Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS ORGANIK ANORGANIK

“SINTESIS TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL”

disusun untuk memenuhi salah satu laporan praktikum Sintesis Organik Anorganik Prodi D3
Teknik Kimia jurusan Teknik Kimia
Dosen Pengampu : Retno Indarti, Ir.,MT.

KELOMPOK 1

Aaniisa Nur Asyffa NIM 231411095


Adelia Wardah NIM 231411096
Alifa Ramadhani Zahra NIM 231411097
Azmi Wibisono NIM 231411098

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi pangan yang semakin maju banyak menggunakan kemasan
dari aluminium foil karena dapat mempertahankan kwalitas bahan. Banyaknya limbah
kemasan aluminium foil dapat diolah menjadi bahan koagulan dan bahan penjernih air
dalam bentuk tawas,sehingga untuk mengatasi limbah kemasan tersebut perlu dilakukan
percobaan proses pembuatan tawas. Selain itu tawas digunakan pada proses pewarnaan
tekstil, denga mencelupkan tekstil dalam larutan tawas dan dipanaskan, sehingga terjadi
hidrolisis dari Al(H2O)₆³⁺menjadi Al(OH)₃ ke atas serat tekstil dan kemudian zat warna
diserap oleh Al(OH)₃. (Liptrot GF, 1987)
1.2 Tujuan
 Mempelajari dan memahami pembuatan tawas dari aluminium foil.
 Mempelajari reaksi proses yang terjadi.
 Menghitung yield atau perolehan produk tawas dan menganalisa dengan
menentukan titik leleh tawas.
 Mengamati proses yang terjadi pada pembuatan tawas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tawas (kalium aluminiumsulfat) dihasilkan dengan mereaksikan logam


aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) sehingga Al akan larut
membentuk aluminat (Chadwich TF, 1985) menurut persamaan reaksi:

2Al + 2 KOH + 2H₂O → 2 KAlO₂ + 3 H₂ (1)

Kadang-kadang ditulis dalam bentuk ion sebagai kompleks aluminat yang persamaan
reaksinya:

2 Al + 2OH₂+ 6H₂O → 2Al(OH)₄ + 3H₂ (2)

Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat, mula-mula terbentuk endapan


berwarna putih alumunium hidroksida [Al(OH)3], dengan penambahan asam sulfat
endapan putih yang terbentuk semakin banyak dan jika didiamkan akan terbentuk
kristal seperti kaca dari tawas (kalium aluminiumsulfat) atau sering disebut alum.
Secara singkat reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut:

2KAlO₂ + 2H₂O + H₂SO₄ → K₂SO₄ + 2Al(OH)₃ (3)

H₂SO₄ + K₂SO₄ + 2Al(OH)₃ → 2KAl(SO₄)₂ + 6H₂O (4)

24H₂O + 2KAl(SO₄)₂ → 2KAl(SO₄)₂.12H₂O (5)

Reaksi keseluruhan:

2 Al + 2 KOH + 10H₂O + 4H₂SO → 2 KAl(SO₄)₂.12H₂O + 3H₂ (6)

Larutan pada persamaan (2) dipanaskan pada suhu 60-80℃ untuk menguapkan
airnya dan suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 80 ℃ karena tawas akan larut dalam
air mendidih. Proses penguapan selama 10 menit dan bila didinginkan akan terbentuk
Kristal tawas yaitu KAl(SO₄)₂.12H₂O.

Senyawa alumunium khususnya senyawa sulfat banyak digunakan pada industri


kertas. Selain itu, tawas banyak digunakan di industri–industri baik digunakan sebagai
koagulan dalam pengolahan air dan air buangan maupun penyamakan kulit dan bahan
pewarna di industri tekstil. Selain itu tawas pun dapat digunakan untuk mengentalkan
lateks (getah karet yang cair) sehingga menjadi membeku. (Suminar Achmadi PhD,
1987)
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1. Alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu:

No Nama alat Jumlah Gambar

1. Kertas Saring 1

2. Batang pengaduk 1

3. Magnetic stirrer 1

4. Gelas kimia 400 ml 1

5. Gelas ukur 50 ml 1

6. Labu Erlenmeyer 300 ml 1

7. Buret, statif, klem 1

8. Hot plate 1

9. Corong kaca 1
10 Neraca analitik 1

11. Indicator universal 1

12 Termometer 1

13. Pipet ukur 1

3.1.2. Bahan yang diperlukan pada saat praktikum, yaitu:

No Nama bahan Jumlah


1. Alumunium foil 3 3 gram
2. Kristal KOH 10 gram
3. Aquades 10 mL
4. Alkohol 10 mL
5. Larutan H2SO4 50 mL

3.1.3. Keselamatan kerja


1. Pembuatan atau sintesis garam besi (II) sulfat terhidrat harus dilakukan di l
emari asam, karena menggunakan asam sulfat dan reaksi menghasilkan gas
hidrogen (H₂).
2. Praktikan atau mahasiswa menggunakan Alat pelindung Diri (APD) seperti
jas lab, masker, dan sepatu tertutup.
3. Larutan asam sulfat bersifat korosif dan jika mengenai tangan akan terasa
gatal dan dapat mengelupas, sehingga cepat dicuci dan dibilas dengan air
mengalir.
4. Gas H₂ mempunyai bau yang khas dan dapat menyebabkan sesak atau me
ngganggu pernapasan.

3.1.4 Material Safety Data Sheet (MSDS)

1. Asam Sulfat (H2SO4)


Nama Produk : SULPHURIC ACID 95 - 98% AR
Sinonim : Hydrogen sulfate, Oil of vitriol, Chamber acid
No. CAS : 7664-93-9
Identifikasi Bahaya
“Dapat korosif terhadap logam. Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan
kerusakan mata.”
Tindakan P3K
 Setelah terhirup: hirup udara segar. Panggil dokter
 Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Segera panggil dokter
 Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
 Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas),
hidari muntah (resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba
menetralisir.
2. Kalium Hidroksida (KOH)
Nama Produk : POTASSIUM HYDROXIDE 0.1 N (0.1 M)
Sinonim : Potassium hydroxide Solution 0.1N, Titrant Standard KOH Solution
0.1N
No. CAS : 1310-58-3 (mixture )
Identifikasi Bahaya
“Menyebabkan iritasi kulit. Menyebabkan iritasi mata yang serius”
Tindakan P3K
 Setelah terhirup: hirup udara segar.
 Bila terjadi kontak dengan kulit: cuci dengan air yang banyak. Lepaskan
pakaian yang terkontaminasi.
 Setelah terjadi kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak.
 Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas).
Konsultasi kepada dokter jika merasa tidak sehat.
3. Alumunium Foil
Nama Produk : Alumunium Foil
No CAS : 7429-90-5
Identifikasi Bahaya
“Very toxic to aquatic life. Avoid release to the environment”
Tindakan P3K
 Penghirupan : Pastikan pernapasan udara segar. Jika sulit bernapas, pindah
kan korban ke udara segar dan pertahankan beristirahat dalam posisi yang
nyaman untuk bernapas.
 Kontak dengan kulit : Dapatkan saran/perhatian medis. Cuci kulit dengan
banyak air.
 Kontak mata: Bilas dengan hati-hati dengan air selama beberapa menit. Le
paskan lensa kontak, jika ada dan mudah dilakukan. Lanjutkan pembilasan.
Dapatkan saran/perhatian medis.
 Tertelan: Bilas mulut. Jangan dimuntahkan.
4. Nama Produk : Ethanol
Sinonim : Ethyl Alcohol, Spirit of Wine, Ethyl Hydrate
No CAS : 64-17-5
Identifikasi Bahaya
“Cairan dan uap amat mudah menyala. Menyebabkan iritasi mata yang serius.”
Tindakan P3K
 Jika dihirup: pindahkan korban ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Konsultasikan dengan dokter.
 kasus kontak dengan kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air yang banyak. Hubungi
dokter jika terjadi iritasi
 kasus kontak pada mata: Bilas dengan air yang banyak selama minimal 15
menit , angkat kelopak mata bagian atas dan bawah sesekali. Segera dapatkan
bantuan medis / periksakan ke Dokter mata.
 Jika tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak).
Periksakan ke dokter.
3.2 Prosedur Kerja
Pembuatan larutan KOH
1. Timbang KOH sebanyak 10 gram
2. Siapkan 150 mL aquades dalam gelas kimia ukuran 600ml
3. Masukan 10 gram KOH ke dalam gelas kimia sambil diaduk hingga larutan homog
en
Pembuatan larutan H2SO4 50% sebanyak 50 mL
1. Siapkan 25 mL aquades dalam gelas kimia ukuran 100ml
2. Ukurlah 25 mL H2SO4 pekat menggunakan gelas ukur
3. Masukan sedikit demi sediki H2SO4 ke dalam gelas kimia sambil di aduk pelan.
Pembuatan Tawas
1. Timbang dan siapkan alumunium foil sebanyak 3 gram, di potong dalam ukuran ke
cil
2. Panaskan larutan KOH yang sudah dibuat pada suhu 60 – 70℃ diatas hotplate, mas
ukan magnet stirrer kedalamnya. (dikerjakan di lemari asam).
3. Masukan alumunium foil sedikit demi sedikit ke dalam larutan KOH yang sedang
dipanaskan. Amati perubahan yang terjadi
4. Setelah selesai, diamkan dan dinginkan larutannya, lalu saring dan
filtratnyaditampung dalam erlenmeyer
5. Siapkan 50 mL H2SO4 yang telah dibuat kedalam buret
6. Masukan H2SO4 ke dalam Erlenmeyer yang berisi filtrat, tetes demi tetes dari
buret sampai pH larutan 1-2.Catat volume H2SO4 yang digunakan.
7. Panaskan campuran (f) di atas hotplate pada suhu 60-80℃ selama 10 menit
8. Diamkan sambil didinginkan beberapa waktu hingga terbentuk padatan tawas, lalu
saring menggunakan kertas saring yang telah ditimbang
9. Setelah filtrat terpisah, residu pada kertas saring cuci dengan 10 mL alcohol dan 10
mL aquades, kemudian keringkan dalam desikator.
10. Timbang Kristal tawas yang terbentuk setelah dikeringkan
Flowsheet atau diagram alir Percobaan
Tahap 1 dan tahap 2, membuat larutan reaktan,
Tahap 3 Sintesis Tawas

3.3 Tabel Data Pengamatan


 Tabel Data Reaktan dan Produk

No Komponen Jumlah
1 Berat KOH 10 gram
2 Berat Al 3,0006 gram
3 Volume H2SO4 25 mL
4 Volume aquades 10 mL
5 Volume alkohol 10 mL
6 Berat cawan kosong 68,7648 gram
7 Berat tawas+kertas 106,7554 gram
8 Berat tawas 37,9906 gram
9 Titik leleh tawas 91,4℃

 Tabel Data Pengamatan


No Aktivitas Pengamatan
Larutan berbuih dan berubah warna menjadi abu-
1 Melarutkan Al dalam KOH abu.
2 Pendinginan Penurunan suhu pada larutan.
Larutan yang sebelumnya berwarna abu abu setelah
3 Penyaringan di filtrasi menjadi benimg.
Larutan menjadi putih dan sedikit kental terdapat
4 Aluminat + H₂SO₄ gumpalan-gumpalan putih serta terasa panas.
Setelah ditungggu beberapa hari terbentuk kristal
tawas, setelah dilakukan penyaringan dan
pembilasan dengan aquades dan alcohol kristal
Mengambil tawas dengan tawas
5 alkohol dan aquades menjadi kering.
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengolahan Data


4.1.1 Perhitungan Stokiometri
Reaksi kimia
2 Al + 2 KOH + 10H₂O + 4H₂SO → 2 KAl(SO₄)₂.12H₂O + 3H₂

Mencari massa Al secara teoritis

Diketahui:

 Massa Al = 3 gram Mr Al = 27 g/mol


 Massa KOH = 10 g/mol
 Mr KOH = 56 g/mol
 Mr KAI (SO ₄)₂.12 H ₂ O = 474 g/mol
a) Menentukan mol Al
m
n=
Mr
3 gram
¿
gram
27
mol
¿ 0,1111 mol
b) Menentukan mol KOH
m
n=
Mr
10 gram
¿ =¿ 0,1785 mol
56 gram/mol
maka,

0,1111 0,1785 - 0,4668 -


m
r 0,1111 0,1111 - 0,2222 0,1111

s - 0,0674 0,2446 0,1111


2 Al + 2 KOH + 10H₂O + 4H₂SO → 2 KAl(SO₄)₂.12H₂O + 3H₂
Maka mol 2 KAI (SO₄)₂ adalah 0,1111 mol

c) Massa tawas secara teoritis


m=n× Mr
m=0,1111 mol ×474 g /mol
m=52,6614 gram
d) Massa tawas dari hasil praktikkum adalah
Berat Cawan + tawas – Berat Cawan Kosong
= 106,7554 – 68,7648
= 37,9906 gram

e) Perhitungan yield tawas


ℎasil paktikkum
¿ ×100 %
hasil teoritis

37,9906 gram
¿ × 100 %
52, 6614 gram
= 72 %

4.2 Pembahasan
Oleh Aaniisa N. Asyffa NIM 231411095
Alumunium adalah logam berwarna putih, yang liat dan dapat ditempa. Melebur pada
suhu 660℃ dan dapat teroksidasi pada permukaannya bila kontak langsung dengan
udara. Alumunium adalah trevalen dalam senyawa-senyawanya serta dapat
membentuk garam-garam rangkap dengan sulfat dari kation-kation monovalen dengan
bentuk kristal, yang disebut tawas (alum, aluin).

Penggunaan alumunium yang begitu banyak dapat menimbulkan masalah baru, yaitu
pencemaran lingkungan. Dibutuhkan waktu kurang lebih 400 tahun untuk dapat
terurai dalam tanah. Salah satu cara untuk mengatasi dan mengurangi sampah
alumunium adalah dengan mendaur ulang. Mengubahnya menjadi tawas, salah satu
contoh alternatifnya. (Syaiful, dkk. 2014).
Tawas adalah senyawa kimia berupa garam sulfat yang memiliki banyak sekali
ragamnya, salah satu yang paling popular adalah Aluminum Sulfat yang banyak
digunakan oleh PDAM untuk memproses air Sungai menjadi air bersih (Setiawan,
Rizky Harry, 2014). Tawas (kalium aluminiumsulfat) dihasilkan dengan mereaksikan
logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) sehingga Al akan
larut membentuk aluminat (Chadwich TF, 1985).

Persamaan reaksi dapat ditulis sebagai berikut:

2 Al + 2 KOH + 2 H2O 2 KAlO2 + 3 H2


Kalium Hidroksida (KOH) dilarutkan dengan aquadest 150 mL dan diaduk hingga
homogen. Setelah larutan KOH tersebut homogen, panaskan dengan suhu 60-80℃
sambil ditambahkan alumunium secara perlahan. Aduk dan pastikan alumunium
tersebut larut dalam larutan KOH. Perlu diperhatikan suhu pemanasan yang sedang
beralngsung agar tidak kurang dari 60℃ dan lebih dari 80℃. Karena suhu yang
kurang panas akan menyebabkan alumunium sukar larut dan suhu yang terlalu panas
akan menyebabkan tawas larut dalam air.

Gambar 1a. Pelarutan alumunium & KOH

Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat, mula-mula terbentuk endapan


berwarna putih alumunium hidroksida [Al(OH)3], dengan penambahan asam sulfat
endapan putih yang terbentuk semakin banyak dan jika didiamkan akan terbentuk
kristal seperti kaca dari tawas.
Reaksi keseluruhan yang terjadi :

2 Al + 2 KOH + 10 H2O + 4 H2SO 2 KAl(SO4)2 .12 H2O + 3 H2

Larutan aluminat di netralkan hingga mecapai pH 1 lalu di diamkan selama 8 jam agar
larutan dapat membentuk endapan berupa tawas.

Gambar 2a. Aluminat + H2SO4 Gambar 2b. Terbentuk tawas setelah 8 jam

Setelah tawas yang terbentuk cukup banyak, lakukan penyaringan di atas corong
burner. Bilas tawas dengan 10 mL aquades dan 10 mL ethanol dengan tujuan agar
mempercepat proses pengeringan.

Gambar 3a. Penyaringan Tawas

Praktikan juga melakukan pengecekan titik leleh tawas dengan menghaluskan tawas
dengan mortar dan memasukkannya ke dalam pipa kapiler, kemudian pengecekkan
dilakukan menggunakan Digital Melting Poitn Apparatus dan di dapatkan bahwa
tawas meleleh di suhu 91,4℃
Gambar 3b . Titik Leleh di
Digital Melting Point
Apparatus

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, praktikan mendapatkan hasil berat


tawas sebesar 37,9906 gram. Apabila dibandingkan dengan berat teoritis, yaitu
52,6614 gram menggunakan persamaan yield, maka akan menghasilkan rendemen
sebesar 72%

Senyawa alumunium khususnya senyawa sulfat banyak digunakan pada industri


kertas sebagai agen penggumpalan kertas. Selain itu, tawas banyak digunakan di
industri–industri baik digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan air dan air
buangan untuk menghilangkan pertikel-pertikel kecil dengan membantu mereka
mengendap sehingga air menjadi lebih bersih. Dalam industri trkstil tawas juga sering
dimanfaatkan seperti digunakan untuk penyamakan kulit dan bahan pewarna. Kadang-
kadang digunakan dalam pertanian sebagai bahan baku pupuk atau untuk mengatur
pH tanah.

Oleh Adelia Wardah NIM 231411096


Pada praktikum kali ini kita melakukan percobaan pembuatan tawas dari
limbah alumunium foil. Tawas merupakan senyawa kimia yang umum digunakan
dalam berbagai aplikasi, seperti kosmetik, pengolahan air, dan sebagai bahan kimia
dalam laboratorium. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami proses
pembuatan tawas secara sederhana dan melihat bagaimana aluminium foil dapat
digunakan sebagai sumber aluminium dalam proses tersebut.
Alumunium foil direaksikan dengan 10 gram KOH yang telah dilarutkan
dengan aquades sebanyak 150 ml didalam gelas kimia dan 25 mL larutan H ₂SO ₄
yang telah diencerkan dengan 25 mL aquades didalam gelas kimia. Alumunium foil
seberat 3 gram tersebut dipotong-potong menjadi kecil. Kemmudian masukkan ke
dalam larutan KOH yang dipanaskan dalam suhu 60 - 70 ℃. Dalam proses pelarutan
tersebut menghasilkan gas H₂ dan larutan tersebut berubah warnanya dari bening
menjadi berwarna hitam, hal tersebut menunjukkan alumunium foil telah larut. Reaksi
yang terjadi pada percobaan tersebut adalah
2Al + 2 KOH + 2H₂O → 2 KAlO₂ + 3 H₂
Setelah pemanasan tersebut selesai, saring larutan tersebut menggunakankertas
saring lalu filtratnya dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian filtrat tersebut
dilakukan titrasi dengan larutan H₂SO₄ hingga filtrat tersebut pHnya mencapai 1 – 2,
saat dilakukan titrasi larutan sambil diaduk karena pada pH tersebut sering terbentuk
endapan. Setelah mencapai pH 1 - 2, larutan tersebut dipanaskan selama 10 menit
dalam suhu 60 - 70℃. Kemudian dinginkan dan diamkan larutan tersebut selama 3
hari hingga terbentuk endapan. Reaksi yang terjadi pada percobaan tersebut adalah
2 Al + 2 KOH + 10H₂O + 4H₂SO → 2 KAl(SO₄)₂.12H₂O + 3H₂
Setelah terbentuk endapan tawas, saring lalu bilas kristal tawas tersebut
menggunakan aquades 10 mL dan alkohol 10 mL. Kemudian setelah itu larutan
tersebut disimpan didalam desikator untuk mengurangi kadar air dalam kristal
tersebut.

Gambar kristal tawas


Setelah kering, tawas kemudian ditimbang. Adapun jumlah tawas yang didapat
dari percobaan ini adalah 37,9906 gram. Secara stokiometri, tawas yang seharusnya
terbentuk adalah 52,6614 gram. Dengan demikian diperoleh nilai yield yaitu sebesar
72%. Pada percobaan ini juga dilakukan pengukuran titik leleh tawas dengan
menggunakan alat melting point dengan cara haluskan kristal tawas kemudian
masukkan ke dalah pipa kapilet. Pengecekkan titik leleh dilakukan menggunakan
Digital Melting Point Apparatus, titik leleh tawas berdasarkan percobaan adalah
91,4°C.
Percobaan dilakukan untuk memahami pembuatan tawas dan memahami
reaksi yang terjadi. Dari hasil percobaan, yield yang diperoleh adalah 72% hal ini
disebabkan beberapa faktor diantaranya, pada awal pemanasan pelarutan Al dengan
KOH terjadi penguapan yang berlebih karena suhu yang terlalu tinggi, ada juga Al
yang menempel di dinding gelas, sehingga terdapat Al yang tidak ikut larut. Pada
praktikum kali ini dilakukan percobaan pembuatan tawas dari limbah aluminium foil.
Tawas memiliki daya pengikat koloid dan dapat digunakan sebagai koagulan
penjernih air. Tawas banyak sekali kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya sebagai bahan untuk baking powder dan untuk menjernihkan air dengan cara
melarutkannya dalam air kemudian tawas akan mengikat kotoran - kotoran dalam air
dan mengendapkannya.

Oleh Alifa Ramadhani Zahra NIM 231411097

Tawas (kalium aluminium sulfat) dapat dihasilkan dengan mereaksikan logam


aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida KOH) menurut
persamaan reaksi:

2Al + 2 KOH + 2 H2O → 2 KAl(SO4)2 + 3 H2

Persamaan reaksi tersebut dapat ditentukan dari langkah yang telah dilakukan
yaitu memotong alumunium foil kecil-kecil dan memasukkannya ke dalam larutan
KOH yang telah dibuat dari menimbang kristal KOH sebanyak 10 gram dan
dilarutkan dengan aquades sebanyak 150 mL. Sebelum larutan tersebut ditambahkan
3 gram alumunium foil, larutan tersebut dipanaskan di atas hot plate hingga mencapai
suhu 60-70℃.

Pada proses ini, dilakukan pengamatan yang terjadi pada proses tersebut. Pada
saat melarutkan alumunium foil di dalam KOH, larutan tersebut mulai berbusa dan
terdapat gelembung berwarna abu abu seperti yang terlihat pada gambar (1)
Gambar (1) Proses Pemanasan

Setelah larutan selesai dipanaskan hingga mencapai suhu 60-70 ℃ dan larutan
berubah warna menjadi abu kehitaman, larutan tersebut didinginkan di atas air
beberapa menit. Kemudian larutan tersebut disaring dan filtratnya ditampung
menggunakan gelas kimia seperti pada. Residu yang terdapat pada penyaringan ini
akan berwarna hitam sedangkan filtrat yang dihasilkan berwarna bening seperti yang
terlihat pada gambar (2).

Gambar (2) Proses Penyaringan

Setelah proses penyaringan selesai, selanjutnya filtrat yang telah didapat


tersebut dititrasi menggunakan H2SO4 50% hingga mencapai pH 1-2 dan volume
H2SO4 dicatat. Reaksi yang terjadi pada proses ini yaitu:

2 Al + 2 KOH + 10H₂O + 4H₂SO → 2 KAl(SO₄)₂.12H₂O + 3H₂

Setelah mencapai Ph 1-2, campuran tersebut dipanaskan diatas hot plate


selama 10 menit dan didinginkan hingga terbentuk padatan tawas. Proses pendinginan
yang dilakukan pada percobaan ini yaitu selama 6 hari. Namun pada saat 8 jam
pendinginan, hasil kristal yang didapatkan sudah terlihat seperti pada gambar (3)
Gambar (3) Setelah dilakukan pendinginan 8 jam

Setelah terbentuk padatan tawas, padatan tersebut disaring hingga filtrat dan
residu pada campuran tersebut terpisah. Kemudian kertas saring yang digunakan
dicuci dengan aquades 10 mL dan alkohol 10 mL. Setelah dicuci dengan alkohol dan
aquades, kristal yang telah terbentuk tersebut dikeringkan di dalam desikator. Setelah
kering, tawas yang didapatkan ditimbang dan didapatkan hasil penimbangan sebesar
37,9906 gram. Adapun hasil perhitungan stoikiometri, massa tawas yang didapat yaitu
52,6614 gram. Sehingga dengan adanya data berat hasil percobaan dan massa
perhitungan stoikiometri, dapat ditentukan rendemen dari percobaan ini yaitu sebesar
72%.

Selain menentukan rendemen, pada praktikum ini juga dilakukan pengecekan


titik leleh tawas dengan menghaluskan tawas terlebih dahulu. Pengecekkan dilakukan
menggunakan Digital Melting Poitn Apparatus dan di dapatkan titik leleh tawas yaitu
pada suhu 91,4℃.

Oleh Azmi Wibisono Nim 231411098

Tawas adalah senyawa kimia yang biasanya digunakan untuk mengendapkan


partikel-partikel yang terdapat di dalam air. Dibuat dengan mengoksidasi ion besi (II)
menjadi ion besi (III) dengan asam nitrat dalam larutan amonium sulfat, tawas ini
merupakan senyawa yang tidak berwarna dan dapat digunakan sebagai sumber unsur
hara dan bahan kimia dalam industri. Tawas digunakan dalam proses penjernihan air
untuk mengendapkan sampah, bakteri, dan bahan-bahan yang tidak diinginkan
lainnya yang terdapat dalam air

Lalu kami mencampurkan larutan KOH lalu ditambahkan aluminium. Pada


saat pencampuran larutan reaksi antara KOH dan aluminium akan membentuk
aluminat, sebagaimana reaksi berikut:
2Al + 2KOH +2H2→2KAlO2+ 3H2
Setelah larutan selesai dipanaskan hingga mencapai suhu 60-70℃ dan larutan
berubah warna menjadi abu kehitaman, larutan tersebut didinginkan di atas air
beberapa menit. Kemudian larutan tersebut disaring dan filtratnya ditampung
menggunakan gelas kimia

Proses selanjutnya adalah proses penyaringan. Penyaringan dilakukan


menggunakan kertas saring dengan tujuan agar meyaring kotoran (residu). Filtrat
yang dihasilkan dari proses penyaringan tersebut adalah larutan yang
berwarna bening.

Filtrat tersebut di titrasi menggunakan larutan H2SO450%. Saat di


tambahkkan dengan H2SO4larutan menjadi berwarna putih dan menghasilkan
endapan putih. H2SO4tersebut di teteskan kedalam filtrat secara perlahan sambil
diaduk hingga menjadi pH 1-2.Reaksi yang terjadi pada proses ini yaitu:

2 Al + 2 KOH + 10H₂O + 4H₂SO → 2 KAl(SO₄)₂.12H₂O + 3H₂

Setelah mencapai Ph 1-2, campuran tersebut dipanaskan diatas hot plate


selama 10 menit dan didinginkan hingga terbentuk padatan tawas. Proses pendinginan
dilakukan selama 6 hari.

Kristal yang dihasilkan dicuci menggunakan 10ml aquades dan 10 ml alkohol.


Pencucian menggunakan alkohol bertujuan untuk mempercepat proses penguapan
sehingga kadar air dalam kristal dapat berkurang.Lalu mengeringkan kristal dengan
memasukkannya ke dalam desikator hingga kristal mengering.

Setelah kering, tawas yang didapatkan hasil penimbangan sebesar 37,9906


gram. Adapun hasil perhitungan stoikiometri, massa tawas yang didapat yaitu 52,6614
gram. Dengan adanya data berat hasil percobaan dan massa perhitungan stoikiometri,
rendemen dari percobaan ini yaitu sebesar 72%.

Pada percobaan ini juga dilakukan pengukuran titik leleh tawas dengan
menggunakan alat melting point dengan cara haluskan kristal tawas kemudian
masukkan ke dalah pipa kapilet. Pengecekkan titik leleh dilakukan menggunakan
Digital Melting Point Apparatus, titik leleh tawas berdasarkan percobaan adalah
91,4°C. hal tersebut seharusnya sesuai dengan teori, dimana seharusnya titik leleh dari
tawas yaitu antara 90-92C

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa massa
teori tawas yang didapat dari perhitungan stokiometri adalah 52,6614 gram sedangkan
berdasarkan percobaan adalah 37,9906 gram. Dari dua data tersebut persentase yeild
untuk percobaan ini adalah 72%. Adapun titik leleh tawas yang telah diamati pada
percobaan ini yaitu terdapat pada suhu 91,4℃. Aluminat Sulfat atau tawas memiliki
banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari serta dibidang industri, seperti industri
kertas, tekstil, bahkan dibidang pertanian serta masih banyak lagi.

5.2 Saran
Hendaknya saat berada di dalam laboratorium selalu berhati hati dalam
melakukan percobaan dan penelitian. Kita juga perlu mengetahui langkah langkah
yang benar sebelum melakukan percobaan agar tidak menyebabkan masalah. Bila ada
kendala atau persoalan dalam melakukan percobaan, hendaknya tanyakan kepada
dosen pembimbing agar tidak salah dalam melakukan percobaan tersebut. Tak lupa
juga untuk selalu memperhatikan kerjasama kelompok dalam melakukan percobaan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Chadwich TF (1985), General Chemistry & Inorganic Chemistry, second edition, New Delhi:
S.Anand & Company.

Jannah, Miftahul. 2017. Laboratorium Praktikum Kimia Anorganik II : Pembuatan Tawas dari
Alumunium Foil.
https://www.academia.edu/34505454/LAPORAN_PRAKTIKUM_PEMBUATAN_TA
WAS. [diakses pada 14 Maret 2024].

Liptrot,GF (1987), Modern Inorganic Chemistry,4nd,London: EBLS.

Ngatin, Agustinus. 2017. Sintesis Tawas dari Limbah Alumunium Foil. Modul Praktikum
Sintesis Organik Anorganik.

Setiawan, Rizky Harry. 2014. Jurnal Praktikum Kimia Anorganik 2 : Pembuatan Tawas dari
Limbah Kaleng Alumunium.”
https://www.academia.edu/6775433/Laporan_Praktikum_Kimia_Anorganik_2_Pemb
uatan_Tawas. [diakses pada 14 Maret 2024].

Suminar Achmadi, PhD (Perruci,Ralph ).(1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern
jilid 3 Jakarta: Penerbit Erlangga.

Syaiful, M., dkk. 2014. Efektivitas Alum dari Kaleng Minuman Bekas sebagai Koagulan
untuk Penjernih Air. Jurnal Teknik Kimia. 20(4).

Anda mungkin juga menyukai