Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TEKNIK LABORATORIUM

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Teknik Laboratorium yang Dibimbing oleh Bapak Drs. I
Wayan Sumberartha, M.Sc. dan Bapak Fauzi Akhbar Anugrah, S.Si., M.Si.

Oleh Kelompok 2 :

Aliyya Suci Arizona (180342618088)

Alyana Mahdavikia R.Y (180342618062)

Amiiroh Nur Hidayati (180342618045)

Fatih Al Haq (180342618081)

Sindora Dwi Pratiwi (180342618011)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

September 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam laboratorium terdapat bahan-bahan kimia yang digunakan dalam kegiatan
praktikum, hal ini perlu diadakan penganlan terhadap bahan-baha kimia tersebut,
bahan-bahan kimia tersebut memiliki berbagai macam jenis mulai dari yang beresiko
tinggi hingga ke resiko rendah. Oleh karena itu kelompok kami akan menjelaskan apa
saja bahan kimia yang ada dalam laboratorium serta penanganannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium?
2. Bagaimana penanganan bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium?
3. Bagaimana pengolahan bahan-bahan kimia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium,
2. Untuk mengetahui penanganan bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium,
3. Untuk mengetahui pengolahan bahan-bahan kimia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis Bahan-Bahan Kimia


Menurut Marini, untuk mencegah terjadinya kecelakaan di dalam laboratorium

beberapa bahan kimia yang sering dipergunakan baik dalam industri maupun dalam

laboratorium perlu di kenali sifat-sifatnya, di-antaranya:

1. Asam Sulfat (H2SO4)

Cairan menyerupai minyak, tidak berwarna, kadang-kadang berwarna

kecoklatan tergantung pada tingkat kemurniannya, uap dan kabut asam sulfat

sangat beracun dan korosif terhadap kulit, mata dan sistem saluran pernapasan

(hidung tenggorokan, paru-paru). Jika asam pekat terkena kulit menyebabkan luka

parah yang amat sakit, jika kena mata walaupun sedikit akan merusak mata dan

menyebabkan kebutaan. Asam sulfat mudah bercampur dengan air dalam segala

perbandingan, pencampuran dengan air akan menimbulkan panas (eksotermis),

eksplosif dan terjadi percikan (pembentukan hidrat-hidrat).

Asam ini sangat reaktif terhadap logam yang larut didalamnya, akan melepaskan

gas H2 yang mudah terbakar. Asam pekat bersifat oksidator, sering menyebabkan

pengarangan . BJ (Berat Jenis)(murni) = 1,84; Ti (titik Ieleh) = 10,4°C ; Td (titik

didih) = 315 - 338°C, pemanasan diatas 300°C akan melepaskan S03. NAB (Nilai

Ambang Batas) : 10 mg/m3.

Asam sulfat memiliki banyak kegunaan terutama pada bidang industri, diantaranya :

1. Asam sulfat digunakan pada proses pembuatan deterjen

2. Asam sulfat juga digunakan sebagai larutan elektrolit pada pembuatan batere

untuk industri otomotif.


3. Industri pembuatan asam nitrat atau HNO3 juga menggunakan asam kuat yang

satu ini.

4. Pada proses penyulingan minyak bumi, asam sulfat digunakan dalam proses

penghilangan zat-zat pengotor dari minyak bumi.

5. Proses pembuatan pupuk superfosfat dan amonium sulfat juga menggunakan

asam sulfat sebagai bahan bakunya.

6. Asam sulfat digunakan sebagai salah satu reaktan pada proses pembuatan bahann

peledak, nitrogliserin.

7. Proses pembuatan rayon juga menggunakan asam sulfat. Serat selulosa kayu

setelah dicampur dengan tetra amine copper (II) direaksikan dengan asam sulfat

untuk menghasilkan serat rayon.

8. Asam kuat yang satu ini juga dipergunakan sebagai bahan pembuat bahan

perekat atau lem.

9. Untuk meregenerasi kation resin – pada unit pembuatan air bebas mineral –

selain biasa menggunakan asam klorida juga dapat digunakan asam sulfat.

10. Di laboratorium analisa, asam sulfat biasa digunakan sebagai salah satu

chemical reagent.

11. Asam sulfat digunakan pula pada proses pembuatan bahan pewarna.

12. Pada proses pengolahan logam – besi dan baja – asam sulfat berperan pada

proses cleaning (pickling) sebelum logam melalui proses plating dengan seng atau

timah.

13. Pada proses water treatment, asam sulfat dimanfaatkan sebagai bahan kimia

untuk pengaturan keasamaan atau pH adjustment. Penggunaan asam sulfat lebih

disukai dibandingkan dengan asam klorida. Karena asam klorida dapat


mengakibatkan korosi pada perpipaan atau peralatan yang terbuat dari stainless

steel.

2. Asam Khlorida (HCI)

Cairan yang tidak berwarna atau kekuningan tergantung pada kemur- niannya,

mudah menguap. Uapnya tajam dan beracun, sangat korosif, mudah larut dalam air,

alkohol dan eter. Uapnya berbahaya terhadap sistem saluran pernapasan. HCI pekat

bila mengenai kulit akan merusaknya dengan sempurna, sedang larutannya

menyebabkan gatal-gatal (iritasi kulit). BJ (HCI 38%) 1,1; NAB = 5 ppm.

Bahan kimia HCl memiliki kegunaan untuk pickling process pada industri baja.

Selain itu juga memiliki beberapa manfaat atau kegunaan asam klorida untuk

industri, diantaranya :

1. Asam klorida atau HCl digunakan sebagai bahan kimia untuk meregenerasi resin

kation yang sudah jenuh pada cation exchanger column, yang terdapat dalam

fasilitas produksi air demineralisasi.

2. HCl digunakan dalam proses produksi vinyl chloride, yaitu bahan baku pembuat

plastik PVC atau polyvinyl chloride.

3. Asam klorida digunakan pula untuk proses pemurnian garam dapur.

4. Untuk keperluan pengaturan tingkat keasaman atau pH, peranan asam klorida

juga sangat penting, yaitu diantaranya untuk mengatur pH pada air limbah.

5. Asam klorida terdapat pada produk rumah tangga seperti pembersih porselen.

Dengan baunya yang sangat khas, anda akan dengan mudah dapat mengenali

keberdaan asam klorida ini pada produk tersebut.

6. HCl dimanfaatkan untuk proses pengolahan kulit.

7. Asam klorida digunakan sebagai bahan baku pembuatan senyawa fluorocarbon

seperti tetrafluoroethene, monomer dari poly(tetrafluoroethene).


8. Ia digunakan pula dalam proses pembuatan senyawa anorganik seperti

alumunium klorida.

9. Asam klorida digunakan pula pada proses produksi magnesium dan titanium.

10.Untuk menghilangkan noda di kamar mandi dan dapur, anda dapat pula

menggunakan asam klorida secara langsung. Tentu saja setelah anda encerkan.

Namun perlu diingat, asam klorida sangat korosif. Gunakan alat pelindung diri

yang sesuai.

3. Asam Nitrat (HNO3)

Cairan transparan atau kekuningan tergantung pada tingkat kemurniannya,

mudah menguap pada suhu kamar. Uapnya bila terhirup melemaskan badan. Asam

ini sangat korosif, mudah bercampur dengan air, uap nitrogen oksida dapat

menyebabkan kerusakan paru-paru uap ini terbentuk lambat laun apabila HNO3

diletakkan berdekatan dengan HCI. Td = 86°C (terurai); T = -41,65°C; BJ= 1,503;

NAB = 2 ppm (5 mg/m).

Kegunaan dari asam nitrat di bidang industri antara lain :

Asam nitrat digunakan sebagai bahan baku pembuatan berbagai bahan peledak,

diantaranya trinitrotoluena atau TNT; digunakan pula dalam proses pemurnian

logam. Sebagai contoh platina, emas dan perak ; HNO3 digunakan dalam proses

desain barang-barang berbahan tembaga, perunggu dan kuningan.

; campuran antara asam klorida pekat dan asam nitrat pekat, dengan perbandingan

3:1, biasa digunakan sebagai pelarut logam mulia, yaitu emas dan platina;

campuran tersebut biasa disebut dengan Aqua Regia atau air raja; HNO3 digunakan

pula untuk menghilangkan atau membersihkan peralatan proses dari kerak kalsium

dan magnesium yang menempel di dalamnya.

4. Asam Perklorat (HCIO4)


Cairan tidak berwarna, higroskopis, asam pekat murni tidak stabil, tetapi

akan stabil bila diencerkan. Mudah larut dalam air dan larutannya dengan

konsentrasi 71,6% dalam keadaan stabil. Berdasarkan sifat ini kemasan HCIO4

yang diperdagangkan konsentrasinya 70%. Asam ini merupakan oksidator kuat,

dapat menimbulkan ledakan (explosif) dan api, apabila terjadi kontak langsung

dengan bahan yang mudah dioksidasikan atau mudah dibakar. Di samping itu,

asam ini beracun dan korosif. Usahakan penyimpanannya di tempat yang dingin

dan kering, jauh dari asam-asam organik dan mineral. BJ= 1,764 ; T, = -112°C ;

Td = 16°C; LD50 = 1 ml. Asam Perklorat (HClO4), Asam Perklorat digunakan

dalam industri piroteknik.

5. Asam Oksalat (C2H2O4)

Berbentuk kristal transparan, tidak berwarna, sangat beracun, korosif, mudah

larut dalam air, alkohol dan eter. Bersifat explosif bila bersenyawa dengan logam

Ag dan Hg. Bila kontak dengan kulit menyebabkan iritasi. Lain-lain : BJ = 1.653 ;

T, = 187°C (anhidrat); T,= 101,5°C (dihidrat); NAB= 1 ppm ; LD50 = 5 - 15 gr.

Kegunaan Asam Oksalat :

Asam oksalat merupakan salah satu bahan baku yang dibutuhkan pada industri,

yang mempunyai kegunaan lain sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pelapis yang melindungi logam dari kerak.

2. Menetralkan kelebihan alkali pada pencucian dan sebagai bleching.

3. Bahan pencampur zat warna dalam industry tekstil dan cat.

4. Sebagai inisiator dalam pabrik polimer

6. Amoniak (NH3)

Gas yang tidak berwarna berbau tajam, sangat korosif dan berbahaya terhadap

saluran pernapasan. Cairan amoniak bila kontak dengan kulit menyebabkan luka
bakar, bila kena mata menyebabkan kebutaan. Uap NH3 bersifat explosif bila

bereaksi dengan bahan oksidatar, halogen dan asam-asam kuat. Cairan NH3

explosif terhadap logam berat (Ag, pb dan Zn) dan garam-garamnya terutama

garam-garam khalida . Lain-lain : BJ = 0,77 (O°C) Td = - 33,5°C ; Tb = - 77,7°C;

NAB = 25 ppm (18 mg/m).

7. Natrium Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hidroksida (KOH)

Kedua basa ini mempunyai sifat-sifat serupa yaitu pelet yang ber- warna putih,

mudah menyerap air dan CO2 dari udara, mudah larut dalam air, alkohol dan

gliserin. Timbul panas (eksoternis) apabila kontak dengan air, larutan pekat amat

berbahaya terhadap kulit dan mata sangat korosif dan bisa merusak dengan

sempurna. Lain-lain : NaOH LD50 = 5 g, KOH LD50 = 5 NAB = 2 mg/m3 (Sari

NR, 2012).

Berdasarkan atas perbedaan wujudnya (fasa) bahan kimia dapat digolongkan

menjadi tiga kelompok besar, yaitu bahan kimia berbentuk padat, cair dan gas.

1. Bahan kimia yang berbentuk padat

Menurut bentuk dan keadaannya golongan ini dibagi menjadi beberapa jenis

lagi, yaitu: Kristal; Pita (band); Pellet; Potongan-potongan (stik); Fusel; Sublimasi;

Butiran (granular); Kawat (foil); Tablet Flake (kepingan/lempeng); Sheet

(lembaran); Lump (gumpalan).

2. Bahan kimia yang berbentuk cair

Jenis bahan kimia ada yang berupa larutan dan berupa zat murni. Kemurnian

atau kadarnya dapat dilihat pada label yang tertera pada botol kemasannya. Brom,

gliserin dan beberapa jenis minyak tertentu dapat berupa zat murni atau mendekati

murni, sedangkan asam klorida, asam nitrat, amoniak biasanya berupa larutan

dalam air.
Beberapa bahan kimia jenis ini jika tutup botolnya dibuka akan mengeluarkan

uap yang sangat berbahaya, misalnya brom, uap NO2 dari asam nitrat dan eter.

Karena itu pengerjaannya harus dilakukan di lemari asam.

3. Bahan kimia berbentuk gas

Kemasan bahan kimia jenis ini biasanya berupa bejana besi atau logam lain

yang tahan terhadap tekanan dan tidak korosif. Bahan kimia jenis ini antara lain

oksigen, asetilen, elpiji dan gas SO2. Oksigen, asetilen dan elpiji biasanya

digunakan untuk keperluan pembakaran, sedangkan SO2 digunakan untuk

kepentingan kromatografi gas.

B. Penanganan Bahan-Bahan Kimia


laboratorium perlu di kenali sifat-sifatnya, di-antaranya:

1. Asam Sulfat (H2SO4)

Hindari kontak langsung dengan asam, menghirup uap atau kabut. Bekerja

dalam lemari asam atau dengan ventilasi yang baik. Pengenceran dilakukan

dengan menambah asam sedikit demi sedikit ke dalam air dan bukan sebaliknya

karena sangat eksotermik. Simpan asam dalam wadah yang kuat di tempat

berventilasi dan dingin, jauhkan dari air, zat organik mudah terbakar dan logam.

Jangan sentuh tumpahan asam karena dapat merusak kulit atau pakaian. Dapat

merusak lantai. Netralkan tumpahan dengan larutan soda atau kapur, sebelum

disiram dengan air. Hati-hati terhadap tempat rendah karena uap lebih berat

dari udara. Gunakan alat pelindung diri dalam menangani tumpahan asam.

2. Asam Khlorida (HCI)

Penanganan dan penyimpanan bahan kimia HCl adalah sebagai berikut :


a. Bekerja dengan gas atau uap HCl harus dalam lemari asam. Waspada

terhadap kebocoran gas.

b. Pencegahan terhadap pemaparan :Gunakan SCBA dan pakaian pelindung

c. Tindakan pencegahan terhadap kebakaran dan peledakan

d. Penyimpanan : Simpan di tempat dingin, berventilasi dan lantai gedung harus

tahan asam.

e. Syarat khusus penyimpanan bahan : Jauhkan dari bahan oksidator dan bahan

alkali, serta sianida, sulfida, formadehid, logam natrium, merkuri sulfat dan

amonium hidroksida. Periksa kebocoran wadah asam.

3. Asam Nitrat (HNO3)

Penanganan dan penyimpanan bahan kimia asam nitrat sebgai berikut :

Wadah tetap terkunci, dan kering. Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api

dan material yang mudah terbakar. Jangan dimakan. Jangan menghirup

gas/asap/ uap. Jangan menambahkan air ke bahan ini. Jika ventilasi tidak baik

gunakan peralatan pernafasan yang baik. Jika tertelan, segera cari pertolongan

medis dan tunjukkan label bahan. Hindari kontak dengan kulit dan mata,

jauhkan dari bahan pereduksi, bahan mudah terbakar, bahan organik, logam,

asam, alkali, dan panas matahari. Dapat merusak permukaan logam. Simpan

dalam drum logam atau drum papan fiber yang terlapisi menggunakan bagian

dalam yang terlapisi polyethylen yang kuat.

Penyimpanan : Jaga wadah dalam keadaan tertutup rapat. Tempatkan wadah di

ruang berventilasi dan dingin. Pisahkan dari asam, alkali, agen pereduksi, dan

bahan mudah terbakar.

4. Asam Perklorat (HCIO4)

Tindakan pencegahan:
Jaga wadah tetap kering. Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber nyala api.

Jauhkan dari bahan yang mudah terbakar .Lakukan tidak menelan. Jangan

menghirup gas / asap / uap / semprotan. Jangan pernah menambahkan air ke

produk ini. Lakukan tindakan pencegahan terhadap pelepasan elektrostatik.

Dalam keadaan ventilasi tidak memadai, gunakan peralatan pernapasan yang

sesuai. Jika dicerna, cari medis saran segera dan tunjukkan wadah atau label.

Hindari kontak dengan kulit dan mata. Jauhkan dari yang tidak kompatibel

seperti itu sebagai agen pereduksi, bahan yang mudah terbakar, bahan organik,

logam, asam, alkali, kelembaban.

Penyimpanan: Biarkan kontainer tertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang

sejuk dan berventilasi baik. Pisahkan dari asam, basa, zat pereduksi dan mudah

terbakar. Lihat NFPA 43A, Kode untuk Penyimpanan Oksidator Cair dan Padat.

5. Asam Oksalat (C2H2O4)

Kewaspadaan:

Jaga agar wadah kering. Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api.

Kontainer kosong menimbulkan resiko kebakaran, residu menguap di bawah

lemari asam. Tanah yang mengandung semua bahan peralatan. Jangan menelan.

Jangan menghirup debu. Jangan pernah menambahkan air untuk produk ini.

Dalam hal ventilasi cukup, pakai peralatan pernapasan yang sesuai. Jika

tertelan, segera dapatkan pertolongan medis dan tunjukkan wadah atau label.

Hindari kontak dengan kulit dan mata. Jauhkan dari incompatibles seperti

oksidator, logam, alkali.

Penyimpanan: Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang

sejuk berventilasi baik.

6. Amoniak (NH3)
7. Natrium Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hidroksida (KOH)

C. Pengolahan Bahan-Bahan Kimia


Dalam laboratorium, bahan-bahan kimia perlu diolah, hal yang perlu di perhatikan
antara lain :
1. Mengidentifikasi situasi dimana bahan kima menyebabkan bahaya bagi kesehatan
manusia & lingkungan
2. Mencari karakteristik /sifat sifat bahan kimia yang ada dalam persediaan; periksa
MSDS
3. Menyelidiki situasi tempat terjadinya kecelakaan pekerja, atau tempat dimana para
pekerja merasa sakit
4. Menguji pengaruh emisi & efluen bahan kimia ke udara, air, tanah
5. Tindakan
Pastikan kondisi penyimpanan yang sesuai
Sediakan peralatan memindahkan yang memadai
Pakailah bahan kimia dengan dasar pertama masuk, pertama keluar
Verifikasi tanggal kadaluarsa
Adakan pelatihan pekerja mengenai penanganan dan penyimpanan bahan yang baik
Gunakan sistem insentif untuk mengurangi limbah
Dokumentasikan secara sistematis bahan kimia dalam persediaan dan yang digunakan,
analisa perbedaanya secara periodik
Hindari pemakaian bahan yang tidak terpakai/berlebih
Pindahkan bahan kimia yg tidak terpakai dari lingkungan kerja
Pastikan terdapat ventilasi yang cukup
Ubahlah prosedur kerja untuk mengurangi limbah dan bahaya
Minta supplier untuk menyediakan bahan kimia dalam bentuk yang berbeda
(cair/butiran, tidak serbuk)
Pastikan pelabelan telah memadai
Ujilah bahan yang tidak diketahui, gunakan/buang
Carilah bahan-bahan alternatif yang lebih aman
Sediakan perlengkapan pelindung diri
Adakan pelatihan mengenai perawatan/pemakaian yang baik
6.Identifikasi secara sistematis semua bahan kimia yg disimpan & digunakan
7. Identifikasi bahan bahan yang tdk terpakai
8. Identifikasi bahan yang tidak diketahui, gunakan/buang
9. Menyelidiki sifat sifat bahan; Tingkatkan kualitas produk
10. Hindari kadaluarsa dari bahan bahan yg disimpan
11. Hindari bahan bahan yang dilarang; tingkatkan persaingan
12. Buatlah informasi dasar yang terstruktur
13. Menganalisa bahan kimia dalam tabel inventarisasi
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/11961743/penegenalan_alat_dan_bahan_laboratorium_kimia
https://www.academia.edu/24138365/Laporan_praktikum_kimia_pengenalan_alat_dan_bah
an_kimia

https://www.academia.edu/Documents/in/BAHAN_KIMIA

https://sainskimia.com/sifat-pembuatan-dan-kegunaan-asam-sulfat/

https://www.prosesproduksi.com/kegunaan-asam-sulfat-dalam-industri/

http://kumpulanmakalah4.blogspot.com/2016/10/makalah-pengenalan-bahan-kimia.html

http://danangkat.blogspot.com/2010/08/msds-hcl.html

https://www.prosesproduksi.com/kegunaan-asam-klorida/

http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9926441

https://www.academia.edu/35313794/MATERIAL_SAFETY_DATA_SHEET_ASAM_OKSAL
AT_H2C2O4

http://anekailmu.blogspot.com/2009/10/penggunaan-asam-nitrat-hno3-pada-bidang.html

http://ilmualambercak.blogspot.com/2013/03/asam-oksalat.html

https://materikimia.com/nama-nama-senyawa-asam-dan-kegunaannya/

https://jujubandung.wordpress.com/2012/09/06/pengelolaan-bahan-kimia/

Anda mungkin juga menyukai