KIMIA ANORGANIK
(H31113305)
DEWI INDRAWATY A.
(H31113323)
WINA KHATRINI D
(H31113505)
(Cu(CH3-
COO)2.2H2O)
Peringatan Khusus : Bacalah seksama informasi berikut sebelum bekerja!
Nama
Bahan
CH3COOH
Bahaya
Penanganan
Pertolongan
Mata: Menyebabkan
bahaya
Penyimpanan:
iritasi
Simpan di atas 62
Kulit:Menyebabkan
F, jauh dari
15 menit,
iritasi
sumber pengapian
menaikkan dan
Tertelan:
dan oksida.
Perlindungan
menurunkan
Menyebabkan
ketidaknyamanan
pencernaan.
Inhalasi:Menyebabka
n iritasi pada saluran
pernapasan.
pribadi :
Perlindungan
pernapasan :
sebuah
NIOSH/MSHA
kimia cartridge
respirator harus
dipakai jika PEL
atau TLV
terlampaui.
kelopak mata 15
sesekali. Dapatkan
perawatan medis
jika terjadi iritasi.
Kulit: Cuci dengan
air selama 15
menit. Mencuci
pakaian yang
terkontaminasi
sebelum digunakan
kembali. Dapatkan
perawatan medis
jika terjadi iritasi.
Tertelan: Jika
tertelan, jika sadar,
berikan banyak air
dan panggil dokter.
Jangan pernah
memberikan
apapun melalui
mulut kepada orang
yang tidak sadarkan
diri.
Inhalasi:Segera
pindahkan korban
ke tempat yang
memiliki udara
segar, berikan
pernafasan buatan
atau oksigen korban
segera bawa ke
NH4OH
Mata: Kontak
Penyimpanan:
dokter.
Mata: Segera
Simpan di tempat
dingin, berventilasi
penyebab dan
minimal 5 menit,
kemungkinan
dapatkan bantuan
kerusakan mata
permanen.
Kulit: Menyebabkan
pribadi :
Kacamata
(goggles) atau
menyebabkan luka
tangan.
kulit, dapat
menyebabkan
pewarnaan,
peradangan dan
penebalan kulit.
Tertelan: Berbahaya
jika tertelan dapat
menyebabkan
kerusakan parah dan
permanen pada saluran
pencernaan,
medis dengan
segera.
Kulit: segera siram
kulit dengan
banyak air selama
minimal 5 menit
sambil melepaskan
pakaian dan sepatu
yang
terkontaminasi,
dapatkan bantuan
medis dengan
segera, mencuci
pakaian sebelum
digunakan kembali.
Tertelan: jangan
dimuntahkan,
dapatkan bantuan
menyebabkan luka
medis dengan
bakar saluran
pencernaan,
tidak sepenuhnya
menyebabkan
sadar, berikan
penyempitan
secangkir air
tenggorokan hingga
minum, dilarang
memberikan
bahkan dapat
apapun melalui
menyebabkanshock.
mulut korban
Inhalasi:
terlebih kepada
Menyebabkan iritasi
sadar.
Inhalasi:
pindahkan ke udara
kemungkinan koma.
bernapas, berikan
pernapasan buatan,
jika sulitbernapas
berikan oksigen,
dapatkan bantuan
Penyimpanan:
medis.
Mata: Bilas dengan
Simpan dalam
air mengalir
wadah tertutup
sekurang-
Kulit:Menyebabkan
rapat. Simpan di
kurangnya 15
menit.Dapatkan
kering, berventilasi
perawatan medis
Tertelan:
kompatibel. Jangan
setidaknya selama
Menyebabkan iritasi
mengekspos ke
15 menit saat
saluran pencernaan
udara. Simpan di
mengeluarkan
bawah suasana
pakaian yang
terkontaminasi dan
cukup udara.
Jangan
berlebihan. Dapat
menggunakan mulu
menyebabkan iritasi
ke mulut resusitasi.
saluran pernafasan
Jika mengalami
sesak napas,
sepatu.
Tertelan: Bila
korban sadar,
berikan 2-4 cupfuls
susu atau air.
Jangan pernah
memberikan
apapun melalui
mulut kepada orang
yang tidak sadar.
Dapatkan bantuan
medis.
Inhalasi:Segera
pindahkan korban
ke tempat yang
berikan pernapasan
buatan
menggunakan
oksigen dan
perangkat mekanis.
Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah :
Mempelajari proses pembentukan senyawa hidrat Tembaga(II) Asetat
(Cu(CH3COO)2.2H2O).
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Mensintesis senyawa hidrat tembaga(II) asetat (Cu(CH3COO)2.2H2O)
2. Mengidentifikasi dan menganalisis proses pembentukan senyawa hidrat
tembaga(II) asetat (Cu(CH3COO)2.2H2O)
3. Menentukan rendamen tembaga(II) asetat(Cu(CH3COO)2.2H2O)
1.1 Pendahuluan
Senyawa hidrat adalah senyawa kimia yang dapat mengikat air pada suhu
kamar dan akan melepas kembali airnya jika dipanaskan. Hidrat dalam senyawa
anorganik adalah garam yang mengandung molekul air dalam perbandingan tertentu
yang terikat baik pada atom pusat atau terkristalisasi dengan senyawa kompleks.
Hidrat seperti ini disebut juga sebagai air terkristalisasi atau air hidrasi.
Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar.
Kristal memilki bebearap sifat khas seperti regangan geser, elastisitas, penghantaran
listrik, indeks refraksi, dan kecepatan larut. Kristal yang terbentuk perlahan-lahan
mempunyai bentuk yang lebih sempurna dan berukuran lebih besar. Krisytal semacam
itu dapat diperoleh dengan caa mencairkan atau melehkan zat padat murni dan
kemudian mendinginkannya dengan amat perlahan-lahan dengan kecepatan
pendinginan yang diatur tetap.
Kristal-kristal dapat dibagi dalam jenis yang jelas yaitu: Kristal molekuler
(konduktor listrik yang buruk karena semua elektronnya terikat pada molekulnya
sendiri dan tidak bebas bergerak dalam padatan). Kristal ionic (ion-ion yang terletak
pada daerah kisi dan ikatan antara ion-ion tersebut umumnya secara elektrostatik.
Kristal kovalen terdapat jaringan ikatan kovalen antara atom-atomnya yang diperluas
keseluruh zat padat dan merupakan konduktor listrik yang lemah karena elektronelektron pada zat padat.
Beberapa senyawa kimia dapat molekul-molekul air pada suhu kamar
membentuk hidrat, dan senyawa-senyawa seperti itu disebut senyawa hidrat.
Umumnya senyawa hidrat ini akan melepaskan molekul-molekul airnya jiaka
dipanaskan, meskipun proses penggabungan molekul air tersebut berlangsung secara
kimia.
Pada kenyataannya, molekul hidrat merupakan suatu persenyewaan kimia dan
bukan campuran.
1. Molekul air terikat dalam senyawa dengan perbandingan tertentu
2. Terdapat
anhidratnya. Jika molekulnya air hidratnya dilepaskan dengan cara pemanasan, maka
molekul anhidartnya berwarna putih dengan bnetuk molekul monoklin. Proses
pendinginan akan menyebabkan molekul anhidrat tadi menyerap uap air dari udara
dan pengikatan molekul air sebagai hidrat akan terjadi kembali sehingga senyawa
akan berubah menjadi biru dengan bentuk molekul triklin.
TEMBAGA
Tembaga memiliki warna cokelat kemerahan dengan nomor atom 29; Ar
63,546 g/mol; titik didih 2,582 0C; titik leleh 1.083,4 0C. tembaga dapat diekstraksi.
Air tidak bereaksi dengan tembaga, tetapi dalam atmosfer lembab, tembaga lambat
laun membentuk lapisan hijau pada permukaannya. Logam ini tidak bereaksi dengan
asam sulfat dan asan hidroklorida encer tetapi dengan asam nitrat membentuk oksida
nitrogen. Senyawaan tembaga mengandung unsur dengan bilangan oksidasi +1 dan
TEMBAGA(II)ASETAT
Tembaga(II) asetat, atau kupri asetat adalah senyawakimia dengan rumus
Cu2(CH3COO)4, atau disingkat Cu2(OAc)4 dimana AcO- adalah ion asetat (CH3CO2-).
Secara komersial senyawa ini biasanya tersedia dalam bentuk hidratnya, yang
mengandung dua molekulair. Cu2(OAc)4 berwujud padatankristal berwarna hijau
gelap, sedangkan hidratnya Cu2(OAc)4.2H2O berwarna hijau-kebiruan. Sejak dahulu
kala, beberapa senyawa tembaga asetat digunakan sebagai fungisida dan zat warna
hijau. Sekarang Cu2(OAc)4 digunakan dalam sintesisanorganik dan sebagai katalis
maupun agen oksidator pada sintesis organik. Senyawa ini memiliki warna nyala biruhijau.
Tembaga(II) asetat lebih banyak digunakan sebagai katalis atau agen
pengoksidasi dalam sintesis-sintesis organik. Tembaga(II) asetat lebih banyak
digunakan sebagai katalis atau agen pengoksidasi dalam sintesis-sintesis organik.
Molekul Cu2(OAc)4.2H2O memiliki struktur "lampion Tiongkok", seperti halnya
Rh(II) dan Cr(II) tetraasetat. Atom tembaga terikat pada satu atom oksigen dari tiap
asetat dengan panjang 1.97 (angstrom). Bolakoordinasi ini dilengkapi dengan dua
liganair, dengan jarak Cu-O 2.20 . Dua atom tembaga yang memiliki 5 koordinasi
berjarak 2.65 , yang hampir sama dengan jarak Cu-Cu pada logam tembaga.
1.2 Bahan
1. Kristal CuSO4.5H2O
2. Larutan NH4OH pekat
3. Larutan CH3COOH 0,1 M
4. Akuades
5. Es batu
6. Kertas saring
7. Etanol 70%
1.3 Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. Erlenmeyer
9. Bulb
10. Corong
11. Pengaduk
12. Desikator
1.4 Prosedur Kerja
Sebanyak 5 gram Kristal CuSO4.5H2O ditimbang dan dilarutkan dalam 20 mL
aquadest. Setelah larut ditambahkan dengan 10 mL larutan CH3COOH. Setelah itu
ditambahkan setetes demi setetes larutan NH4OH pekat hingga tampak terbentuk
endapan. Larutan kemudian dipanaskan sampai mendidih, setelah itu didinginkan
dengan es batu. Selanjutnya disaring dengan kertas saring. Tapi sebelumnya, kertas
saring ditimbang terlebih dahulu. Endapan yang telah disaring kemudian dikeringkan
dalam desikator, setelah kering kemudian ditimbang.
1.5 Hasil Pengamatan
Berat kertas saring kosong
g. Cu( CH 3 COO)2 .2 H2 O
= Mr CuSO 4 . 5H 2 O
Rendamen =
berat praktikum
x 100 %
berat teori
= %
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F, A., dan Wilkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar, UI-Pres, Jakarta
Daintith, J., 1999, Kamus Lengkap Kimia, diterjemahkan oleh Suminar Achmadi,
Erlangga, Jakarta.
Petrucci, R., H. dan Suminar, 1987, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 3, Erlangga, Jakarta.
Sukardjo, 1985, Kimia Fisika, PT. Bina Aksara, Jakarta.