Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PENGANTAR NANOTEKNOLOGI

“METODE SINTESIS NANOPARTIKEL SECARA FISIKA”

Kelompok 5

Elsa Saraya Nabila 2017349036


Irene Anastasya 20173490
Lidia Setaiwati 2017349049
Ulfah Muthi Afifah 2017349031

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Nanosains dan Nanoteknologi


Nanosains didefinisikan sebagai studi tentang fenomena dan manipulasi
bahan pada skala molekuler dan makromolekulaer, dimana sifatnya berbeda
secara signifikan dari bahan yang berada di skala yang lebih besar.
Nanoteknologi didefinisikan sebagai desain, karakterisasi, produksi dan
penerapan struktur, perangkat dan sistem dengan mengontrol bentuk dan
ukuran pada skala nanometer (Haryo, 2010).
Nanosains adalah ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material,
struktur fungsional, maupun piranti dalam skala nanometer. Dalam terminologi
ilmiah, nano berarti satu per satu milyar (0,000000001). Satu nanometer adalah
seper seribu mikrometer, atau seper satu juta milimeter, atau seper satu milyar
meter. Jika panjang pulau jawa dianggap satu meter, maka diameter sebuah
kelereng kira-kira sama dengan 10 nanometer (Arikawati, 2015).
Nanoteknologi merupakan pengetahuan dan kontrol material pada skala
nano dalam dimensi antara 1-100 nanometer. Ukuran partikel yang sangat kecil
tersebut dimanfaatkan untuk mendesain dan menyusun atau memanipulasi
material sehingga dihasilkan material dengan sifat dan fungsi baru.
Nanoteknologi merupakan fenomena unik yang dapat diaplikasikan dalam
bidang teknologi informasi, farmasi dan kesehatan, pertanian, industri, dan
lain-lain (Clunan, 2014: 5).

Ukuran suatu obyek dari skala millimeter menuju nanometer


Nanopartikel
Nanopartikel adalah partikel dalam ukuran nanometer yaitu sekitar 1-100
nm (Hosokawa et al. 2007). Nanopartikel merupakan ilmu dan rekayasa dalam
menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam skala
nanometer.Ditinjau dari jumlah dimensi yang terletak dalam rentang nanometer,
material nano diklasifikasikan menjadi beberapa kategori(Gambar 2.1.), yaitu:
material nano berdimensi nol (nanoparticle) seperti oksida logam, semikonduktor
,dan fullerenes; material nano berdimensi satu (nanowire, nanotubes, nanorods);
material nano berdimensi dua (thin films); dan material nano berdimensi tiga
seperti Nanokomposit, nanograined, mikroporous, mesoporous, interkalasi,
organik-anorganik hybrids. (Pokropivny,V. et al, 2007).

Skematik Klasifikasi nano material : (a) struktur tiga dimensi (3-D); (b) struktur
dua dimensi (2-D); (c) struktur satu dimensi; dan (d) struktur zerodimensi (0-
D),(Pokropivny,V. et al, 2007).

Nanopartikel menjadi kajian yang sangat menarik, karena material yang


berada dalam ukuran nano biasanya memiliki partikel dengan sifat kimia atau
fisika yang lebih unggul dari material yang berukuran besar (bulk).(C. R. Vestal et
al. 2004; Cao, Guozhong, 2004).
Dua hal utama yang membuat nanopartikel berbeda dengan material
sejenis dalam ukuran besar (bulk) yaitu:
1. Karena ukurannya yang kecil, nanopartikel memiliki nilai perbandingan antara
luas permukaan dan volume yang lebih besar jika dibandingkan dengan partikel
sejenis dalam ukuran besar. Ini membuat nanopartikel bersifat lebih reaktif.
Reaktivitas material ditentukan oleh atom-atom di permukaan, karena hanya
atom-atom tersebut yang bersentuhan langsung dengan material lain;
2. Ketika ukuran partikel menuju orde nanometer, maka hukum fisika yang berlaku
lebih didominasi oleh hukum- hukum fisika kuantum.(Abdullah M., et al, 2008)
Sifat-sifat yang berubah pada nanopartikel biasanya berkaitan dengan fenomena-
fenomena berikut ini. Pertama adalah fenomena kuantum sebagai akibat
keterbatasan ruang gerak elektron dan pembawa muatan lainnya dalam partikel.
Fenomena ini berimbas pada beberapa sifat material seperti perubahan warna
yang dipancarkan, transparansi, kekuatan mekanik, konduktivitas listrik, dan
magnetisasi. Kedua adalah perubahan rasio jumlah atom yang menempati
permukaan terhadap jumlah total atom. Fenomena ini berimbas pada perubahan
titik didih, titik beku, dan reaktivitas kimia. Perubahan-perubahan tersebut
diharapkan dapat menjadi keunggulan nanopartikel dibandingkan dengan partikel
sejenis dalam keadaan bulk. Para peneliti juga percaya bahwa kita dapat
mengontrol perubahan-perubahan tersebut ke arah yang diinginkan. (Abdullah
M.,et al, 2008)
Selain nanopartikel juga dikembangkan material nanostruktur, yaitu
material yang tersusun oleh beberapa material nanopartikel. Untuk menghasilkan
material nanostruktur maka partikel-partikel penyusunnya harus diproteksi
sehingga apabila partikel-partikel tersebut digabung menjadi material yang
berukuran besar maka sifat individualnya dipertahankan. Sifat material
nanostruktur sangat bergantung pada (a) ukuran maupun distribusi ukuran, (b)
komponen kimiawi unsur-unsur penyusun material tersebut, (c) keberadaan
interface (grain boundary), dan (d) interaksi antar grain penyusun material
nanostruktur.
Quantum dot adalah material berukuran kurang dari 100 nanometer yang
mengurung elektron secara 3-dimensi, baik arah x, y dan z. Hal ini dimungkinkan
karena diameter dari quantum dot tersebut sebanding dengan panjang gelombang
dari elektron. Bahkan, disebut bahwa quantum dot ini merupakan atom buatan
(artificial atom). Nanowire adalah material berukuran nanometer yang dapat
mengurung elektron secara 2-dimensi dan bebas bergerak di dimensi yang ketiga,
yaitu ke depan atau ke belakang. (Astuti, 2007)
Keunggulan Sifat Material Berorde Nano
Material berukuran nanometer memiliki sejumlah sifat kimia dan fisika yang lebih
unggul dari material berukuran besar (bulk). Disamping itu material berukuran
nanometer memiliki sifat yang kaya karena menghasilkan sifat yang tidak dimiliki
oleh material ukuran besar. Sejumlah sifat tersebut dapat diubah-ubah dengan
melalui pengontrolan ukuran material, pengaturan komposisi kimiawi, modifikasi
permukaan dan pengontrolan interaksi antar partikel. Material nanopartikel adalah
material-material buatan manusia yang berskala nano, yaitu lebih kecil dari
100nm, termasuk didalamnya nanodot, quantum dot, nanowire dan carbon
nanotube (Abdullah M., et al, 2008). Berikut merupakan beberapa keunggulan
sifat material berorde nano secara umum :
1. Sifat elektrik
Pengaruh size reduction pada sifat elektrik nanopartikel dapat meningkatkan
konduktivitas nanometals, membangkitkan konduktivitas nanodielektrik, dan
meningkatkan induktansi dielektrik untuk ferroelectrics.
Nanomaterial dapat mempunyai energi lebih besar dari pada material
ukuran biasa karena memiliki surface area yang besar. Energy band secara
bertahap berubah terhadap orbital molekul.Umumnya Resistivitas elektrik
mengalami kenaikan dengan berkurangnya ukuran partikel. Contoh aplikasi :
energi densitas yang tinggi dari baterai, nanokristalin merupakan material yang
bagus untuk lapisan pemisah pada baterai karena dia dapat menyimpan energi
yang lebih banyak. Baterai logam nikel-hidrida terbuat dari nanokristalin nikel
dan logam hidrida yang membutuhkan sedikit recharging dan memiliki masa
hidup yang lama.(Pokropivny,V. et al. 2007)

2. Sifat optik
Sistem nanokristalin memiliki sifat optikal yang menarik, yang mana berbeda
dengan sifat kristal konvensional. Pengaruh size reduction pada sifat optik
nanopartikel dapat meningkatkan penyerapan (absorbansi) dalam range ultraviolet
(blue shift), Osilasi penyerapan optik, dan meningkatkan nilai band gap. Kunci
peyumbang faktor masuknya quantum tertutup dari pembawa elektrikal pada
nanopartikel, energi yang efisien dan memungkinkan terjadinya pertukaran karena
jaraknya dalam skala nano serta memiliki sistem dengan interface yang tinggi.
Dengan perkembangan teknologi dari material mendukung perkembangan sifat
nanofotonik. Dengan sifat optik linear dan non linear material nano dapat dibuat
dengan mengontrol dimensi kristal dan surface kimia, teknologi pembuatan
menjadi faktor kunci untuk mengaplikasikan.Contoh aplikasi : pada
optoelektronik., electrochromik untuk liquid crystal display
(LCD).(Pokropivny,V. et al. 2007)

3. Sifat magnetik
Kekuatan magnetik adalah ukuran tingkat kemagnetan. Pengaruh penurunan
ukuran butiran patikel (Size reduction) dan kenaikan spesifik surface area
persatuan volume partikel pada sifat magnetik ini dapat meningkatkan atau
menurunkan koersivitas magnet, menurunkan temperatur Curie, memiliki sifat
paramagnetik atau feromagnetik, membangkitkan temperatur maksimal
magnetoresistance, dan meningkatkan permeability magnetik pada sifat
ferromagnetik. Contoh aplikasi : magnet nanokristalin yttrium-samarium-cobalt
memiliki sifat magnet yang luar biasa dengan luas permukaan yang besar.
Aplikasinya pada mesin kapal, instrumen ultra sensitiv dan magnetic resonance
imaging (MRI) pada alat diagnostik.(Pokropivny,V. et al. 2007)

4. Sifat mekanik
Pengaruh penurunan ukuran butiran patikel (Size reduction) dari partikel pada
sifat mekanik dapatmeningkatkan kekerasan (hardness), kekuatan (strength),
daktilitas (fracture ductility), dan ketahanan aus (wear resistance). Nanomaterial
memiliki kekerasan dan tahan gores yang lebih besar bila dibandingkan dengan
material dengan ukuran biasa.Contoh aplikasi : automobil dengan efisiensi greater
fuel. Nanomaterial diterapkan pada automobil sejak diketahui sifat kuat, keras dan
sangat tahan terhadap erosi, diharapkan dapat diterapkan pada
busi.(Pokropivny,V. et al. 2007)
Perkembangan Nanopartikel
Di Indonesia, perkembangan nano teknologimasih dalam tahap rintisan
karena keterbatasan dana dan fasilitas eksperimen. Dengan kendala yang
demikian membuat kita harusbekerja keras memanfaatkan potensi yang ada di
tanah air. Dalam periode tahun 2010 sampai 2020 akan tejadi percepatan luar
biasa dalam penerapan nanoteknologi di dunia industri dan menandakan bahwa
sekarang ini dunia sedang mengarah pada revolusi nanoteknologi. Negara-negara
seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, Kanada dan negara-negara Eropa,
serta beberapa negara Asia, seperti Singapura, Cina, dan Korea tengah giat-
giatnya mengembangkan suatu cabang baru teknologi yang populer disebut
nanoteknologi.
Nanoteknologi akan mempengaruhi industri baja, pelapisan dekorasi,
industri polimer, industri kemasan, peralatan olahraga, tekstil, keramik, industri
farmasi dan kedokteran, transportasi, industri air, elektronika dan kecantikan.
Penguasaan nanoteknologi akan memungkinkan berbagai penemuan baru yang
bukan sekadar memberikan nilai tambah terhadap suatu produk, bahkan
menciptakan nilai bagi suatu produk. Salah satu nanomaterial yang sangat
menarik untuk dikembangkan saat ini adalah nanopartikel magnetik.
Nanopartikel saat ini banyak digunakan pada beragam produk komersial
mulai dari katalis, media cat dan cairan magnetik, hingga kosmetik dan tabir
surya. Suatu review terbaru dari peneliti di Swedia dan Spanyol mendeskripsikan
hasil kerja terkini untuk optimasi sintesis, dispersi, dan fungsionalisasi permukaan
titania (titanium dioksida), seng oksida, dan seria (serium oksida)-tiga
nanopartikel utama yang digunakan pada fotokatalis, penghalau sinar UV
(ultraviolet), dan tabir surya. Review mereka dipublikasikan pada 26 April 2013 di
jurnal Science and Technology of Advanced Materials. (Gifhari, A.S. 2013).
Penemuan baru dalam bidang nanoteknologi muncul hampir dalam tiap
minggu untuk aplikasi-aplikasi baru dalam berbagai bidang, seperti bidang
elektronik (pengembangan piranti (device) ukuran nanometer), energi (pembuatan
sel surya yang lebih efisien), kimia(pengembangan katalis yang lebih efisien,
baterai yang kualitasnya lebih baik), kedokteran (pengembangan peralatan baru
pendeksi sel-sel kanker berdasarkan pada interaksi antarsel kanker dengan partikel
berukuran nanometer), kesehatan (pengembangan obat-obat dengan ukuran bulir
(grain) beberapa nanometer sehingga dapat melarut dalam cepat dalam tubuh dan
bereaksi lebih cepat, serta pengembangan obat pintar (smart) yang bisa mencari
sel-sel tumor dalam tubuh dan langsung mematikan sel tersebut tanpa
mengganggu sel-sel normal), lingkungan (penggunaan partikel skala nanometer
untuk menghancurkan polutan organik di air dan udara), dan sebagainya.(Nano
world indonesia, 2013).
BAB III

Metode Sintesis Nanopartikel

Nanopartikel dapat terjadi secara alamiah ataupun melalui proses sintesis


oleh manusia. Sintesis nanopartikel bermakna pembuatan nanopartikel dengan
ukuran yang kurang dari 100 nm dan sekaligus mengubah sifat atau
fungsinya.Dalam sintesis nanopartikel terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhinya yaitu konsentrasi reaktan, molekul pelapis (capping agent),
temperatur dan pengadukan.
Sintesis nanopartikel dapat dilakukan dalam fasa padat, cair, maupun gas.
Proses sintesis pun dapat berlangsung secara fisika atau kimia. Proses sintesis
secara fisika tidak melibatkan reaksi kimia. Yang terjadi hanya pemecahan
material besar menjadi material berukuran nanometer, atau penggabungan
material berukuran sangat kecil, seperti kluster, menjadi partikel berukuran
nanometer tanpa mengubah sifat bahan. Proses sintesis secara kimia melibatkan
reaksi kimia dari sejumlah material awal sehingga dihasilkan material lain yang
berukuran nanometer (Abdullahet al. 2008).
Secara umum, sintesis nanopartikel akan masuk dalam dua kelompok
besar. Cara pertama adalah memecah partikel berukuran besar menjadi partikel
berukuran nanometer. Pendekatan ini kadang disebut pendekatan top-down.
Pendekatan kedua adalah memulai dari atom-atom atau molekul-molekul yang
membentuk partikel berukuran nanometer yang dikehendaki. Pendekatan ini
disebut bottom-up. (Abdullah, M. 2008).
Top down
(dipecah)

Nanopartikel

Buttom up
(digabung)

Sintesis nanopartikel top-down dan bottom-up

Pembentukan nanopartikel dengan keteraturan yang tinggi dapat


menghasilkan pola yang lebih seragam dan ukuran yang yang seragam
pula.Kebanyakan penelitian telah mampu menghasilkan nanopartikel yang lebih
bagus dengan menggunakan metoda-metoda yang umum digunakan, seperti:
kopresipitasi, sol-gel, mikroemulsi, hidrotermal/solvoterma, menggunakan
cetakan (templated synthesis), sintesis biomimetik, metoda cairan superkritis, dan
sintesis cairan ionik.

Anda mungkin juga menyukai