Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KOORDINASI

PEMBUATAN AMMONIUM DIKROMAT

Disusun Oleh :
Nama : Ruth Sintia br Ginting
NPM : A1F017035
Kelompok : 4 (Empat)
Hari, Tanggal : Sabtu, 13 April 2019
Pertemuan ke- : 3 (Tiga)
Dosen Pengampu : Drs. Hermansyah Amir, M.Pd
Laboran : Tarmo Sujono, A.Md
Asisten Praktikum : 1. Bagus Ariyadi (A1F015029)
2. Indah Meilinda (A1F016016)
3. Nursela Wahyuni (A1F016021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ammonium dikromat adalah salah satu bahan kimia yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Ammonium dikromat digunakan dalam
pembuatan petasan, mordant; sebagai katalisator, dalam tahapan akhir
pada pembuatan porselen dan tembikar, dalam litografi dan pembuatan
klise foto; dalam penyamakan kulit; dalam pembuatan bahan celup,
pigmen  dan dalam pembuatan tawas krom. Amonium dikromat,
(NH4)2Cr2O7 sering digunakan dalam pertunjukkan gunung berapi. Jika
kawat panas-merah atau korek api yang menyala disentuh pada amonium
dikromat, awalnya terjadi dekomposisi eksoterm kemudian mengemisi
bunga api dan uap air dengan cara yang menakjubkan. Meskipun
demikian, ini bukan pertunjukkan yang aman sebab debu (NH 4)2Cr2O7
mengandung senyawa kromium(VI) yang dilepaskan bersifat karsinogen.
Garam kromat adalah zat padat berwarna, yang menghasilkan
larutan kuning ketika larut dalam air. Dalam asam, kromat berubah
menjadi dikromat, larutan yang berwarna orange. Sedangkan dalam basa
alkali (oleh ion-ion hidroksil), dikromat berubah menjadi kromat. Kromat
dari logam alkali, kalsium, dan magnesium larut dalam air; stronsium
kromat larut sangat sedikit. Kebanyakan kromat logam-logam lain tak larut
dalam air. Natrium, kalium, dan amonium dikromat larut dalam air. Untuk
mempelajari reaksi kromat atau dikromat dapat dipakai larutan perak nitrat.
Endapan coklat-kemerahan perak dikromat terbentuk bila direaksikan
dengan larutan perak nitrat, kemudian akan berubah ketika dipanaskan
dengan air, menjadi perak kromat yang sedikit larut.
Oleh karena itu, maka praktikum ini dilakukan agar praktikan
mengetahui cara-cara dan hasil pembuatan ammonium dikromat serta
sifat-sifatnya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana hasil pembuatan ammonium dikromat?

1.3 Tujuan
Mengetahui hasil pembuatan ammonium dikromat.
BAB II
METODE PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
 Alat
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Neraca analitik
- Kaca arloji
- Batang pengaduk
- Sudip
- Gelas kimia
- Gelas ukur
- Corong buncher
- Hot plate
- Thermometer
 Bahan
- K2Cr2O7.2H2O
- NH4Cl
- Aquades
- Kertas saring
- Es batu

2.2 Prosedur Percobaan


1. Dilarutkan 10,5 gram K2Cr2O7.2H2O dalam 25 mL air.
2. Dilarutkan 4,25 gram NH4Cl dalam 25 mL air.
3. Dicampurkan kedua larutan tersebut , ditambahkan 7,5 mL air dan
dipanaskan hingga 60°C.
4. Disaring larutan dan didinginkan dalam penangas es pada 0-2°C.
5. Disaring Kristal (NH4)2Cr2O7 dengan menggunakan corong buncher.
6. Dicuci produk (NH4)2Cr2O7 dengan 2×5mL air es.
7. Dikeringkan produk (NH4)2Cr2O7 dalam oven pada suhu 100°C
8. Ditimbang produk yang dihasilkan dan hitung rendemennya.

- Analisis Kemurnian Ammonium Dikromat


1. Dikeringkan 0,1 g (NH4)2Cr2O7 larutan dengan 2 mL air.
2. Ditambahkan beberapa tetes larutan AgNO 3 5%, dan beberapa
tetes HNO3.
3. Jika ion Cl ada dalam sampel, maka akan terlihat endapan putih AgCl
dalam larutan yang berwarna kuning
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Percobaan
No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
1. Dilarutkan 10,5 gram K2Cr2O7.2H2O Massa kertas saring: 0,746
dalam 25 mL air. gram
2. Dilarutkan 4,25 gram NH4Cl dalam 25 Massa kertas saring +
mL air. endapan: 2,5304
3. Dicampurkan kedua larutan tersebut , Massa endapan: 1,7844
ditambahkan 7,5 mL air dan dipanaskan
hingga 60°C.
4. Disaring larutan dan didinginkan dalam
penangas es pada 0-2°C.
5. Disaring Kristal (NH4)2Cr2O7 dengan
menggunakan corong buncher.
6. Dicuci produk (NH4)2Cr2O7 dengan
2×5mL air es.
7. Dikeringkan produk (NH4)2Cr2O7 dalam
oven pada suhu 100°C
8. Ditimbang produk yang dihasilkan dan
hitung rendemennya.
3.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan untuk membuat


ammonium dikromat((NH4)2Cr2O7) dengan bahan K2Cr2O7.2H2O dan NH4Cl.
Menurut Topayung (2011), asam Kromat adalah sebuah senyawa kromium
(Cr). Basa konjugat dari asam ini adalah ion kromat dan dikromat, yang dapat
membentuk beberapa garam (misalnya kalium dikromat, K2Cr2O7).
Anhidrida dari asam kromat adalah kromium trioksida, atau disebut juga
kromium (VI) oksida, CrO3. Pada asam kromat, dikromat ataupun semua
turunannya, atom kromium mempunyai bilangan oksidasi +6. Larutan asam
kromat dibuat dengan cara mengasamkan larutan yang mengandung ion
kromat atau dikromat. Larutan ini bersifat oksidator kuat, berwarna merah
kecoklatan, jingga atau kuning tergantung konsentrasi kromium (VI).
Salah satu bahan dasar yang digunakan untuk membuat ammonium
dikromat adalah kalium dikromat. Kalium dikromat ini merupakan garam
kalium tidak stabil dalam bentuk bebas dan juga merupakan oksidator kuat,
khususnya dalam larutan asam. Sifat-sifat kalium dikromat :
Rumus : K2Cr2O7
Massa molar : 294.19 gr/mol
Warna : oranye-merah
Titik didih : ~5000C
Titik leleh : 3970C
Kelarutan : 123 gr/lt pada 200C
Kegunaan kalium dikromat Kegunaan kalium dikromat yaitu antara lain :
1) Larutan kalium dikromat yang diasamkan dengan asam sulfat encer
digunakan untuk : a. Mengoksidasi alkohol sekunder menjadi keton b.
Mengoksidasi alkohol primer menjadi aldehid c. Mengoksidasi alkohol primer
menjadi asam karboksilat
2) Sebagai pengoksidasi dalam titrasi. Kalium dikromat sering kali digunakan
untuk menentukan konsentrasi ion besi (II) dalam larutan (Miskah,dkk,2015).
Hal yang pertama kali dilakukan adalah melarutkan K 2Cr2O7 dan
NH4Cl, kemudian mencampurkan kedua larutan tersebut lalu ditambahkan
air. Setelah dicampurkan, larutan akan berubah warna menjadi kuning yang
menunjukkan bahwa terbentuk ammonium dikromat atau terdapat garam
kromat. Reaksi yang berjalan sesuai dengan literatur yang menyatakan
bahwa garam kromat adalah zat padat berwarna, yang menghasilkan larutan
kuning ketika larut dalam air. Selanjutnya dilakukan pemanasan hingga pada
suhu 60°C. Adapun pemanasan berfungsi untuk mempercepat reaksi dengan
persamaan reaksinya adalah:
Na2Cr2O7 + 2NH4Cl → (NH4)2Cr2O7 + 2NaCl
Setelah kedua larutan tersebut habis bereaksi dilakukan penyaringan
apbila terdapat pengotor-pengotor dari senyawa lainnya. Kemudian
penyaringan ini dilakukan dalam penangas es. Saat larutan dimasukkan
kedalam wadah didalam penangas es, maka akan terbentuk kristal-kristal
ammonium dikromat. Hal ini dilakukan sampai suhu penangas es 0-2°C atau
pada saat mencapai titik beku larutan. Titik beku larutan ialah temperatur
pada saat larutan setimbang dengan pelarut lainnya (Sukardjo, 1998).
Setelah terbentuk endapan kristal ammonium dikromat, maka
endapan kristal dipisahkan dari larutannya. Salah satu teknik pemisahan
dilakukan dalam hal ini yaitu secara filtrasi. Filtrasi merupakan teknik
pemisahan yang dilakukan dengan cara menyaring menggunakan suatu filter,
misalnya kertas saring (Candra, 2009). Pada saat disaring dengan kertas
saring, bisa juga menggunakan corong buncher. Menyaring dengan corong
buncher lebih efektif dari pada corong manual karena corong buncher
memiliki pompa vakum untuk menghisap air pada endapan yang disaring.
Kemudian hasil yang didapat adalah garam ammonium dikromat. Lalu
hasilnya dikeringkan dalam oven agar tidak mengandung air lagi. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan Sayekti (2016) dalam penelitiannya bahwa
pengeringan merupakan suatu cara menghilangkan atau mengeluarkan
sebagian kadar air yang terdapat pada suatu bahan dengan energi panas
agar bahan tersebut tidak mudah rusak saat disimpan. Jadi berdasarkan hasil
percobaan setelah melewati tahap-tahap sebelumnya, maka didapat hasil
endapan ammonium dikromat sebesar 1,7844 gram.
Setelah didapatkan ammonium dikromat, kita juga dapat menguji
kemurnian ammonium dikromat atau masih ada pengotor dari ion Cl -.
Pengujian kemurnian ammonium dikromat dilakukan dengan uji terhadap ion
Cl - , dilakukan dengan cara yaitu sebanyak 0,1 g (NH4)2Cr2O7 kering larutkan
dengan 2 mL air. Tambahkan beberapa tetes larutan AgNO3 5%, dan
beberapa tetes HNO3 (1:3). Jika ion Cl - ada dalam sampel, maka akan
terlihat endapan putih AgCl dalam larutan yang berwarna kuning. Hal ini
berarti ammonium dikromatnya tidak murni atau masih ada pengotor dalam
endapan tersebut.
Pada suhu dan tekanan ruangan, senyawa ammonium dikromat
berwujud kristal dan berwarna jingga yang mudah larut dalam alkohol. Ia
terbentuk dari reaksi antara asam kromat dengan ammonium hidroksida yang
dilanjutkan dengan kristalisasi. Ammonium dikromat merupakan senyawa
yang sangat beracun, karsinogenik, mutagenik dan ,oksidatif. Oleh karena
itu, praktikkan harus memahami setiap sifat bahan yang digunakan dan
memperhatikan keselamatan kerja.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan, maka dapat diketahui bahwa pembuatan
ammonium dikromat dilakukan dengan kristalisasi campuran bahan K 2Cr2O7
dan NH4Cl yang menghasilkan endapan berwarna kuning yaitu ammonium
dikromat ((NH4)2Cr2O7) seberat 1,7844. Kemudian, dapat dilakukan pengujian
kemurnian ammonium nitrat dengan uji ion Cl -, yaitu penambahan AgNO3 dan
HNO3 dalam larutan ammonium nitrat. Apabila terdapat endapan berarti tidak
murni.

4.2 Saran
1. Diharapkan semua praktikan memahami langkah kerja dan
keselamatan kerja yang ada.
2. Diharapkan praktikan lebih teliti saat menyaring endapan ammonium
dikromat
3. Praktikan harus lebih teliti saat mengukur massa dari bahan yang
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Candra. 2009. Kimia Dasar. Bengkulu: Unib Press
Miskah, Ir. Hj. Siti, M.T. ,Billy Tumanggor, Freddy P Sinambela. 2015.
Penambahan K2cr2o7terhadap Waktu Awal Penyalaan Pada Biobriket
Dari Campuran Batubara Dan Tongkol Jagung. Jurnal Teknik Kimia.
3(21):37-49
Sayekti, Erviana Duwi. 2016. Aktivitas Antioksidan Teh Kombinasi Daun
Katuk Dan Daun Kelor Dengan Variasi Suhu Pengeringan. Publikasi
Ilmiah 1(1):1-11
Sukardjo.1998. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rineka Cipta
Topayung, Daud. 2011. Pengaruh Arus Listrik Dan Waktu Proses Terhadap
Ketebalan Dan Massa Lapisan Yang Terbentuk Pada Proses
Elektroplating Pelat Baja. Jurnal Ilmiah Sains. 1(11): 97-101

Anda mungkin juga menyukai