Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL TUGAS AKHIR

HYDROGEN FOR FUEL GENERATOR


(Pengaruh Elektrolit Natrium Hidroksida Terhadap Produksi Gas Hidrogen)

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan S1 (Terapan)


pada Jurusan Teknik Kimia Program Studi Teknik Energi
Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

OLEH :
OKTA RANDA
0613 4041 1674

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2016

1. JUDUL
HYDROGEN FOR FUEL GENERATOR
2. PENDAHULUAN
Seiring

dengan

bertambahnya

penduduk

dan

meningkatnya

laju

industrialisasi, pemakaian sumber energi primer seperti minyak dan gas bumi
semakin meningkat, sementara cadangan minyak dan gas bumi terbatas. Data
yang diperoleh dari Ditjen migas, produksi minyak dan gas bumi di Indonesia
dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan yang sangat signifikan .
Pada tahun 2012

jumlah dari produksi minyak bumi adalah setengah dari

produksi tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2011 sebesar 329.249 Ribu barel per
hari menjadi 163.633 Ribu barel perhari. Cadangan minyak bumi Indonesia juga
mengalami penurunan yaitu pada awal 2012 mencapai 3,742 miliar metric barel
oil (MMBO) sedangkan pada tahun 2013 perkiraan cadangan turun jadi 3,6
MMBO (Ditjen Migas, 2013). Sementara untuk pemakaian minyak bumi dalam
negeri adalah sebesar 611 ribu barrel/ hari ( Blue Print Pengelolaan Energi
Nasional).
Semakin menipisnya cadangan energi fosil membuat manusia berusaha
mencari energi pengganti baru bersih yang aman dengan lingkungan. Hingga saat
ini banyak dikembangkan energi baru dan ramah lingkungan, mulai dari
pemanfaatan energi surya, energi angin, hingga pemanfaatan hidrogen untuk
energi alternatif. Hidrogen menjadi fokus perhatian pengembang energi
terbarukan karena lebih bersih (ramah lingkungan karena penggunaanya hanya
menghasilkan uap air yang aman terhadap lingkungan) dan unggul dari segi
efisiensi dan sifatnya yang portable. Energi hydrogen mempunyai peran
menggantikan energi fosil dimasa depan khususnya sebagai sumber energi untuk
sarana transportasi. Hidrogen merupakan unsur teringan dan yang paling
melimpah di dunia (75% dari total massa unsur alam semesta). Untuk
memperoleh hidrogen, maka energi hidrogen harus diproduksi.
Salah satu sumber daya alam yang melimpah dan dapat dimanfaatkan di
bumi ini adalah air. Air dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif. Air dapat

diubah menjadi salah satu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dengan
mengubahnya menjadi bentuk gas melalui proses elektrolisis.
Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi
energi kimia. Proses elektrolisa memisahkan molekul air menjadi gas hidrogen
dan oksigen salah satunya adalah dengan cara mengalirkan arus listrik ke
elektroda ke tempat larutan elektrolit yaitu campuran air yang sudah
ditambahankan katalis berada. Reaksi elektrolisis tergolong reaksi redoks tidak
spontan, reaksi itu dapat berlangsung karena pengaruh energi listrik. Pada
elektrolisis yang menghasilkan H2 dan O2, mulai timbulnya kedua gas ini setelah
penggunaan tegangan lebih besar dari 1,7 Volt (Doddy,2013).
Hidrogen maupun uap air dapat sekaligus muncul pada keluaran system
Brown gas. Komponen utama sistem Brown gas terdiri dari tabung berisi air
dengan katalis, elektroda katoda dan anoda serta suplai tegangan listrik.
Kandungan katalisator, luas permukaan elektroda, besar arus dan besar tegangan,
sangat berpengaruh terhadap hasil gas yang akan diinjeksikan. Jika arus dinaikkan
dan menimbulkan panas, maka keluaran gas akan mengandung uap air. Hal inilah
yang dapat menjelaskan mengapa kendaraan setelah menempuh jarak tertentu
menjadi tersendat, yaitu karena kandungan airnya sudah terlalu banyak meskipun
pada kecepatan tertentu sistem alat Brown gas juga mampu memberi efek
penghematan. Hidrogen memiliki banyak kelebihan, antara lain memiliki energi
pembakaran yang besar per satuan massa hidrogen dan merupakan bahan bakar
yang sangat bersih karena emisi pembakarannya berupa air (H2O).
Percobaan yang dilakukan oleh Rusminto pada tahun 2012 dengan
pengaturan arus 0A-10A produksi gas hidrogen dan persentasi energi yang
terbuang paling kecil terdapat pada arus 10A. Tapi ketika arus tersebut dibesarkan
maka akan merusak kontruksi elektrolisis berupa lelehan karena tabung yang
digunakan terbuat dari plastik. Untuk memperoleh produksi gas hidrogen yang
lebih banyak dan efisien diperlukan tabung yang cukup tebal dan kapasitas yang
cukup besar sehingga kita dapat menggunakan arus yang cukup besar dan energi
yang terbuang kecil untuk mengurai gas hidrogen tersebut. Berdasarkan
percobaan

diatas

akan

dilakukan

perancangan

hydrogen fuel generator

untuk mendapatkan produk gas hidrogen yang banyak yang merupakan


modifikasi rancangan dari para peneliti sebelumnya. Diharapkan nantinya dapat
dihasilkan alat hydrogen fuel generator yang aman dan efisien yang dapat
dijadikan sebagai salah satu teknologi alternatif.
3. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang mengenai energi gas
hidrogen hingga menjadi bahan bakar, dapat dirumuskan beberapa masalah yang
kemudian akan dilakukan rancang bangun sebuah alat untuk memproduksi gas
yang aman dan efisien dengan proses elektrolisis. Pada proses elektrolisis jenis
material elektroda yang digunakan berpengaruh pada proses tersebut. Disini
elektroda dipilih berdasarkan kemampuannya untuk menghantarkan listrik, maka
elektroda yang dipilih adalah yang bersifat logam dan berdasarkan deret volta
serta dari segi ekonomis. Pada penelitian ini elektroda yang digunakan adalah
stainless steel.
Pemakaian elektrolit yang berfungsi sebagai katalis juga berpengaruh pada
produk gas hidrogen yang dihasilkan. Dengan menggunakan jenis elektrolit yang
tepat diharapkan akan menghasilkan gas hidrogen yang cukup banyak.
Pada proses produksi gas hidrogen juga di perlukan energi suplai dan arus
listrik agar sel elektrolit dapat bekerja dengan baik. Oleh sebab itu dilakukan
penelitian bagaimanakah pengaruh pemakaian arus listrik terhadap produksi gas
hidrogen dengan menggunakan elektrolit asam sulfat (H2SO4).
4. TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Air
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir
71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil)
tersedia di Bumi. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, satu
molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada

kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K
(0C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase
berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang
elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom oksigen pada elektronelektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen,
meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah
muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut
membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik
antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing
molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada
akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan
hidrogen.
Tabel 1. Ketetapan Fisik Air
Paraneter
Massa jenis (g/cm3)
Panas jenis (kal/goC)
Kalor uap (kal/g)
Konduktivitas termal (kal/cm-1s-1oC)
Tegangan permukaan (dyne/cm)
Laju viskositas (g/cms)
Tetapan dielektrik

0oC
0.99987
1.0074
597.3
1.39 10-3
75.64
178.34 10-4
87.825

20oC
0.99823
0.9988
586
1.40 10-3
72.75
100.9 10-4
80.8

50oC
0.9981
0.9985
569
1.52 10-3
67.91
54.9 10-4
69.725

100oC
0.9584
1.0069
539
1.63 10-3
58.8
28.4 10-4
55.355

Sumber : http://www.pdii.lipi.go.id, 2013

4.2 Sel Elektrolisis


Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam sel elektrolisis
oleh arus listrik. Dalam sel volta/galvani, reaksi oksidasi reduksi berlangsung
dengan spontan, dan energi kimia yang menyertai reaksi kimia diubah menjadi
energi listrik. Sedangkan elektrolisis merupakan reaksi kebalikan dari sel
volta/galvani yang potensial selnya negatif.

Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk


menghasilkan reaksi redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di dalam
masyarakat kita. Baterai aki yang dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh
aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari. Baterai aki yang sedang diisi
kembali (recharge) mengubah energi listrik yang diberikan menjadi produk
berupa bahan kimia yang diinginkan. Air, H 2O, dapat diuraikan dengan
menggunakan listrik dalam sel elektrolisis. Proses ini akan mengurai air menjadi
unsur-unsur pembentuknya. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 H2O(l) > 2 H2(g) + O2(g)
Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta. Yang membedakan sel
elektrolisis dari sel volta adalah, pada sel elektrolisis, komponen voltmeter diganti
dengan sumber arus (umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin
dielektrolisis, ditempatkan dalam suatu wadah. Selanjutnya, elektroda dicelupkan
ke dalam larutan maupun lelehan elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda
yang digunakan umumnya merupakan elektroda inert, seperti Grafit (C), Platina
(Pt), dan Emas (Au). Elektroda berperan sebagai tempat berlangsungnya reaksi.
Reaksi reduksi berlangsung di katoda, sedangkan reaksi oksidasi berlangsung di
anoda. Kutub negatif sumber arus mengarah pada katoda (sebab memerlukan
elektron) dan kutub positif sumber arus tentunya mengarah pada anoda.
Akibatnya, katoda bermuatan negatif dan menarik kation-kation yang akan
tereduksi menjadi endapan logam. Sebaliknya, anoda bermuatan positif dan
menarik anion-anion yang akan teroksidasi menjadi gas. Terlihat jelas bahwa
tujuan elektrolisis adalah untuk mendapatkan endapan logam di katoda dan gas di
anoda.
Faktor yang mempengaruhi elektrolisis antara lain adalah:
-

Penggunaan katalisator Katalisator

Misalnya H2SO4 dan KOH berfungsi mempermudah proses penguraian air


menjadi hidrogen dan oksigen karena ion-ion katalisator mampu mempengaruhi
kesetabilan molekul air menjadi menjadi ion H dan OH- yang lebih mudah di
elektrolisis karena terjadi penurunan energy pengaktifan. Zat tersebut tidak
mengalami perubahan yang kekal (tidak dikonsumsi dalam proses elektrolisis).

Penggunaan asam sulfat sebagai katalis dalam proses elektrolisis menjadi pilihan
utama dibandingkan KOH.

Karena asam sulfat melepaskan H+ yang

memudahkan membentuk gas hidrogen. Sedangkan KOH melepaskan OH yang


menghambat pembentukan gas hidrogen.
-

Luas permukaan tercelup

Semakin banyak luas yang semakin banyak menyentuh elektrolit maka semakin
mempermudah suatu elektrolit untuk mentransfer elektronnya. Sehingga terjadi
hubungan sebanding jika luasan yang tercelup sedikit maka semakin mempersulit
elektrolit untuk melepaskan electron dikarenakan sedikitnya luas penampang
penghantar yang menyentuh elektrolit. Sehingga transfer elektron bekerja lambat
dalam mengelektrolisis elektrolit
-

Sifat logam bahan elektroda

Penggunaan medan listrik pada logam dapat menyebabkan seluruh elektron bebas
bergerak dalam metal, sejajar, dan berlawanan arah dengan arah medan listrik.
Ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Jika suatu
beda potensial listrik ditempatkan pada ujung-ujung sebuah konduktor, muatanmuatan bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus listrik. Konduktivitas
listrik didefinisikan sebagai ratio rapat arus terhadap kuat medan listrik.
Konduktifitas listrik dapat dilihat pada deret volta seperti, Li K Ba Sr Ca Na Mg
Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au. Semakin ke kanan
maka semakin besar massa jenisnya.
-

Konsentrasi Pereaksi
Semakin besar konsentrasi suatu larutan pereaksi maka akan semakin

besar pula laju reaksinya. Ini dikarenakan dengan prosentase katalis yang semakin
tinggi dapat mereduksi hambatan pada elektrolit. Sehingga transfer electron dapat
lebih cepat meng-elektrolisis elektrolit dan didapat ditarik garis lurus bahwa
terjadi hubungan sebanding terhadap prosentase katalis dengan transfer elektron.

4.2.1 Elekrolisis Air

Elektrolisis air adalah peristiwa penguraian senyawa air (H2O) menjadi


oksigen (O2) dan hidrogen gas (H2) dengan menggunakan arus listrik yang melalui
air tersebut. Pada katode, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua
elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidrokida (OH-). Sementara itu pada
anode, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+
serta mengalirkan elektron ke katode. Ion H + dan OH- mengalami netralisasi
sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air.
Faktor yang memperngaruhi elektrolisis air :
a. Kualitas Elektrolit
b. Suhu
c. Tekanan
d. Resistansi Elektrolit
e. Material dari elektroda
f. Material pemisah

Gambar 1. Elektrolisis Air


Sumber; http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Electrolysis.svg,2014

Beda potensial yang dihasilkan oleh arus listrik antara anoda dan katoda
akan mengionisasi molekul air menjadi ion positif dan ion negatif. Pada katoda
terdapat ion postif yang menyerap elektron dan menghasilkan molekul ion H2,
dan ion negatif akan bergerak menuju anoda untuk melepaskan elektron dan

menghasilkan molekul ion O2. Reaksi total elektrolisis air adalah penguraian air
menjadi hidrogen dan oksigen. Bergantung pada jenis elektrolit yang digunakan,
reaksi setengah sel untuk elektrolit asam atau basa dituliskan dalam dua cara yang
berbeda.
Elektrolit asam,

O2 + 2H+ + 2e-

di anoda : H2O
di katoda : 2H+ + 2etotal : H2O

Elektrolit basa,

H2

H2 + O2

di katoda : 2H2O + 2edi anoda : 2OHtotal : H2O

H2 + 2OH O2 + H2O + 2e-

H2 + O2

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung
pada elektroda dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk
menghasilkan hidrogen yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
hydrogen. Dengan menyediakan energy dari baterai, Air (H 2O) dapat dipisahkan
ke dalam molekul diatomik hidrogen (H2) dan oksigen (O2).
Gas yang dihasilkan dari proses elektrolisis air disebut gas HHO atau
oxyhydrogen atau disebut juga Browns Gas. Brown (1974), dalam penelitiannya
melakukan elektrolisa air murni sehingga menghasilkan gas HHO yang
dinamakan dan dipatenkan dengan nama Browns Gas. Untuk memproduksi
Browns Gas digunakan elektroliser untuk memecah molekul-molekul air menjadi
gas.
Elektrolisis satu mol air menghasilkan satu mol gas hidrogen dan
setengahmol gas oksigen dalam bentuk diatomik. Sebuah analisis yang rinci dari
proses

memanfaatkan

potensi

termodinamika

dan

hukum

pertama

termodinamika . Proses ini berada di 298K dan satu tekanan atmosfer, dan nilainilai yang relevan yang diambil dari tabel sifat termodinamika.
4.3 Elektrolit
Elektrolit adalah suatu zat terlarut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan
selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik. Umumnya, air adalah pelarut

(solven) yang baik untuk senyawa ion dan mempunyai sifat menghantarkan arus
listrik. Contohnya apabila elektroda dicelupkan ke dalam air murni, bola lampu
tidak akan menyala karena air tersebut merupakan konduktor listrik yang sangat
jelek. Apabila suatu senyawa ion yang larut seperti NaCl ditambahkan pada air,
maka solutnya akan larut sehingga bola lampu mulai menyala dengan terang.
Bila larutan elektrolit dialiri arus listrik, ion-ion dalam larutan akan
bergerak menuju electrode dengan muatan yang berlawanan, melalui cara ini arus
listrik akan mengalir dan ion bertindak sebagai penghantar, sehingga dapat
menghantarkan arus listrik. Senyawa seperti NaCl yang membuat larutan menjadi
konduktor listrik (Brady, 1999). Proses oksidasi dan reduksi sebagai reaksi
pelepasan dan penangkapan oleh suatu zat. Oksidasi adalah proses pelepasan
elektron dari suatu zat sedangkan reduksi adalah proses penangkapan electron
oleh suatu zat.
4.3.1 Jenis Elektrolit
a. Elektrolit Kuat
Beberapa elektrolit seperti kalium klorida, natrium hidroksida, natrium
nitrat terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya dalam larutan. Elektrolit yang
terioniasi sempurna disebut dengan elektrolit kuat. Dengan kata lain, elektrolit
kuat terionisasi 100%.
Reaksi disosiasi elektrolit kuat ditulis dengan tanda anak panah tunggal ke
kanan. Secara umum asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat, asam klorida, dan
basa kuat seperti kalium hidroksida dan garam adalah elektrolit kuat. Sebagai
contoh:
H2SO4 2H+ + SO42Anoda : 2H2O(aq) 4H+(aq) + O2(g) + 4e- (Oksidasi)
Katoda : 2H+(aq) + 2e- H2(g) (Reduksi)
Total reaksi : 2H2O(aq) 2H2(g) + O2(g)
Pada reaksi elektrolisis menggunakan elektrolit H2SO4, H+ dari suatu asam
akan direduksi menjadi gas hidrogen (H2) sedangkan Ion sisa asam yang
mengandung oksigen (SO42-, NO3-, PO43- dll) tidak dioksidasi namun air (H2O)

yang dioksidasi. karena Eoks H2O lebih besar dari sisa asam yang mengandung
oksigen.
b. Elektrolit Lemah
Elektrolit lemah adalah senyawa yang terdisosiasi sebagian dalam air.
Pada larutan elektrolit lemah, ion-ion akan membentuk kesetimbangan dengan
molekul yang tak terdisosiasi. Karena hanya sebagian yang terdisosiasi, maka
jumlah ion pada volume tertentu larutan akan sama pada perubahan konsentrasi
yang besar. Persamaan kimia ionisasi elektrolit lemah digunakan tanda panah
ganda (). Sebagai contoh, reaksi disosiasi asam asetat ditulis:
CH3COOH (aq) + H2O (aq) H3O+ (l) + CH3COO- (aq)
c.

Non-elektrolit
Non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik

karena tidak adanya ion. Biasanya senyawa non elektrolit adalah senyawa kovalen
polar dan non polar yang mana terlarut dalam air sebagai molekul, bukan ion.
Senyawa kovalen mempunyai ikatan kovalen antara atom yang berikatan, dengan
demikian tidak dapat terionisasi pada larutan dan hanya membentuk molekul.
Sebagai contoh, gula dan alkohol dapat larut dalam air, tetapi hanya sebagai
molekulnya saja.
C12H22O11 (s) C12H22O11 (aq)
Pada umumnya proses elektrolisis yang dilakukan untuk menghasilkan gas
oksigen dan gas hidrogen menggunakan larutan alkali. Larutan alkali yang umum
digunakan adalah larutan NaOH dan KOH. Larutan tersebut merupakan elektrolit
kuat yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik.

Secara

teoritis,

pemberian potensial energi lebih dari 5V akan menghasilkan gas oksigen, gas
hidrogen dan logam kalium.

4.4 Elektroda
Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan
bagian atau media non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit
atau vakum). Ungkapan kata ini diciptakan oleh ilmuwan Michael Faraday dari
bahasa Yunani elektron (berarti amber, dan hodos sebuah cara).
Elektroda adalah suatu sistem dua fase yang terdiri dari sebuah penghantar
elektrolit (misalnya logam) dan sebuah penghantar ionik (larutan) (Rivai,1995).
Elektroda positif (+) disebut anoda sedangkan elektroda negatif (-) adalah katoda
(Svehla,1985). Reaksi kimia yang terjadi pada elektroda selama terjadinya
konduksi listrik disebut elektrolisis dan alat yang digunakan untuk reaksi
ini disebut sel elektrolisis. Sel elektrolisis memerlukan energi untuk memompa
elektron. (Brady, 1999).
4.4.1 Jenis Elektroda
- Elektroda order pertama
Pada elektroda ini ion analit berpartisipasi langsung dengan logamnya
dalam suatu reaksi paruh yang dapat dibalik. Beberapa logam seperti Ag, Hg, Cu,
dan Pb dapat bertindak sebagai elektroda indikator bila bersentuhan dengan ion
mereka.
Ag+ + e-

Ag Eo = +0.80 V

Pada reaksi sebelumnya, potensial sel berubah ubah menurut besarnya aktivitas
ion perak (Ag+). Sesuai dengan persamaan.
- Elektroda order kedua
Ion-ion dalam larutan tidak bertukar elektron dengan elektroda logam
secara langsung, melainkan konsentrasi ion logam yang bertukar elektron dengan
permukaan logam. Elektroda ini bekerja sebagai elektroda refrensi tetapi
memberikan respon ketika suatu elektroda indikator berubah nilai ax-nya
(misalkan KCl jenuh berarti x= Cl).

- Elektroda Order Ketiga


Elektroda jenis ini dipergunakan sebagai elektroda indicator dalam titrasi
titrasi EDTA potensiometrik dari 29 ion logan. Elektrodanya sendiri beripa suatu
tetesesan atau genangan kecil raksa dalam suatu cangkir pada ujung tabung-J
dengan suatu kawat sirkuit luar.
- Elektroda Inert
Elektroda Inert merupakan elektroda yang tidak masuk ke dalam reaksi.
Contohnya adalah platina (Pt), emas (Aurum/Au), dan karbon (C). Elektroda ini
bekerja baik sebagai elektroda indicator. Fungsi logam Pt adalah membangkitkan
kecendrungan sistem tersebut dalam mengambil atau melepaskan elektron,
sedangkan logam itu tidak ikut secara nyata dalam reaksi redoks.
4.5 Baja Tahan Karat
Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa
besi yang mengandung setidaknya 10,5% Kromium untuk mencegah proses
korosi (pengkaratan logam). Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya
lapisan film oksida Kromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi proses
oksidasi besi (Ferum). Stainless steel dapat bertahan dari serangan karat berkat
interaksi bahan-bahan campurannya dengan alam. Stainless steel terdiri dari besi,
krom, mangan, silikon, karbon dan seringkali nikel and molibdenum dalam
jumlah yang cukup banyak.
Elemen-elemen ini bereaksi dengan oksigen yang ada di air dan udara
membentuk sebuah lapisan yang sangat tipis dan stabil yang mengandung produk
dari proses karat/korosi yaitu metal oksida dan hidroksida. Krom, bereaksi dengan
oksigen, memegang peranan penting dalam pembentukan lapisan korosi ini. Pada
kenyataannya, semua stainless steel mengandung paling sedikit 10% krom.
4.6 Teknologi H2O
Teknologi H2O atau juga dikenal dengan nama Oxyhydrogen adalah
teknologi yang sengaja dibuat menjadi teknologi open source tanpa paten. Strategi
ini dipilih oleh sang penemu karena niat tulus untuk membantu menyelamatkan

bumi dari polusi yang tidak terkendali sekaligus membantu warga dunia untuk
mendapatkan bahan bakar murah dan mudah didapat.

Gambar 2. Teknologi HHO


Sumber; http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Electrolysis.svg,2014

Dari proses elektrolisa air ini menghasilkan gas Hidrogen (H 2) dan


Oksigen (O2). Gas hidrogen (H2) adalah gas yang sangat mudah terbakar.
Sehingga jika H2 tersebut disalurkan ke dalam ruang pembakaran akan mensuplai
energi yang besar untuk mobil.
Hydrogen dan Oksigen ini dimasukkan ke dalam ruang bakar, maka
ledakan-nya akan semakin kuat, dan hasil pembakaran menjadi semakin bersih
karena Bensin yang tidak terbakar akan terbakar habis. Sehingga dapat
menghemat BBM, dan tenaga yang dihasilkan lebih besar. Dalam hal ini, H2O air
yang digunakan adalah Air RO atau Reverse Osmosis (air murni hasil
penyulingan yang menggunakan membran), atau air yang tidak mengandung
mineral.
4.7 Gas Hidrogen
Hidrogen

adalah unsur

kimia pada tabel

periodik yang

memiliki

simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak
berwarna,

tidak

berbau,

bersifat

non-logam,

merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar.

bervalensi tunggal,

dan

Hidrogen adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira 75%


dari total massa unsur alam semesta. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang
dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari
berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana. Unsur ini ditemukan dalam
kelimpahan yang besar di bintang-bintang dan planet-planet gas raksasa. Di
seluruh

alam

semesta

ini,

hidrogen

kebanyakan

ditemukan

dalam

keadaan atomik danplasma yang sifatnya berbeda dengan molekul hidrogen.


Sebagai plasma, elektron hidrogen dan proton terikat bersama, dan menghasilkan
konduktivitas elektrik yang sangat tinggi dan daya pancar yang tinggi
(menghasilkan cahaya dari matahari dan bintang lain
Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira
75% dari total massa unsur alam semesta. Kebanyakan bintang dibentuk oleh
hidrogen dalam keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang
dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari
berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana. Hidrogen juga dapat dihasilkan
dari air melalui proses elektrolisis.Hidrogen atau H2 mempunyai kandungan
energi per satuan berat tertinggi, dibandingkan dengan bahan bakar manapun.
-

Karakteristik Gas Hidrogen


Hidrogen adalah gas ringan (lebih ringan dari udara), tidak berwarna dan

tidak berbau. Jika terbakar tidak menunjukkan adanya nyala dan akan
menghasilkan panas yang sangat tinggi .Gambar 5 adalah karakteristik gas
hidrogen dalam kontek adanya tambahan energy dari luar terhadap campuran
udara (prosentase volume).
Tabel 2. Sifat Fisik Gas Hidrogen
Parameter
Titik lebur
Titik didih
Warna
Bau
Densitas
Kapasitas panas

Keterangan
0

-259,14 C
-252,87 0C
tidak berwarna
tidak berbau
0,08988 g/cm3 pada 293 K
14,304 J/g0K

Sumber; http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen,2013

5. TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari tugas akhir ini antara lain:
a. Memperoleh satu unit alat prototype hydrogen fuel generator .
b. Memahami penerapan proses elektrolisis air untuk memproduksi gas H2.
c. Mengetahui pengaruh elektrolit asam sulfat (H2SO4) yang digunakan pada
proses elektrolisis.
d. Menganalisa pemakaian arus listrik yang efisien untuk menghasilkan gas
hidrogen.
e. Mengetahui pengaruh material elektroda yang digunakan pada proses
elektrolisis.
6. MANFAAT
a. Bagi Peneliti
Memberikan solusi alternatif untuk konsumsi energi dalam kehidupan
sehari hari yaitu hydrogen fuel generator.
b. Bagi Masyarakat
Menghasilkan gas hidrogen dari air sebagai energi alternatif

untuk

mengatasi krisis energi konvensional yang sering terjadi dalam


kehidupan sehari-hari.
c. Bagi Lembaga POLSRI
Agar dapat dijadikan sebagai bahan studi kasus bagi pembaca dan acuan
bagi mahasiswa serta dapat memberikan bahan referensi bagi pihak
perpustakaan sebagai bacaan yang dapat menambah ilmu pengetahuan
bagi pembaca dalam hal ini mahasiswa yang lainnya.

7. METODOLOGI
7.1 Pendekatan Desain Fungsional
Pada pendekatan ini rancangan Hydrogen Fuel Generator yang dibuat
terdapat

kegunaanya

masing-masing.

Reaktor

hidrogen

yaitu

tempat

penampungan bahan baku yang akan diproses. Didalamnya terjadi reaksi


elektrolisis antara katoda (-) dan anoda (+) yang berfungsi untuk memisahkan gas
H2 dan O2 yang pada air dengan bantuan elektrolit. Untuk memisahkan senyawa
tersebut digunakan plat kondensator yang sudah diberi tegangan listrik dari
battery atau aki. Produk yang dihasilkan berupa gas H 2 yang masih mengandung
sedikit H2O.
Kemudian gas H2 yang dihasilkan dialirkan ketabung penampung air yang
berfungsi untuk mengikat kandungan air yang masih terdapat pada gas H 2., gas
yang dihasilkan tersebut belum semuanya murni. Setelah itu dialirkan ke tabung
absorber yang bertujuan untuk menyerap kandungan air yang terdapat gas H 2,
diharapkan dengan adanya tabung absorber tersebut gas H 2 dihasilkan benar-benar
murni dan dapat dimanfatakan sebagai bahan bakar.
7.2 Pendekatan Desain Struktural
Secara umum rancangan alat dibagi menjadi tiga bagian yaitu reaktor
hidrogen, tabung penampung air dan tabung absorber. Reaktor hidrogen dengan
ukuran tinggi 30 cm, diameter 15 cm terdiri dari berbagai komponen pendukung
dengan ukuran masing-masing. Tempat masuk umpan (inlet) diposisikan di bagian
puncak (top) reaktor hidrogen dengan penutup casing yang disesuaikan tabung
reaktor. Sedangkan plat kondensator diletakkan ditengah reaktor yang diikat
bagian satu sama lain. Plat kondensator tersebut dibuat dari bahan yang tidak
mudah tergerus dengan ukuran yang disesuaikan reaktor hidrogen. Untuk keluaran
gas tersebut dibuat aliran dengan menggunakan tube yang dibuat dua aliran.
Aliran pertama dihubungkan langsung ke tabung penampung air yang diberi
pressure gauge dan check valve sedangkan aliran ke dua diberi vent H2 yang
berfungsi sebagai safety valve. Pada tabung penampung air dibuat dengan
ukuran tinggi 15 cm dan diameter 7,5 cm. Dibagian atas tabung diberi penutup
yang dihubungkan dengan tube ke tabung absorber. Dibagian tube tersebut diberi
juga pressure gauge dan valve.
Kemudian tabung absorber didesain dengan tinggi tabung luar 20 cm,
diameter 10 cm. Di tempat aliran keluar dipasang regulator yang dimaksudkan

untuk mengatur keluaran gas yang dihasilkan, setelah itu bagian ujung pipa
dipasang nozel upaya gas yang dihasilkan langsung bisa dibakar.
7.3 Desain Alat Hydrogen Fuel Generator
1

2,5

13

5
2

Skala = 1 : 10
Satuan = cm
Gambar 8. Tampak Samping

15 cm

13
1,5

3
10

Skala = 1 : 10
Satuan = cm

Gambar 9. Tampak Atas

1,5

1
0,5
1,5
13

0,5
3
2
1

3
1
10

Skala = 1: 10
Satuan = cm
Gambar 10.Tampak Depan

7.4 Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu pembuatan alat dilaksanakan pada bulan maret sampai bulan april
2013. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, dari bulan april
sampai bulan juni 2013 di Laboratorium Teknik Kimia Politeknik Negeri
Sriwijaya Palembang..
7.5 Bahan dan Alat
7.5.1 Bahan yang digunakan
-

Air
H2SO4
Silika

7.5.1 Alat yang digunakan


-

Cashing elektrolisis
: 2 Buah
Tabung silinder elektrolisis
: 1 Buah
Lempeng stainless steel : 1 Meter
Tabung silinder silica
: 1 Buah
Pipa tube
: 1 Meter
Pressure gauge
: 2 Buah
Chek Valve
: 3 Buah
Valve
: 2 Buah
Orificemeter
: 1 Buah
Baterai 5A dan10A
: 3 Buah
Regulator
: 1 Buah

7.6 Perlakuann dan Rancangan Percobaan


Dalam penelitian rancang bangun alat Alat hydrogen fuel generator, variabel
penelitian yang akan diambil terdiri dari variabel tetap dan tak tetap. Variabel
tetap diantaranya adalah jenis elektrolit, waktu elektrolisis, konsentrasi
elektrolisis, dan jenis elektroda serta bahan baku (air). Sedangkan variabel tak
tetapnya terdiri dari jumlah lempeng elektroda dan arus listrik.
7.7 Prosedur Percobaan
7.7.1 Pembuatan Reaktor Elektrolisis, Tabung Penampung air dan Tabung
Absorber

Tahap Persiapan
a) Menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat
reaktor elektrolisis.
b) Membuat tempat dudukan reaktor dan aki dengan memotong besi siku

c) Memasang roda pada dudukan reaktor elektrolisis agar mudah


dipindahkan .
-

Tahap Pembuatan Reaktor Elektrolisis


a) Menutup bagian bawah dan atas tabung reaktor elektrolisis dengan
penutup fiber
b) Melubangi bagian atas reaktor sebagai keluaran gas H2 dan O2 hasil
dari elektrolisis yang akan disambungkan ke pipa menuju tabung
penampung air
c) Melubang bagian atas (kiri dan kanan) reaktor untuk memasang mur
dan baut sebagi konduktor .
d) Membuat plat kondenstator dari bahan stanlisteel dengan ukuran 3 in
dan 6 in .
e) Menyambung dan memasang plat 3 dan 6 in sebagai katoda dan anoda
pada rekator elektrolisis.
f) Menambahkan alat pressure gauge pada pipa penyambung menuju
tabung penampung air.

Tahap Pembuatan Tabung Penampung Air


a) Menutup bagian bawah dan atas tabung penampung air dengan
penutup fiber
b) Melubangi bagian atas reaktor sebagai keluaran gas H2 hasil dari
pelarutan O2 yang larut dalam air dalam tabung penampung air
c) Membuat sambungan kepipa dari bagian atas tabung menuju tabung
absorber
d) Menambahkan alat preasure gauge pada pipa penyambung menuju
tabung absorber.

Tahap Pembuatan Tabung Absorber

a) Membuat tabung absorber dengan tabung dari besi dengan diameter


15 cm.
b) Isi tabung dengan silika yang berfungsi sebagai absorber
c) Melubangi bagian bawah tabung absorber sebagai tempat masukan
gas H2 dari tabung penampung air
d) Melubangi bagian atas tabung absorber sebagai tempat keluaran gas
H2 yang telah murni
e) Menambahkan alat preasure gauge dan orificemeter pada pipa
penyambung yang diujungnya telah dipasang burner
7.7.2 Prosedur Percobaan Hydrogen Fuel Generator
a) Membuat larutan elektrolit H2SO4 yang dicampur air sebagai bahan baku.
b) Memasukkan larutan elektrolit yang telah dicampur air kedalam reaktor
elektrolisis tersebut.
c) Mengatur jumlah lempeng elektroda yang digunakan.
d) Mengalirkan listrik dari baterai menuju katoda dan anoda yang terdapat
pada reaktor elektrolisis.
e) Mengatur arus pada aki dengan arus 5 A.
f) Gas H2 yang dihasilkan setelah melewati tabung absorber dibakar pada
burner yang telah dipasang.
g) Proses elektrolisis tersebut dilakukan dalam waktu 15 menit.
h) Matikan alat tersebut dengan memutuskan arus listrik pada reaktor
elektrolisis
i) Ulangi proses elektrolisis dengan variasi arus (10, 15 dan 20 A)
j) Setelah variasi arus selesai, variasikan jumlah lempeng elektroda untuk
digunakan pada proses selanjutnya dengan variasi arus yang sama

9. PERKIRAAN BIAYA
Tabel 5. Biaya Alat dan Bahan Habis Pakai
No.

Spesifikasi

Biaya satuan
(Rp)

Jumlah
(Rp)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Besi Siku 5 Batang


Cashing elektrolisis 2 Buah
Tabung silinder elektrolisis 1 Buah
Lempeng stainless steel 1 meter
Tabung silinder silika 1 Buah
Pipa tube 1 Meter
Pressure gauge 2 Buah
Chek Valve 3 Buah
Valve 2 Buah
Baut stainless 6 Buah
Regulator 1 Buah
Silika 1 Kg
Orificemeter
Total

50,000
150,000
120,000
500,000
120,000
100,000
50,000
40,000
40,000
50,000
800,000
50,000
300,000

250,000
300,000
120,000
500,000
120,000
100,000
100,000
120,000
80,000
300,000
500,000
50,000
300,000
2,840,000

Tabel 6. Biaya Transportasi


No

Spesifikasi

Jumlah (Rp)

Perjalanan beli alat

200,000

Perjalanan beli bahan praktek

100,000

Total

300,000

Tabel 7. Biaya Lain-lain

No.
1

2
3
4

Lain-lain

Biaya satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

ATK
a. Kertas 2 rim
b. Tinta printer 3 buah
Publikasi Laporan 6 rangkap
Pencarian Literatur
Sewa Laboratorium
Total

35,000
25,000
50,000
50,000
250,000

70,000
75,000
300,000
50,000
250,000
745,000

Tabel 8. Rekapitulasi Biaya


No
1
2
3

Spesifikasi
Biaya alat dan bahan habis pakai
Biaya transportasi
Biaya lain-lain
Total

Jumlah (Rp)
2,840,000
300,000
745,000
3,885,000

10. DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2013. Bagaimana Air Bisa Berubah Menjadi Gas HHO (online).
Tersedia;http://gas-hho.blogspot.com/2013/03/bagaimana-air-bisa
dirubah -menjadi-gas.html, diakses tanggal 1 april 2014
Anonim, 2013. Elektrolisis (online). http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrolisis,
diakses tanggal 2 April 2014
Afriadi, Yofan. 2013. Air Sebagai Bahan Bakar Alternatif (online). Tersedia :
www.yofantegebe.blogspot.com, diakses tanggal 1 April 2014
Blambang,2011.stainlessSteel(online).Tersedia;http://rozaqsangbleu.blogspot./.h
tml, diakses tanggal tanggal 3 April 2014
Frarid, R dkk. 2012. Perancangan dan Pembuatan Alat Pemproduksi Gas Brown
dengan Metode Elektrolisis Berskala Laboratorium Jurnal Teknik
Pomits Vol. 1, No.1, (2012) 1-4, diakses tanggal 2 April 2014
Hasan, Achmad. 2007. Aplikasi Sistem Fuel Cell Sebagai Energi Rama
lingkungan Di Sektor Transportasi dan Pembangkit. Jurnal Teknik
Lingkungan. Vol. 8 No. 3 Hal. 277-286 Jakarta, Sepetember 2007 ISSN
1441-318X, diakses 2 April 2014
Husin, Husni. 2012, Produksi Hidrogen Secara Fotokalitik dari Air Murni Pada
Katalis NaTaO3. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 9, No. 2,
hal

51-56,

http://translationjournal.net/journal/65naive.htm,

diakses

Maret 2014
Rusminto, T.W dkk. 2012. Proses Elektrolisis pada Prototipe Kompor Air
dengan Pengaturan Arus dan temperatur. http://repo.eepisits.edu/164/1/.
diakses tanggal 2 April 2014

Sebastian, Otto. 2013. Analisa Efisiensi Elektrolisis Air dari Hydrofill Pada Sel
Bahan Bakar. Jurnal Dinamis, Volume II, No.12, Januari 2013, diakses
tanggal 1 April 2014
Untoro,

Puji.

2013.

Air

Disulap

Jadi

Bensin

(online).

Tersedia

http://www.surya.ac.id/research/news-detail.php?id=5 diakses tanggal 1


April 2014
Wahyu, Henggar.2013.Produksi Gas Hidrogen sebagai Bahan Bakar Alternatif
dengan Sistem Elektrolisis dan Termokimia. Jurnal Individual, 19
Desember 2013, http://4inorganic.blogspot.com/2013/12/review-jurnalproduksi-gas-hidrogen.html diakses tanggal 2 April 2014
Wiriyawan, Dodi. 2012, Pengaruh Variasi Arus Listrik Terhadap Produksi
Browns Gas Pada Elektroliser, http://translationjournal.net/.htm, Maret
2014

Anda mungkin juga menyukai