Oleh :
NIM : 1808076011
Kelas : PK-4A
PENDIDIKAN KIMIA
2020
PEMBUATAN KALIUM NIRAT
I. Tujuan
a. Untuk menenetukan harga tetapan hasil kali kelarutan garam kalsium oksalat.
b. Untuk mempelajari pengaruh konsentrasi ion oksalat pada kelarutan garam
kalsium oksalat.
K = ¿¿
Oleh karena garam AB merupakan padatan, maka koefisien aktivitasnya
sama dengan satu, dan [AB] adalah konstan, sehingga persamaan diatas dapat
disederhanakan menjadi:
Ksp = [A+] [B-]
Harga tetapan Ksp dikenal sebagai harga tetapan hasil kali kelarutan. Jadi
suatu garam sukar larut dalam air, jika dilarutkan dalam air, sebagian kecil akan
terurai menjadi ion-ionnya. Proses penguraian itu akan berhenti setelah hasil kali
kelarutan garam itu sama dengan harga K dari garam itu. (Anonim, 2020)
suatu larutan lewat jenuh biasanya dibuat dengan larutan jenuh pada
temperature yang tinggi. Menurut prinsip Le Chatelier, system pada keadaan
setimbang menanggapi salah satu pereaksinya dengan cara menggeser
kesetimbangan dimana arah pereaksi tersebut dikonsumsi. Kelarutan senyawa ion
yang sedikit larut semakin rendah kelarutannta dengan kehadiran senyawa lain
yang memberikan ion senama. Pengaruh ion senama yang ditambahkan dalam
suatu larutan jenuh akan menurunkan kelarutan, sedangkan pengaruh ion tak
senama cenderung meningkatkan kelarutan. (Oxtoby, 2001)
Ksp suatu garam adalah ukuran kelarutan garam tersebut. Jika diketahui
kelarutan molar, maka Ksp dapat dihitung. Sebaliknya jika diketahui Ksp maka
dapat dihitung kelarutan molar. Selain daripada Ksp, kadang-kadang adalah lebih
mudah jika menggunakan pKsp yaitu negatif logaritma dari Ksp (-log Ksp). Secara
umum dapat dikatakan bahwa semakin kecil Ksp maka semakin besar pKsp. Harga
pKsp yang besar (positif) menunjukkan kelarutan yang kecil, pKsp yang kecil
(negatif) menunjukkan kelarutan besar (Achmad, 1996).
Kontak mata:
segera siram denga air selama 15 menit dengan air dingin. Dapatkan bantuan medis
dengan segera
Kontak kulit :
Segera siram dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Cuci dengan sabun
desinfektan dan menutupi kulit yang terkontaminasi dengan krim anti bakteri.
Dapatkan bantuan medis dengan segera.
Inhalasi :
evaluasi korban ke daerah yang aman sesegra mungkin, endurkan pakaian ketat.
Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen. Dapatkan bantuan medis segera.
Tertelan:
jangan berikan berikan apapun melalui mulut kecuali diarahkan oleh pihak medis.
Jangan memberikan apapun mealui mulut ke bawah sadar orang. Dapatkan bantuan
medis segera.
V. Cara Kerja
CaC2O4
Tabung Reaksi
No Perlakuan Pengamatan
.
1. Asam oksalat + aquades Larutan bening dan asam oksalat larut
2. Lar asam oksalat + H2SO4 Larutan bening
3. Lar asam oksalat + H2SO4 + Larutan berwarna ungu muda
titrasi KMnO4
4. Larutan jenuh CaC2O4 Larutan berwarna keruh, tidak terjadi
endapan
5. Larutan jenuh CaC2O4 + titrasi Larutan berubah warna menjadi ungu muda
Lar Standar KMnO4
6. Larutan jenuh CaC2O4 + Larutan sedikit keruh
Na2C2O4
7. Supernatant + aquades Larutan bening
8. Supernatant + aquades + titrasi Larutan ungu muda
Lar Standar KMnO4
Data hasil titrasi 5 mL larutan jenuh CaC 2O4 dengan larutan standar KMnO4 sampai
titik ekuivalen sebagai berikut.
Titrasi Volume
ke-
1 0,5 ml
2 0,5 ml
Data hasil titrasi 5 buah tabung reaksi masing-masing berisi 5 mL CaC 2O4 ditambah
berturut 1, 2, 3, 4, dan 5 mL Na2C2O4. Kemudian diaduk sampai terjadi pengendapan
dan diambil 3 mL supernatant masing-masing larutan dan diencerkan dengan
aquades sampai 5 mL kemudian dititrasi dengan KMnO 4 sampai titik ekuivalen.
Hasil titrasi didapatkan sebagai berikut:
Titrasi Volume
ke-
1 0,5 ml
2 0,5 ml
3 0,5 ml
4 0,5 ml
5 0,5 ml
VII. Perhitungan
Molaritas KMnO4 hasil standarisasi
diketahui:
W Asam oksalat : 0,65 gr
V1 KMnO4 : 2 mL
V2 KMnO4 : 2,25 mL
V H2SO4 : 3 mL
V H2C2O4 setelah pengenceran 100 mL = 5 mL = 0.005L
v 1 KMnO 4 + v 2 KMnO 4
V rata-rata =
n
2mL +2,25 mL
=
2
= 2,125 mL = 0,002125
v H2C 2O 4
W H2C2O4 = x W H 2 C2 O 4
v pengenceran
0,005 mL
= x 0,65 gram
0,1 L
= 0,0325 gram
W 1000
M asam oksalat = x
BM V pengenceran
0,65 gram 1000
x
= gram 100 mL
125
mol
= 0,05 M
W H 2 C 2 O4 mol KMnO 4
mol KMnO4 bereaksi = x
BM H 2 C 2O mol H 2 C 2 O 4
4
0,5 ml x 0,02 M
M1 =
5 ml
M1 = 0,002 M
CaC2O4 ⇆ Ca2+ + C2O42-
0,002 M 0,002 M 0,002 M
1.6
Konsentrasi ion oksalat ( x 10-4 M)
1.4
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000
Kelarutan CaC2O4 ( x 10-2 M)
VIII. Pembahasan
Percobaan ini merupakan percobaan mengenai efek ion bersamaan
yang bertujuan untuk menentukan nilai tetapan hasil kali kelarutan garam kalsium
oksalat dan mempelajari pengaruh konsentrasi ion oksalat pada kelarutan garam
kalsium oksalat. Efek ion bersamaan merupakan suatu keadaan dimana apabila
ditambahkan ion senama dalan suatu larutan maka kesetimbangan akan bergeser
ke kiri dan membentuk endapan.
Ada dua uji yang dilakukan yang pertama yaitu standarisasi larutan kalium
permanganate. Pada standarisasi larutan ini digunakan titrasi permanganometri
dimana kalium permanganat bertindak sebagai larutan baku sekunder, sedangkan
asam oksalat sebagai larutan baku primer, titrasi dilakukan sebanyak dua kali.
Pertama-tama dilarutkan asam oksalat sebanyak 0,64 gram dengan aquades dalam
labu ukur 100 ml, kemudian 2,5 ml asam oksalat dimasukkan kedalam erlenmeyer.
Sebelum dilakukan titrasi, terlebih dahulu pada larutan asam oksalat dimasukkan
asam sulfat sebaga katalis untuk mempercepat terjadinya reaksi. Kalium
permanganat juga berfungsi sebagai autoindikator, kalium permanganat berwarna
ungu kehitaman karena pada kalium permanganat terdapat mangan yang termasuk
unsur transisi, warna yang ada pada kalium permanganate ini karena adanya
eksitasi elektron oleh mangan. eksitasi elektron merupakan perpindahan energi
dari tingkat rendah ke tingkat yang tinggi kemudian berpindah lagi ke tingkat
energy rendah dengan memancarkan cahaya yang berupa warna. Kemudian
dilakukan titrasi dengan KMnO4, sampai larutan berubah warna, setelah warnanya
konstan titrasi dihentikan. Warna larutan berubah menjadi ungu muda, hal ini
menandakan titrasi mencapai titik ekivalen. Fungsi penambahan KMnO 4 yaitu
sebagai Oksidator dan mengalami reduksi yaitu dengan mendonorkan electron.
Konsentrasi KMnO4 hasil titrasi adalah 0,001M.
Uji yang kedua yaitu penentuan konstanta hasil kai kelarutan CaC 2O4, pada uji
ini dibuat dulu larutan jenuh CaC 2O4. CaC2O4 dapat diganti dengan NaC 2O4 karena
keduanya merupakan golongan alkali dan berada pada orbital atau blok yang sama.
Larutan dubuat jenuh karena dalam larutan jenuh dari suatu garam sukar larut
terjadi kesetimbangan antara garam yang tidak larut dengan ion-ionnya. Larutan
harus tepat jenuh dimana hasil kali kelarutannya sama dengan hasil kali ion-ionnya
sehingga tidak terjadi pengendapan. Setelah larutan CaC 2O4 jenuh dititrasi dengan
KMnO4 warna larutan berwarna ungu muda, hal ini menandakan bahwa titrasi telah
mencapai titik ekivalen. Terjadi titik akhir titrasi pada standarisasi KMnO 4 bisa
dilihat dan dicapai oleh hasil kali ion-ion ketika kesetimbangan tercapai antara fase
padat dari garam yanghanya sedikit larut dalam larutan tersebut sehingga titik
akhir ditandai dengan perubahan wana pada larutan yang bias diketahui titik
ekivalennya dengan melihat banyaknya volume yang dibutuhkan untuk mencapai
titik ekivalen (titik kritis). Pengaruh [C 2O42-]2 terhadap kelarutan CaC2O4 yaitu dilihat
dari hasil kali kelarutan jadi hasil kelarutannya meningkat atau menurun bisa
dilihat dari percobaan tersebut. dari titrasi ini didapat Ksp CaC 2O4 yaitu 4 x 10-6.
Uji yang ketiga yaitu pengaruh [C2O42-] terhadap kelarutan CaC 2O4, pada uji
ini 5 tabung reaksi diisi dengan CaC 2O4 masing-masing sebanyak 5 ml. Kemudian
kedalam tabung reaksi yang telah diisi dengan CaC 2O4, berturut-tutrut ditambahkan
1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml NaC 2O4, setelah itu tabung dikocok sampai terbentuk
endapan. Selanjutnya diambil 3 ml supernatant pada masing-masing tabung
kedalam erlenmeyer, setelah itu diencerkan dengan aquades, lalu dititrasi dengan
KMnO4. Dari percobaan yang telah dilakukan didapat volume akhir masing-masing
titrasi sama semua yaitu 0,5 ml, sehingga kelarutan CaC2O4 sama semua untuk
masing masing percobaan (penambahan 1,2,3,4, dan 5ml NaC 2O4) yaitu 2,395x10-2M
dan konsentrasi ion oksalat pun juga sama semua yaitu 1,67x10 -4M. Dari kurva yang
terdapat di bagian perhitungan dapat diketahui bahwa kelarutan kalsium oksalat
setelah dilakukan penambahan kalium okslaat dengan volume yang berbeda
diperoleh hasil perhitungan yang sama. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa adanya ion bersamaan akan menyebabkan kelarutan dari suatu
zat menjadi berkurang. Seharusnya, semakin banyak kalium oksalat (ion oksalat)
yang ditambahkan, maka kelarutan kalsium oksalat menjadi lebih sedikit.
IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Ksp CaC2O4 hasil percobaan penentuan konstanta hasil kali kelarutan adalah 4 x
10-6M.
2. Penambahan ion senama kedalam suatu larutan akan
mengakibatkankesetibangan bergeser kekiri dan akan membentuk endapan.
Berdasarkan percobaan pengaruh [C2O42-] terhadap kelarutan CaC2O4 didapat
Ksp CaC2O4 yaitu 2,395x10-2 dan konsentrasi ion oksalat yaitu 1,67x10 -4.
Achmad, H. 1996. Penuntun belajar kimia dasar: Kimia larutan. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti.
Anonim. 2020. Petunjuk Praktikum Kimia Logan dan Non Logam. Semarang: FST UIN
Walisongo
Oxtoby, D. 2001. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga