Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TEKNIK REAKSI KIMIA I

PENGGUNAAN KATALIS PLATINA PADA PEMBUATAN


ASAM NITRAT PROSES OSTWALD
Dosen Pengampu : Hafid Alwan, ST., MT.

Oleh:
ANNISA RIZQIA
3335170050

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2018-2019
A. Katalis

Gambar 1. Katalis

Katalis merupakan zat yang ditambahkan dalam sistem reaksi untuk mempercepat
reaksi. Katalis dapat menyediakan situs aktif yang befungsi untuk mempertemukan
reaktan dan menyumbangkan energi dalam bentuk panas sehingga molekul pereaktan
mampu melewati energi aktivasi secara lebih mudah. Karena fungsinya yang sangat
penting, maka penggunaan katalis menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam
berbagai industri. Kebutuhan akan katalis dalam berbagai proses industri cenderung
mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena proses kimia yang menggunakan katalis
cenderung lebih ekonomis (Lestari, 2012).
Dalam mempercepat laju reaksi, katalis bersifat spesifik. Artinya suatu katalis dapat
mempercepat pada reaksi tertentu saja tidak pada semua reaksi kimia. Contohnya, suatu
katalis A mampu mempercepat laju reaksi pada reaksi hidrogenasi namun kurang baik
jika digunakan pada reaksi oksidasi. Hal tersebut terikat erat dengan sifat fisika dan sifat
kimia katalis(Suryo dkk, 1997). Dalam reaksi yang sama terdapat beberapa kemungkinan
jenis material yang dapat digunakan dalam proses reaksi tersebut. Misalnya dalam reaksi
hidrogenasi dapat digunakan katalis Fe, Co, Ni (Le Page, 1987).
Katalis yang digunakan dalam sistem ini harus memiliki persyaratan sebabagai
berikut (Aris dan Somorjai, 1987):
1. Harus dapat mengoksidasi hidrokarbon secara sempurna
2. Harus mempunyai stabilitas thermal yang tinggi
3. Mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi
4. Tahan terhadap racun katalis
Katalis yang mempunyai sifat seperti tesebut di atas adalah katalis Pt, Pd, oksida
logam transisi, dan campuran oksida misalnya spinels dan peroksites. Khusus untuk
logam platina, mempunyati keunggulan antara lain (Foger, 1984):
1. Mempunyai aktivitas spesifik yang tinggi
2. Mempunyai ketahanan sangat baik terhadap racun pada suhu dibawah 800 K
3. Dapat diembankan pada berbagai macam bahan pengemban dengan komponen aktif
dalam jumlah yang realtif kecil (0,1-0,5% berat)
Kemampuan suatu katalis dalam mempercepat laju reaksi dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi performa katalis antara lain adalah sifat fisika
dan kimia katalis; kondisi operasi seperti temperatur, tekanan, laju alir, waktu kontak;
jenis umpan yang digunakan; jenis padatan pendukung yang digunakan. Katalis yang
dipreparasi dengan cara yang berbeda akan menghasilkan aktivitas dan selektivitas yang
berbeda (Rieke dkk, 1997).

B. Katalis Platina

Gambar 2. Platina

Platina adalah suatu unsur dalam tabel periodik dengan nomor atom 78 dan lambang
Pt. Platina merupakan logam transisi berwarna putih abu-abu, lunak, ulet, sangat tidak
reaktif. Platina adalah salah satu unsur logam langka di kerak bumi. Logam ini menjadi
sangat berharga dan merupakan komoditas logam mulia utama (Harper, Douglas).
Platina, bersama dengan logam golongan platina sisanya, secara komersial diperoleh
sebagai produk samping dari penambangan dan pemrosesan nikel dan tembaga. Selama
elektrorefining tembaga, logam mulia seperti perak, emas dan logam golongan platina
serta selenium dan telurium mengendap di dasar sel sebagai "lumpur anode", yang
merupakan titik tolak ekstraksi logam golongan platina (Loferski, 2011).
Platina paling banyak digunakan sebagai katalis dalam reaksi kimia, seringkali
sebagai platina hitam. Unsur ini telah digunakan sebagai katalis sejak awal abad ke-19,
ketika serbuk platina digunakan untuk mengkatalisis pengapian hidrogen. Aplikasi paling
penting adalah dalam otomotif sebagai pengubah katalitik (catalytic converter), yang
memungkinkan pembakaran lengkap hidrokarbon yang tak terbakar berkonsentrasi
rendah dari knalpot menjadi karbon dioksida dan uap air. Platina juga digunakan dalam
industri minyak bumi sebagai katalis dalam sejumlah proses pemisahan, tetapi terutama
dalam pembentukan ulang berkatalisis (catalytic reforming) nafta rantai lurus menjadi
bensin berkadar oktana yang lebih tinggi sehingga menjadi kaya senyawa aromatik.
PtO2, yang juga dikenal sebagai katalis Adams, digunakan sebagai katalis hidrogenasi,
terutama untuk minyak sayur (Krebs, 1998). Platina juga mengkatalisis dekomposisi
hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen (Petrucci, 2007).

C. Asam Nitrat
Senyawa kimia asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak
berwarna, dan merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Larutan
asam nitrat dengan kandungan asam nitrat lebih dari 86% disebut sebagai asam nitrat
berasap, dan dapat dibagi menjadi dua jenis asam, yaitu asam nitrat berasap putih dan
asam nitrat berasap merah (https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_nitrat).
Asam nitrat biasanya digunakan di laboratorium sebagai reagen. Larutan ini juga
dipakai untuk memproduksi bahan-bahan yang meledak seperti nitrogliserin,
trinitrotoluena (TNT) dan Siklotrimetilenatrinitramin (RDX), dan juga untuk pembuatan
amonium nitrat.
Asam nitrat juga digunakan di bagian metalurgi dan pengilangan karena dapat
bereaksi dengan metal. Ketika dicampurkan dengan asam klorida, maka campuran ini
akan membentuk aqua regia, satu dari sedikit reagen yang dapat melarutkan emas dan
platinum (https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_nitrat).
Dalam industri elektrokimia, asam nitrat digunakan sebagai agen doping kimia
untuk semikonduktor organik, dan dalam proses pemurnian untuk bahan karbon
nanotube.
Pada pabrik kayu untuk pembuatan furniture, asam nitrat konsentrasi rendah (sekitar
10%), digunakan untuk menuakan usia pinus dan maple. Warna yang dihasilkan adalah
abu-abu-emas yang sangat mirip lilin tua atau minyak kayu. Penggunaan larutan asam
nitrat menyebabkan munculnya alur serat-serat kayu, yang mengesankan bahwa kayu
yang digunakan memang sudah tua.
Pada pabrik stainless steel, asam nitrat digunakan untuk passivasi permukaan logam.
Tujuannya agar permukaan stainless steel tahan terhadap oksidasi udara dan okidasi-
oksidasi jenis lainnya.Asam nitrat sebagai salah satu bahan baku untuk pembuatan nilon,
asam adipat, yang diproduksi dalam skala besar melalui oksidasi sikloheksanon dan
sikloheksanol dengan asam nitrat (https://bestekin.com/2019/02/27/kegunaan-asam-
nitrat-hno3/).
Selain merupakan bahan baku bagi industri pupuk, asam nitrat juga memiliki beberapa
kegunaan, antara lain ialah:
1. Dalam industri peledak, digunakan sebagai bahan baku pembuatan Tri Nitro Toluen
(TNT) dan Nitrogliserin.
2. Dalam industri logam, digunakan untuk Passivation pada baja dan stainless steel
setelah proses fabrikasi.
3. Dalam teknik aerospace, asam nitrat secara luas digunakan sebagai oksidator dalam
roket berbahan bakar cair
4. Asam nitrat juga digunakan dalam pembuatan garam nitrat seperti nitrat amonium,
perak nitrat, kalsium nitrat, dll.
5. Asam nitrat digunakan untuk pemurnian berbagai logam mulia termasuk emas,
perak platinum, dll.
6. Asam nitrat digunakan dalam pembuatan pewarna dan obat-obatan dari berbagai
produk tar batubara.
7. Asam nitrat dengan campuran air digunakan untuk membersihkan makanan dan
peralatan susu karena kemampuannya untuk menghapus endapan senyawa kalsium
dan magnesium dengan mudah.
8. Asam nitrat juga digunakan secara luas dalam pengujian kolorimetri untuk
menentukan perbedaan antara heroin dan morfin
9. HNO3 digunakan dalam proses desain barang-barang berbahan tembaga, perunggu
dan kuningan.
10. Campuran antara asam klorida pekat dan asam nitrat pekat, dengan perbandingan
3:1, biasa digunakan sebagai pelarut logam mulia, yaitu emas dan platina. Campuran
tersebut biasa disebut dengan aquaregia atau air raja.
D. Pembuatan Asam Nitrat melalui Proses Ostwald

Proses Ostwald adalah proses kimia


untuk produksi asam nitrat (HNO3).
Wilhelm Ostwald mengembangkan proses
ini, dan mematenkan proses pada tahun
1902. Proses proses Ostwald adalah
andalan industri kimia modern, dan proses
ini menghasilkan bahan baku utama untuk
jenis produksi pupuk yang paling umum.
Secara historis dan praktis, proses Ostwald
terkait erat dengan proses Haber, yang
menghasilkan bahan baku yang
diperlukan, amonia (NH3)
(https://flapkomindo.co.id/proses-ostwald-
pada-pembuatan-asam-nitrat/).
Gambar 3. Wilhelm Oswald

Gambaran Proses
Pertama ialah tahapan oksidasi ammonia, bahan baku berupa amonia direaksikan dengan
oksigen bersama katalis berupa platina-rodium sampai suhu sekitar 800°C. Reaksi yang
terjadi pada tahap ini adalah:
4NH3 (g) + 5O2 → 4NO(g) + 6H2O(g)
Tahap berikutnya ialah oksidasi nitrogen oksida (NO) yang terbentuk dari tahap pertama,
oksidasi ini tidak menggunakan katalis. Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah:
2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g)
Tahap selanjutnya ialah absorbsi NO2 yang terbentuk dari tahap kedua, menggunakan air.
Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah:
3NO2(g) + H2O(l) → 2HNO3(aq) + NO(aq)
Nitrogen oksida (NO) yang dihasilkan pada tahap 3 di daur ulang kembali ke tahap 2
(Raymond Chang, 2006).
REFERENSI

Aris, R dan Somorjai, G. A. (1987). Catalyst Design. New York : John Wiley and Sons.
Chang, Raymond. (2006) Kimia Dasar Edisi ketiga Jilid I. Jakarta:Penerbit Erlangga.
Foger, K. (1984). Dispersed Metal Catalyst and Surface Lab. University of Melbourne.
Melbourne.
Harper, Douglas. Platinum.
Krebs, Robert E. (1998). "Platinum". The History and Use of our Earth's Chemical Elements.
Greenwood Press. hlm. 124–127. ISBN 0-313-30123-9.
Le Page. (1987). Applied heterogeneous catalyst. Editions Technip. Paris.
Lestari, Dewi Yuanita. (2012). Pemilihan Katalis yang Ideal.Prosiding Seminar Nasional
Penelitian. Yogyakarta.
Loferski, P. J. (October 2011). "2010 Minerals Yearbook; Platinum-group metals". USGS
Mineral Resources Program.
Petrucci, Ralph H. (2007). General Chemistry: Principles & Modern Applications (edisi ke-
9th). Prentice Hall. hlm. 606. ISBN 0-13-149330-2.
Porwono, Suryo, dkk. (1997). Pembuatan Platinum Katalis dengan Penyangga Karbon Aktif
dan Zeolit untuk Oksidasi Gas Buang. Forum Teknik Jilid 21, No. 2.
Rieke, R.D., Thakur, D., Roberts, B., and White, T., 1997, Fatty Methyl Ester Hydrogenation to Fatty
Alcohol Part I: Correlation Between Catalyst Properties and Activity/Selectivity, JAOCS, vol.
74, No.4.
Tim Bastekin. (2019). Kegunaan Asam Nitrat (HNO3).
https://bestekin.com/2019/02/27/kegunaan-asam-nitrat-hno3/ (diakses tanggal 17 April
2019 pukul 22.08).
Unknown. (2018). Proses Ostwald pada Pembuatan Asam Nitrat.
https://flapkomindo.co.id/proses-ostwald-pada-pembuatan-asam-nitrat/ (diakses tanggal
17 April 2019 pukul 21.00).
Wikipedia. (2018). Asam Nitrat. https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_nitrat (diakses pada
tanggal 17 April 2019 pukul 22.00).

Anda mungkin juga menyukai