Anda di halaman 1dari 7

NANOTEKNOLOGI DAN PEMANFAATANNYA

Arum Silvia Anggraeni1* dan Amrizal1


1
Program Studi Teknik Kimia Universitas Jambi
*Corresponding author, email: arumsilvia92@gmail.com

ABSTRACT
With the development of new technologies, nanotechnology has emerged in the last decades of the 20th century. This
new technology enables the imaging, manipulation and simulation of matter at the atomic scale. The boundaries of
nanotechnology research and development include a wide range of scientific and engineering activities aimed at
better understanding and manufacturing of materials, devices and systems that can take advantage of the emerging
properties of nanoscale substances. Research and applications in the field of nanotechnology have developed
rapidly in the last decade. The latest technology has penetrated into various fields of life such as textiles, food,
cosmetics, health, food packaging, and various other consumer products. The rapid development of nanotechnology
is both a challenge and an opportunity for a country to enter the world market or become a target market. Examples
of nanoparticle materials are zeolite, carbon, diamond, graphite, MOFs, and so on. Nanotechnology has provided
many benefits in everyday life. These uses will be discussed in this paper.

Keys: nanotechnology, research, application,

ABSTRAK
Dengan perkembangan teknologi baru, nanoteknologi telah muncul dalam dekade terakhir abad 20. Teknologi baru
ini memungkinkan pencitraan, manipulasi dan simulasi materi pada skala atom. Batasan penelitian dan
pengembangan nanoteknologi mencakup berbagai kegiatan ilmiah dan teknik yang bertujuan untuk pemahaman
yang lebih baik dan bahan manufaktur, perangkat dan sistem yang dapat memanfaatkan sifat yang muncul dari zat
skala nano. Penelitian dan aplikasi di bidang nanoteknologi telah berkembang pesat dalam satu dekade terakhir.
Teknologi terkini telah merambah ke berbagai bidang kehidupan seperti tekstil, makanan, kosmetik, kesehatan,
kemasan makanan, dan berbagai produk konsumen lainnya. Pesatnya perkembangan nanoteknologi merupakan
tantangan sekaligus peluang bagi suatu negara untuk memasuki pasar dunia atau menjadi target pasar. Contoh dari
material nanopartikel adalah zeolit, karbon, intan, grafit, MOFs, dan sebagainya. Nanoteknologi telah memberikan
banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan tersebut akan dibahas dalam makalah ini.

Kata Kunci : Nanoteknologi, penelitian, aplikasi.

I. PENDAHULUAN

Penggunaan nanoteknologi di dunia industri akan meningkat pesat antara tahun 2010 dan 2020,
yang menunjukkan bahwa dunia saat ini sedang menuju revolusi nanoteknologi. Negara-negara seperti
Amerika Serikat, Jepang, Australia, Kanada dan negara-negara Eropa, serta beberapa negara Asia seperti
Singapura, China dan Korea, secara aktif mengembangkan cabang teknologi baru yang dikenal dengan
nanoteknologi. Negara yang gagal menguasai nanoteknologi akan semakin tertinggal dengan negara lain
dan hanya akan menjadi tempat untuk memasarkan produk negara penghasil nanoteknologi (Aloisius,
2017).

Penelitian dan aplikasi di bidang nanoteknologi telah berkembang pesat dalam satu dekade
terakhir. Teknologi terkini telah merambah ke berbagai bidang kehidupan seperti tekstil, makanan,
kosmetik, kesehatan, kemasan makanan, dan berbagai produk konsumen lainnya. Pesatnya
perkembangan nanoteknologi merupakan tantangan sekaligus peluang bagi suatu negara untuk memasuki
pasar dunia atau menjadi target pasar (Ening, 2016).

Ruang lingkup nanoteknologi adalah nanopartikel. Nanopartikel merupakan material berskala


nano dengan ukuran 1-100 nanometer. Partikel nano dapat terjadi secara alami atau melalui proses
sintetik manusia. Tujuan dari sintesis partikel nano adalah untuk mengubah ukuran partikel kurang dari
100 nm. Dan pada saat bersamaan mengubah sifat atau fungsinya. Studi tentang nanopartikel menarik
karena nanopartikel dapat memiliki sifat atau fungsi yang berbeda dari bahan serupa yang berukuran
besar (Aloisius, 2017).

Arum Silvia Anggraeni1, Nanoteknologi dan Pemanfaatannya 1


Sifat-sifat yang berubah pada nanopartikel biasanya terkait dengan beberapa hal, pertama adalah
fenomena kuantum, yang disebabkan oleh terbatasnya ruang elektron dan pembawa muatan lain pada
partikel tersebut. Keadaan ini akan mempengaruhi berbagai sifat material, seperti warna yang
dipancarkan, transparansi, kekuatan mekanik, konduktivitas listrik dan perubahan magnetisasi. Yang
kedua adalah perubahan rasio jumlah atom yang menempati permukaan terhadap jumlah total atom.
Keadaan ini mempengaruhi titik didih, titik beku dan reaktivitas kimiawi partikel. Dibandingkan dengan
partikel besar yang serupa, perubahan ini merupakan keuntungan dari partikel nano. Seiring dengan
berkurangnya ukuran material, ada dua faktor yang membuat sifat material nano berbeda dengan material
berukuran lain, yaitu: peningkatan luas permukaan dan efek kuantum (Aloisius, 2017).

Nanoteknologi memberikan banyak manfaat untuk berbagai bidang. Dalam makalah ini akan
dibahas pemanfaatan nanoteknologi dengan judul makalah “Nanoteknologi dan Penerapannya”

II. PEMBAHASAN

2.1. Sintesis Nanopartikel

Sintesis nanopartikel dapat dilakukan pada fase padat, cair atau gas. Proses sintesis dapat
bersifat fisik atau kimiawi. Proses sintesis fisik tidak melibatkan reaksi kimia. Yang terjadi adalah
pemecahan material besar menjadi material berukuran nano, atau penggabungan material yang sangat
kecil, seperti cluster, menjadi partikel berukuran nanometer tanpa mengubah sifat material. Proses
sintesis kimiawi melibatkan reaksi kimia dari banyak prekursor untuk menghasilkan bahan berukuran
nanometer yang berbeda. Contohnya adalah pembentukan nanopartikel garam melalui reaksi asam dan
basa yang sesuai. Pada dasarnya ada dua cara untuk mensintesis nanopartikel. Metode pertama adalah
memecah partikel besar menjadi partikel berukuran nanometer. Pendekatan ini terkadang disebut sebagai
pendekatan top-down. Metode kedua adalah memulai dengan atom atau molekul yang dirakit untuk
membentuk partikel skala nano yang diinginkan. Pendekatan ini disebut bottom-up (Aloisius, 2017).

Ada banyak teknik yang dapat digunakan untuk mensintesis berbagai jenis nanomaterial dapat
berupa koloid, cluster, serbuk, tabung, batang, kabel, film dll. Ada beberapa teknik sintesis konvensional
yang mengoptimalkan berbagai jenis material untuk mendapatkan nanomaterial baru dan beberapa
nanomaterial baru, Berbagai teknologi fisik, kimia, biologi dan hibrida dapat digunakan Nanomaterial
sintetis (Sulabha, 2013).

2.2. Zeolit

Zeolit bersifat nanopori.Terdiri dari unit tetrahedral AlO4 dan SiO4 yang dihubungkan oleh atom
oksigen. Menjembatani kation 2-3. Pergantian sebagian Si dengan Al atau logam lain. Kerangka silikat
akan membawa muatan negatif ke kerangka yaitu diimbangi dengan kation dalam struktur pori 3 .
Muatan negatif kerangka biasanya dikompensasi oleh proton, kation logam (biasanya alkali), dan alkali
tanah) atau NH4 +. Sekitar 40 jenis zeolit alam telah diketahui, dan lebih dari 200 struktur zeolit baru
telah disintesis dalam 4-5 kali. Secara umum, dalam hal ukuran pori, zeolit dapat dibagi menjadi lima
kategori: cincin beranggota 8, 10, dan 12 (berdasarkan jumlah kation tetrahedral), sistem berpori ganda
dan mesopori (Nazarudin, 2014).

Zeolit terdiri dari dua unit bangunan: bangunan pertama dan bangunan kedua. Satuan bangunan
utama (PBU) terdiri dari tetrahedral SiO4 atau AlO4 (di pusat tetrahedron), atom Si atau Al (atom T)
yang terikat dengan 4 atom oksigen. Unit bangunan sekunder (SBU) dapat dibangun untuk menjembatani
atom oksigen gabungan dari dua atom T, yang disebut jembatan oksigen. Konsep SBU dikembangkan
oleh Meier dan Smith (Nazarudin, 2014).

Arum Silvia Anggraeni1, Nanoteknologi dan Pemanfaatannya 2


Gambar 1. (a) Struktur tetrahedral SiO4 4- anion (b) Representasi SiO4 4-
Sumber : Nazarudin (2014)

Situs asam Bronsted dalam zeolit adalah hasil dari substitusi isostruktural Si4+ oleh kation logam
trivalen (biasanya Al3+). Hal ini menciptakan muatan negatif dalam kisi kristal, yang dihilangkan oleh
proton. Proton terhubung ke atom oksigen yang terhubung ke silikon dan atom aluminium yang
berdekatan.Hasil proton adalah menjembatani gugus hidroksil, dan gugus hidroksil adalah situs asam
Bronsted. Pertama kali diusulkan bahwa proton dihubungkan ke atom oksigen tertentu, bukan ke bagian
lain (Nazarudin, 2014).

Pemanfaatan Zeolit:

1. Catalytic Cracking Methyl Ester dari Minyak Jelantah dengan Ni-Ion-Exchanged Katalis ZSM-5
Penelitian yang dilakukan Oki Alfrenando dkk (2019), bertujuan untuk mensintesis dan
mengkarakterisasi katalis Ni-ZSM-5 yang diperoleh dengan pertukaran ion untuk pemecahan katalitik
minyak nabati bekas. Pertukaran ion ZSM-5 menggunakan tiga konsentrasi logam nikel (1%, 2% dan
3%). Kemudian katalis nikel digunakan untuk perengkahan katalitik pada tiga temperatur (450 ° C, 500 °
C dan 550 ° C). Analisis difraksi sinar-X dan scanning electron microscopy (SEM) menunjukkan bahwa
katalis tersebut berupa agregat. Spektrometri sinar-X dispersif energi-SEM menunjukkan bahwa Ni
berhasil diadsorpsi oleh katalis. Hasil analisis bobot produk perengkahan katalitik menunjukkan bahwa
fraksi minyak tertinggi dapat diperoleh pada suhu 450 ° C dengan menggunakan katalis Ni 1%. Rantai
terbesar yang diperoleh dengan katalis ini adalah diesel (C13-C19), dan total luas puncak / komponen
kromatogram adalah 92,96%.

Gambar 2. SEM ZSM-5


Sumber : Oki Alfernando dkk (2019)

2. Konversi Crude Palm Oil (Cpo) Menjadi Biofuel Dengan Perengkahan Katalitik Menggunakan
Katalis Cr-Zeolit Alam
Penelitian yang dilakukan oleh Nazarudin dengan katalis yang digunakan adalah katalis Cr-
zeolit alam (Wonosari zeolit) yang telah dilakukan karakterisasi. Perengkahan dilakukan dalam kondisi
tertentu. Analisis Inframerah (IR) Analisis GC-MS dilakukan pada sampel CPO. Hasil analisis GC-MS
menunjukkan bahwa sampel CPO terdiri dari asam Lemak C12 (1,65%), C14 (1,9%), C16 (39,45%),
C18: 1 (52,83%), C18 (4,17%). Analisis hasil cracking pada GC-MS menunjukkan terbentuknya biofuel.
Puncak pada 17,025 menit menunjukkan heksadekana (C14), puncak pada 26,97 Menit berarti
oktadekana (C18).

3. Komparasi Response Perengkahan Katalitik Antara Penggunaan Katalis Ni-Zeolit Alam Dengan Cr-
Zeolit Alam Pada Konversi Vacum Gas Oil (VGO) Menjadi Gas

Arum Silvia Anggraeni1, Nanoteknologi dan Pemanfaatannya 3


Penelitian yang dilakukan oleh Nazarudin dkk, pembuatan katalis Cr-zeolit alam dan Ni-zeolit
alam dilakukan dengan memodifikasi zeolit alam dengan memasukan logam Cr dan Ni melalui metode
pertukaran ion. Menggunakan metode permukaan respons model orde dua untuk menganalisis data hasil
secara statistik. Sebuah model matematika untuk produksi perengkahan menggunakan katalis Cr-zeolit
alam dan Ni-zeolit alam dan prediksi variabel dan konversi terbaik untuk konversi produk. Penggunaan
katalis Cr-zeolit untuk mengubah VGO menjadi gas cracking lebih besar dari konversi VGO menjadi
gas yang dipecahkan oleh katalis Ni-zeolit.

4. Pirolisis Tandan Buah Kosong Menjadi Minyak Nabati Menggunakan Kombinasi ZSM-5 dan FCC
Bekas Katalis
Katalis ZSM-5 (SiO2 / Al2O3 = 20) disintesis menggunakan metode Nazarudin. Pretreatment
katalis FCC bekas dari PT. Pertamina RU III diaktivasi menggunakan tungku pada suhu 550 ºC selama 5
jam. Perbandingan berat kombinasi katalis ZSM-5 dan katalis FCC bekas adalah bervariasi. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Arita, S dkk (2019), bio-oil yang dihasilkan dari kombinasi ZSM-5 dan katalis
FCC bekas memiliki perbandingan berat 50:50 pada 500ºC dan perbandingan berat 20:80 pada 400ºC,
menunjukkan dua selektivitas senyawa fenolik tertinggi. Luas puncak masing-masing adalah 59,85% dan
55. 63%, nilai kalor 26,94 MJ / kg dan 24,28 MJ / kg, kepadatan rata-rata keduanya adalah 1,03 g / cm3.

5. Efek gabungan H-USY dan ZSM-5 Katalis Dalam Pemecahan Katalitik Limbah Minyak Goreng
Untuk Menghasilkan Biofuel
Berdasarkan penelitain yang dilakukan Arita, S (2020), tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mempelajari karakteristik biofuel yang dihasilkan melalui proses perengkahan katalitik menggunakan
kombinasi katalis H-USY dan ZSM-5 dengan perbandingan massa 0,5: 0,5 (w / w). Pengaruh berbagai
suhu operasi (400 ° C, 450 ° C, 500 ° C dan 550 ° C) dan waktu reaksi (30, 45 dan 60 menit) katalis
campuran dipelajari dalam minyak nabati limbah yang telah diolah sebelumnya. Perbandingan kualitas
minyak nabati yang digunakan dengan jumlah katalis yang digunakan adalah 40: 1 (w / w). Metode
tersebut dilakukan di reaktor aliran dengan tekanan atmosfer (1atm) dan laju aliran udara 100cc / menit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dekomposisi katalitik minyak nabati bekas, kombinasi katalis
yang paling efektif dilakukan pada suhu reaksi 450 ° C dan waktu reaksi 60 menit. Dalam kondisi
optimal tersebut, persentase yield produk BBN cair adalah 49,35%, di antaranya produk bensin (C6-
C12), produk solar (C17-C20) dan minyak berat 15,9% (C20>).

2.3. MOFs

Kerangka logam-organik (MOF) baru-baru ini muncul sebagai kategori baru dengan luas
permukaan yang tinggi Bahan kristal nanopori, dengan keserbagunaan sintetik yang cukup, dapat
digunakan untuk bahan rancangan. Kelompok penghubung organik yang menghubungkan kelompok ion
logam, Keduanya dapat dimodifikasi agar sesuai dengan ukuran pori, topologi jaringan dan lingkungan
kimia pori. Oleh karena itu, mereka mendapat perhatian besar dalam aplikasi seperti penyimpanan gas,
pertukaran ion, dan analisis molekuler. Pemisahan dan katalisis heterogen. Beberapa MOF berpori telah
mendapat perhatian karena kandungan adsorpsi karbon dioksida yang tinggi dan adsorpsi CH4
memberikan dasar untuk aplikasinya dalam pemurnian hidrogen (Lourdes 2016).

MOF adalah padatan berpori yang dapat diatur secara molekuler dengan porositas permanen.
Porositas ini ditentukan oleh pemilihan logam (unit bangunan sekunder) dan linker organik dari total
sensor NOx berdasarkan filter zeolit dan sensor YSZ pada perbedaan menunjukkan tanggapan yang
setara untuk NO dan NO2 Dari S P Mondal et al Se dalam struktur kristal. Seperti halnya dengan zeolit,
kontrol dimensi pori ukuran molekul yang mungkin masuk ke pori-pori, yang menyediakan permukaan
dan ruang untuk melakukan adsorpsi, pensinyalan atau katalisis. Ukuran pori MOF terletak pada
mikropori dan rentang mesopori (diameter pori luar biasa dari 98 angstrom dilaporkan oleh Yaghi dan
rekan kerja untuk materi IRMOF-74-XI9-11). Kemungkinan MOF bisa diperpanjang dengan
menambahkan fungsi baru melalui reaksi kimia pada reaktif bagian dari material (Blay, 2016).

Arum Silvia Anggraeni1, Nanoteknologi dan Pemanfaatannya 4


Gambar 3. MOFs
Sumber : Blay (2016)

2.4. Karbon

Penelitian nanoteknologi di bidang hasil hutan dapat dimanfaatkan dari lignoselulosa menjadi
nanokarbon. Pengembangan nanokarbon sekarang sudah mengarah ke sifat karbon nanopori. Selain
memiliki porositas yang tinggi dan lebar, permukaan yang besar juga memiliki konduktivitas yang tinggi.
Beberapa bentuk karbon yang berbeda jenis dapat digunakan sebagai elektroda yang diantaranya adalah
karbon aktif. Secara khusus, karbon aktif merupakan arang dengan elektron bebas aktif dengan
kemurnian tinggi dan atom karbon aktif. Karbon aktif bekerja Sangat penting dalam pembuatan
superkapasitor . Kapasitor Lapisan Ganda Elektrokimia (EDLC) adalah teknologi penyimpanan energi
Potensi (dengan kepadatan daya tinggi dan kualitas tinggi, penggunaan jangka panjang) karena karbon
aktif memiliki luas tertentu, konduktivitas baik, murah dan ramah lingkungan (Gustan dkk, 2015).

Gambar 4. Struktur Karbon di dalam Intan


Sumber : Sabri E. (1968)

Pemanfaatan Karbon :

1. Aktivasi, Karakterisasi Arang Dari Ketel Uap Ptpn Vi Sungai Bahar Jambi Dan Uji Aktiviatasnya
Pada Perengkahan Cpo Menjadi Bensin
Pada penelitian yang dilakukan Nazarudin dkk. Karakterisasi karbon adalah: keasaman, luas
permukaan dan jari-jari pori. Menguji aktivitas karbon aktif sebagai katalis dalam perengkahan CPO.
Karakterisasi katalis Cr-karbon adalah: menentukan kandungan Cr dalam katalis Cr-karbon, kandungan
logam pengotor K, Na, keasaman katalis, luas permukaan, dan volume pori total. Ini juga mengacu pada
pori-pori rata-rata. Hasil karakterisasi arang meliputi luas permukaan sebesar 55,289 m2 /g, jejari rata-
rata sebesar 11,067 A, Volume pori total sebesar 30,595.10-3 cc/gr, Keasaman sebesar 0,124 mmol/gr,
dan hasil karakterisasi karbon aktif dengan luas permukaan: 94, 183 m2 /g, jejari rata-rata sebesar 9,425

Arum Silvia Anggraeni1, Nanoteknologi dan Pemanfaatannya 5


A,Volume pori total sebesar 44,382 cc/gr, Keasaman sebesar 0,587 mmol/gr. Hasil GC-MS
menunjukkan hasil perengkahan berupa kategori bensin. Konversi bensin yang dihasilkan adalah 24,3 %.
Dapat dilihat bahwa aramg dapat dijadikan sebagai katalis perengkahan CPO menjadi bensin
(Nazarudin).

2. Perengkahan Katalitik Minyak Jelantah menggunakan Cr-charcoal ionexchanged catalyst


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nazarudin (2019), aang dibuat dari limbah padat
kasar (cangkang) dari industri kelapa sawit. Tiga konsentrasi kromium yang berbeda (1, 2 dan 3%)
digunakan dalam proses pertukaran ion arang Cr untuk menghasilkan katalis. Katalis digunakan untuk
mengkatalisis dekomposisi minyak nabati bekas pada tiga tingkat temperatur (450, 500 dan 550 oC).
Analisis difraksi sinar-X (XRD) dan pemindaian mikroskop elektron (SEM) digunakan untuk
mengkarakterisasi katalis. Analisis spektroskopi sinar-X dispersif energi SEM (EDX) menunjukkan
bahwa Cr telah berhasil teradsorpsi ke dalam katalis. Dengan menggunakan katalis arang Cr yang
disintesis dari larutan Cr 1%, fraksi minyak tertinggi dapat diperoleh dengan perengkahan katalitik
minyak nabati bekas pada suhu 450oC.

3. Pengaruh Penambahan Logam Alkali ( K, Li, Na) Dalam Katalis Cr-Arang Terhadap Konversi
Perengkahan Katalitik Crude Palm Oil (CPO) Menjadi Bensin
Berdasarkan penelitian yang dilakuakn oleh Abu Bakar dkk (2014), katalis Cr-arang yang telah
ditambahkan logam alkalis dapat digunakan untuk perengkahan CPO. Karakterisasi katalis Cr-karbon
meliputi: penentuan kandungan kromium pada katalis kromium-karbon, kandungan logam pengotor (K,
Li, Na), keasaman katalis, luas permukaan katalis dan radius pori. Kadar logam diukur dengan
spektrometri serapan atom, fotometri nyala diukur dengan metode serapan cahaya, keasaman diukur
dengan metode serapan basa amonia, dan luas permukaan serta jari-jari pori diukur dengan metode
serapan gas.

KESIMPULAN

Ruang lingkup nanoteknologi adalah nanopartikel. Nanopartikel merupakan material berskala nano
dengan ukuran 1-100 nanometer. Partikel nano dapat terjadi secara alami atau melalui proses sintetik
manusia. Tujuan dari sintesis partikel nano adalah untuk mengubah ukuran partikel kurang dari 100 nm.
Nanopartikel telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam bidang kehidupan.

REFERENSI

Alfernando, O., Sarip, R., Anggraini, T., dan Nazarudin. 2019. Catalytic Cracking of Methyl Ester from
Used Cooking Oil with Ni-Ion-Exchanged ZSM-5 Catalyst. Makara Journal of Science. 23(4) :
169-171.
Ariningsih, E. 2017. Prospek Penerapan Teknologi Nano Dalam Pertanian Dan Pengolahan Pangan Di
Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi. 34(1) : 2.
Arita, S., Nazarudin., Rahmiyati, L., Komariah, L., dan Alfernando, O. 2019. Pyrolysis of Empty Fruit
Bunches to Bio-Oil Using Combination of ZSM-5 and Spent FCC Catalysts. Proceedings of the
5th International Symposium on Current Progress in Mathematics and Sciences. 1-3.
Arita, S., Nazarudin., Rosmawati, R., Komariah, L., and Alfernando, O. 2020. The Effect of Combined
H-USY and ZSM-5 Catalyst in Catalytic Cracking of Waste Cooking Oil to Produce Biofuel.
Proceedings of the 5th International Symposium on Current Progress in Mathematics and
Sciences (ISCPMS2019).
Bakar, A., Ulyarti., Sugiarti, I., dan Nazarudin. 2014. Pengaruh Penambahan Logam Alkali ( K, Li, Na)
Dalam Katalis Cr-Arang Terhadap Konversi Perengkahan Katalitik Crude Palm Oil (CPO)
Menjadi Bensin. Semirata : Universitas Jambi.
Blay. 2016. Zeolites and MOFs: What They Are And Their Use In Sensing Applications. Universitat de
València.
Ergun, S. 1968. Structure of Carbon. Carbon. 4 : 142.
Harso, A. 2017. Nanopartikel dan Dampaknya Bagi Kesehatan Manusia. Jurnal Ilmiah Dinamika Sains.
20-22.
Lourdes. 2016. Comparative Study of MOFs and Zeolites For CO2 Capture and Separation at Process
Conditions. Society of Petroleum Engineers

Arum Silvia Anggraeni1, Nanoteknologi dan Pemanfaatannya 6


Nazarudin. Konversi Crude Palm Oil (CPO) Menjadi Biofuel Dengan Perengkahan Katalitik
Menggunakan Katalis Cr-Zeolit Alam. Universitas Jambi.
Nazarudin. 2014. Introduction To Zeolites And Aluminophosphates. Universitas Jambi.
Nazarudin., Muis, L., Trisunaryanti, W., dan Triyono. Aktivasi, Karakterisasi Arang Dari Ketel Uap
PTPN VI Sungai Bahar Jambi Dan Uji Aktiviatasnya Pada Perengkahan Cpo Menjadi Bensin.
Universitas Jambi.
Nazarudin., Setiaji, B., dan Trisunaryanti, W. Komparasi Response Perengkahan Katalitik Antara
Penggunaan Katalis Ni-Zeolit Alam Dengan Cr-Zeolit Alam Pada Konversi Vacum Gas Oil
(VGO) Menjadi Gas. Universitas Jambi.
Nazarudin., Ulyarti., Alfernando, O., dan Fitri, S. 2019. Used cooking oil catalytic cracking using Cr-
charcoal ionexchanged catalyst. Journal of Physics: Conference Series. 1
Pari, G. 2016. Potensi Struktur Nano Karbon Dari Bahan Lignoselulosa Kayu Jati Dan Bambu. Jurnal
Hasil Pertanian. 34(4) : 310.
Sulabha, K. 2013. Nanotechnology: Principles and Practices. India : Springer.

Arum Silvia Anggraeni1, Nanoteknologi dan Pemanfaatannya 7

Anda mungkin juga menyukai