disusun untuk memenuhi salah satu laporan praktikum Sintesis Organik Anorganik Prodi D3
Teknik Kimia jurusan Teknik Kimia
Dosen Pengampu : Retno Indarti, Ir.,MT.
KELOMPOK 1
2024
BAB I
PENDAHULUAN
Kadang-kadang ditulis dalam bentuk ion sebagai kompleks aluminat yang persamaan
reaksinya:
Reaksi keseluruhan:
Larutan pada persamaan (2) dipanaskan pada suhu 60-80℃ untuk menguapkan
airnya dan suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 80 ℃ karena tawas akan larut dalam
air mendidih. Proses penguapan selama 10 menit dan bila didinginkan akan terbentuk
Kristal tawas yaitu KAl(SO₄)₂.12H₂O.
METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Kertas Saring 1
2. Batang pengaduk 1
3. Magnetic stirrer 1
5. Gelas ukur 50 ml 1
8. Hot plate 1
9. Corong kaca 1
10 Neraca analitik 1
12 Termometer 1
No Komponen Jumlah
1 Berat KOH 10 gram
2 Berat Al 3,0006 gram
3 Volume H2SO4 25 mL
4 Volume aquades 10 mL
5 Volume alkohol 10 mL
6 Berat cawan kosong 68,7648 gram
7 Berat tawas+kertas 106,7554 gram
8 Berat tawas 37,9906 gram
9 Titik leleh tawas 91,4℃
Diketahui:
37,9906 gram
¿ × 100 %
52, 6614 gram
= 72 %
4.2 Pembahasan
Oleh Aaniisa N. Asyffa NIM 231411095
Alumunium adalah logam berwarna putih, yang liat dan dapat ditempa. Melebur pada
suhu 660℃ dan dapat teroksidasi pada permukaannya bila kontak langsung dengan
udara. Alumunium adalah trevalen dalam senyawa-senyawanya serta dapat
membentuk garam-garam rangkap dengan sulfat dari kation-kation monovalen dengan
bentuk kristal, yang disebut tawas (alum, aluin).
Penggunaan alumunium yang begitu banyak dapat menimbulkan masalah baru, yaitu
pencemaran lingkungan. Dibutuhkan waktu kurang lebih 400 tahun untuk dapat
terurai dalam tanah. Salah satu cara untuk mengatasi dan mengurangi sampah
alumunium adalah dengan mendaur ulang. Mengubahnya menjadi tawas, salah satu
contoh alternatifnya. (Syaiful, dkk. 2014).
Tawas adalah senyawa kimia berupa garam sulfat yang memiliki banyak sekali
ragamnya, salah satu yang paling popular adalah Aluminum Sulfat yang banyak
digunakan oleh PDAM untuk memproses air Sungai menjadi air bersih (Setiawan,
Rizky Harry, 2014). Tawas (kalium aluminiumsulfat) dihasilkan dengan mereaksikan
logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) sehingga Al akan
larut membentuk aluminat (Chadwich TF, 1985).
Larutan aluminat di netralkan hingga mecapai pH 1 lalu di diamkan selama 8 jam agar
larutan dapat membentuk endapan berupa tawas.
Gambar 2a. Aluminat + H2SO4 Gambar 2b. Terbentuk tawas setelah 8 jam
Setelah tawas yang terbentuk cukup banyak, lakukan penyaringan di atas corong
burner. Bilas tawas dengan 10 mL aquades dan 10 mL ethanol dengan tujuan agar
mempercepat proses pengeringan.
Praktikan juga melakukan pengecekan titik leleh tawas dengan menghaluskan tawas
dengan mortar dan memasukkannya ke dalam pipa kapiler, kemudian pengecekkan
dilakukan menggunakan Digital Melting Poitn Apparatus dan di dapatkan bahwa
tawas meleleh di suhu 91,4℃
Gambar 3b . Titik Leleh di
Digital Melting Point
Apparatus
Persamaan reaksi tersebut dapat ditentukan dari langkah yang telah dilakukan
yaitu memotong alumunium foil kecil-kecil dan memasukkannya ke dalam larutan
KOH yang telah dibuat dari menimbang kristal KOH sebanyak 10 gram dan
dilarutkan dengan aquades sebanyak 150 mL. Sebelum larutan tersebut ditambahkan
3 gram alumunium foil, larutan tersebut dipanaskan di atas hot plate hingga mencapai
suhu 60-70℃.
Pada proses ini, dilakukan pengamatan yang terjadi pada proses tersebut. Pada
saat melarutkan alumunium foil di dalam KOH, larutan tersebut mulai berbusa dan
terdapat gelembung berwarna abu abu seperti yang terlihat pada gambar (1)
Gambar (1) Proses Pemanasan
Setelah larutan selesai dipanaskan hingga mencapai suhu 60-70 ℃ dan larutan
berubah warna menjadi abu kehitaman, larutan tersebut didinginkan di atas air
beberapa menit. Kemudian larutan tersebut disaring dan filtratnya ditampung
menggunakan gelas kimia seperti pada. Residu yang terdapat pada penyaringan ini
akan berwarna hitam sedangkan filtrat yang dihasilkan berwarna bening seperti yang
terlihat pada gambar (2).
Setelah terbentuk padatan tawas, padatan tersebut disaring hingga filtrat dan
residu pada campuran tersebut terpisah. Kemudian kertas saring yang digunakan
dicuci dengan aquades 10 mL dan alkohol 10 mL. Setelah dicuci dengan alkohol dan
aquades, kristal yang telah terbentuk tersebut dikeringkan di dalam desikator. Setelah
kering, tawas yang didapatkan ditimbang dan didapatkan hasil penimbangan sebesar
37,9906 gram. Adapun hasil perhitungan stoikiometri, massa tawas yang didapat yaitu
52,6614 gram. Sehingga dengan adanya data berat hasil percobaan dan massa
perhitungan stoikiometri, dapat ditentukan rendemen dari percobaan ini yaitu sebesar
72%.
Pada percobaan ini juga dilakukan pengukuran titik leleh tawas dengan
menggunakan alat melting point dengan cara haluskan kristal tawas kemudian
masukkan ke dalah pipa kapilet. Pengecekkan titik leleh dilakukan menggunakan
Digital Melting Point Apparatus, titik leleh tawas berdasarkan percobaan adalah
91,4°C. hal tersebut seharusnya sesuai dengan teori, dimana seharusnya titik leleh dari
tawas yaitu antara 90-92C
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa massa
teori tawas yang didapat dari perhitungan stokiometri adalah 52,6614 gram sedangkan
berdasarkan percobaan adalah 37,9906 gram. Dari dua data tersebut persentase yeild
untuk percobaan ini adalah 72%. Adapun titik leleh tawas yang telah diamati pada
percobaan ini yaitu terdapat pada suhu 91,4℃. Aluminat Sulfat atau tawas memiliki
banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari serta dibidang industri, seperti industri
kertas, tekstil, bahkan dibidang pertanian serta masih banyak lagi.
5.2 Saran
Hendaknya saat berada di dalam laboratorium selalu berhati hati dalam
melakukan percobaan dan penelitian. Kita juga perlu mengetahui langkah langkah
yang benar sebelum melakukan percobaan agar tidak menyebabkan masalah. Bila ada
kendala atau persoalan dalam melakukan percobaan, hendaknya tanyakan kepada
dosen pembimbing agar tidak salah dalam melakukan percobaan tersebut. Tak lupa
juga untuk selalu memperhatikan kerjasama kelompok dalam melakukan percobaan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Chadwich TF (1985), General Chemistry & Inorganic Chemistry, second edition, New Delhi:
S.Anand & Company.
Jannah, Miftahul. 2017. Laboratorium Praktikum Kimia Anorganik II : Pembuatan Tawas dari
Alumunium Foil.
https://www.academia.edu/34505454/LAPORAN_PRAKTIKUM_PEMBUATAN_TA
WAS. [diakses pada 14 Maret 2024].
Ngatin, Agustinus. 2017. Sintesis Tawas dari Limbah Alumunium Foil. Modul Praktikum
Sintesis Organik Anorganik.
Setiawan, Rizky Harry. 2014. Jurnal Praktikum Kimia Anorganik 2 : Pembuatan Tawas dari
Limbah Kaleng Alumunium.”
https://www.academia.edu/6775433/Laporan_Praktikum_Kimia_Anorganik_2_Pemb
uatan_Tawas. [diakses pada 14 Maret 2024].
Suminar Achmadi, PhD (Perruci,Ralph ).(1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern
jilid 3 Jakarta: Penerbit Erlangga.
Syaiful, M., dkk. 2014. Efektivitas Alum dari Kaleng Minuman Bekas sebagai Koagulan
untuk Penjernih Air. Jurnal Teknik Kimia. 20(4).