Anda di halaman 1dari 3

2.

3 Nanopartikel

Nanopartikel adalah partikel dalam ukuran nanometer yaitu sekitar 1-100 nm

(Hosokawa et al. 2007). Nanopartikel merupakan ilmu dan rekayasa dalam

menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam skala

nanometer.Ditinjau dari jumlah dimensi yang terletak dalam rentang nanometer,

material nano diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yaitu: material nano

berdimensi nol (nanoparticle) seperti oksida logam, semikonduktor ,dan fullerenes;

material nano berdimensi satu (nanowire, nanotubes, nanorods); material nano

berdimensi dua (thin films); dan material nano berdimensi tiga seperti Nanokomposit,

nanograined, mikroporous, mesoporous, interkalasi, organik-anorganik hybrids.

(Pokropivny,V. et al, 2007).

Nanopartikel menjadi kajian yang sangat menarik, karena material yang

berada dalam ukuran nano biasanya memiliki partikel dengan sifat kimia atau fisika

yang lebih unggul dari material yang berukuran besar (bulk).(C. R. Vestal et al. 2004;

Cao, Guozhong, 2004). Dua hal utama yang membuat nanopartikel berbeda dengan

material sejenis dalam ukuran besar (bulk) yaitu:

1. Karena ukurannya yang kecil, nanopartikel memiliki nilai perbandingan

antara luas permukaan dan volume yang lebih besar jika dibandingkan dengan

partikel sejenis dalam ukuran besar. Ini membuat nanopartikel bersifat lebih

reaktif. Reaktivitas material ditentukan oleh atom-atom di permukaan, karena

hanya atom-atom tersebut yang bersentuhan langsung dengan material lain;


2. Ketika ukuran partikel menuju orde nanometer, maka hukum fisika yang

berlaku lebih didominasi oleh hukum- hukum fisika kuantum.(Abdullah M., et

al, 2008)

Sifat-sifat yang berubah pada nanopartikel biasanya berkaitan dengan

fenomena-fenomena berikut ini. Pertama adalah fenomena kuantum sebagai akibat

keterbatasan ruang gerak elektron dan pembawa muatan lainnya dalam partikel.

Fenomena ini berimbas pada beberapa sifat material seperti perubahan warna yang

dipancarkan, transparansi, kekuatan mekanik, konduktivitas listrik, dan magnetisasi.

Kedua adalah perubahan rasio jumlah atom yang menempati permukaan terhadap

jumlah total atom. Fenomena ini berimbas pada perubahan titik didih, titik beku, dan

reaktivitas kimia. Perubahan-perubahan tersebut diharapkan dapat menjadi

keunggulan nanopartikel dibandingkan dengan partikel sejenis dalam keadaan bulk.

Para peneliti juga percaya bahwa kita dapat mengontrol perubahan-perubahan

tersebut ke arah yang diinginkan. (Abdullah M.,et al, 2008)

2.4 Nanogel

Istilah nanogel didefinisikan sebagai partikel berukuran nano yang dibentuk

oleh jaringan ikatan polimer fisika atau kimia yang berkembang dalam pelarut yang

baik. Istilah “Nanogel” pertama kali diperkenalkan untuk mendefinisikan persilangan

jaringan bifungsional dari polyion dan polimer nonionic untuk pengiriman

polinukleotida (persilangan polyethyleneimine (PEI) dan poly (ethylene glycol)

(PEG) or PEG-cl-PEI) (Kabanov dan Vinogradov, 2008). Secara tiba-tiba dibidang


nanoteknologi memperkenalkan kebutuhan untuk mengembangkan system nanogel

yang membuktikan potensi mereka untuk mengantarkan obat secara terkontrol,

berkelanjutan dan dapat ditargetkan. Dengan kemunculan ilmu bidang polimer

sekarang memungkinkan untuk mempersiapkan sistem nano cerdas yang terbukti

efektif untuk perawatan juga uji klinis berkelanjutan. (Dorwal et al.,2012)

Daftar Pustaka:

Hosokawa, M. M. Naito, T. Yokoyama, K. Nogi. 2007 . Nanoparticle Technology

Handbook.1st edition. Elsevier .UK.

Pokropivny, V., Runno L., I Hussai, Alex, Pokropivny. 2007.Introduction to

Nanomaterials and Nanotechnology. Tartu University Press. Pp. 10.

Abdullah, M., Yudistira, V, Nirmin dan Khairurrijal. 2008. Sintesis Nanomaterial.

Jurnal Nanosains & Nanoteknologi. Vol. 1. Pp. 33-57.

Sultana, Farhana., et al. 2013. An Overview of Nanogel Drug Delivery System.

Journal of Applied Pharmaceutical Science Vol.3 (8 Suppl 1), 1

Anda mungkin juga menyukai