Anda di halaman 1dari 12

SINTESIS NANOKATALIS ZnO-H2O2 DENGAN METODE KOPRESIPITASI UNTUK

PROSES FOTOKATALISIS LIMBAH INDUSTRI KERTAS

Nanoteknologi

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mini Project Nanoteknologi

Oleh

Januar Fitriana / 4311418009

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nanoteknologi adalah suatu teknologi atau kontrol material pada skala nano
dalam dimensi antara 1 sampai 100 nanometer. Kecilnya ukuran partikel tersebut
dimanfaatkan untuk menciptakan terobosan baru yang nantinya akan menghasilkan suatu
material dengan sifat dan fungsi baru. Dalam dekade terakhir, penelitian mengenai teknologi
nano semakin berkembang pesat. Teknologi nano sudah diaplikasikan ke berbagai sektor
kehidupan seperti pangan, kertas, tekstil, kosmetik, kesehatan, dan sebagainya. Adanya
perkembangan sektor industri kecil hingga besar yang semakin pesat, menjadikan Indonesia
merupakan salah satu Negara yang perekonomiannya tergolong maju. Tetapi dengan
berkembang pesatnya sektor industri di Indonesia, permasalahan utama yang pasti muncul
yaitu tercemarnya lingkungan yang diakibatkan oleh limbah industri tersebut. Dimana limbah
industri ini dapat berbentuk cair, padat maupun gas. Limbah cair dapat berupa senyawa
anorganik misalnya logam Fe, Cu, Cd, Pt, dan sebagainya yang berasal dari industri cat
maupun perminyakan. Sedangkan limbah cair berupa senyawa organik seperti fenol
merupakan racun organik pada suatu perairan dan tergolong limbah yang dapat
mengakibatkan penurunan kualitas air dan lingkungan. Menurut Poedji (2015), konsentrasi
fenol serendahnya 0,1 mg.L-1 dapat mengekibatkan efek yang tidak diinginkan dan merusak
ekosistem sungai. Beberapa industri yang menghasilkan limbah mengandung fenol antara
lain minyak bumi, bensin, kertas dan pulp, batu bara, petrokimia textile dan plastik (Rocha,
2007).

Permasalahan limbah akan menjadi serius jika tidak segera ditanggulangi. Dalam
pengolahan air limbah cair industri kertas biasanya menggunakan proses ozonasi, dan
teknologi membran setelah proses secondary treatment, tetapi teknik ini membutuhkan biaya
operasional yang mahal. Sehingga diperlukan adanya studi mengenai teknik pengolahan yang
sesuai untuk diterapkan dalam mengolah limbah cair industri kertas (Pokhrel &
Viraraghavan, 2004). Salah satu limbah organik berbahaya yang dihasilkan pabrik kertas
yaitu fenol. Penggunaan fenol dan turunanya dalam industri dapat mengakibatkan
tercemarnya lingkungan oleh senyawa beracun dan memberi ancaman terhadap lingkungan
(Nursaadah et al, 2000). Senyawa fenol dapat mengalami degradasi oleh cahaya matahari,
namun karena intensitas cahaya matahari untuk sampai ke permukaan bumi sangat lambat
maka konsentrasi fenol akan melebihi batas ambang. Proses tersebut dapat diatasi dengan
adanya oksida logam seperti TiO2, ZnO, Fe2O3 dan sebagainya sebagai katalisator
mempercepat penurunan konsentrasi fenol.

Proses pengolahan limbah yang banyak diterapkan yaitu adsorpsi. Akan tetapi
proses adsorpsi tidak dapat mendegradasi polutan menjadi senyawa yang tidak berbahaya,
melainkan hanya memindahkan limbah dari cairan kepermukaan adsorben, sehingga
adsorben perlu untuk didegradasi pada saat sudah jenuh dengan senyawa organik (Selamet
dan M. Ibadurrohman, 2009). Salah satu alternative yang banyak digunakan untuk
mendegradasi limbah industri yaitu proses fotokatalitik (Bideau, et al, 1995). Proses
fotokatalitik memiliki beberapa keunggulan salah satunya yaitu pemakaian bahan kimia lebih
hemat dan mampu mendegradasi polutan organik menjadi senyawa yang tidak berbahaya.
Namun, untuk memungkinkan proses fotokatalitik pada mekanisme dasarnya terbentuk
electron-hole pada permukaan katalis semikonduktor ketika diinduksi oleh energi foton
tertentu.

Terkait dengan masalah-masalah diatas, salah satu alternative yang dapat


diterapkan untuk pengolahan limbah organik pabrik kertas yaitu dengan memanfaatkan
proses fotokatalitik pada partikel nano semikonduktor. Proses adsorbsi dan fotokatalitik
merupakan kombinasi yang terbukti mampu mendegradasi senyawa organik (Liu Jian, 2006).
Menurut Kachina (2008) senyawa organik komponen tunggal maupun campuran yang
banyak dihasilkan oleh sektor industri kertas seperti fenol/metil orange, aseton, toluen,
formamide, berbagai alkohol alifatik dan berbagai Volatile Organic Compound (VOC) serta
campuran BTEX dan NO. Dalam hal ini, partikel nano semikonduktor yang digunakan yaitu
ZnO. Hal tersebut dikarenakan semikonduktor ZnO sangat mudah menghasilkan electron-
hole pada pita konduksi yang kemudian didekomposisi polutan organik dalam air menjadi
gas yang tidak beracun (Muhammad Arief, 2011). Agar memaksimalkan terbentuknya
electron-hole untuk proses degradasi, maka dalam penelitian ini dengan menambahkan H2O2
yang merupakan salah satu metode Advanced oxidation processes (AOPs) yang
menggabungkan kombinasi beberapa proses misalnya ozon, hidrogen peroksida, adsorbs,
sinar ultraviolet, titanium oksida, fotokatalitik, sonolisis, berkas elektron, pelepasan listrik
(plasma) dan beberapa proses lain yang menghasilkan radikal hidroksil. Penambahan H2O2
dipercaya dapat mempercepat proses degradasi, dimana dengan penambahan H2O2 berlebih
dapat bertindak sebagai pengurai OH• sehingga penambahan yang tepat akan optimal dalam
mempercepat proses degradasi (Safni, dkk, 2009). Menurut Vijai (2019), bahan nano ZnO
sangat aktif secara fotokatalitik. Menurut Kolekar (2011), ZnO merupakan nanomaterial
semikonduktor karena sifat fisik-kimianya yang digunakan dalam berbagai aplikasi salah
satunya sebagai katalis.

Material oksida sebagai aktivitas fotokatalitik sebagai metode untuk pengolahan


limbah memang penting dilakukan menggunakan metode yang mudah dan biaya yang murah.
Penelitian sebelumnya telah dilakukan mengenai material oksida TiO2 untuk mengolah
limbah dan menguraikan senyawa organik seperti fenol. Hasil uji katalis TiO2 Degusa (P25)
dan CdS-TiO2 mampu untuk menurunkan konsentrasi limbah logam beras Cr(VI) dan fenol
dengan bertambahnya waktu reaksi. Menurut Janurzi (2001), radiasi UV dengan energi
cahaya lebih rendah dari bada band gap katalis TiO2 akan menghasilkan gaya redoks yang
mampu mempromosikan berbagai reaksi kimia untuk mendegradasi zat organik. Namun,
penggunaan semikonduktor TiO2 dalam proses ini memiliki biaya yang tidak murah. Oleh
karena itu dalam penelitian menggunakan ZnO-H2O2 sebagai nanokatalis. Selain itu ZnO
dipercaya lebih efektif dibandingkan TiO2, terutama dalam produksi radikal bebas yang dapat
mentransformasikan senyawa polutan. ZnO merupakan nanomaterial semikonduktor yang
memiliki celah pita lebar (3,37 eV), energi ikat eksiton besar (60 meV), tipe-n konduktivitas,
melimpah di alam (Geethan, et al, 2016). Bahkan ZnO lebih ramah lingkungan dibandingkan
TiO2 sehingga ZnO dapat digunakan sebagai katalis sumber H2O2 dalam fotokatalitik
senyawa polutan.

Sintesis nanomaterial ZnO dilakukan menggunakan metode kopresipitasi.


Dibandingkan dengan metode lain, metode kopresipitasi merupakan proses sederhana
yang dapat menghasilkan partikel berukuran sangat kecil (Pintor, 2014). Selain itu
dengan metode tersebut nanopartikel yang dihasilkan bersifat polidispersif dengan
morfologi berbentuk bulat (Permana, 2017). Proses karakterisasi nanomaterial ZnO
dengan menggunakan XRD yang selanjutnya dilakukan pengujian nanokatalis ZnO-H2O2
dengan mendegradasi methyl orange untuk mengetahui penurunan konsentrasi fenol yang
terkandung dalam limbah. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh nanokatalis ZnO-H2O2 terhadap optimalisasi degradasi methyl orange pada
proses fotokatalitik limbah organik (fenol).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini secara garis besar terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi larutan prekusor, temperature, dan pH dalam
mensintesis nanomaterial ZnO ?
2. Bagaimana efektivitas nanokatalis ZnO-H2O2 30% untuk optimalisasi proses degradasi
methyl orange terhadap limbah organic (fenol) industri kertas?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari dan memahami proses sintesis nanomaterial ZnO melalui proses
kopresipitasi dengan variasi konsentrasi larutan prekusor, temperature, dan pH dalam
mensintesis serbuk nanomaterial ZnO.
2. Mengetauhi dan memahami efektivitas nanokatalis ZnO dengan menambahkan H2O2
30% untuk optimalisasi proses degradasi methyl orange limbah organik pada industri
melalui proses katalitik terhadap penurunan konsentrasi fenol industri kertas.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang pentingnya pengolahan limbah bagi
peneliti dan pembaca pada umumnya.
2. Memberikan masukan kepada pengusaha industry kertas maupun industry penghasil
limbah organik dalam menangani dan melakukan pengolahan limbah sebelum dibuang ke
tempat pembuangan limbah.
3. Bagi tenaga pengajar dapat menjadikan penelitian ini sebagai materi pembelajaran
pencemaran lingkungan.
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Dalam penelitian ini, alat yang digunakan unruk proses sintesis nanopartikel ZnO yaitu
neraca digital, gelas beker, spatula, krusibel, magnetic stirrer, kertas pH universal, kertas
saring whattman 42, aluminium foil, furnace tipe RHF 1400. Sedangkan alat untuk
karakterisasi adalah X-Ray Diffractometer (XRD) serta pengujian kinerja katalis nanopartikel
ZnO menggunakan UV-Vis.
3.1.2 Bahan
Dalam penelitian ini, alat yang diperlukan yaitu Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain serbuk Zinc Acetat Dehydrat [Zn(CH3COO)2.2H2O], larutan HCl,
larutan NH4OH dan H2O2 30%.
3.2 Variabel Penelitian
Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Dimana
variable bebas merupakan variable yang mempunyai pengaruh besar terhadap variable
terikat. Sedangkan variable terikat merupakan variable yang dipengaruhi oleh variable bebas.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Variabel terikat atau kontrol dalam penelitian ini adalah degradasi methylene orange
terhadap limbah organik fenol oleh nanomaterial ZnO.
b. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi larutan prekusor, temperature, pH
dalam sintesis nanomaterial ZnO dan campuran komposisi H2O2 terhadap nanokatalis
ZnO.
3.3 Prosedur Penelitian
Secara umum, penelitian ini akan dilakukan 3 tahap yaitu sintesis nanopartikel ZnO,
karakterisasi nanopartikel ZnO, dan uji efektivitas katalis ZnO terhadap proses fotokatalitik.
3.3.1 Sintesis nanopartikel ZnO
Dalam sintesis nanopartikel ZnO menggunakan metode kopresipitasi. Dimana
metode kopresipitasi merupakan salah satu metode sintesis yang mudah dan sederhana
dalam skala laboratorium. Proses metode kopresipitasi menggunakan suhu rendah dan
mudah untuk mengontrol ukuran partikel sehingga waktu yang dibutuhkan relatif lebih
singkat. Zat pengendap dalam kopresipitasi yang sering digunakan adalah hidroksida,
karbonat, sulfat dan oksalat. (Abdullah, 2008).
Tahap pertama yaitu tahap pelarutan, dimana pelarutan serbuk Zinc Acetat
Dehydrat [Zn(CH3COO)2.2H2O] dilakukan dengan menambahkan larutan HCl 37% yang
sebelumnya telah diencerkan menjadi larutan HCl 0,5 M. setelah pelarutan, dilakukan
pengadukan dengan menggunakan magnetic stirrer dan ditambahkan larutan NH4OH 0.5
M sedikit demi sedikit sehingga larutan bercampur. Setelah itu larutan precursor diuji Ph-
nya dengan menggunakan indicator universal. setelah itu dilakukan titrasi dengan larutan
NH4OH pekat sampai tercapai pH larutan precursor yang diinginkan. Pada penelitian ini,
variasi pH precursor yang digunakan yaitu 8,9, dan 10.
Setelah larutan precursor berada pada Ph 8, 9, dan 10 maka dilakukan pengadukan
menggunakan hot plate dengan variasi temperature yang digunakan yaitu 70, 80, 90 dan
95°C. kemudian setelah homogen dilakukan pengadukan kembali dengan menggunakan
magnetic bar dengan variasi waktu 6 jam, 9 jam, 12 dan 15 jam. Tahap selanjutnya yaitu
dilakukan penyaringan endapan yang terbentuk untuk selanjutnya dicuci menggunakan
aquadest. Tahap terakhir dalam sintesis nanomaterial ZnO yaitu tahap pengeringan.
Tahap pengeringan dilakukan didalam oven dengan suhu 100°C selama 1 jam.

3.3.2 Karakterisasi nanomaterial ZnO

Karakterisasi adalah suatu pemeriksaan untuk mengetahui tingkat kristalinitas dan


serapan sinar ultraviolet oleh suatu material padatan yang telah disintesis. Dalam penelitian
ini, karakterisasi nanomaterial ZnO menggunakan metode X-Ray Diffraction (XRD) dan
Scanning Electron Microscopy (SEM). X-Ray Diffraction (XRD) adalah salah satu metode
karakterisasi material paling sering digunakan. Teknik ini digunakan untuk
mengidentifikasi fasa kristal dalam material dengan menentukan parameter struktur kisi
dan ukuran partikel dari nanocrystals. XRD berguna untuk mempelajari struktur kristal,
komposisi kimia dan sifat fisik bahan nano (Sharma Et al., 2012).
Informasi morfologi dan bentuk kristal dapat diperoleh dengan hasil karakterisasi
XRD. Karakterisasi menunjukkan pola difragtogram yang dapat digunakan untuk
menentukan ukuran kristal menggunakan rumus (crystallite size). Persamaan Schiller:

D= (Hari, dkk, 2017)


dimana D merupakan ukuran Kristal, K merupakan nilai konstanta bentuk partikel (0,9), λ
merupakan panjang gelombang radiasi sinar-x, adalah lebar penuh garis difraksi saat
intensitas setengah maksimum, dan adalah sudut Bragg.

3.3.3 Uji kinerja nanomaterial ZnO

Pengujian kinerja nanopartikel ZnO sebagai katalis bertujuan untuk mengetahui


aktivitas fotokatalitik dengan cara menguji kinerja katalis pada penyisihan zat warna
methyl orange. Methyl orange dipilih dalam penelitian ini karena merupakan zat warna
azo yang umumnya digunakan dalam banyak industry kertas maupun tekstil.
1. Pembuatan larutan methyl orange
a) Membuat larutan induk methyl orange 1000 ppm sebanyak 250 ml
- Menimbang 1 gram methyl orange dan dimasukkan ke dalam labu ukur 250
ml
- Methyl orange dilarutkan dengan aquadest 250 ml
- Larutan methyl orange 1000 ppm siap digunakan
b) Membuat larutan standar methyl orange 100 ppm sebanyak 250 ml
M1 x V 1 = M2 x V2
V1 =

V1 =

V1 = 25 ml
- Mengambil 25 larutan methyl orange dari larutan induk methyl orange
- Methyl orange dilarutkan dengan aquadest sampai 250 ml
- Methyl orange 100 ppm siap digunakan
c) Membuat larutan standar methyl orange 5 ppm sebanyak 250 ml
M1 x V1 = M2 x V2
V1 =

V1 =

V1 = 12,5 ml
- Mengambil 12,5 larutan methyl orange dari larutan induk methyl orange
- Methyl orange dilarutkan dengan aquadest sampai 250 ml
- Methyl orange 5 ppm siap digunakan
3.3.4 Proses degradasi zat warna methyl orange

Larutan methyl orange 5 Proses katalitik atau


ppm ditambahkan serbuk penyisihan zat warna
0,2 gram katalis ZnO methyl orange

Sampel methyl orange diambil


sebanyak 10 ml tanpa
penambahan 3 ml H2O2 30%
setiap variasi waktu yang
ditentukan yaitu (15, 30, 45
Analisis produk menit.
degradasi methyl
orange dengan UV-Vis
Sampel methyl orange diambil
sebanyak 10 ml dengan
penambahan 3 ml H2O2 30%
setiap variasi waktu yang
ditentukan yaitu (15, 30, 45
menit.

3.3.5 Analisis sample dengan UV-Vis

Dalam analisis sampel dengan UV-Vis, yang pertama dilakukan yaitu


dilakukan kalibrasi spektofotometer panjang gelombang serapan atom methyl
orange. Dimana panjang gelombang yang digunakan yaitu berkisar 400-700 nm.
Dalam proses kalibrasi, konsentrasi methyl orange yang digunakan yaitu 1; 2; 3; 4;
5; 6; 11; 12; 13; 14; 15 ppm yang dibuat dari pengenceran larutan standar methyl
orange 200 ppm. larutan tersebut kemudian dimasukkan kedalam spektrofotometer
untuk mengetahui panjang gelombangnya.

Sampel methylene orange sebelum maupun sesudah melalui proses


fotokatalitik dianalisis menggunakan UV-Vis kemudian dapat diambil data
absorbansi sampel untuk kemudian dikonversi menjadi data konsentrasi methyl
orange yang sebelumnya telah dibuat kurva kalibrasi. Kemudian data-data yang
diperoleh dimasukkan ke dalam kurva kalibrasi tersebut sehingga didapatkan
konsentrasi masing masing sampel.
Daftar Pustaka

Abdullah, M., Virgus, Y., Nirmin, Khairur Rijal, 2008. ‘Review Sintesis Nanomaterial’. J
Nanosains dan Nanoteknologi, Vol. 1 No. 2 Hal : 1–25.

Arief M., 2011, ‘Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel Seng Oksida (ZnO) dengan Metode
Proses Pengendapan Kimia Basah dan Hidrotermal untuk Aplikasi Fotokatalitik’,
Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok.

M. Bideau, B. Claudel, C. Dubien, et al, 1995, ‘ On the Immobilization of Titanium Dioxide in


Photocatalytic Oxidation Spent Water’, J. Photochem, Photobiol A Chemistry, 91:137-
144.

Geethan, Devi, and Sakthi Velu, A., ‘Synthesis, Structural and Optical Properties of Pure ZnO
and Co Doped ZnO Nanoparticles Prepared by the co-precipitation Method’, Journal
Theory Application Physics 10:233-240.

Gunlazuardi, Jarnuzi, 2001, ‘Preparasi Lapisan Tipis TiO2 sebagai Fotokatalis : Keterkaitan
antara Ketebalan dan Aktivitas Fotokatalis’, Jurnal Penelitian Universitas Indonesia,
Vol. 5 No. 2 Hal : 81-91.

Hua, Liu Jian, Yang Ring and Li songmei, 2006,’ Preparation and Application of Efficient TiO2 /
ACFs Photocatalyst’, Journal of Environmental Sciences, Vol. 18 No. 5 page 979-982.

Kachina, Anna, 2008, ‘Gas-Phase Photocatalytic Oxidation Of Volatile Organic Compounds’,


Thesis, Lappeenranta University of Technology, Findland.

Kolekar, T.V., H.M. Yadaw, S.S. Bandgar, and P.Y. Deshmukh, 2011, ‘Synthesis By Sol-Gel
Method And Characterization Of Zno Nanoparticles’, Indian Streams Research
Journal, Vol. 1, Issue. 1.

Loekitowati Harini, Poedji, et al, 2015, ‘Adsorption Of Phenol Pollutants From Aqueous
Solution Using Ca-Bentonite/Chitosan Composite’, Journal Human Environment, Vol.
22 No. 2 page : 233-239.

Nursaadah, Santosa D. A, Suhartono T. M, 2000, ‘Karakterisasi Bakteri Pendegradasi Fenol Asal


Danau Buntal Kalimantan Tengah’ Jurnal ilmutanah dan lingkungan, Vol. 3 No. 2 Hal
: 24-31.
Permana, B., Saragif, T., Safriadi dan Rahayu, 2017, ‘Sintesis Nanopartikel Magnetik Dengan
Metode Kopresipitasi’, Jurnal Material dan Energi Indonesia, Vol. 07 No. 02 Hal : 17-
20.

Pokhrel, D & Viraraghavan, T, 2004, ‘Treatment of pulp and paper mill wastewater – a review’.
Sci. Tot. Env., Vol. 333 page : 37-58.

Rocha, L.L., De Aguiar, et al, 2007, ‘Isolation and Characterization of Phenol Degrading Yeasts
from An Oil Refinery Wastewater in Brazil’, Journal Mycopathologia, Vol. 4 No. 164,
page : 183-188.

Safni, H. Nismar, H. Suyani, 2008, ‘Degradasi Senyawa Triadimefon Dalam Pestisida Bayleton
250 EC Secara Fotolisis dengan Penambahan TiO2-anatase’, J. Dampak, Vol. 5 No. 2
Hal : 6-10.

Sanjaya, Hari, Pinta R., Sherly Kusuma W. N., 2017, ‘Degradasi Methylene Blue Menggunakan
Katalis Zno-Peg Dengan Metode Fotosonolisis’, Jurnal Eksakta, Vol. 18 No. 2,
Oktober 2017.

Selamet dan M. Ibadurrohman, 2009, ‘Purifikasi Udara dari Polutan Asap Rokok Menggunakan
Kombinasi Proses Adsorbsi Fotokatalis dengan Nano Komposit TiO2 Karbon Aktif’,
Jurnal Riset Industri, Volume. 3 No. 1, April 2009.

Sharma, D.P. Bisen, Shukia and B.G. Sharma, 2012, ‘X-Ray Diffraction : A Powerful Method of
Characterizing Nanomaterials’, Recent Research in Science and Technology, Vol. 4
No.8 page : 77-79.

Simamora, Pintor dan Sinta M. S., 2004, ‘Preparasi Dan Karakterisasi Sifat Optik Nanopartikel
Cu2o Dengan Metode Kopresipitasi’, Jurnal Einstein, Vol. 2, No. 1.

Vijai Anand, K., Aravind Kumar, J., Keerthana, et,al., 2019, ‘Photocatalytic Degradation of
Rhodamine B Dye Using Biogenic Hybrid ZnO‐MgO Nanocomposites under Visible
Light’, ChemistrySelect Europe Journal, Vol. 4 No. 17, pp 5178–5184.

Anda mungkin juga menyukai