berasal dari material
metalorganik dan hidrida logam
a. Sifat Elektrik: Nanomaterial memiliki energi lebih besar karena memiliki surface
area yang besar. Resistivitas elektrik meningkat ketika ukuran partikel
berkurang. Sebagai contoh, material yang bersifat isolator dalam skala besar
dapat menjadi konduktor dalam skala nano. Aplikasinya termasuk baterai logam
nikel hibrida yang terbuat dari nanokristalin nikel, efisiensi termoelektrik yang
meningkat, dan perubahan warna emisi partikel logam/semikonduktor berukuran
nano.
b. Sifat Magnetik: Tingkat kemagnetan meningkat dengan penurunan ukuran
butiran partikel. Nanomaterial memiliki sifat yang unik dalam meningkatkan sifat
magnetik, seperti perubahan dari bahan feromagnetik menjadi
superparamagnetik. Contohnya adalah magnet nanokristalin Ytrium-Samarium-
Cobalt.
c. Sifat Mekanik: Nanomaterial memiliki sifat mekanik yang unik. Ketika ukuran
butir bahan kurang dari ukuran butir kritis, sifat mekanik bahan dapat berubah,
misalnya dari keras menjadi lunak. Ini memiliki aplikasi dalam cat yang tahan
gores, tahan luntur, dan reflektif panas, sehingga membuat rumah atau
kendaraan tetap sejuk.
d. Sifat Optik: Nanomaterial memiliki sifat optik yang menarik yang berbeda dari
kristal konvensional. Hal ini disebabkan oleh quantum tertutup dari pembawa
elektrikal pada nanopartikel, yang memungkinkan terjadinya pertukaran yang
efisien. Ini memiliki aplikasi dalam teknologi seperti electrochromik untuk liquid
crystal display (LCD).
e. Sifat Kimia: Sifat kimia nanomaterial sangat penting dalam aplikasi kimia.
Penambahan surface area dapat meningkatkan aktivitas kimia material. Contoh
aplikasi termasuk teknologi fuel cell yang menggunakan logam Pt dan Pt-Ru.
f. Sifat Katalisis: Nanomaterial cenderung memiliki aktivitas katalisis yang lebih
baik karena luas permukaan yang bertambah. Hal ini meningkatkan reaktivitas
bahan, dan aktivitas katalisis dapat dipengaruhi oleh ukuran partikel. Sebagai
contoh, aktivitas logam emas dalam mengkatalisasi oksidasi CO meningkat
dengan semakin mengecilnya ukuran partikel.
KEKURANGAN NANOMATERIAL:
APLIKASI NANOMATERIAL:
1. Kesehatan
Contrast agent untuk pencitraan sel dan terapi untuk mengobati kanker
Nanoteknologi-on-a-chip
Drug delivery vehicles
Kosmetik yang dapat melindungi diri dari bahaya sinar ultraviolet .