OLEH :
OKTA RANDA
0613 4041 1674
1. JUDUL
HYDROGEN FOR FUEL GENERATOR
2. PENDAHULUAN
Seiring
dengan
bertambahnya
penduduk
dan
meningkatnya
laju
industrialisasi, pemakaian sumber energi primer seperti minyak dan gas bumi
semakin meningkat, sementara cadangan minyak dan gas bumi terbatas. Data
yang diperoleh dari Ditjen migas, produksi minyak dan gas bumi di Indonesia
dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan yang sangat signifikan .
Pada tahun 2012
produksi tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2011 sebesar 329.249 Ribu barel per
hari menjadi 163.633 Ribu barel perhari. Cadangan minyak bumi Indonesia juga
mengalami penurunan yaitu pada awal 2012 mencapai 3,742 miliar metric barel
oil (MMBO) sedangkan pada tahun 2013 perkiraan cadangan turun jadi 3,6
MMBO (Ditjen Migas, 2013). Sementara untuk pemakaian minyak bumi dalam
negeri adalah sebesar 611 ribu barrel/ hari ( Blue Print Pengelolaan Energi
Nasional).
Semakin menipisnya cadangan energi fosil membuat manusia berusaha
mencari energi pengganti baru bersih yang aman dengan lingkungan. Hingga saat
ini banyak dikembangkan energi baru dan ramah lingkungan, mulai dari
pemanfaatan energi surya, energi angin, hingga pemanfaatan hidrogen untuk
energi alternatif. Hidrogen menjadi fokus perhatian pengembang energi
terbarukan karena lebih bersih (ramah lingkungan karena penggunaanya hanya
menghasilkan uap air yang aman terhadap lingkungan) dan unggul dari segi
efisiensi dan sifatnya yang portable. Energi hydrogen mempunyai peran
menggantikan energi fosil dimasa depan khususnya sebagai sumber energi untuk
sarana transportasi. Hidrogen merupakan unsur teringan dan yang paling
melimpah di dunia (75% dari total massa unsur alam semesta). Untuk
memperoleh hidrogen, maka energi hidrogen harus diproduksi.
Salah satu sumber daya alam yang melimpah dan dapat dimanfaatkan di
bumi ini adalah air. Air dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif. Air dapat
diubah menjadi salah satu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dengan
mengubahnya menjadi bentuk gas melalui proses elektrolisis.
Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi
energi kimia. Proses elektrolisa memisahkan molekul air menjadi gas hidrogen
dan oksigen salah satunya adalah dengan cara mengalirkan arus listrik ke
elektroda ke tempat larutan elektrolit yaitu campuran air yang sudah
ditambahankan katalis berada. Reaksi elektrolisis tergolong reaksi redoks tidak
spontan, reaksi itu dapat berlangsung karena pengaruh energi listrik. Pada
elektrolisis yang menghasilkan H2 dan O2, mulai timbulnya kedua gas ini setelah
penggunaan tegangan lebih besar dari 1,7 Volt (Doddy,2013).
Hidrogen maupun uap air dapat sekaligus muncul pada keluaran system
Brown gas. Komponen utama sistem Brown gas terdiri dari tabung berisi air
dengan katalis, elektroda katoda dan anoda serta suplai tegangan listrik.
Kandungan katalisator, luas permukaan elektroda, besar arus dan besar tegangan,
sangat berpengaruh terhadap hasil gas yang akan diinjeksikan. Jika arus dinaikkan
dan menimbulkan panas, maka keluaran gas akan mengandung uap air. Hal inilah
yang dapat menjelaskan mengapa kendaraan setelah menempuh jarak tertentu
menjadi tersendat, yaitu karena kandungan airnya sudah terlalu banyak meskipun
pada kecepatan tertentu sistem alat Brown gas juga mampu memberi efek
penghematan. Hidrogen memiliki banyak kelebihan, antara lain memiliki energi
pembakaran yang besar per satuan massa hidrogen dan merupakan bahan bakar
yang sangat bersih karena emisi pembakarannya berupa air (H2O).
Percobaan yang dilakukan oleh Rusminto pada tahun 2012 dengan
pengaturan arus 0A-10A produksi gas hidrogen dan persentasi energi yang
terbuang paling kecil terdapat pada arus 10A. Tapi ketika arus tersebut dibesarkan
maka akan merusak kontruksi elektrolisis berupa lelehan karena tabung yang
digunakan terbuat dari plastik. Untuk memperoleh produksi gas hidrogen yang
lebih banyak dan efisien diperlukan tabung yang cukup tebal dan kapasitas yang
cukup besar sehingga kita dapat menggunakan arus yang cukup besar dan energi
yang terbuang kecil untuk mengurai gas hidrogen tersebut. Berdasarkan
percobaan
diatas
akan
dilakukan
perancangan
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K
(0C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase
berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang
elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom oksigen pada elektronelektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen,
meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah
muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut
membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik
antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing
molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada
akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan
hidrogen.
Tabel 1. Ketetapan Fisik Air
Paraneter
Massa jenis (g/cm3)
Panas jenis (kal/goC)
Kalor uap (kal/g)
Konduktivitas termal (kal/cm-1s-1oC)
Tegangan permukaan (dyne/cm)
Laju viskositas (g/cms)
Tetapan dielektrik
0oC
0.99987
1.0074
597.3
1.39 10-3
75.64
178.34 10-4
87.825
20oC
0.99823
0.9988
586
1.40 10-3
72.75
100.9 10-4
80.8
50oC
0.9981
0.9985
569
1.52 10-3
67.91
54.9 10-4
69.725
100oC
0.9584
1.0069
539
1.63 10-3
58.8
28.4 10-4
55.355
Penggunaan asam sulfat sebagai katalis dalam proses elektrolisis menjadi pilihan
utama dibandingkan KOH.
Semakin banyak luas yang semakin banyak menyentuh elektrolit maka semakin
mempermudah suatu elektrolit untuk mentransfer elektronnya. Sehingga terjadi
hubungan sebanding jika luasan yang tercelup sedikit maka semakin mempersulit
elektrolit untuk melepaskan electron dikarenakan sedikitnya luas penampang
penghantar yang menyentuh elektrolit. Sehingga transfer elektron bekerja lambat
dalam mengelektrolisis elektrolit
-
Penggunaan medan listrik pada logam dapat menyebabkan seluruh elektron bebas
bergerak dalam metal, sejajar, dan berlawanan arah dengan arah medan listrik.
Ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Jika suatu
beda potensial listrik ditempatkan pada ujung-ujung sebuah konduktor, muatanmuatan bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus listrik. Konduktivitas
listrik didefinisikan sebagai ratio rapat arus terhadap kuat medan listrik.
Konduktifitas listrik dapat dilihat pada deret volta seperti, Li K Ba Sr Ca Na Mg
Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au. Semakin ke kanan
maka semakin besar massa jenisnya.
-
Konsentrasi Pereaksi
Semakin besar konsentrasi suatu larutan pereaksi maka akan semakin
besar pula laju reaksinya. Ini dikarenakan dengan prosentase katalis yang semakin
tinggi dapat mereduksi hambatan pada elektrolit. Sehingga transfer electron dapat
lebih cepat meng-elektrolisis elektrolit dan didapat ditarik garis lurus bahwa
terjadi hubungan sebanding terhadap prosentase katalis dengan transfer elektron.
Beda potensial yang dihasilkan oleh arus listrik antara anoda dan katoda
akan mengionisasi molekul air menjadi ion positif dan ion negatif. Pada katoda
terdapat ion postif yang menyerap elektron dan menghasilkan molekul ion H2,
dan ion negatif akan bergerak menuju anoda untuk melepaskan elektron dan
menghasilkan molekul ion O2. Reaksi total elektrolisis air adalah penguraian air
menjadi hidrogen dan oksigen. Bergantung pada jenis elektrolit yang digunakan,
reaksi setengah sel untuk elektrolit asam atau basa dituliskan dalam dua cara yang
berbeda.
Elektrolit asam,
O2 + 2H+ + 2e-
di anoda : H2O
di katoda : 2H+ + 2etotal : H2O
Elektrolit basa,
H2
H2 + O2
H2 + O2
Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung
pada elektroda dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk
menghasilkan hidrogen yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
hydrogen. Dengan menyediakan energy dari baterai, Air (H 2O) dapat dipisahkan
ke dalam molekul diatomik hidrogen (H2) dan oksigen (O2).
Gas yang dihasilkan dari proses elektrolisis air disebut gas HHO atau
oxyhydrogen atau disebut juga Browns Gas. Brown (1974), dalam penelitiannya
melakukan elektrolisa air murni sehingga menghasilkan gas HHO yang
dinamakan dan dipatenkan dengan nama Browns Gas. Untuk memproduksi
Browns Gas digunakan elektroliser untuk memecah molekul-molekul air menjadi
gas.
Elektrolisis satu mol air menghasilkan satu mol gas hidrogen dan
setengahmol gas oksigen dalam bentuk diatomik. Sebuah analisis yang rinci dari
proses
memanfaatkan
potensi
termodinamika
dan
hukum
pertama
termodinamika . Proses ini berada di 298K dan satu tekanan atmosfer, dan nilainilai yang relevan yang diambil dari tabel sifat termodinamika.
4.3 Elektrolit
Elektrolit adalah suatu zat terlarut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan
selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik. Umumnya, air adalah pelarut
(solven) yang baik untuk senyawa ion dan mempunyai sifat menghantarkan arus
listrik. Contohnya apabila elektroda dicelupkan ke dalam air murni, bola lampu
tidak akan menyala karena air tersebut merupakan konduktor listrik yang sangat
jelek. Apabila suatu senyawa ion yang larut seperti NaCl ditambahkan pada air,
maka solutnya akan larut sehingga bola lampu mulai menyala dengan terang.
Bila larutan elektrolit dialiri arus listrik, ion-ion dalam larutan akan
bergerak menuju electrode dengan muatan yang berlawanan, melalui cara ini arus
listrik akan mengalir dan ion bertindak sebagai penghantar, sehingga dapat
menghantarkan arus listrik. Senyawa seperti NaCl yang membuat larutan menjadi
konduktor listrik (Brady, 1999). Proses oksidasi dan reduksi sebagai reaksi
pelepasan dan penangkapan oleh suatu zat. Oksidasi adalah proses pelepasan
elektron dari suatu zat sedangkan reduksi adalah proses penangkapan electron
oleh suatu zat.
4.3.1 Jenis Elektrolit
a. Elektrolit Kuat
Beberapa elektrolit seperti kalium klorida, natrium hidroksida, natrium
nitrat terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya dalam larutan. Elektrolit yang
terioniasi sempurna disebut dengan elektrolit kuat. Dengan kata lain, elektrolit
kuat terionisasi 100%.
Reaksi disosiasi elektrolit kuat ditulis dengan tanda anak panah tunggal ke
kanan. Secara umum asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat, asam klorida, dan
basa kuat seperti kalium hidroksida dan garam adalah elektrolit kuat. Sebagai
contoh:
H2SO4 2H+ + SO42Anoda : 2H2O(aq) 4H+(aq) + O2(g) + 4e- (Oksidasi)
Katoda : 2H+(aq) + 2e- H2(g) (Reduksi)
Total reaksi : 2H2O(aq) 2H2(g) + O2(g)
Pada reaksi elektrolisis menggunakan elektrolit H2SO4, H+ dari suatu asam
akan direduksi menjadi gas hidrogen (H2) sedangkan Ion sisa asam yang
mengandung oksigen (SO42-, NO3-, PO43- dll) tidak dioksidasi namun air (H2O)
yang dioksidasi. karena Eoks H2O lebih besar dari sisa asam yang mengandung
oksigen.
b. Elektrolit Lemah
Elektrolit lemah adalah senyawa yang terdisosiasi sebagian dalam air.
Pada larutan elektrolit lemah, ion-ion akan membentuk kesetimbangan dengan
molekul yang tak terdisosiasi. Karena hanya sebagian yang terdisosiasi, maka
jumlah ion pada volume tertentu larutan akan sama pada perubahan konsentrasi
yang besar. Persamaan kimia ionisasi elektrolit lemah digunakan tanda panah
ganda (). Sebagai contoh, reaksi disosiasi asam asetat ditulis:
CH3COOH (aq) + H2O (aq) H3O+ (l) + CH3COO- (aq)
c.
Non-elektrolit
Non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik
karena tidak adanya ion. Biasanya senyawa non elektrolit adalah senyawa kovalen
polar dan non polar yang mana terlarut dalam air sebagai molekul, bukan ion.
Senyawa kovalen mempunyai ikatan kovalen antara atom yang berikatan, dengan
demikian tidak dapat terionisasi pada larutan dan hanya membentuk molekul.
Sebagai contoh, gula dan alkohol dapat larut dalam air, tetapi hanya sebagai
molekulnya saja.
C12H22O11 (s) C12H22O11 (aq)
Pada umumnya proses elektrolisis yang dilakukan untuk menghasilkan gas
oksigen dan gas hidrogen menggunakan larutan alkali. Larutan alkali yang umum
digunakan adalah larutan NaOH dan KOH. Larutan tersebut merupakan elektrolit
kuat yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik.
Secara
teoritis,
pemberian potensial energi lebih dari 5V akan menghasilkan gas oksigen, gas
hidrogen dan logam kalium.
4.4 Elektroda
Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan
bagian atau media non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit
atau vakum). Ungkapan kata ini diciptakan oleh ilmuwan Michael Faraday dari
bahasa Yunani elektron (berarti amber, dan hodos sebuah cara).
Elektroda adalah suatu sistem dua fase yang terdiri dari sebuah penghantar
elektrolit (misalnya logam) dan sebuah penghantar ionik (larutan) (Rivai,1995).
Elektroda positif (+) disebut anoda sedangkan elektroda negatif (-) adalah katoda
(Svehla,1985). Reaksi kimia yang terjadi pada elektroda selama terjadinya
konduksi listrik disebut elektrolisis dan alat yang digunakan untuk reaksi
ini disebut sel elektrolisis. Sel elektrolisis memerlukan energi untuk memompa
elektron. (Brady, 1999).
4.4.1 Jenis Elektroda
- Elektroda order pertama
Pada elektroda ini ion analit berpartisipasi langsung dengan logamnya
dalam suatu reaksi paruh yang dapat dibalik. Beberapa logam seperti Ag, Hg, Cu,
dan Pb dapat bertindak sebagai elektroda indikator bila bersentuhan dengan ion
mereka.
Ag+ + e-
Ag Eo = +0.80 V
Pada reaksi sebelumnya, potensial sel berubah ubah menurut besarnya aktivitas
ion perak (Ag+). Sesuai dengan persamaan.
- Elektroda order kedua
Ion-ion dalam larutan tidak bertukar elektron dengan elektroda logam
secara langsung, melainkan konsentrasi ion logam yang bertukar elektron dengan
permukaan logam. Elektroda ini bekerja sebagai elektroda refrensi tetapi
memberikan respon ketika suatu elektroda indikator berubah nilai ax-nya
(misalkan KCl jenuh berarti x= Cl).
bumi dari polusi yang tidak terkendali sekaligus membantu warga dunia untuk
mendapatkan bahan bakar murah dan mudah didapat.
adalah unsur
periodik yang
memiliki
simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak
berwarna,
tidak
berbau,
bersifat
non-logam,
bervalensi tunggal,
dan
alam
semesta
ini,
hidrogen
kebanyakan
ditemukan
dalam
tidak berbau. Jika terbakar tidak menunjukkan adanya nyala dan akan
menghasilkan panas yang sangat tinggi .Gambar 5 adalah karakteristik gas
hidrogen dalam kontek adanya tambahan energy dari luar terhadap campuran
udara (prosentase volume).
Tabel 2. Sifat Fisik Gas Hidrogen
Parameter
Titik lebur
Titik didih
Warna
Bau
Densitas
Kapasitas panas
Keterangan
0
-259,14 C
-252,87 0C
tidak berwarna
tidak berbau
0,08988 g/cm3 pada 293 K
14,304 J/g0K
Sumber; http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen,2013
5. TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari tugas akhir ini antara lain:
a. Memperoleh satu unit alat prototype hydrogen fuel generator .
b. Memahami penerapan proses elektrolisis air untuk memproduksi gas H2.
c. Mengetahui pengaruh elektrolit asam sulfat (H2SO4) yang digunakan pada
proses elektrolisis.
d. Menganalisa pemakaian arus listrik yang efisien untuk menghasilkan gas
hidrogen.
e. Mengetahui pengaruh material elektroda yang digunakan pada proses
elektrolisis.
6. MANFAAT
a. Bagi Peneliti
Memberikan solusi alternatif untuk konsumsi energi dalam kehidupan
sehari hari yaitu hydrogen fuel generator.
b. Bagi Masyarakat
Menghasilkan gas hidrogen dari air sebagai energi alternatif
untuk
7. METODOLOGI
7.1 Pendekatan Desain Fungsional
Pada pendekatan ini rancangan Hydrogen Fuel Generator yang dibuat
terdapat
kegunaanya
masing-masing.
Reaktor
hidrogen
yaitu
tempat
untuk mengatur keluaran gas yang dihasilkan, setelah itu bagian ujung pipa
dipasang nozel upaya gas yang dihasilkan langsung bisa dibakar.
7.3 Desain Alat Hydrogen Fuel Generator
1
2,5
13
5
2
Skala = 1 : 10
Satuan = cm
Gambar 8. Tampak Samping
15 cm
13
1,5
3
10
Skala = 1 : 10
Satuan = cm
1,5
1
0,5
1,5
13
0,5
3
2
1
3
1
10
Skala = 1: 10
Satuan = cm
Gambar 10.Tampak Depan
Air
H2SO4
Silika
Cashing elektrolisis
: 2 Buah
Tabung silinder elektrolisis
: 1 Buah
Lempeng stainless steel : 1 Meter
Tabung silinder silica
: 1 Buah
Pipa tube
: 1 Meter
Pressure gauge
: 2 Buah
Chek Valve
: 3 Buah
Valve
: 2 Buah
Orificemeter
: 1 Buah
Baterai 5A dan10A
: 3 Buah
Regulator
: 1 Buah
Tahap Persiapan
a) Menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat
reaktor elektrolisis.
b) Membuat tempat dudukan reaktor dan aki dengan memotong besi siku
9. PERKIRAAN BIAYA
Tabel 5. Biaya Alat dan Bahan Habis Pakai
No.
Spesifikasi
Biaya satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
50,000
150,000
120,000
500,000
120,000
100,000
50,000
40,000
40,000
50,000
800,000
50,000
300,000
250,000
300,000
120,000
500,000
120,000
100,000
100,000
120,000
80,000
300,000
500,000
50,000
300,000
2,840,000
Spesifikasi
Jumlah (Rp)
200,000
100,000
Total
300,000
No.
1
2
3
4
Lain-lain
Jumlah (Rp)
ATK
a. Kertas 2 rim
b. Tinta printer 3 buah
Publikasi Laporan 6 rangkap
Pencarian Literatur
Sewa Laboratorium
Total
35,000
25,000
50,000
50,000
250,000
70,000
75,000
300,000
50,000
250,000
745,000
Spesifikasi
Biaya alat dan bahan habis pakai
Biaya transportasi
Biaya lain-lain
Total
Jumlah (Rp)
2,840,000
300,000
745,000
3,885,000
51-56,
http://translationjournal.net/journal/65naive.htm,
diakses
Maret 2014
Rusminto, T.W dkk. 2012. Proses Elektrolisis pada Prototipe Kompor Air
dengan Pengaturan Arus dan temperatur. http://repo.eepisits.edu/164/1/.
diakses tanggal 2 April 2014
Sebastian, Otto. 2013. Analisa Efisiensi Elektrolisis Air dari Hydrofill Pada Sel
Bahan Bakar. Jurnal Dinamis, Volume II, No.12, Januari 2013, diakses
tanggal 1 April 2014
Untoro,
Puji.
2013.
Air
Disulap
Jadi
Bensin
(online).
Tersedia