Oleh
Nama : Syifa’un Najibah
NIM : 201310801060
Kelompok : 10
Kelas : Kimia (G)
Asisten : Anisatul Afifah Safitri
a. Perubahan fisika
Sifat-sifat fisika dapat diidentifikasi dari sifat-sifatnya dan dari
susunannya, seperti warna, titik didih, titik leleh , dan kerapatan. Sifat
fisika dapat diukur dan diamati tanpa mengubah suatu susunan zat.
Demikian pula, ketika kita mengatakan bahwa gas helium lebih ringan
dibandingkan udara, itu sebagai perbincangan tentang sifat fisika
(Chang, 2004).
Perubahan fisika merupakan perubahan wujud yang hanya
melibatkan atau hanya ditandai dengan tidak terbentuknya zat baru,
hanya terjadi perubahan wujud, perubahan bentuk, atau perubahan
ukuran (Muchson, 2016).
Perubahan bentuk dalam perubahan fisika contohnya, yaitu
beras diubah menjadi tepung beras, kayu diubah menjadi meja.
Pelarutan atau pengeringan contohnya, yaitu nasi menjadi bubur, gula
diolah menjadi sirop. Perubahan wujud dalam perubahan fisika, wujud
zat dapat kembali ke wujud asalnya, misalnya air membeku menjadi es
dan es dapat mencair lagi menjadi air (Muchson, 2016).
b. Perubahan kimia
Pernyataan yang menggambarkan salah satu sifat kimia, seperti
gas hidrogrn terbakar dalam oksigen menghasilkan air karena untuk
mengamati sifat ini, kita harus melakukan perubahan kimia. Setiap kali
kita merebus telur, kita melakukan perubahan kimia. Ketika dikenakan
suhu sekitar 100˚C putih dan kuning telur mengalami reaksi yang tidak
hanya mengubah tampilan fisiknya tetapi juga susunan kimianya.
Ketika dimakan, telur itu diubah lagi oleh zat dalam tubuh yang
disebut enzim (Chang, 2004).
Perubahan kimia merupakan perubahan zat yang menyebabkan
terjadinya atau adanya zat baru. Perubahan kimia juga bisa disebut
dengan reaksi kimia. Contoh dari perubahan kimia, seperti besi
berkarat, proses fotosintesis, pembuatan tempe, industri asam sulfat,
dan juga industri alkohol (Wibowo, 2013). Berikut proses-proses yan
menyebabkan terjadinya perubahan kimia, yaitu :
Proses pembakaran
Pada proses pembakaran terjadi reaksi antara zat yang
terbakar dengan oksigen dan adanya api. Pada proses
pembakaran, zat asal akan berubah menjadi zat baru yang
berbeda sifatnya dari zat asal (Wibowo, 2013).
Proses peragian
Pada proses peragian ini zat asal yang di dalamnya
mengandung karbohidrat dan protein dengan bantuan
mikroorganisme akan diubah menjadi zat-zat lain (Wibowo,
2013).
Proses perusakan atau pelapukan
Pada proses pelapukan ini terjadi kerusakan atau
pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas mikroba, enzim, atau
rekasi kimia (Wibowo, 2013).
Proses fotosintesis
Pada proses fotosintesis terjadi karena adanya klorofil
(zat hijau daun), di mana dengan bantuan sinar matahari
tumbuh-tumbuhan mengubah karbondioksida dan air menjadi
glukosa dan gas oksigen (Wibowo, 2013).
Proses pencernaan makanan
Pada proses pencernaan makanan terjadi pengubahan
karbohidrat menjadi glukosa bantuan enzim (Wibowo, 2013).
Proses pernapasan
Pada proses pernapasan terjadi proses pembakaran
dengan menggunakan oksigen glukos dari hasil pencernaan
untuk diubah menghasilkan karbondioksida, air, dan energi
(Wibowo, 2013).
3.2.2 Pengertian Pemisahan Campuran
Pemisahan campuran merupakan pemisahan antara dua jenis zat atau
lebih agar zat-zat tersebut terpisah dan menjadi zat-zat tersendiri dengan
melakukan Tindakan secara fisika dan kimia (Lutfi, 2007).
Metode pemisahan adalah suatu cara yang digunakan untuk
memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau kelompok senyawa yang
mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dlam skala
laboratorium maupun skala industry. Metode pemisahan bertujuan untuk
mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran (David,
2000).
h. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan
bahan campuran dalam pelarut yang sesuai (David, 2000).
i. Rekristalisasi
Rekristralisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat
yang jarang digunakan. Zat-zat tersebut akan dilarutkan dalam
suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara tersebut
bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu. Ketika suhu
dinaikkan, karena konsentrasi total pengotor biasanya lebih kecil
dalam konsentrasi zat yang dimurnikan. Dalam kondisi dingin,
pengotor yang berkonsentrasi rendah tetap larut, sedangkan yang
berkonsentrasi tinggi akan mengendap (Pinalia, 2011).
4.2.2 Distilasi
SpirtusHasil
+ Aquades
Metanol
4.2.3 Sentrifugasi versus Filtrasi
Campuran serbuk
pasir dan air
Hasil
4.2.4 Rekistralisasi
Campuran garam
dan air
Perubahan Hasil
No. Sampel Warna
sebelum sesudah Distilat Warna
1 Spiritus Ungu 25˚C 64˚C Methanol Putih
Perubahan
No Sampel Sesudah
Sebelum Sesudah Filtrasi
Sentrifugasi
1 Akuades Putih Putih lebih
Putih jernih
2 Kapur Keruh jernih
6.2 Pembahasan
Prinsip Pemisahan campuran adalah adanya perbedaan sifat fisika dan sifat
kimia yang dimiliki oleh komponen-komponen yang membentuk campuran atau
senyawa. Suatu campuran disusun oleh materi-materi yang memiliki sifat fisika
dan sifat kimia yang berbeda. Pemisahan campuran berdasarkan pada ukuran
partikel, titik uap, kelarutan, pengendapan, difusi, dan adsorbs. Pemisahan
campuran berdasarkan titik uap bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki
titik uap yang jauh berbeda dapat dipisahkan dengan metode distilasi. Apabila
titik uap zat hasil lebih rendah daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan
antara suhu uap zat hasil dan di bawah suhu uap zat pencampur. Zat hasil akan
lebih cepat menguap, sedangkan zat pencampur tetap dalam keadaan cair dan
sedikit mengup ketika titik uapnya terlewati. Proses pemisahan dengan dengan
dasar perbedaan titik uap ini jika dilakukan dengan pengontrolan suhu yang ketat
akan dapat memisahkan suatu zat dari campurannya yang baik, karena suhu
selalu dikontrol untuk tidak melewati titik uap campuran seperti titik uap air
yaitu 100˚C dan titik uap spiritus 64,7˚C. pemisahan campuran berdasarkan
kelarutan, suatu zat mempunyai ciri kelarutan yang berbeda,artinya suatu zat
mungkin larut dalam pelarut 1 tetapi tidak larut dalam pelarut 2. Secara umum
pelarut ada 2 macam, yaitu pelarut polar dan pelarut nonpolar. Pelarut polar
misalnya air dan pelarut nonpolar misalnya methanol. Dengan mengetahui
kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam cmpurannya, maka
kita dapat memisahkan zat yang diinginkan dengan menggunakan pelarut
tertentu.
Destilasi merupakan suatu proses pemisahan zat cair dari campurannya
berdasarkan pada titik didih atau berdasarkan kemampua zat tersebut menguap,
dimana zat cair dipanaskan hingga titik didihnya, serta mengalirkan uap ke dalam
kondensor dan mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat cair. Pada
kondensor tersebut digunakan air yang mengalir sebagai pendinginan yang
sempurna. Saat suhu dipanaskan, cairan yang titik didihnya lebih rendah akan
menguap terlebih dahulu. Uap ini akan dialirkan dan kemudian didinginkan
kembalimenjadi cairan yang ditampung pada wadah terpisah, zat yang titik
didihnya lebih tinggi akan tertinggal pada wadah semula. Prinsip dari destilasi
yaitu penguapan dan pengembunan kembali uapnya dari tekanan dan suhu
tertentu. Pada percobaan ini larutan ang akan didestilasi yaitu larutan spiritus. Air
dan spiritus ini keduanya merupakan senyawa polar. Hal ini dikarenakan
keduanya memiliki titik didih yang tinggi, titik didih air yaitu 100˚C sedangkan
titik didih spiritus yaitu 64.7˚C. Kandungan dalam spiritus yaitu metanol 10%,
isopropyl alcohol, aseton, metil etil keton, metil isobutyl keton, dan denotanium.
Pada percobaan ini dilakukan dengan memanaskan spiritus, karena titik didih
spiritus lebih rendah daripada air maka pada proses pemanasan spiritus akan
menguap terlebih dahulu dibandingkan air. Uap spiritus tersebut bergerak
menuju tekanan yang lebih rendah, pada ujung adapter penampung distilat
terdapat lubang sebagai pengurang tekanan sehingga uap spiritu akan mengarah
kea rah lubang tersebut menuju ke kondensor untuk kemudian ditampung dalam
erlenmeyer. Sehingga akan menghasilkan destilat yang diperoleh adalah
methanol dengan kandungan titik didih yang sama dengan spiritus yaitu 64.7˚C.
Prinsip pemisahan dekantasi adalah menggunakan perbedaan massa jenis zat
dari komponen komponen pembentuk campuran. Semakin besar perbedaannya,
maka semakin mudah pemisahannya. Metode dekantasi dengan didiamkan atau
diendapkan campuran kapur dan air yang berwarna putih keruh. Setelah
mengendap larutan dipisahkan secara perlahan agar endapan tidak terbawa
campuran larutan kembali dan menghasilkan hasil dekantasi dengan warna putih
tidak keruh. Prinsip pemisahan sentrifugasi adalah pemisahan campuran zat
padat dengan zat padat atau zat cair dengan zat padat dengan cara diputar.
Metode sentrifugasi ini dengan dimasukkan campuran kapur dan air yang
berwarna putih keruh ke dalam tabung sentrifugal kemudian diputar dengan
cepat menggunakan alat pemutar selama 2 menit. Akibatnya zat partikel yang
besar akan terkumpul di pusat (tengah-tengah) tempat itu sehingga terpisah dari
zat lainnya, dan larutan yang sudah jernih dipindahkan dengan menggunakan
pipet tetes. Prinsip pemisahan filtrasi adalah adanya beda ukuran antara zat yang
akan dipisahkan. Metode filtrasi ini membutuhkan penyaring seperti tisu, larutan
campuran air dan kapur disaring dan diambil filtratnta yang berwarna putih
jernih.
Rekristalisasi adalah pemurnia suatu zat padat dari campuran atau
pengotornya dengan cara mengkristalkan Kembali zat tersebut setelah dilarutkan
dalam pelarut. Prinsip rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang
akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur. Larutan yang terjadi
dipisahkan satu sama lain, kemudia larutan zat yang diinginkan dikristalkan
dengan cara menjenuhkannya. Untuk merekristalisasi suatu senyawa harus
memilih pelarut yang cocok dengan senyawa tersebut. Setelah senyawa tersebut
dilarutkan kedalam pelarut yang sesuai kemudian dipanaskan sampai semua
senyawanya larut. Apabila pada temperature kamar, senyawa tersebut telah larut
sempurna di dalam pelarut, maka tidak perlu lagi dilakukan pemanasan.
Pemanasan hanya dilakukan apabila senyawa tersebut belum atau tidak larut
sempurna pada keadaan suhu kamar. Salah satu factor penentu keberhasilan
proses rekristalisasi adalah pemilihan zat pelarut. Pada praktikum ini
menggunakan garam yang dilarutkan dalam aquades karena garam dapur mudah
larut dalam air. Perbandingan garam dapur sebelum dan sesudah rekristalisasi
adalah garam dapur yang belum direkristalisasi terbentuk kristal yang kasar,
bentuknya bongkahan dan berwarna putih keruh. Sedangkan garam dapur setelah
direkristalisasi berbentuk kristal yang halus, lebih lembut, warnanya putih bersih
dan massanya lebih berkurang.
VII. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum Perubahan Materi dan Pemisahan Campuran
adalah:
1. Dapat mendemontrasikan pemisahan suatu campuran
2. Dapat menguji beberapa teknik pemisahan berdasarkan sifat fisik masing-
masing komponen
3. Dapat memisahkan campuran homogen dengan teknik destilasi
DAFTAR PUSTAKA
Pinalia, A. 2011. Kajian Metode Filtrasi Gravitasi dan Filtrasi Sistem Vakum untuk
Proses Penyempurnaan Rekristalisasi Amonium Perklorat. Majalah Sains dan
Teknologi Dirgantara. 6(3).
LAMPIRAN
LEMBAR PENGAMATAN
1. Pemisahan Campuran
Massa beker awal = 62,891 gram
Massa pasir = 0,500 gram
Massa garam dapur = 0,503 gram
Massa naftalena = 0,505 gram
Massa Gelas beaker + pasir + garam dapur + naftalena = 64,302 gram
Massa kaca arloji kosong = 23,80 gram
Massa kaca arloji + padatan = 24,394 gram
Massa padatan (setelah pemanasan ke-1) = Jumlah – massa kaca
arloji
= 24,392 – 23,80
= 0,592 gram
Massa gelas beaker + sisa padatan = 63,551 gram
Massa sisa padatan (setelah pemanasan ke-1) = Jumlah – massa gelas
beaker
= 63,551- 62,891
= 0,66 gram
Massa kertas saring bersih = 1,138 gram
Massa kertas saring + padatan sisa = 1,668 gram
Massa sisa padatan =Jumlah – massa kertas saring
= 1,668 - 1,138
= 0,53
2. Distilasi
Suhu larutan sampel awal = 25° C
Suhu larutan sampel saat menetes = 60° C
warna hasil sampel awal (aquades+spiritus) = Keunguan
warna hasil distilat = bening
3. Sentrifugasi + filtrasi
Warna sampel air + batu kapur = putih keruh
warna sentrat hasil sentrifugasi = bening
Warna filtrat hasil filtrasi = lebih bening
4. Rekistralisasi
massa cawan porselen kosong = 45, 32 g.
massa cawan porselen + filtrat = 47, 36 g.
massa cawan porselen setelah dipanaskan = 46, 22 g
warna kristal NaCl sampel = putih dan kotor
warna kristal NaCl setelah rekristalisi = lebih putih dan bersih