Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM K IMIA LOGAM DAN NON LOGAM

EFEK ION BERSAMAAN

Dosen Pengampu : Ulya Latifa M.Pd

Oleh :

Nama : Wafiyyah Idzni Fadillah

NIM : 1808076011

Kelas : PK-4A

Tanggal Praktikum : Kamis, 16 April 2020

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2020
PEMBUATAN KALIUM NIRAT

I. Tujuan
a. Untuk menenetukan harga tetapan hasil kali kelarutan garam kalsium oksalat.
b. Untuk mempelajari pengaruh konsentrasi ion oksalat pada kelarutan garam
kalsium oksalat.

II. Dasar Teori


Kelarutan suatu zat adalah jumlah zat yang melarut dalam satu liter larutan
jenuh pada suhu tertentu, jumlah zat dapat dinyatakan dalam mol atau gram.
Kelarutan suatu zat biasanya juga dinyatakan sebagai massa dalam gram yang
dapat melarut dalam 100 gram pelarut membentuk larutan jenuh pada suhu
tertentu. Kelarutan molar suatu zat adalah jumlah mol zat yang melarut dalam satu
liter larutan jenuh pada suhu tertentu. Hasil kali kelarutan suatu garam adalah
hasil kali konsentrasi semua ion dalam larutan jenuh pada suhu tertentu dan
masing-masing ion diberi pangkat dengan koefisien dalam rumus tersebut.
(Achmad, 1996)
Dalam larutan jenuh dari suatu garam sukar larut, terjadi kesetimbangan
antara garam yang tidak larut dengan ion-ionnya. Misalnya garam AB merupakan
suatu garam sukar larut, maka dalam larutan jenuh akan terjadi kesetimbangan:
AB(s) → A+(l) + B-(l)

Tetapan kesetimbangan persamaan diatas dapat dituliskan sebagai berikut:

K = ¿¿
Oleh karena garam AB merupakan padatan, maka koefisien aktivitasnya
sama dengan satu, dan [AB] adalah konstan, sehingga persamaan diatas dapat
disederhanakan menjadi:
Ksp = [A+] [B-]
Harga tetapan Ksp dikenal sebagai harga tetapan hasil kali kelarutan. Jadi
suatu garam sukar larut dalam air, jika dilarutkan dalam air, sebagian kecil akan
terurai menjadi ion-ionnya. Proses penguraian itu akan berhenti setelah hasil kali
kelarutan garam itu sama dengan harga K dari garam itu. (Anonim, 2020)
suatu larutan lewat jenuh biasanya dibuat dengan larutan jenuh pada
temperature yang tinggi. Menurut prinsip Le Chatelier, system pada keadaan
setimbang menanggapi salah satu pereaksinya dengan cara menggeser
kesetimbangan dimana arah pereaksi tersebut dikonsumsi. Kelarutan senyawa ion
yang sedikit larut semakin rendah kelarutannta dengan kehadiran senyawa lain
yang memberikan ion senama. Pengaruh ion senama yang ditambahkan dalam
suatu larutan jenuh akan menurunkan kelarutan, sedangkan pengaruh ion tak
senama cenderung meningkatkan kelarutan. (Oxtoby, 2001)
Ksp suatu garam adalah ukuran kelarutan garam tersebut. Jika diketahui
kelarutan molar, maka Ksp dapat dihitung. Sebaliknya jika diketahui Ksp maka
dapat dihitung kelarutan molar. Selain daripada Ksp, kadang-kadang adalah lebih
mudah jika menggunakan pKsp yaitu negatif logaritma dari Ksp (-log Ksp). Secara
umum dapat dikatakan bahwa semakin kecil Ksp maka semakin besar pKsp. Harga
pKsp yang besar (positif) menunjukkan kelarutan yang kecil, pKsp yang kecil
(negatif) menunjukkan kelarutan besar (Achmad, 1996).

III. Alat dan Bahan


A. Alat
1. Gelas beker
2. Labu ukur 100 mL
3. Pipet volume
4. Pengaduk atau sendok
5. Buret
6. Erlenmeyer
7. Corong gelas
B. Bahan
1. Aquades
2. Asam oksalat
3. Larutan standar KMnO4
4. Kalsium Okasalat
5. Larutan natrium oksalat
6. H2SO4
IV. MSDS (Material Safety Data Sheets)
1. Aquades
Rumus kimia : H2O
Massa molar : 18 gram/mol
Penampilan : Cairan
Bau : Tidak berbau
Densitas : 1 gram/cm3
Titik lebur : 0oC
Titik didih : 100oC
Bahaya : Tidak berbahaya
2. Asam Oksalat
Rumus kimia : H2C2O4
Massa molar : 126 gram/mol
Penampilan : Padatan putih
Bau : Menyengat
Densitas : 2,27 gram/cm3
Titik lebur : 250oC
Titik didih : 5300oC
Bahaya : Iritasi
3. Kalsium Oksalat
Rumus kimia : CaC2O4
Massa molar : 74,55 gram/mol
Penampilan : Padatan putih
Bau : Tidak berbau
Densitas : 1,984 gram/cm3
Titik lebur : 770oC
Titik didih : 1420oC
Bahaya : Korosif
4. Natrium Sulfat
Rumus kimia : Na2SO4
Massa molar : 84,55 gram/mol
Penampilan : Bubuk putih atau kristal tak berwarna
Bau : Tidak berbau
Densitas : 2,257 gram/cm3
Titik lebur : 308oC
Titik didih : 380oC
Bahaya : Iritasi
5. Kalium Permanganat
Rumus kimia : KMnO4
Massa molar : 119,37 gram/mol
Penampilan : Cairan, berwar hitam
Bau : Menyengat, berbau seperti eter
Densitas : 1,584 gram/cm3
Titik lebur : -63,5oC
Titik didih : 61,15oC
Bahaya : Berbahaya dan karsinogenik

Tindakan pertolongan pertama :

Kontak mata:

segera siram denga air selama 15 menit dengan air dingin. Dapatkan bantuan medis
dengan segera

Kontak kulit :

Segera siram dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Cuci dengan sabun
desinfektan dan menutupi kulit yang terkontaminasi dengan krim anti bakteri.
Dapatkan bantuan medis dengan segera.

Inhalasi :

evaluasi korban ke daerah yang aman sesegra mungkin, endurkan pakaian ketat.
Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen. Dapatkan bantuan medis segera.
Tertelan:

jangan berikan berikan apapun melalui mulut kecuali diarahkan oleh pihak medis.
Jangan memberikan apapun mealui mulut ke bawah sadar orang. Dapatkan bantuan
medis segera.
V. Cara Kerja

1. Standarisasi larutan KMnO4

0,64 gram asam


oksalat
ditimbang dengan menggunakan neraca analitik
dilarutkan dengan menggunakan aquades dalam
labu ukur 100 ml
diambil 2,5 ml larutan asam oksalat dan ditempatkan
kedalam labu erlenmeyer
ditambahkan 3 ml larutan asam sulfat 2,5 M
dititrasi dengan larutan standar KMnO4
diulangi titrasi sebanyak 2 kali
dihitung molaritas rata-rata larutan standar KMnO4
Hasil

2. Penentuan konstanta hasil kai kelarutan CaC2O4

CaC2O4

dibuat larutan jenuh CaC2O4 sebanyak 100 ml dengan aquades


dalam gelas ukur 100 ml
diambil 5 ml larutan jenuh CaC2O4 dan ditempatkan ke dalam
erlenmeyer
dititrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai titik ekivalen
dihitung konstanta hasil kali kelarutan kalsium oksalat
Hasil
3. Pengaruh [C2O42-] terhadap kelarutan CaC2O4

Tabung Reaksi

disiapkan 5 tabung reaksi dan masing-masing diberi label


ditambahkan 5 ml larutan jenuh CaC2O4 pada masing-masing
tabung
ditambahkan 1, 2, 3, 4, 5 ml larutan Na2C2O4 secara berturut
turut pada masing – masing tabung
dikocok tabung sampai terbentuk pengendapan
diambil 3 ml supernatant pada masing-masing tabung dan
ditempatkan pada erlenmeyer
diencerkan supernatant tersebut dengan aquades
dititrasi dengan larutan larutan standar KMnO4
Hasil
VI. Hasil Pengamatan

No Perlakuan Pengamatan
.
1. Asam oksalat + aquades Larutan bening dan asam oksalat larut
2. Lar asam oksalat + H2SO4 Larutan bening
3. Lar asam oksalat + H2SO4 + Larutan berwarna ungu muda
titrasi KMnO4
4. Larutan jenuh CaC2O4 Larutan berwarna keruh, tidak terjadi
endapan
5. Larutan jenuh CaC2O4 + titrasi Larutan berubah warna menjadi ungu muda
Lar Standar KMnO4
6. Larutan jenuh CaC2O4 + Larutan sedikit keruh
Na2C2O4
7. Supernatant + aquades Larutan bening
8. Supernatant + aquades + titrasi Larutan ungu muda
Lar Standar KMnO4

 Data hasil titrasi 5 mL larutan jenuh CaC 2O4 dengan larutan standar KMnO4 sampai
titik ekuivalen sebagai berikut.
Titrasi Volume
ke-
1 0,5 ml
2 0,5 ml
 Data hasil titrasi 5 buah tabung reaksi masing-masing berisi 5 mL CaC 2O4 ditambah
berturut 1, 2, 3, 4, dan 5 mL Na2C2O4. Kemudian diaduk sampai terjadi pengendapan
dan diambil 3 mL supernatant masing-masing larutan dan diencerkan dengan
aquades sampai 5 mL kemudian dititrasi dengan KMnO 4 sampai titik ekuivalen.
Hasil titrasi didapatkan sebagai berikut:

Titrasi Volume
ke-
1 0,5 ml
2 0,5 ml
3 0,5 ml
4 0,5 ml
5 0,5 ml

VII. Perhitungan
Molaritas KMnO4 hasil standarisasi
diketahui:
 W Asam oksalat : 0,65 gr
 V1 KMnO4 : 2 mL
 V2 KMnO4 : 2,25 mL
 V H2SO4 : 3 mL
 V H2C2O4 setelah pengenceran 100 mL = 5 mL = 0.005L

v 1 KMnO 4 + v 2 KMnO 4
V rata-rata =
n

2mL +2,25 mL
=
2
= 2,125 mL = 0,002125

v H2C 2O 4
W H2C2O4 = x W H 2 C2 O 4
v pengenceran
0,005 mL
= x 0,65 gram
0,1 L
= 0,0325 gram

Mol KMnO4 = M KMnO4 x V KMnO4


= 0,02M x 0,002125L
= 0,0000425 mol

W 1000
M asam oksalat = x
BM V pengenceran
0,65 gram 1000
x
= gram 100 mL
125
mol
= 0,05 M

mol asam oksalat = M as.oksalat x V pengenceran as.oksalat


= 0,05 M x 0,1 L
= 0,005 mol

W H 2 C 2 O4 mol KMnO 4
mol KMnO4 bereaksi = x
BM H 2 C 2O mol H 2 C 2 O 4
4

0 , 0325 gram 0,0000425 mol


x
= gram 0,005 mol
126
mol
= 0,0000021924 mol

Mol KMnO 4 bereaksi


M KMnO4 =
V KMnO 4
0,0000021924 mol
=
0,002125 L
= 0,001 M

Konstanta hasil kali kelarutan CaC2O4


0,5 ml+0,5 ml
V rata-rata = = 0,5ml= 0,0005L
2
V CaC2O4 = 5 ml
M KMnO4 = 0,02 M
(V 1 x M 1)CaC 2 O4 = (V 2 X M 2 ) KMnO4
5ml x M1 = 0,5ml x 0,02M

0,5 ml x 0,02 M
M1 =
5 ml
M1 = 0,002 M
CaC2O4 ⇆ Ca2+ + C2O42-
0,002 M 0,002 M 0,002 M

Ksp CaC2O4 = [Ca2+] [C2O42-]


= [0,002M] [0,002 M]
= 4 x 10-6
Kelarutan kalsium oksalat pada masing-masing percobaan
 Tabung reaksi 1 ( 5 mL CaC2O4 + 1 mL Na2C2O4)
Konsentrasi ion oksalat hasil titrasi
M KMnO4 = 0,001 M
V KMnO4 = 0,5 mL
V oksalat = 5 mL
mol oksalat = mol permanganat
(M x V) oksalat = (M x V) permanganat
(M x V ) permanganat
M oksalat =
V oksalat
0,001 M x 0,5 mL
=
5 mL
= 0,0001 M ( setelah pengenceran)
Konsentrasi ion oksalat (supernatant) sebelum pengenceran
V oksalat = 3 mL
V pengenceran = 5 mL
M pengenceran = 0,0001 M
mol oksalat = mol pengenceran
(M x V) oksalat = (M x V) pengenceran
(M x V ) pengenceran
M oksalat =
V oksalat
0,0001 M x 5 mL
=
3 mL
= 0,000167 M
= 1,67 x 10-4 M
Kelarutan kalsium oksalat setelah penambahan kalium oksalat ( ion
bersamaan)

CaC2O4 (s) ⇌ Ca2+ (aq) + C2O42- (aq)


Ksp = s x s
4 x 10-6 = s x 1,67 x 10-4
4 x 10−6
s =
1,67 x 10− 4
s = 2,395 x 10-2 M

 Tabung reaksi 2 ( 5 mL CaC2O4 + 2 mL Na2C2O4)


Konsentrasi ion oksalat hasil titrasi
M KMnO4 = 0,001 M
V KMnO4 = 0,5 mL
V oksalat = 5 mL
mol oksalat = mol permanganat
(M x V) oksalat = (M x V) permanganat
(M x V ) permanganat
M oksalat =
V oksalat
0,001 M x 0,5 mL
=
5 mL
= 0,0001 M ( setelah pengenceran)
Konsentrasi ion oksalat (supernatant) sebelum pengenceran
V oksalat = 3 mL
V pengenceran = 5 mL
M pengenceran = 0,0001 M
mol oksalat = mol pengenceran
(M x V) oksalat = (M x V) pengenceran
(M x V ) pengenceran
M oksalat =
V oksalat
0,0001 M x 5 mL
=
3 mL
= 0,000167 M
= 1,67 x 10-4 M
Kelarutan kalsium oksalat setelah penambahan kalium oksalat ( ion
bersamaan)

CaC2O4 (s) ⇌ Ca2+ (aq) + C2O42- (aq)


Ksp = s x s
4 x 10-6 = s x 1,67 x 10-4
4 x 10−6
s =
1,67 x 10− 4
s = 2,395 x 10-2 M

 Tabung reaksi 3 ( 5 mL CaC2O4 + 3 mL Na2C2O4)


Konsentrasi ion oksalat hasil titrasi
M KMnO4 = 0,001 M
V KMnO4 = 0,5 mL
V oksalat = 5 mL
mol oksalat = mol permanganat
(M x V) oksalat = (M x V) permanganat
(M x V ) permanganat
M oksalat =
V oksalat
0,001 M x 0,5 mL
=
5 mL
= 0,0001 M ( setelah pengenceran)
Konsentrasi ion oksalat (supernatant) sebelum pengenceran
V oksalat = 3 mL
V pengenceran = 5 mL
M pengenceran = 0,0001 M
mol oksalat = mol pengenceran
(M x V) oksalat = (M x V) pengenceran
(M x V ) pengenceran
M oksalat =
V oksalat
0,0001 M x 5 mL
=
3 mL
= 0,000167 M
= 1,67 x 10-4 M
Kelarutan kalsium oksalat setelah penambahan kalium oksalat ( ion
bersamaan)

CaC2O4 (s) ⇌ Ca2+ (aq) + C2O42- (aq)


Ksp = s x s
4 x 10-6 = s x 1,67 x 10-4
4 x 10−6
s =
1,67 x 10− 4
s = 2,395 x 10-2 M

 Tabung reaksi 4 ( 5 mL CaC2O4 + 4 mL Na2C2O4)


Konsentrasi ion oksalat hasil titrasi
M KMnO4 = 0,001 M
V KMnO4 = 0,5 mL
V oksalat = 5 mL
mol oksalat = mol permanganat
(M x V) oksalat = (M x V) permanganat
(M x V ) permanganat
M oksalat =
V oksalat
0,001 M x 0,5 mL
=
5 mL
= 0,0001 M ( setelah pengenceran)
Konsentrasi ion oksalat (supernatant) sebelum pengenceran
V oksalat = 3 mL
V pengenceran = 5 mL
M pengenceran = 0,0001 M
mol oksalat = mol pengenceran
(M x V) oksalat = (M x V) pengenceran
(M x V ) pengenceran
M oksalat =
V oksalat
0,0001 M x 5 mL
=
3 mL
= 0,000167 M
= 1,67 x 10-4 M
Kelarutan kalsium oksalat setelah penambahan kalium oksalat ( ion
bersamaan)

CaC2O4 (s) ⇌ Ca2+ (aq) + C2O42- (aq)


Ksp = s x s
4 x 10-6 = s x 1,67 x 10-4
4 x 10−6
s =
1,67 x 10− 4
s = 2,395 x 10-2 M

 Tabung reaksi 5 ( 5 mL CaC2O4 + 5 mL Na2C2O4)


Konsentrasi ion oksalat hasil titrasi
M KMnO4 = 0,001 M
V KMnO4 = 0,5 mL
V oksalat = 5 mL
mol oksalat = mol permanganat
(M x V) oksalat = (M x V) permanganat
(M x V ) permanganat
M oksalat =
V oksalat
0,001 M x 0,5 mL
=
5 mL
= 0,0001 M ( setelah pengenceran)
Konsentrasi ion oksalat (supernatant) sebelum pengenceran
V oksalat = 3 mL
V pengenceran = 5 mL
M pengenceran = 0,0001 M
mol oksalat = mol pengenceran
(M x V) oksalat = (M x V) pengenceran
(M x V ) pengenceran
M oksalat =
V oksalat
0,0001 M x 5 mL
=
3 mL
= 0,000167 M
= 1,67 x 10-4 M
Kelarutan kalsium oksalat setelah penambahan kalium oksalat ( ion
bersamaan)

CaC2O4 (s) ⇌ Ca2+ (aq) + C2O42- (aq)


Ksp = s x s
4 x 10-6 = s x 1,67 x 10-4
4 x 10−6
s =
1,67 x 10− 4
s = 2,395 x 10-2 M

 Kurva hubungan antara kelarutan dengan konsentrasi ion oksalat


Tabung
Kelarutan CaC2O4 ( x Konsentrasi ion oksalat ( x
reaksi
10-2 M) 10-4 M)
ke-
1 2,395 1,67
2 2,395 1,67
3 2,395 1,67
4 2,395 1,67
5 2,395 1,67
1.8

1.6
Konsentrasi ion oksalat ( x 10-4 M)

1.4

1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000
Kelarutan CaC2O4 ( x 10-2 M)
VIII. Pembahasan
Percobaan ini merupakan percobaan mengenai efek ion bersamaan
yang bertujuan untuk menentukan nilai tetapan hasil kali kelarutan garam kalsium
oksalat dan mempelajari pengaruh konsentrasi ion oksalat pada kelarutan garam
kalsium oksalat. Efek ion bersamaan merupakan suatu keadaan dimana apabila
ditambahkan ion senama dalan suatu larutan maka kesetimbangan akan bergeser
ke kiri dan membentuk endapan.
Ada dua uji yang dilakukan yang pertama yaitu standarisasi larutan kalium
permanganate. Pada standarisasi larutan ini digunakan titrasi permanganometri
dimana kalium permanganat bertindak sebagai larutan baku sekunder, sedangkan
asam oksalat sebagai larutan baku primer, titrasi dilakukan sebanyak dua kali.
Pertama-tama dilarutkan asam oksalat sebanyak 0,64 gram dengan aquades dalam
labu ukur 100 ml, kemudian 2,5 ml asam oksalat dimasukkan kedalam erlenmeyer.
Sebelum dilakukan titrasi, terlebih dahulu pada larutan asam oksalat dimasukkan
asam sulfat sebaga katalis untuk mempercepat terjadinya reaksi. Kalium
permanganat juga berfungsi sebagai autoindikator, kalium permanganat berwarna
ungu kehitaman karena pada kalium permanganat terdapat mangan yang termasuk
unsur transisi, warna yang ada pada kalium permanganate ini karena adanya
eksitasi elektron oleh mangan. eksitasi elektron merupakan perpindahan energi
dari tingkat rendah ke tingkat yang tinggi kemudian berpindah lagi ke tingkat
energy rendah dengan memancarkan cahaya yang berupa warna. Kemudian
dilakukan titrasi dengan KMnO4, sampai larutan berubah warna, setelah warnanya
konstan titrasi dihentikan. Warna larutan berubah menjadi ungu muda, hal ini
menandakan titrasi mencapai titik ekivalen. Fungsi penambahan KMnO 4 yaitu
sebagai Oksidator dan mengalami reduksi yaitu dengan mendonorkan electron.
Konsentrasi KMnO4 hasil titrasi adalah 0,001M.
Uji yang kedua yaitu penentuan konstanta hasil kai kelarutan CaC 2O4, pada uji
ini dibuat dulu larutan jenuh CaC 2O4. CaC2O4 dapat diganti dengan NaC 2O4 karena
keduanya merupakan golongan alkali dan berada pada orbital atau blok yang sama.
Larutan dubuat jenuh karena dalam larutan jenuh dari suatu garam sukar larut
terjadi kesetimbangan antara garam yang tidak larut dengan ion-ionnya. Larutan
harus tepat jenuh dimana hasil kali kelarutannya sama dengan hasil kali ion-ionnya
sehingga tidak terjadi pengendapan. Setelah larutan CaC 2O4 jenuh dititrasi dengan
KMnO4 warna larutan berwarna ungu muda, hal ini menandakan bahwa titrasi telah
mencapai titik ekivalen. Terjadi titik akhir titrasi pada standarisasi KMnO 4 bisa
dilihat dan dicapai oleh hasil kali ion-ion ketika kesetimbangan tercapai antara fase
padat dari garam yanghanya sedikit larut dalam larutan tersebut sehingga titik
akhir ditandai dengan perubahan wana pada larutan yang bias diketahui titik
ekivalennya dengan melihat banyaknya volume yang dibutuhkan untuk mencapai
titik ekivalen (titik kritis). Pengaruh [C 2O42-]2 terhadap kelarutan CaC2O4 yaitu dilihat
dari hasil kali kelarutan jadi hasil kelarutannya meningkat atau menurun bisa
dilihat dari percobaan tersebut. dari titrasi ini didapat Ksp CaC 2O4 yaitu 4 x 10-6.
Uji yang ketiga yaitu pengaruh [C2O42-] terhadap kelarutan CaC 2O4, pada uji
ini 5 tabung reaksi diisi dengan CaC 2O4 masing-masing sebanyak 5 ml. Kemudian
kedalam tabung reaksi yang telah diisi dengan CaC 2O4, berturut-tutrut ditambahkan
1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml NaC 2O4, setelah itu tabung dikocok sampai terbentuk
endapan. Selanjutnya diambil 3 ml supernatant pada masing-masing tabung
kedalam erlenmeyer, setelah itu diencerkan dengan aquades, lalu dititrasi dengan
KMnO4. Dari percobaan yang telah dilakukan didapat volume akhir masing-masing
titrasi sama semua yaitu 0,5 ml, sehingga kelarutan CaC2O4 sama semua untuk
masing masing percobaan (penambahan 1,2,3,4, dan 5ml NaC 2O4) yaitu 2,395x10-2M
dan konsentrasi ion oksalat pun juga sama semua yaitu 1,67x10 -4M. Dari kurva yang
terdapat di bagian perhitungan dapat diketahui bahwa kelarutan kalsium oksalat
setelah dilakukan penambahan kalium okslaat dengan volume yang berbeda
diperoleh hasil perhitungan yang sama. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa adanya ion bersamaan akan menyebabkan kelarutan dari suatu
zat menjadi berkurang. Seharusnya, semakin banyak kalium oksalat (ion oksalat)
yang ditambahkan, maka kelarutan kalsium oksalat menjadi lebih sedikit.
IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Ksp CaC2O4 hasil percobaan penentuan konstanta hasil kali kelarutan adalah 4 x
10-6M.
2. Penambahan ion senama kedalam suatu larutan akan
mengakibatkankesetibangan bergeser kekiri dan akan membentuk endapan.
Berdasarkan percobaan pengaruh [C2O42-] terhadap kelarutan CaC2O4 didapat
Ksp CaC2O4 yaitu 2,395x10-2 dan konsentrasi ion oksalat yaitu 1,67x10 -4.

Tugas diktat praktikum:

1. Sebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya kelarutan suatu


garam!
Jawab :
- Suhu
- Konsentrasi
- Efek penambahan ion senama
- pengadukan
- luas permukaan zat
- volume terlarut dan pelarut
2. Berdasarkan prinsip Le Chatelier, terangkan mengenai pergeseran arah
kesetimbangan sebagai akibat dari penambahan ion senama!
Jawab :
Penambahan ion senama yaitu dengan adanya ion senama yang berlebihan
dapat menghasilkan endapan sehingga memperkecil kelarutan. Sehingga
pergeseran kesetimbangan akan mendekati kearah ion yang ditambahkan.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. 1996. Penuntun belajar kimia dasar: Kimia larutan. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti.
Anonim. 2020. Petunjuk Praktikum Kimia Logan dan Non Logam. Semarang: FST UIN
Walisongo
Oxtoby, D. 2001. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga

Bengkulu, Rabu 22 April 2020

Dosen Pengampu Praktikan

( Ulya Latifa M.Pd ) ( Wafiyyah I.F )

Anda mungkin juga menyukai