Disusun Oleh :
Zihana Arrufaida
III. Pendahuluan
III.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
III.1.1 CuSO4 (Tembaga(II) Sulfat)
Tembaga(II) Sulfat Pentahidrat merupakan senyawa
yang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman.
Senyawa ini berwwujud padat berwarna biru mencolok
yang tak berbau. Senyawa ini berada di kisaran pH 3,5-4,5
pada 50g/l 20ºC. Titik didihnya yaitu 147C dan
kelarutannya dalam air yaitu 317 g/l pada 20ºC. Senyawa
ini tergolong berbahaya jika tertelan dan dapat
menyebabkan kerusakan mata yang serius. Limbah CuSO 4
sangat beracun pada kehidupan perairan dengan efek
panjang sehingga perlu perhatian khusus ketika
membuangnya (Smartlab, 2019).
III.1.2 NH3 (Amonia)
Amonia banyak ditemukan pada bahan pembersih
rumah tangga, bahan pembuat pestisida, pewarna, dll.
Amonia berwujud cair, tidak memiliki warna, dan baunya
pedih. Titik leburnya terletak pada -57,5ºC dan titik
didihnya yaitu 37,7ºC. Larutan ini tidak mudah terbakar
namun dapat membentuk campuran ammonia/udara yang
dapat terbakar pada penggasan. Amonia merupakan
senyawa yang dapat menyebabkan korosif terhadap logam,
kulit terbakar, iritasi pada saluran pernafasan, dan sangat
beracun pada perairan. Penanganan yang tepat seperti
memilas kulit yang terkena larutan ini dibutuhkan saat
terpapar larutan ammonia (SmartLab, 2017).
III.1.3 HCl (Asam Klorida)
HCl atau asam klorida merupakan senyawa yang
termasuk asam kuat. HCl berwujud cair dan berwarna
bening kekuningan. Titik leburnya pada -30ºC dan titik
didihnyapada suhu lebih dari 100ºC. Asam klorida dapat
menyebabkan korosif pada besi dan kulit terbakar. Apabila
mengontaminasi kulit segera bilas daerah kulit dengan air
mengalir selama beberapa menit (SmartLab, 2017).
III.1.4 NaCl (Natrium Klorida)
Sodium Klorida atau biasa disebut garam dapur sangat
penting dalam pemenuhan unsur garam pada tubuh. Karena
sangat penting perannya tersebut, NaCl banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Natrium klorida memiliki
berat molekul 58,44g/mol. Senyawa ini berwujud padat
dengan warna putih. Titik leburnya tergolong tinggi yaitu
801ºC sedangkan titik didihnya yaitu 1461ºC. Reaksi
dengan logam basa/reaksi eksotermik dapat menyebabkan
adanya ledakan. Menurut undang-undang Uni Eropa
senyawa ini termasuk berbahaya sehingga dalam
penyimpanannya harus benar-benar rapat dan berada di
tempat kering (SmartLab, 2019).
III.1.5 KSCN (Kalium Tiosanat)
Kalium Tiosanat berwujud padat dengan warna putih.
Senyawa ini memiliki berat molekul 97,18 g/mol. Titik
lelehnya yaitu 173ºC. Dalam penyimpanannya, senyawa ini
harus dijauhkan dari kelembaan, segala macam asam, dan
basa kuat. Kalium tiosanat tergolong senyawa berbahaya
sehingga ketika menggunakannya diperlukan proteksi
sarung tangan dan masker (SmartLab, 2019).
III.1.6 FeCl3 (Besi(III) Klorida)
Besi(III) Klorida berwujud serbuk dengan warna hijau
sampai hitam, dan baunya pedih. Rentang didihnya yaitu
306ºC. Senyawa ini tidak diklasifikasikan sebagai senyawa
yang berpotensi meledak namun memiliki potensi
mengoksidasi. Senyawa ini tergolong korosif terhadap
logam dan dapat menyebabkan iritasi kulit dan pada mata.
Penanganan terbaik apabila terkena senyawa ini pada kulit
maupun mata adalah dengan membilas dengan air bersih
(SmartLab, 2019).
III.1.7 H3PO4 (Asam Fosfat)
Asam fosfat merupakan senyawa yang berbentuk cair
yang tidak berwarna. Senyawa ini tidak memiliki bau
secara spesifik atau tidak berbau. Titik leburnya terletak
pada suhu 21ºC dan titik didihnya 158ºC. Senyawa ini
memiliki potensi mengoksidasi namun tidak termasuk
senyawa yang mudah meledak dan tidak mudah terbakar.
Senyawa ini bereaksi hebat dengan basa dan logam oksida,
dan harus dihindarkan dari logam. Reaksinya dengan
logam membentuk gas hydrogen. Senyawa ini bersifat
korosif terhadap logam dan dapat menyebabkan iritasi
hebat pada kulit dan mata (SmartLab, 2017).
III.1.8 Zn(NO3)2 (Seng Nitrat)
Seng nitrat merupakan senyawa berwujud padat kristal
yang tidak berwarna. Seng nitrat memiliki berat molekul
189,4 g/mol, dapat larut dalam alcohol, dan titik didihnya
pada suhu 110ºC. Senyawa ini tidak mudah terbakar tetapi
dapat mempercepat pembakaran bahan yag mudah terbakar.
Kontak terlalu lama senyawa ini dengan api dapat memicu
terjadinya ledakan dan menghasilkan nitrogen beracun.
Senyawa ini sering digunakan sebagai katalis dalam
pembuatan bahan kimia lainnya (Pubchem, 2005).
III.1.9 NaOH (Natrium Hidroksida)
NaOH atau natrium hidroksida merupakan senyawa
yang larut dalam air. NaOH memiliki warna putih dan
berbentuk Kristal. NaOH memiliki titik leleh 318ºC dan
titik didih 1390ºC. NaOH dapat menyebabkan korosif,
berakibat fatal jika tertelan, berbahaya jika dihirup, dan
menyebabkan luka bakar. Untuk penanganannya dapat
dilakukan dengan membilas bagian yang terkena (mata atau
kontak kulit) dengan air selama 15 menit. Jika NaOH
tertelan, jangan dimuntahkan tetapi diberi air dengan
banyak atau susu. NaOH dapat bereaksi hebat dengan air
atau metal sehingga sebaiknya sebelum melakukan kerja di
laboratorium sudah lebih dahulu menyiapkan alat bantu
pernafasan dan pakaian pelindung (Science Stuff, 2009).
III.1.10 CoCl2 (Kobalt(II) Klorida)
Kobalt(II) klorida merupakan senyawa berujud
padat/kristal dengan warna merah keunguan, dan tidak
berbau. Titik leburnya berada di suhu 25ºC dan titik
didihnya pada suhu 56ºC. Senyawa ini memiliki berat
molekul 237,90 g/mol. Senyawa ini tergolong senyawa
dengan tingkat toksitas akut dan dapat menyebabkan
penyakit mematikan pada tubuh seperti kanker, mutasi gen,
kemandulan, dll. Apabila senyawa ini terkena kulit segera
bilas menggunakan air bersih yang mengalir. Apabila
terhirup segera keluar dari ruangan ke tempat udara segar
dan hubungi dokter atau pusat racun (SmartLab, 2018).
III.1.11Akuades
Aquades berwarna bening, tidak berbau, dan tidak
memiliki rasa. Akuades memiliki titik lebur 0ºC, titik didih
100ºC dan pH netral pada 20ºC. Akuades bukan tergolong
bahan yang berbahaya sehingga tidak memerlukan tindakan
pertolongan pertama yang khusus (SmartLab, 2017).
CuSO4
Hasil
IV.2.2 Efek Ion Senama
H3PO4
Hasil
IV.2.3 Pengaruh Konsentrasi
FeCl3
Hasil
IV.2.4 Pengaruh Suhu
CoCl2
Hasil
Zn(NO3)2
Hasil
IV.3 Prosedur Kerja
IV.3.1 Reaksi Pembentukan
Larutan CuSO4 0,1M sebanyak 20 tetes dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang sudah dibersihkan dan
dikeringkan. Selanjutnya larutan NH3 1 M diteteskan
perlahan-perlahan ke dalam tabung yang sudah berisi
CuSO4 tersebut, kemudian tabung dikocok setiap selesai
penetesan. Penetesan dilanjutkan jika belum terjadi
perubahan warna dan jumlah tetesan yang diperlukan untuk
merubah larutan dicatat. Larutan yang sudah setimbang
tersebut kemudian ditetesi larutan HCl 1M sampai arnanya
biru pucat. Terkakhir jumlah tetesan HCl 1M yang
dibutuhkan dicatat.
IV.3.2 Efek Ion Senama
Larutan H3PO4 sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang bersih dan kering. Kertas lakmus
diambil dan dicelupkan ujungnya ke dalam larutan tersebut.
Hasil pengujiannya kemudian dicatat. Satu tetes larutan
HCl 1M ditambahkan ke kertas lakmus kemudian diamati
dan dicatat apa yang terjadi. Selanjutnya larutan HCl 1M
ditambahkan kembali sebanyak satu tetes ke kertas lakmus
kemudian dikocok. Kertas lakmus kemudian dicelupkan ke
dalam larutan campuran tersebut. Perubahan yang terjadi
diamati dan hasilnya dicatat.
IV.3.3 Pengaruh Konsentrasi
Larutan induk dipersiapkan dengan menambahkan 1 ml
0,1 M Besi(III) Klorida (FeCl3) dan 1 ml 0,1M Potassium
Siasanat (KSCN) ke dalam 50 ml akuades dalam beaker
gelas. Empat tabung reaksi yang kering dan bersih
disiapkan dan diberi label 1-4 untuk masing-masing
tabung. Ke dalam setiap tabung ditambahkan 2 ml larutan
induk yang telah disiapkan. Tabung pertama digunakan
sebagai standart yang akan dibandingkan dengan tabung-
tabung yang lain. Tabung kedua ditambahkan 10 tetes
larutan FeCl3 0,1M, tabung ketiga ditambahkan 10 tetes
larutan KSCN 0,1M, sedangkan tabung keempat
ditambahkan 5 tetes larutan NaCl jenuh. Selanjutnya
diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi untuk
setiap tabung.
IV.3.4 Pengaruh Suhu
Larutan CoCl2 0,5M sebanyak 5 tetes dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang kering dan bersih. HCl 3M
ditambahkan tetes demi tetes sampai terjadi perubahan
warna. Perubahan yang terjadi diamati kemudian dicatat.
Selanjutnya 1 ml CoCl2 dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian tabung tersebut dimasukkan ke dalam
penangas air. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
IV.3.5 Kestabilan dan Kesetimbangan Ion Kompleks dari Ion
Seng
Larutan Zn(NO3)2 0,1M sebanyak 2 ml dimasukkan
masing-masing ke dalam 3 tabung reaksi. Masing-masing
tabung reaksi ditambahkan dua tetes NaOH 3M kemudian
diaduk. Perubahan yang terjadi dicatat. Selanjutnya tabung
pertama ditambahkan HCl 3M, tabung kedua NaOH 3M,
dan tabung ketiga NH3 3M. Penambahan ketiga tabung
reaksi dilakukan tetes demi tetes kemudian diaduk.
Perubahan dari ketiga tabung reaksi diamati kemudian
dicatat dalam table pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2003. General Chemistry : The Essential Concepts. Edisi Ketiga.
New York: McGraw-Hill. Terjemahan oleh S S. Achmadi. 2005. Kimia
Dasar: Konsep-konsep Inti. Jakarta : Erlangga.