Anda di halaman 1dari 44

NANOPARTIKEL

Nama Kelompok :
1. Rita Devi Rahmawati (21060117120027)
2. Syaifullah Azhari (21060117120016)
3. Agrial Suhnatul Putra (21060117120031)
4. Arcodhea Indra (21060117130085)
5. Ardhito Mukti (21060117130088)
6. Falah Alayyubi (21060117140067)
7. Falky Mahya (21060117130073)
8. Khilmi Nafadinanto (21060117130084)
9. Miznan Huda B (21060117140089)
10. Choirul Alfian Putranto (21060117130107)
11. Won Welvaart (21060117130053)
12. William Dwianugrah (21060117140075)
13. Yudha Cindy Pratama (21060117120022)

Kelompok 3
Pengertian Nanopartikel
 Nanopartikel adalah partikel dalam ukuran
nanometer yaitu sekitar 1-100 nm
 Nanopartikel merupakan ilmu dan rekayasa
dalam menciptakan material, struktur
fungsional, maupun piranti alam skala
nanometer
Ditinjau dari jumlah dimensi yang terletak dalam
rentang nanometer, material nano diklasifikasikan
menjadi beberapa kategori
 material nano berdimensi nol (nanoparticle) seperti
oksida logam, semikonduktor ,dan fullerenes.
 material nano berdimensi satu (nanowire, nanotubes,
nanorods);
 material nano berdimensi dua (thin films);
 material nano berdimensi tiga
 seperti Nanokomposit, nanograined, mikroporous,
mesoporous, interkalasi,
 organik-anorganik hybrids.
Gambar Klasifikasi nanomaterial
Dua hal utama yang membuat nanopartikel
berbeda dengan material sejenis dalam ukuran
besar (bulk)

1. Karena ukurannya yang kecil, nanopartikel


memiliki nilai perbandingan antara luas permukaan
dan volume yang lebih besar jika dibandingkan
dengan partikel sejenis dalam ukuran besar.

2. Ketika ukuran partikel menuju orde nanometer,


maka hukum fisika yang berlaku lebih didominasi
oleh hukum- hukum fisika kuantum
Fenomena yang berkaitan dengan
nanopartikel
 Pertama adalah fenomena kuantum sebagai akibat
keterbatasan ruang gerak elektron dan pembawa
muatan lainnya dalam partikel. Fenomena ini berimbas
pada beberapa sifat material seperti perubahan warna
yang dipancarkan, transparansi, kekuatan mekanik,
konduktivitas listrik, dan magnetisasi.

 Kedua adalah perubahan rasio jumlah atom yang


menempati permukaan terhadap jumlah total atom.
Fenomena ini berimbas pada perubahan titik didih, titik
beku, dan reaktivitas kimia
Keunggulan sifat material berorde
nano secara umum :
A. Sifat Elektrik
 Pengaruh size reduction pada sifat elektrik
nanopartikel dapat meningkatkan konduktivitas
nanometals, membangkitkan konduktivitas
nanodielektrik, dan meningkatkan induktansi
dielektrik untuk ferroelectrics. Nanomaterial dapat
mempunyai energi lebih besar dari pada material
ukuran biasa karena memiliki surface area yang besar..
Umumnya Resistivitas elektrik mengalami kenaikan
dengan berkurangnya ukuran partikel
B. Sifat Optik
Sistem nanokristalin memiliki sifat optikal yang
menarik, yang mana berbeda dengan sifat kristal
konvensional. Pengaruh size reduction pada sifat
optik nanopartikel dapat meningkatkan penyerapan
(absorbansi) dalam range ultraviolet (blue shift),
Osilasi penyerapan optik, dan meningkatkan nilai
band gap. Dengan sifat optik linear dan non linear
material nano dapat dibuat dengan mengontrol
dimensi kristal dan surface kimia, teknologi
pembuatan menjadi faktor kunci untuk
mengaplikasikan.

Contoh aplikasi : pada optoelektronik.,


electrochromik untuk liquid crystal display
C.Sifat Magnetik

Pengaruh penurunan ukuran butiran patikel (Size


reduction) dan kenaikan spesifik surface area per
satuan volume partikel pada sifat magnetik ini dapat
meningkatkan atau menurunkan koersivitas magnet,
menurunkan temperatur Curie, memiliki sifat
paramagnetik atau feromagnetik, membangkitkan
temperatur maksimal magnetoresistance, dan
meningkatkan permeability magnetik pada sifat
ferromagnetik
Contoh Aplikasi Sifat Magnetik
 Magnet nanokristalin yttrium-samarium-
cobalt memiliki sifat magnet yang luar biasa
dengan luas permukaan yang besar.

 Aplikasinya pada mesin kapal, instrumen


ultra sensitiv dan magnetic resonance
imaging (MRI) pada alat diagnostik
D. Sifat Mekanik
Nanomaterial memiliki kekerasan dan tahan
gores yang lebih besar bila dibandingkan
dengan material dengan ukuran biasa.

Contoh aplikasi : automobil dengan efisiensi


greater fuel. Nanomaterial diterapkan pada
automobil sejak diketahui sifat kuat, keras dan
sangat tahan terhadap erosi, diharapkan dapat
diterapkan pada
busi
Perkembangan Nanopartikel
Di Indonesia, perkembangan nano teknologimasih
dalam tahap rintisan karena keterbatasan dana dan
fasilitaseksperimen.

Nanopartikel saat ini banyak digunakan pada


beragam produk komersial mulai dari katalis, media
cat dan cairan magnetik, hingga kosmetik dan tabir
surya
Metode Sintesis Nanopartikel
Nanopartikel dapat terjadi secara alamiah ataupun
melalui proses sintesis oleh manusia. Sintesis
nanopartikel bermakna pembuatan nanopartikel
dengan ukuran yang kurang dari 100 nm dan
sekaligus mengubah sifat atau fungsinya.

Dalam sintesis nanopartikel terdapat beberapa


faktor yang mempengaruhinya yaitu konsentrasi
reaktan, molekul pelapis (capping agent), temperatur
dan pengaduka
2 Cara Metoide Sintesis Nanopartikel
1. Cara pertama adalah memecah partikel
berukuran besar menjadi partikel
berukuran nanometer. Pendekatan ini
kadang disebut pendekatan top-down.

2. Pendekatan kedua adalah memulai dari


atom-atom atau molekul-molekul yang
membentuk partikel berukuran nanometer
yang dikehendaki. Pendekatan ini disebut
bottom-up
Gambar Sintesis Nanopartikel
Metode Kopresipitasi
Kopresipitasi merupakan proses kimia dalam
mensintesis senyawa anorganik yang didasarkan
pada pengendapan lebih dari satu substansi
secara bersama–sama ketika melewati titik
jenuh.
Langkah Metode Kopresipitasi
 Proses diawali dengan adanya zat terlarut yang
mengendap sehingga menghasilkan endapan
yang diinginkan. endapan terjadi sebagai akibat
pembentukan kristal campuran.

 Pada saat endapan terbentuk, langkah


selanjutnya dalam proses ini adalah
meningkatkan kemurnian dari endapan dengan
cara menyaring endapan, melarutkannya lagi dan
mengendapkan lagi secara berulang-ulang
Tabel Reaksi Fisik dan Kimia dari
Metode Kopresipitasi
Kemurnian Endapan
Setelah proses pengendapan masalah berikut
adalah bagaimana cara mendapatkan endapan
semurni mungkin untuk mendapatkan hasil
analisis seteliti mungkin.
Ikut sertanya pengotor pada endapan dapat
dibedakan menjadi:
1. Pengendapan bersama (ko-presipitasi
2. Pengendapan susulan (post presipitasi)
Pengendapan Bersama (ko-presipitasi)
Pada proses pengotoran ini, zat pengotor mengendap
bersama-sama endapan yang diinginkan.
a. Adsorpsi permukaan; zat pengotor teradsorpsi atau
terserap pada permukaan endapan, peristiwa ini
dapatterjadi pada endapan berbentuk jel, karena
mempunyai luas permukaan cukup besar. Contoh
ikut mengendapnya NaCl pada endapan AgCl.
b. Inklusi isomorf; zat pengotor masuk kedalam kisi
hablur endapan, dan membentuk hablur campuran
c. Inklusi tak isomorf: zat pengotor larut dalam
endapan dan membentuk lapisan endapan.
Contoh:pengotoran barium sulfat oleh barium nitrat.
a. Oklusi: zat pengotor terkurung dalam hablur
endapan
Pengendapan susulan (post presipitasi)

Proses ini berupa pengendapan zat pengotor setelah


selesainya pengendapan zat yang diinginkan atau
terjadinya endapan kedua pada permukaan endapan
pertama. Berbeda dengan pengendapan bersama,
dimana endapan dan 19 pengotor mengendap
bersama-sama. Pada proses ini senyawa yang diinginkan
mengendap dulu, baru zat pengotor menyusul
mengendap. Makin lama endapan dibiarkan dalam induk
larutannya, makin meningkat jumlah zat pengotor
menyusul mengendap
Bahan Nanopartikel
 Tembaga (Cu)
Bahan ini merupakan konduktor panas dan listrik
yang baik. Tembaga merupakan salah satu logam non-
ferrous yang paling penting dan banyak dipakai mulai
dari industri sederhana sampai industri berteknologi
tinggi
Data Sifat Kimia Tembaga
Data Sifat Fisika Tembaga
• Senyawa Cu2O
Copper(I) oxide atau tembaga oksida adalah senyawa
anorganik dengan rumus kimia Cu2O. Senyawa tersebut
dapat berwarna merah, coklat bahkan kehitaman,
tergantung pada ukuran partikel. Dalam sejarah
semikonduktor, Cu2O merupakan salah satu bahan yang
paling banyak dipelajari dan aplikasi semikonduktor telah
dibuktikan terlebih dahulu dalam material Semikonduktor
Cuprous Oxide (Cu2O) sebagai material
semikonduktor merupakan bahan dengan
konduktivitas yang berada diantara isolator
(penghantar listrik yang buruk) dan konduktor
(penghantar listrik yang baik).

Material semikonduktor bersifat sebagai isolator


pada temperatur yang sangat rendah namun pada
temperature ruangan bersifat sebagai konduktor.

Semikonduktor sangat berguna karena sifat


konduktifitasnya dapat dirubah dan dikontrol
dengan memberi materi lain ataumenambahkan
ketidakmurnian (doping).Doping merupakan
pengotor bahan semikonduktor.
Semikonduktor Cu2O (Cuprous dioxide)

 Semikonduktor Cu2O merupakan semikonduktor


tipe-p yang memiliki celah pita enegi yang berkisar
antara 2.0-2.1 eV
 Celah pita energy yang dimiliki semikonduktor
Cu2O ini merupakan rentang yang bisa diterima
untuk konversi energy surya, karena material
semikonduktor dengan celah pita energy antara 1eV,
sampai 2 eV merupakan material dengan cocok
digunakan dalam aplikasi sel surya.
 Penentuan nilai band gap merupakan salah satu
parameter utama dalam menentukan aplikasi yang
sesuai untuk suatu material semikonduktor.
Struktur Kristal semikonduktor Cu2O adalah kubik.
Nilai parameter kisi a = 4.27 𝐴 ̇ , memiliki massajenis
0.609 g/cm3 dan tidak larut dalam air. Senyawa
Cu2O atau cuprous oxide memiliki nama lain copper
(I) oxide, cuprite (mineral), atau Read Copper
Oxide.
Karakterisasi Nanopartikel
 X-Ray Diffractometry(XRD)
Difraksi sinar-X digunakan untuk mengidentifikasi
struktur kristal suatu padatan dengan membandingkan
nilai jarak d (bidang kristal) dan intensitas puncak difraksi
dengan data standar. Pengujian ini merupakan aplikasi
langsung dari pemakaian sinar X untuk menentukan jarak
antara kristal dan jarak antara atom dalam kristal.
 Prinsip dasar dari XRD adalah hamburan elektron yang
mengenai permukaan kristal. Bila sinar dilewatkan ke
permukaan kristal, sebagian sinar tersebut akan
terhamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan ke
lapisan berikutnya. Sinar yang dihamburkan akan
berinterferensi secara konstruktif (menguatkan) dan
destruktif (melemahkan). Hamburan sinar yang
berinterferensi inilah yang digunakan untuk analisis.

 Difraksi sinar-X hanya akan terjadi pada sudut tertentu


sehingga suatu zat akan mempunyai pola difraksi
tertentu. Pengukuran kristalinitas relatif dapat dilakukan
dengan membandingkan jumlah tinggi puncak pada
sudut-sudut tertentu dengan jumlah tinggi puncak pada
sampel standar.
 Di dalam kisi kristal, tempat kedudukan sederetan ion
atau atom disebut bidang kristal. Bidang kristal ini
berfungsi sebagai cermin untuk merefleksikan sinar–X
yang datang. Posisi dan arah dari bidang kristal ini
disebut Indeks Miller. Setiap kristal memiliki bidang
kristal dengan posisi dan arah yang khas, sehingga jika
disinari dengan sinar-X pada analisis XRD akan
memberikan difraktogram yang khas pula.

 Dari data XRD yang diperoleh, dilakukan identifikasi


puncak-puncak grafik XRD dengan cara mencocokkan
puncak yang ada pada grafik tersebut dengan database
ICDD. Setelah itu, dilakukan refinement pada data XRD
dengan menggunakan metode Analisis Rietveld yang
terdapat pada program RIETAN. Melalui refinement
tersebut, fase beserta sruktur, space group, dan
parameter kisi 29 yang ada pada sampel yang diketahui.
Melalui grafik XRD, grain size dari sampel juga dapat
diperkirakan.
 Grain size dihitung dengan menggunakan
persamaan Scherrer, yaitu :

S = grain size
λ = panjang gelombang berkas sinar X
B = FWHM (full width half maximum).
𝜃 = besar sudut dari puncak dengan intensitas
tinggi.
SEM (Scanning Electron Microscope) -EDX
SEM (Scaning Electron Microscope) merupakan
mikroskop elektron yang didesain untuk
menggambarkan bentuk permukaan dari material yang
dianalisis menggunakan berkas electron.

Adapun fungsi utama dari SEM antara lain dapat


digunakan untuk mengetahui informasi-informasi
mengenai topografi (ciri-ciri permukaan), Morfologi
(bentuk dan ukuran dari partikel penyusun objek ), dan
Informasi kristalografi objek.

Pada intrument SEM terintegrasi sebuah detektor


Energy Dispersive X-ray (EDX) yang memungkinkan
dilakukannya mikroanalisis secara kualitatif dan semi
kuantitatif untuk menentukan komposisi unsur-unsur
dari suatu objek material.
Prinsip Kerja
SEM
(Scanning
Electron
Microscopy)
Konduktivitas Listrik
 Konduktivitas listrik σ (S/cm) berhubungan dengan
resistivitas ρ (Ω cm)
σ = 1/ρ
Peningkatan konduktivitas listrik disebabkan oleh
eksitasi dari penambahan pengisian bebas yang
diangkut oleh cahaya energi tinggi pada
semikonduktor dan isolator. Material alami maupun
buatan yang terdapat di alam dapat diklasifisikan
menjadi tiga yaitu konduktor, isolator dan
semikonduktor. Nilai dari konduktivitas listrik ketiga
material tersebut berbeda. Material semikonduktor
mempunyai nilai konduktivitas antara selang dari (10-
8 – 10 3 ) S/cm.
Spektofotometer Ultra Violet-Visible (UV-Vis)
Karakterisasi dengan Spektofotometer Ultra Violet-
Visible (UV-Vis) dilakukan untuk membantu penentuan
sifat optik seperti besarnya energi gap. Spektroskopi
adalah teknik yang digunakan untuk mengeksitasi elektron
valensi dalam atom seperti celah pita (band) dari atom
atau molekul.

Spektrofotometer Ultraviolet-Visible (UV-Vis) digunakan


untuk menentukan lebar celah pita energi dalam
semikonduktor.Lebar celah pita energi semikonduktor
menentukan sejumlah sifat fisis semikonduktor
tersebut.Beberapa besaran yang bergantung pada lebar
celah pita energi adalah mobilitas pembawa muatan dalam
semikonduktor, kerapatan pembawa muatan, spektrum
absorpsi, dan spektrum luminisensi.
Prinsip Kerja UV Vis Spectroscop
Pada bahan semikonduktor, kemampuan dalam
menyerap radiasiatau energi disebut sebagai
absorbansi dimana masing-masing bahan
semikonduktor memilki nilai absorbansi dengan
rentang panjang gelombang yang
berbedabeda.Absorbansi yang diukur instrument
Uv-Vis sesuai dengan hukum Lambert Berr :
𝐴 = 𝜀. 𝑏. 𝐶
Dengan :
A = Absorbansi (unit absorbansi / a.u.)
b = tebal larutan (cm)
𝜀 = Absorpivitas molar (M-1 cm-1 )
C = konsentrasilarutan (M)
1 𝐼
𝛼 = − 𝑙𝑛
𝑏 𝐼𝑜
Dimana :
α = koefisien absorbsi
b = tebal sampel (cm)
I0 = intensitas cahaya yang menuju sampel
(W/m2 )
I = intensitas cahaya yang keluar dari sampel
(W/m2
Penentuan nilai energi gap (celah energi)
semikonduktor dapat dilakukan dengan
membuat ekstrapolasi pada daerah linier dari
grafik hubungan antara (αhυ)2 sebagai absis
(sumbu y)terhadap hυsebagai ordinat (sumbu
x)berdasarkan persamaan :
αhυ = C(hυ – Eg)n/2
dengan :
C = konstanta
n = bilangan yang bergantung sifat transisi
α = koefisien absorbansi
hυ = energi Foton (eV)
Kemudian dalam penentuan nilai energi foton
semikonduktor dihitung berdasarkan
persamaan :

𝐸𝑔 = ℎ𝑐/ λ
h = tetapan Planck (6,63 x 10-34 J.s atau
4.14 ×10–15eV)
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m/s)
λ = panjang gelombang (m)
FTIR(Fourier Transform Infra Red)
FTIR (Fourier Transform Infra Red)merupakanmetode
analisis material dengan menggunakan spektroskopi
sinar infra merah.FTIR ini adalah teknik yang digunakan
untuk mendapatkan spektrum inframerah dari
absorbansi dan transmitansi dari sampel padat, cair
maupun gas.

Karakterisasi dengan menggunakan FTIR bertujuan


untuk mengetahui jenis-jenis vibrasi antar atom. FTIR
juga digunakan untuk menganalisa senyawa organik dan
anorganik serta analisa kualitatif dan analisa kuantitatif
dengan melihat kekuatan absorpsi senyawa pada
panjang gelombang tertentu.
Pengujian FTIR memiliki 3 fungsi, yaitu
(i) untuk mengidentifikasimaterial yang belum
diketahui,
(ii) (ii) untuk menentukan kualitas atau
konsistensisampel, dan
(iii) (iii) untuk menentukan intensitas suatu
komponen dalam sebuahcampuran.

FTIR merupakan pengujian kuantitatif untuk sebuah


sampel.Ukuranpuncak (peak) data FTIR
menggambarkan jumlah atau intensitas senyawa
yangterdapat didalam sampel.FTIR menghasilkan
data berupa grafik intensitas danfrekuensi.Intensitas
menunjukkan tingkatan jumlah senyawa sedangkan
frekuensimenunjukkan jenis senyawa yang terdapat
dalam sebuah sampel.

Anda mungkin juga menyukai