Anda di halaman 1dari 17

WAWASAN KEILMUAN DAN TEKNOLOGI

LINGKUNGAN
“Nanoteknology Dan Manfaatnya”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK : 1


NAMA : NIM :
Irsam Eriansyah C0122315
Ilda Pratiwi C0122147
Gunawan C0122302
Nurtanti C0122309

Musdalia C0122143
Fatma C0122142

PRODI ILMU MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala nikmat dan
kesempatan yang diberikan-Nya, kami dapat berkumpul dan mengerjakan makalah yang
berjudul “Etika dan Tanggungjawab Profesi Hakim” dengan tepat waktu dan sebaik
mungkin.

Makalah ini disusun guna menyelesaikan tugas Wawasan Keilmuan Dan Teknologi
Lingkungan yang akan dikumpulkan dalam waktu dekat ini. Makalah ini juga dikerjakan
untuk memberi pengetahuan kepada pembaca serta pada khususnya untuk memenuhi nilai
tugas dan mendapatkan nilai yang sebaik mungkin seperti yang kami harapkan.

Terima kasih ditujukan kepada dosen Pengampu Mata Kuliah “Wawasan Keilmuan
Dan Teknologi Lingkungan” atas waktu yang diberikan kepada kami untuk menyelesaikan
makalah ini. Terima kasih kepada teman-teman sekelompok yang sudah menyisihkan
waktunya untuk mencari bahan sebanyak mungkin dan bersama-sama mengerjakan makalah
ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun masih merasa banyak
kekurangan yang harus diperbaiki di makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan senang hati
menerima masukan-masukan positif ataupun kritik yang membangun dari para pembaca.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Majene, 12, Novemver 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah singkat nano teknologi


B. Pembagian Nanoteknologi
C. Material Nanoteknologi
D. Pengertian Nanoteknologi
E. Manfaat Nanoteknologi Dalam Berbagai Bidang
F. Manfaat Nanoteknologi Dalam Berbagai Bidang
G. Contoh Penerapan Nanoteknologi

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penggunaan nanoteknologi di dunia industri akan meningkat pesat antara tahun 2010 dan
2020, yang menunjukkan bahwa dunia saat ini sedang menuju revolusi nanoteknologi.
Negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, Kanada dan negara-negara
Eropa, serta beberapa negara Asia seperti Singapura, China dan Korea, secara aktif
mengembangkan cabang teknologi baru yang dikenal dengan nanoteknologi. Negara yang
gagal menguasai nanoteknologi akan semakin tertinggal dengan negara lain dan hanya
akan menjadi tempat untuk memasarkan produk negara penghasil nanoteknologi
(Aloisius, 2017).
Penelitian dan aplikasi di bidang nanoteknologi telah berkembang pesat dalam satu
dekade terakhir. Teknologi terkini telah merambah ke berbagai bidang kehidupan seperti
tekstil, makanan, kosmetik, kesehatan, kemasan makanan, dan berbagai produk konsumen
lainnya. Pesatnya perkembangan nanoteknologi merupakan tantangan sekaligus peluang
bagi suatu negara untuk memasuki pasar dunia atau menjadi target pasar (Ening, 2016).
Ruang lingkup nanoteknologi adalah nanopartikel. Nanopartikel merupakan material
berskala nano dengan ukuran 1-100 nanometer. Partikel nano dapat terjadi secara alami
atau melalui proses sintetik manusia. Tujuan dari sintesis partikel nano adalah untuk
mengubah ukuran partikel kurang dari 100 nm. Dan pada saat bersamaan mengubah sifat
atau fungsinya. Studi tentang nanopartikel menarik karena nanopartikel dapat memiliki
sifat atau fungsi yang berbeda dari bahan serupa yang berukuran besar (Aloisius, 2017).
Sifat-sifat yang berubah pada nanopartikel biasanya terkait dengan beberapa hal, pertama
adalah fenomena kuantum, yang disebabkan oleh terbatasnya ruang elektron dan
pembawa muatan lain pada partikel tersebut. Keadaan ini akan mempengaruhi berbagai
sifat material, seperti warna yang dipancarkan, transparansi, kekuatan mekanik,
konduktivitas listrik dan perubahan magnetisasi. Yang kedua adalah perubahan rasio
jumlah atom yang menempati permukaan terhadap jumlah total atom. Keadaan ini
mempengaruhi titik didih, titik beku dan reaktivitas kimiawi partikel. Dibandingkan
dengan partikel besar yang serupa, perubahan ini merupakan keuntungan dari partikel
nano. Seiring dengan berkurangnya ukuran material, ada dua faktor yang membuat sifat

1
material nano berbeda dengan material berukuran lain, yaitu: peningkatan luas permukaan
dan efek kuantum (Aloisius, 2017).
Nanoteknologi memberikan banyak manfaat untuk berbagai bidang. Dalam makalah ini
akan dibahas pemanfaatan nanoteknologi dengan judul makalah “Nanoteknologi dan
Penerapannya”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah, diantaranya:

1 Bagaimana Sejarah singkat nano teknologi?


2 Bagaimana Pembagian Nanoteknologi?
3 Bagaimana Material Nanoteknologi ?
4 Bagaimana Pengertian Nanoteknologi?
5 Bagaimana Manfaat Nanoteknologi Dalam Berbagai Bidang?
6 Bagaimana Manfaat Nanoteknologi Dalam Berbagai Bidang?
7 Apa Contoh Penerapan Nanoteknologi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah singkat nano teknologi


Ide dan konsep ilmu teknologi pertama kali di perkenalkan oleh Dr. Richard feyman
pada sebuah pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh American physical society di
California institute of technologi pada 29 Desember 1959 dengan judul "there's pienty of
foom at the bottom"
Sedangkan istilah nano teknologi pertama kali diresmikan oleh prof. nario Taniguchi
pada tahun 1974.
Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur
fungsional, maupun piranti alam skala nanometer. Material berukuran nanometer
memiliki sejumlah sifat kimia dan fisika yang lebih unggul dari material berukuran besar
(bulk). Disamping itu material dengan ukuran nanometer memiliki sifat yang kaya karena
menghasilkan sifat yang tidak dimiliki oleh material ukuran besar. Sejumlah sifat tersebut
dapat diubah-ubah dengan melalui pengontrolan ukuran material, pengaturan komposisi
kimiawi, modifikasi permukaan, dan pengontrolan interaksi antar partikel. Material
nanopartikel adalah material-material buatan manusia yang berskala nano yaitu lebih
kecil dari 100 nm, termasuk di dalamnya adalah nanodot atau quantum dot, nanowire dan
carbon nanotube. (Abdullah, 2008).
Penemuan baru dalam bidang ini muncul hampir dalam tiap minggu dan aplikasi-
aplikasi baru mulai tampak dalam berbagai bidang, seperti bidang elektronik
(pengembangan piranti (device) ukuran nanometer), energi (pembuatan sel surya yang
lebih efisien), kimia(pengembangan katalis yang lebih efisien, baterai yang kualitasnya
lebih baik), kedokteran (pengembangan peralatan baru pendeksi sel-sel kanker
berdasarkan pada interaksi antarsel kanker dengan partikel berukuran nanometer),
kesehatan (pengembangan obat-obat dengan ukuran bulir (grain) beberapa nanometer
sehingga dapat melarut dalam cepat dalam tubuh dan bereaksi lebih cepat, serta
pengembangan obat pintar (smart) yang bisa mencari sel-sel tumor dalam tubuh dan
langsung mematikan sel tersebut tanpa mengganggu sel-sel normal), lingkungan
(penggunaan partikel skala nanometer untuk menghancurkan polutan organik di air dan
udara), dan sebagainya.(NanoworldIndonesia, 2013)

3
Perkembangan nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti dari dunia akademik
maupun dari dunia industri. Para peneliti seolah berlomba untuk mewujudkan karya baru
dalam dunia nanoteknologi. Salah satu bidang yang menarik minat banyak peneliti adalah
pengembangan metode sintesis nanopartikel. Nanopartikel dapat terjadi secara alamiah
ataupun melalui proses sintesis oleh manusia. Sintesis nanopartikel bermakna pembuatan
partikel dengan ukuran yang kurang dari 100 nm dan sekaligus mengubah sifat atau
fungsinya. Orang umumnya ingin memahami lebih mendalam mengapa nanopartikel
dapat memiliki sifat atau fungsi yang berbeda dari material sejenis dalam ukuran besar
(bulk). (Abdullah, 2008)
Salah satu material yang dapat disintesa menjadi berukuran nano adalah Cu2O .
Oksida tembaga menjadi perhatian yang besar pada saat sekarang karena mempunyai
banyak aplikasi seperti pada semikonduktor sel surya. Oksida tembaga terdiri dari cupric
oxide (CuO) dan cuprous oxide (Cu2O). Cu2O mempunyai beberapa kelebihan,
diantaranya dapat digunakan sebagai material semikonduktor, tidak beracun, proses
sintesisnya yang relatif lebih mudah, biaya produksi yang murah dan celah pita dapat
digunakan konversi sel surya dengan band gap 2,137 eV. (Awinda dkk, 2011)
Dari sejumlah metode sintesis nanopartikel Cu2O, metode kopresipitasi merupakan
salah satu metode sintesis nanopartikel yang cukup sederhana dan mudah. Metode ini
juga merupakan salah satu “wet met” melibatkan larutan sebagai medianya. Metode
kopresipitasi merupakan proses kimia yang membawa suatu zat terlarut ke bawah
sehingga terbentuk endapan yang dikehendaki. Pada metode kopresipitasi material –
material dasar diendapkan bersama secara stoikiometris dengan reaktan tertentu.
Kopresipitasi merupakan metode yang prosesnya menggunakan suhu yang lebih rendah
dan mudah untuk mengontrol ukuran partikel sehingga waktu yang dibutuhkan relatif
lebih singkat. Beberapa zat yang paling umum digunakan sebagai zat pengendap dalam
kopresipitasi adalah hidroksida, karbonat, sulfat dan oksalat. (Abdullah, 2008). Beberapa
penelitian tentang Cu2O, dimana peneliti sebelumnya membuat Cu2O ditumbuhkan pada
tiga substrat gelas preparat, dengan menggunakan metode CBD (Chemical Bath
Depotion). Berdasarkan hasil karakterisasi menunjukan, nilai absorbansi relatif
mengalami kenaikan yang signifikan dan nilai transmitansi yang mengalami penurunan.
Nilai band gap yang dihasilkan pada ketiga sampel tidak berbeda yaitu sekitar 2,35
eV.(Akhiruddin, 2010) Selanjutnya, Awinda, dkk., (2011) melakukan sintesis lapisan
Cu2O (Cuprous Oxide) di atas substrat ITO (Indium Tin Oxide) menggunakan metode
elektrodeposisi. Kondisi optimum yang diperoleh dalam proses elektrodeposisi adalah
4
dengan besarnya tegangan yang digunakan 4 volt, kuat arus 0,5 mA, waktu6 menit dan
pada suhu 50 0C dengan resistansi listrik lapisan 18,1 Sedangkandengan penambahan
surfaktan SDS (Sodium Dodecyl Sulphat) memiliki resistansi listrik lapisan 14,9 Hasil
lapisan pada kondisi optimum (sampel A) dan dengan penambahan surfaktan SDS
(sampel B) yang diperoleh, dikarakterisasi menggunakan XRD, SEM, dan UV-Vis Hasil
karakteristik XRD menunjukan struktur yang berbeda dari kedua sampel. Sampel A
memiliki rata-rata ukuran partikel 25,7383 nm dan parameter kisinya 4,28465 angstrom.
Hasil karakteristik SEM menunjukan bahwa sampel B memiliki struktur permukaan dan
ukuran kristal yang lebih hasil dari sampel A. Perhitungan celah pita energi diperoleh dari
hasil karakterisasi UV-Vis. Celah pita sampel A diperoleh sebesar 2,178 eV dan pada
sampel B sebesar 2,060 eV.
Dalam penelitian Yakui Bai, dkk., (2012) mensintesis Cu(CH3COOH)2 dan
polivinilpirolidon (PVP) . Analisis SEM , menunjukan keadaan nanopartikel dengan
tanpa surfaktan, nanopartikel diamati dalam bentuk yang tidak teratur. Ketika jumlah
surfaktan ditingkatkan ukuran rata-rata partikel berubah dari 100 nm sampai 500 nm.
Morfologi nanopartikel yang dihasilkan yaitu permukaan halus yang dan merata. Dengan
meningkatnya suhu sintesis, panjang tepi rata-rata nanocube menunjukan puncak pada
suhu 500
. Pada penambahan konsentrasitembaga asetat yang berbeda, ukuran partikel
bervariasi dari 100 nm sampai 1700 nm. Pengaruh zat pereduksi , menunjukan nanocube
dengan ukuran 120 nm dan ketika zat pereduksi ditambahkan menunjukan permukaan
kasar. Morfologi nanopartikel Cu2O sangat sensitif terhadap tingkat pengadukan,
pengaruh variasi pengadukan menunjukan ukuran rata-rata partikel menurun. Analisis
TEM menggunakan HRTEM) pada nanopartikel menunjukan morfologi kubik yang khas
dengan panjang tepi rata 5 nm dan standar deviasi 35 nm. Analisis XRD menunjukan
setiap kristal nanocube Cu2O adalah kristal tunggal . Analisis UVVis menunjukan
penyerapan puncak terletak sekitar 484 nm dan celah pita Cu2O sebesar 2,56 eV.
Dalam penelitian H.Sekhar, dkk., (2012) mensintesis CuSO4.5H2O dengan metode
kopresipitasi. Analisis FTIR menunjukan konsentrasi NaOH yang berbeda pada daerah
tertinggi dengan gugus O-H diserap pada permukaan Cu2O. Analisis Hamburan Raman
(XRF) menunjukan puncak pada fase Cu2O, sedangkan pada puncak merupakan fase
CuO. Analisis EPR menunjukan bahwa serbuk nanopartikel yang disintesis terdiri drai
multiphase seperti CuO dan Cu2O. Analisis UV-Vis menunjukan nilai pita energi yaitu
2,6, 2,3, dan 2,1 eV. Analisis TEM menunjukan tidak adanya jejak unsur lain dari
5
tembaga dan oksigen serta rasio unsur pembentuk nanopartikel Cu2O. Analisis optik
nonlinier menunjukan intensitas SA dan RSA nanopartikel ukuran 532 nm.
Dalam penelitian Chun-Hong Kuo, dkk., (2007) mensintesis CuSO4.5H2O dan
sodium dodesil sulfat (SDS) . Karakterisasi optik menunjukan nanocube yang lebih kecil
100 nm dan menyerap pada ukuran sekitar 490 nm, sementara nanocube lebih besar dari
200 nm menampilkan pita absorpsi pada 515-525 nm.
Hasil pita yang diperoleh dari variasi ukuran nanopartikel Cu2O yaitu antara 2,362,5
eV.Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melanjutkan penelitian mengenai
sintesis nanopartikel Cu2O, dengan memvariasikan konsentrasi pengendap pada proses
sintesis nanopartikel Cu2O tersebut. Dengan demikian judul penelitian ini adalah “
Sintesis dan Karakterisasi Sifat Optik Nanopartikel Cu2O Dengan Metode Kopresipitasi
Berdasarkan Variasi Konsentrasi Pengendap’’.

B. Pembagian Nanoteknologi
1. Sintesis Nanopartikel
Sintesis nanopartikel dapat dilakukan pada fase padat, cair atau gas. Proses
sintesis dapat bersifat fisik atau kimiawi. Proses sintesis fisik tidak melibatkan reaksi
kimia. Yang terjadi adalah pemecahan material besar menjadi material berukuran
nano, atau penggabungan material yang sangat kecil, seperti cluster, menjadi partikel
berukuran nanometer tanpa mengubah sifat material. Proses sintesis kimiawi
melibatkan reaksi kimia dari banyak prekursor untuk menghasilkan bahan berukuran
nanometer yang berbeda. Contohnya adalah pembentukan nanopartikel garam melalui
reaksi asam dan basa yang sesuai. Pada dasarnya ada dua cara untuk mensintesis
nanopartikel. Metode pertama adalah memecah partikel besar menjadi partikel
berukuran nanometer. Pendekatan ini terkadang disebut sebagai pendekatan top-
down. Metode kedua adalah memulai dengan atom atau molekul yang dirakit untuk
membentuk partikel skala nano yang diinginkan. Pendekatan ini disebut bottom-up
(Aloisius, 2017).
Ada banyak teknik yang dapat digunakan untuk mensintesis berbagai jenis
nanomaterial dapat berupa koloid, cluster, serbuk, tabung, batang, kabel, film dll. Ada
beberapa teknik sintesis konvensional yang mengoptimalkan berbagai jenis material
untuk mendapatkan nanomaterial baru dan beberapa nanomaterial baru, Berbagai
teknologi fisik, kimia, biologi dan hibrida dapat digunakan Nanomaterial sintetis
(Sulabha, 2013).
6
2. Zeolit
Zeolit bersifat nanopori.Terdiri dari unit tetrahedral AlO4 dan SiO4 yang
dihubungkan oleh atom oksigen. Menjembatani kation 2-3. Pergantian sebagian Si
dengan Al atau logam lain. Kerangka silikat akan membawa muatan negatif ke
kerangka yaitu diimbangi dengan kation dalam struktur pori 3 . Muatan negatif
kerangka biasanya dikompensasi oleh proton, kation logam (biasanya alkali), dan
alkali tanah) atau NH4 +. Sekitar 40 jenis zeolit alam telah diketahui, dan lebih dari
200 struktur zeolit baru telah disintesis dalam 4-5 kali. Secara umum, dalam hal
ukuran pori, zeolit dapat dibagi menjadi lima kategori: cincin beranggota 8, 10, dan
12 (berdasarkan jumlah kation tetrahedral), sistem berpori ganda dan mesopori
(Nazarudin, 2014).
Zeolit terdiri dari dua unit bangunan: bangunan pertama dan bangunan kedua.
Satuan bangunan utama (PBU) terdiri dari tetrahedral SiO4 atau AlO4 (di pusat
tetrahedron), atom Si atau Al (atom T) yang terikat dengan 4 atom oksigen. Unit
bangunan sekunder (SBU) dapat dibangun untuk menjembatani atom oksigen
gabungan dari dua atom T, yang disebut jembatan oksigen. Konsep SBU
dikembangkan oleh Meier dan Smith (Nazarudin, 2014).

C. Material Nanoteknologi
Nanoteknologi akan senantiasa melibatkan pemahaman dan kontrol materi pada skala
nanometer. Adapun yang disebut skala nano berkaitan dengan dimensi yang berukuran
sekitar 1 dan 100 nanometer. Nanometer adalah satuan panjang yang sangat kecil, yaitu
sepermiliar (10-9) meter. Sehingga kekcilan nanoteknologi seperti sehelai rambut manusia
lebarnya sekitar 80.000 sampai 100.000 nm.
Pada skala nanometer, material mungkin menunjukkan sifat yang tidak biasa. Ketika
kita mengubah ukuran sebuah partikel, itu dapat berubah warna, misalnya. Hal itu karena
dalam arti partikel berskala nanometer, susunan atom memantulkan cahaya secara berbeda.
Nanoteknologi dapat meningkatkan luas permukaan suatu material. Ini memungkinkan
lebih banyak atom untuk berinteraksi dengan bahan lain. Area permukaan yang meningkat
adalah salah satu alasan utama material berskala nanometer dapat menjadi lebih kuat, lebih
tahan lama, dan lebih konduktif daripada material berskala besar.
Nanoteknologi berpotensi untuk meningkatkan efisiensi konsumsi energi potensial,
membantu membersihkan lingkungan, dan memecahkan masalah kesehatan utama.
7
Nanoteknologi dapat meningkatkan produksi manufaktur dengan biaya yang berkurang
secara signifikan. Adapun untuk produk nanoteknologi akan lebih kecil, lebih murah, lebih
ringan namun lebih fungsional dan membutuhkan lebih sedikit energi dan lebih sedikit bahan
mentah untuk diproduksi, klaim pendukung nanoteknologi.

D. Pengertian Nanoteknologi
Nanoteknologi adalah penggunaan materi pada skala atom, molekuler, dan
supramolekuler untuk keperluan industri sehingga hal ini mampu memanipulasi atom dan
molekul secara tepat untuk pembuatan produk skala makro, juga sekarang disebut sebagai
nanoteknologi molekuler.
Pengertian Nanoteknologi Menurut Para Ahli. Adapun definisi nanoteknologi
menurut para ahli, antara lain:
1. Niemeyer (2002), Nanoteknologi adalah sebagai metode yang membuat bahan atau
struktur dengan fitur yang dirancang dalam kisaran ukuran 1 sampai 100nm.
2. Royal Society(1994), Pengertian nanoteknologi adalah sebagai studi tentang
fenomena dan manipulasi material pada skala atom, molekuler dan makromolekul, di
mana sifat-sifatnya berbeda secara signifikan dari skala yang lebih besar.
3. U.S. Environmental Protection Agency (EPA), Arti nanoteknologi adalah sebagai
pembuatan dan penggunaan struktur, perangkat, dan sistem yang memiliki sifat dan
fungsi baru karena ukurannya yang kecil.
4. National Nanotechnology Initiative (NNI), Makna nanoteknologi dapat didefinisikan
sebagai pemahaman dan kontrol materi pada dimensi antara sekitar 1 dan 100
nanometer, di mana fenomena unik memungkinkan penerapan baru. Berdasarkan
definisi ini, menunjukkan bahwa nanoteknologi meliputi sains, teknik, dan teknologi
skala nano. Selain itu, nanoteknologi juga melibatkan pencitraan, pengukuran,
pemodelan, dan manipulasi materi pada skala kecil ini.
E. Manfaat Nanoteknologi
Nanoteknologi adalah bagian dari gelombang inovasi berikutnya dalam sains dan
teknik yang akan mengubah banyak sektor, termasuk kedirgantaraan, energi, teknologi
informasi, kedokteran, pertahanan nasional, dan transportasi.
Nanoteknologi akan memungkinkan pengembangan bahan generasi berikutnya yang
lebih kuat, lebih ringan, dan lebih tahan lama daripada bahan yang digunakan saat ini di
gedung, jembatan, pesawat terbang, mobil, dan aplikasi lainnya.

8
Nanoteknologi juga sangat menjanjikan untuk menciptakan produk untuk dunia yang
lebih hemat energi, seperti sel bahan bakar, baterai, dan panel surya yang lebih efisien.
Nanoteknologi dapat memberikan solusi untuk membersihkan tanah dan air yang
terkontaminasi, dan itu akan memainkan peran penting dalam mengubah pengobatan dan
perawatan kesehatan.

Berikut ini penjelasan singkat terkait beragam manfaat nanoteknologi dalam bernagai
aplikasi, antara lain:

1. Perawatan kesehatan mendekati revolusi berkat nanoteknologi. Alat yang sangat


canggihuntuk mendeteksi dan mengobati kanker, perban yang mencegah infeksi,
teknologi pencitraan medis yang disempurnakan, dan lainnya, semuanya dalam
pengembangan dan dimungkinkan karena nano teknologi.
2. Hampir semua perangkat elektronik yang dibuat dalam dekade terakhir, termasuk
chipkomputer tercanggih saat ini dan perangkat elektronik pribadi, dibuat
menggunakan nanoteknologi.
3. Peralatan olahraga, seperti pemukul baseball, raket tenis, helm sepeda motor dan
bahanplastik lainnya, dapat dibuat lebih ringan, kaku, tahan lama, dan tahan banting
dengan nanoteknologi.
4. Kain yang dirawat dengan nanoteknologi dapat menahan kerutan, noda, dan
pertumbuhanbakteri, membantu pakaian tetap bersih dan tahan lama.
5. Lapisan tipis (Thin films) yang ditemukan pada kacamata, layar komputer, jendela
danpermukaan lainnya menggunakan teknologi nano untuk membantunya menjadi
lebih anti air, antireflektif, tahan terhadap sinar ultraviolet atau inframerah, antifog,
anti gores atau konduktif secara elektrik.
6. Kinerja banyak produk rumah tangga seperti penghilang noda, pembersih antibakteri,
cat,sealant, dan pembersih udara serta filter dapat ditingkatkan dengan nanoteknologi.
7. Nanoteknologi dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih melalui
metodepemurnian air baru dan dengan menghilangkan polutan dari air tanah dan
tanah.
8. Inovasi energi, seperti panel surya yang lebih efisien, turbin angin yang lebih kuat dan
ringan,suku cadang mobil yang lebih ringan, dan peningkatan efisiensi bahan bakar,
didukung oleh teknologi nano.
9. Produk perawatan pribadi, seperti kosmetik dan tabir surya dapat ditingkatkan
dengannanoteknologi.

9
10. Kemasan makanan yang menggunakan nanoteknologi dapat membantu mendeteksi
danmencegah pembusukan atau kontaminasi, membantu makanan tetap segar, lebih
lama.
11. Beberapa produk farmasi telah diformulasi ulang dengan partikel berukuran nano
untukmeningkatkan kinerjanya.

F. Manfaat Nanoteknologi Dalam Berbagai Bidang


1. Bidang kesehatan
Nano teknologi dapat menciptakan "mesin nano" yang dapat disuntikkan kedalam
tubuh untuk memperbaiki jaringan organ yang rusak.
2. Bidang farmasi
Obat-obatan yang di produksi dalam skala nano dapat mempercepat penyerapan
otak dalam tubuh manusia.
3. Bidang transportasi
Meningkatkan keselamatan dalam transportasi
Meningkatkan efisiensi system' dalam transportasi
4. Budang teknologi informasi
Bertambahnya kecepatan komputer dari waktu ke waktu,semakin kecil dan
bertambahnya fungsi telpon genggam.
5. Bidang pertanian
Dengan munculnya nano teknologi di bidang pertanian,akan mampu
meningkatkan produktivitas pertanian,kualitas produk,penerimaan konsumen dan
efisiensi penggunaan sumber daya dan ini akan membantu mengurangi biaya
pertanian, meningkatkan nilai outputnya dan meningkatkan pendapatan pertanian

G. Contoh Penerapan Nanoteknologi


Adapun untuk contoh nanoteknologi dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya yaitu:
1. Tabir surya
Nanopartikel telah ditambahkan ke tabir surya selama bertahun-tahun agar lebih
efektif. Dua jenis partikel nano yang biasanya ditambahkan pada tabir surya yaitu
titanium dioksida dan seng oksida. Partikel-partikel nano tersebut bukan hanya
sangat efektif dalam melindungi kulit dari radiasi sinar UV, tapi juga terasa lebih
ringan di kulit.

10
2. Pakaian
Saat digunakan dalam tekstil, nanopartikel silika dapat membantu membuat kain
yang menolak air dan cairan lainnya. Silika dapat ditambahkan ke kain baik
dengan dimasukkan ke dalam tenunan kain atau disemprotkan ke permukaan kain
untuk membuat lapisan kedap air atau tahan noda. Jadi, jika kita pernah
memperhatikan bagaimana cairan membentuk manik-manik kecil pada pakaian
tahan air, itu berkat nanoteknologi.
3. Furnitur
Nanoteknologi membantu proses dalam membuat furnitur tidak mudah terbakar,
hal ini dilakukan dengan melapisi busa yang digunakan dalam furnitur berlapis
kain nano karbon, produsen dapat mengurangi sifat mudah terbakar hingga 35
persen.
4. Perekat
Nanoteknologi juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan perekat.
Menariknya, sebagian besar lem kehilangan sifat lengketnya pada suhu tinggi,
tetapi “lem nano” yang kuat tidak hanya tahan suhu tinggi – lem menjadi lebih
kuat saat suhu di sekitarnya meningkat.
5. Pelapis untuk pengecatan mobil
Kita semua tahu kotoran burung dapat merusak cat mobil. Untuk mengatasi hal
ini, sebuah perusahaan bernama Nanorepel telah memproduksi nanocoating
berperforma tinggi yang dapat digunakan untuk melindungi cat mobil dari kotoran
burung. Perusahaan tersebut juga membuat pelapis untuk melindungi jok mobil
dari noda.

6. Bola tenis
Nanoteknologi kerapkali diaplikasikan dalam dunia olahraga. Dalam hal ini
misalnya pada pembuatan bola tenis. Dimana nanoteknologi membantu bola tenis
mempertahankan pantulannya lebih lama, dan membuat raket tenis lebih kuat.
7. Komputer
Tanpa nanoteknologi, kita tidak akan mempunyai bermacam-macam barang
elektronik yang penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Misalnya, Intel sudah
tidak diragukan lagi merupakan pemimpin dalam prosesor komputer kecil (tiny
computer processors), dan generasi terbaru dari teknologi prosesor Core Intel
ialah chip 10 nanometer.
11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur
fungsional, maupun piranti alam skala nanometer. Material berukuran nanometer memiliki
sejumlah sifat kimia dan fisika yang lebih unggul dari material berukuran besar (bulk).
Disamping itu material dengan ukuran nanometer memiliki sifat yang kaya karena
menghasilkan sifat yang tidak dimiliki oleh material ukuran besar.
Sintesis nanopartikel dapat dilakukan pada fase padat, cair atau gas. Proses sintesis dapat
bersifat fisik atau kimiawi. Proses sintesis fisik tidak melibatkan reaksi kimia. Yang terjadi
adalah pemecahan material besar menjadi material berukuran nano, atau penggabungan
material yang sangat kecil, seperti cluster, menjadi partikel berukuran nanometer tanpa
mengubah sifat material.
Zeolit bersifat nanopori.Terdiri dari unit tetrahedral AlO4 dan SiO4 yang dihubungkan
oleh atom oksigen. Menjembatani kation 2-3. Pergantian sebagian Si dengan Al atau logam
lain. Kerangka silikat akan membawa muatan negatif ke kerangka yaitu diimbangi dengan
kation dalam struktur pori
Nanoteknologi adalah bagian dari gelombang inovasi berikutnya dalam sains dan teknik
yang akan mengubah banyak sektor, termasuk kedirgantaraan, energi, teknologi informasi,
kedokteran, pertahanan nasional, dan transportasi.
Nanoteknologi akan memungkinkan pengembangan bahan generasi berikutnya yang
lebih kuat, lebih ringan, dan lebih tahan lama daripada bahan yang digunakan saat ini di
gedung, jembatan, pesawat terbang, mobil, dan aplikasi lainnya.
Nanoteknologi juga sangat menjanjikan untuk menciptakan produk untuk dunia yang
lebih hemat energi, seperti sel bahan bakar, baterai, dan panel surya yang lebih efisien.
Nanoteknologi dapat memberikan solusi untuk membersihkan tanah dan air yang
terkontaminasi, dan itu akan memainkan peran penting dalam mengubah pengobatan dan
perawatan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

12
Alfernando, O., Sarip, R., Anggraini, T., dan Nazarudin. 2019. Catalytic Cracking of Methyl
Ester from Used Cooking Oil with Ni-Ion-Exchanged ZSM-5 Catalyst. Makara Journal
of Science. 23(4) :

169-171.

Ariningsih, E. 2017. Prospek Penerapan Teknologi Nano Dalam Pertanian Dan Pengolahan
Pangan Di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi. 34(1) : 2.

Arita, S., Nazarudin., Rahmiyati, L., Komariah, L., dan Alfernando, O. 2019. Pyrolysis of
Empty Fruit Bunches to Bio-Oil Using Combination of ZSM-5 and Spent FCC Catalysts.
Proceedings of the 5th International Symposium on Current Progress in Mathematics and
Sciences. 1-3.

Arita, S., Nazarudin., Rosmawati, R., Komariah, L., and Alfernando, O. 2020. The Effect of
Combined

H-USY and ZSM-5 Catalyst in Catalytic Cracking of Waste Cooking Oil to Produce Biofuel.

Proceedings of the 5th International Symposium on Current Progress in Mathematics and


Sciences (ISCPMS2019).
Bakar, A., Ulyarti., Sugiarti, I., dan Nazarudin. 2014. Pengaruh Penambahan Logam Alkali (
K, Li, Na) Dalam Katalis Cr-Arang Terhadap Konversi Perengkahan Katalitik Crude Palm
Oil (CPO) Menjadi Bensin. Semirata : Universitas Jambi.

Blay. 2016. Zeolites and MOFs: What They Are And Their Use In Sensing Applications.
Universitat de
València.

Ergun, S. 1968. Structure of Carbon. Carbon. 4 : 142.

Harso, A. 2017. Nanopartikel dan Dampaknya Bagi Kesehatan Manusia. Jurnal Ilmiah
Dinamika Sains.

20-22.

Lourdes. 2016. Comparative Study of MOFs and Zeolites For CO2 Capture and Separation
at Process

Conditions. Society of Petroleum Engineers

Nazarudin. Konversi Crude Palm Oil (CPO) Menjadi Biofuel Dengan Perengkahan Katalitik
Menggunakan Katalis Cr-Zeolit Alam. Universitas Jambi.

Nazarudin. 2014. Introduction To Zeolites And Aluminophosphates. Universitas Jambi.

Nazarudin., Muis, L., Trisunaryanti, W., dan Triyono. Aktivasi, Karakterisasi Arang Dari
Ketel Uap PTPN VI Sungai Bahar Jambi Dan Uji Aktiviatasnya Pada Perengkahan Cpo
Menjadi Bensin. Universitas Jambi.

13
Nazarudin., Setiaji, B., dan Trisunaryanti, W. Komparasi Response Perengkahan Katalitik
Antara Penggunaan Katalis Ni-Zeolit Alam Dengan Cr-Zeolit Alam Pada Konversi Vacum
Gas Oil (VGO) Menjadi Gas. Universitas Jambi.
Nazarudin., Ulyarti., Alfernando, O., dan Fitri, S. 2019. Used cooking oil catalytic cracking
using Cr charcoal ionexchanged catalyst. Journal of Physics: Conference Series. 1
Pari, G. 2016. Potensi Struktur Nano Karbon Dari Bahan Lignoselulosa Kayu Jati Dan Bambu.
Jurnal Hasil Pertanian. 34(4) : 310.

Sulabha, K. 2013. Nanotechnology: Principles and Practices. India : Springer.

14

Anda mungkin juga menyukai