Anda di halaman 1dari 2

cerita rakyat tentang asal mula nama kalisusu yang ada di

Bungku
3 November 2010 pukul 13:11
nama : Roslinda P
No. STB : D 101 09 029

Ceritanya tentang awal mula lahirnya nama kulisusu,, awalnya setelah Wa Kaa Kaa
ditinggalkan saudaranya misannya yang bernama Muhammad Ali Idrus menuju Negeri
Munajat atau Muna, Wa Kaa Kaa dinobatkan menjadi Raja Buton Pertama.

Seperti yang telah diriwayatkan dalam sejarah Budaya Buton, tidak berapa lama setelah
Muhammad Ali Idrus tiba di negeri Munajat kawin dengan Wa Birah, putri Sangia Pure
Pure. Dari perkawinannya dikaruniai seorang putri yang diberi nama Wa Nambo Yi Tonto
atau Wa Sala Bose. Kemudian Muhammad Ali Idrus digelar Maligana yang sekarang
diabadikan menjadi nama sebuah desa di negeri Munajat atau Muna yakni Desa Maligana.
Menurut ceritanya, Di negeri Munajat, Muhammad Ali Idrus mendirikan sebuah pondok di
pinggir pantai yang sebagian tiangnya berada di dalam laut. Namun tanpa sepengetahuannya
dibelakang rumahnya ada sebuah kerang laut Raksasa (dalam bahasa Buton disebut Kamatuu
Susu). Kerang raksasa tersebut setiap saat menyemprotkan air ke dalam pondok Muhammad
Ali Idrus sehingga pondoknya tidak nyaman ketika sedang tidur atau beristirahat.
Akibat semprotan kerang laut Raksasa tersebut pondok Muhammad Ali Idrus selalu basah,
maka Muhammad Ali Idrus meminta bantuan kepada sekelompok manusia untuk mencungkil
kerang laut raksasa tersebut namun tidak berhasil.
Karena tetap gagal, maka Muhammad Ali Idrus mengadakan sayembara yang isinya barang
siapa dapat mencungkil kerang laut raksasa yang berada di belakang rumahnya maka akan
dinikahkan dengan putrinya Wa Nambo Yi Tonto atau Wa Sala Bose.
Sayembara tersebut terdengar juga oleh seorang laki laki yang bernama Nggori-Nggori dari
Bungku Sulawesi Tengah. Nggori Nggori memiliki penyakit kulit (dalam bahasa Buton
disebut Kuli Dambi) dan ingin mengikuti sayembara. Namun bagi Muhammad Ali Idrus
bagaimanapun kondisi orang yang memenangkan sayembara tersebut akan tetap dikawinkan
dengan putrinya.
Setelah mendapat persetujuan dari Muhammad Ali Idrus atau Maligana, maka Nggori
Nggori membawa tombak sebagai alat untuk mencungkil kerang laut raksasa atau Kamatuu
Susu.

Dengan tekad yang kuat dan karena kesaktian yang dimilikinya, Nggori Nggori mampu
mencungkil kerang tersebut hingga melayang terbagi dua. Kulit yang sebelah jatuh di
Sulawesi Tengah (daerah Bungku) yang saat itu masih wilayah kerajaan ternate dan kulit
sebelahnya jatuh di Pulau Ereke yang saat itu masih wilayah Buton. Sampai sekarang Kulit
Kerang itu masih ada dan diabadikan menjadi nama sebuah Ibu Kota wilayah Kecamatan
Kulisusu, sekarang wilayah ini sedang diperjuangkan oleh para pewarisnya untuk menjadi ibu
kota Kabupaten Buton Utara.

Anda mungkin juga menyukai